Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI GADAR NEONATAL

BBLR (Berat Badan Lahir Ringan)

DISUSUN OLEH :
NATALIA RENI DAYANTI (022018012)

DOSEN PEMBIMBING :
DESRIATI SINAGA, SST.M.Keb

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


PRODI DIII KEBIDANAN
A. Defenisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram  (WHO, 1961). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam
setelah melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).

B. KLASIFIKASI
a. BBLR digolongkan berdasarkan masa gestasinya:
-  Prematur Murni
Adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai
dengan berat badan dengan usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan
sesuai dengan masa kehamilan.
-  Dismaturitas
Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia
kehamilannya yaitu berat badan dibawah persentil 10 pada kurva perumbuhan
intrauterin biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan. (Proverawati,
2010)
b.      Bayi BBLR digolongkan berdasarkanharapan hidupnya:
-  Bayi BBLR, berat lahir 1500-2500 gram
-  Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir 1000-1500 gram
-  Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1000 gram.
C. ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.  Faktor Ibu
-   Penyakit
      Toksemia gravifarum
      Pendarahan antepartum
      Trauma fisik dan psikologis
      Diabetes Melitus
      Neritis akut
-  Usia Ibu
      Usia < 16 tahun
      Usia > 35 tahun
      Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
-  Keadaan sosial
      Golongan sosial ekonomi rendah
      Perkawinan yang tidak sah
-  Sebab lain
      Ibu yang perokok
      Ibu peminum alkohol
      Ibu pecandu narkoba
b. Faktor Janin
-   Hidramnion
-   Kehamilan ganda
-   Kelainan kromosom
-   Infeksi janin kronis
c.  Faktor Plasenta
-  Kelainan plasenta
-  Plasenta previa
-  Agresva plasenta
-   Infark
-   Tumor
-    Sindrom transfusi
d. Faktor Lingkungan
-   Tempat tinggal dataran tinggi
-    Radiasi
-    Zat-zat racun

D. KOMPLIKASI YANG MUNGKIN MUNCUL


Bayi prematur dengan organ tubuh belum sempurna dan suplai nutrisi dan oksigen tidak
adekuat sehingga mengakibatkan bayi mengalami :
a    Hipotermi
Adalah suhu pada bayi kurang dari C kedua kaki dan tangan teraba dingin maka bayi
sudah mengalami hipotermi.
Hipotermi sedang (suhu C atau C),
Hipotermi berat suhu kurang dari C,
Untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan termometer ukuran rendah (law reading
thermometer) yang dapat mengukur sampai C.
b.   Asfiksia
Adalah keadaan dimana bayi baru laihir tidak langsung bernapas secara sepontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelumnya akan mengalami asfikia pada saat
lahir. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali
pusat, masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
penyebab faktor ibu (pre-eklamsia, infeksi, kahamilan lebih dari 42 minggu)
c.   Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme keseluruh tubuh melalui aliran
darah. Bayi baru lahir dengan resiko tinggi terinfeksi bila ditemukan:
-    Riwayat Kehamilan
      Infeksi pada ibu selama kehamilan, antara lain TORCH
      Ibu menderita eklamsia
      Ibu dengan DM
      Ibu mempunyai penyakit bawaan (jantung, asma, paru-paru)
-     Riwayat Kelahiran
      Persalinan lama
      Persalinan dengan tindakan (vacum, SC)
      Ketuban hijau kental
-     Riwayat Bayi Baru lahir
      Trauma lahir
      Lahir kurang bulan
      Bayi kurang mendapat cairan/kalori
Tanda bayi terkena infeksi:
-      Panas, sesak nafas, mengantuk
-      Merintih, menangis lemah
-      Susah minum
-      Konterela cembung
d.  Hipoglikemia
Terjadi terutama bila pemberian minum terlambat. Hipoglikemia ini disebabkan oleh
berkurangnya adanya gliikogen hati dan meningkatnya metabolisme bayi.
e.   Ikterus
Adalah adanya perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuning-kuningan
sebagian besar 80% akibat penumpukan bilirubin yang merupakan hasil dari pemecahan sel
darah merah lainnya karena ketidak cocokan golongan darah ibu dan bayi, peningkatan
kadarnya bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan
dalam pengeluarannya.
f.    Aspirasi mekonium
Adalah sindrom aspirasi mekonium terjadi jika janin menghisap mekonium yang bercampur
dengan cairan ketuban baik ketika bayi bayi masih berada didalam rahim maupun sesaat
setelah bayi dilahirkan. Mekonium adalah tinja janin yang pertama merupakan bahan yang
kental dan lengket dan berwarna hitam kehijauan.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1.    Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2.    Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3.    Titer torch sesuai indikasi.
4.    Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5.    Pemantauan elektrolit.
6.    Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

F. Patofisiologi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur
kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah, perokok.

G. Penatalaksaan
1.    Medis
a.    Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b.    Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c.    Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d.   Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2.    Penanganan secara umum:
a.    Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b.    Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu
tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara
35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
c.    Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan
dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi
0
kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 C,
untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil.
d.   Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat
tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 %
dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang
panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan
e.    Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi.
f.     Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan
melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah.
 Penanganan BBLR Untuk Kecil Masa Kehamilan
a.  Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri serta menemukan
gangguan pertumbuhan
b    Memeriksa kadar gula darah, bila terbukti adanya hipoglikemia harus segera diatasi
c.    Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
d     Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi premature
e.    Melakukan tracheal – washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium. 
H. Pencegahan BBLR
Pada kasus BBLR pencegahan / preventif adalah langkah yang penting. Hal – hal yang
dapat dilakukan :
1.  Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
waktu kehamilan muda.
2.  Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
tanda – tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar
mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3.   Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20 – 34 tahun ).
4.  Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

I. Perawatan BBLR
Perawatan yng dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1.      Mempertahankan suhu tubuh optimal
2.      Mempertahankan oksigenasi
3.      Memenuhi kebutuhan nutrisi
4.      Mencegah dan mengatasi infeksi
5.      Mengatasi hiperbilirubinemia
6.      Memenuhi kebutuhan psikologis
7.      Melibatkan program imunisas
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Proverawati, 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta : Muha Medika

Pantiawati, 2010. Bayi Dengan Berat Lahir Rendah. Yogyakarta : Muha Medika

Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA

Uliyah. Musnifatul dan AAA.Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai