DISUSUN OLEH :
NATALIA RENI DAYANTI (022018012)
DOSEN PEMBIMBING :
DESRIATI SINAGA, SST.M.Keb
B. KLASIFIKASI
a. BBLR digolongkan berdasarkan masa gestasinya:
- Prematur Murni
Adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai
dengan berat badan dengan usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan
sesuai dengan masa kehamilan.
- Dismaturitas
Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia
kehamilannya yaitu berat badan dibawah persentil 10 pada kurva perumbuhan
intrauterin biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan. (Proverawati,
2010)
b. Bayi BBLR digolongkan berdasarkanharapan hidupnya:
- Bayi BBLR, berat lahir 1500-2500 gram
- Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir 1000-1500 gram
- Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1000 gram.
C. ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor Ibu
- Penyakit
Toksemia gravifarum
Pendarahan antepartum
Trauma fisik dan psikologis
Diabetes Melitus
Neritis akut
- Usia Ibu
Usia < 16 tahun
Usia > 35 tahun
Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
- Keadaan sosial
Golongan sosial ekonomi rendah
Perkawinan yang tidak sah
- Sebab lain
Ibu yang perokok
Ibu peminum alkohol
Ibu pecandu narkoba
b. Faktor Janin
- Hidramnion
- Kehamilan ganda
- Kelainan kromosom
- Infeksi janin kronis
c. Faktor Plasenta
- Kelainan plasenta
- Plasenta previa
- Agresva plasenta
- Infark
- Tumor
- Sindrom transfusi
d. Faktor Lingkungan
- Tempat tinggal dataran tinggi
- Radiasi
- Zat-zat racun
F. Patofisiologi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur
kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah, perokok.
G. Penatalaksaan
1. Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2. Penanganan secara umum:
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu
tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara
35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan
dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi
0
kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 C,
untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil.
d. Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat
tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 %
dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang
panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan
melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah.
Penanganan BBLR Untuk Kecil Masa Kehamilan
a. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri serta menemukan
gangguan pertumbuhan
b Memeriksa kadar gula darah, bila terbukti adanya hipoglikemia harus segera diatasi
c. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
d Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi premature
e. Melakukan tracheal – washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium.
H. Pencegahan BBLR
Pada kasus BBLR pencegahan / preventif adalah langkah yang penting. Hal – hal yang
dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
waktu kehamilan muda.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
tanda – tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar
mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20 – 34 tahun ).
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
I. Perawatan BBLR
Perawatan yng dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1. Mempertahankan suhu tubuh optimal
2. Mempertahankan oksigenasi
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Mencegah dan mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi kebutuhan psikologis
7. Melibatkan program imunisas
DAFTAR PUSTAKA
Pantiawati, 2010. Bayi Dengan Berat Lahir Rendah. Yogyakarta : Muha Medika
Uliyah. Musnifatul dan AAA.Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika