Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN By Ny.

W DENGAN BERAT
BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG PONEK (IGD)
DI RSD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
Disusun dalam Rangka Praktik Lapangan Keperawatan Maternitas Profesi Ners
Dosen Pembimbing : Heny Prasetyorini, M.Kep,Ns

Disusun Oleh :

FEBY INDHIKA PUTRI

(2308024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2024
A. KONSEP DASAR TEORI
1. DEFINISI
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Dahulu bayi
baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut premature dan berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Ratna Dewi, 2019).
BLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari2500 gram. Dahulu
bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau samadengan 2500 gram disebut
premature. Untuk mendapatkan keseragaman, padaKongres “European
Perinatal Medicine” II di London telah disusun definisi sebagai berikut:
a) Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37minggu (259
hari).
b) Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai dengan
42 minggu (259 – 293 hari).
c) Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 mingguatau lebih (294
hari atau lebih)
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas.Prematuritas
murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masakehamilan, atau
disebut neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan (NKB-SMK).
2. ETIOLOGI
Penyebab BBLR terjadi karena beberapa faktor. Semakin muda usia kehamilan,
semakin besar resiko dapat terjadinya BBLR (Putra, 2019). berikut ini adalah faktor-
faktor yang berhubungan dengan BBLR secara umum :
a. Faktor Ibu :
1) Penyakit : hal yang berhubungan dengan kehamilan seperti toksemia,
gravidarum,pendarahan antepartum,trauma fisik dan psikologis,infeksi
akut,serta kelainan kardiovaskuler
2) Usia ibu: angka kejadian BBLR tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20
tahun dan diatas 35 tahun
3) Jarak antara kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari 1 tahun
4) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
5) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
6) Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuat dan
ibu yang perokok.
b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian bblr antara lain : kehamilan
ganda,ketuban pecah dini,cacat bawaan,kelainan kromosom,infeksi (missal :
Rubella dan Sifilis) dan hidramnion/polihidramnion.
c. Faktor ekonomi
1) Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan sosial ekonomi yang rendah
2) Gizi yang kurang
d. Faktor lingkungan
1) Terkena Radiasi
2) Terpapar Zat beracun
3. PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),tapi BB lahirnya lebih
kecil ketimbang kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram. Biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang
disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seor
ang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya
akan melahirkan bayi dengan berat normal.Dengan kondisi kesehatan yang baik,
sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada
masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu
dengan kondisi kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis
pada masahamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian
yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbu
han janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian
janindidalamkandungan,abortus,cacatbawaan,BBLR, anemia pada bayi yang dilahirk
an, hal ini dapat mengakibatkanmorbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal
secara tinggi.Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga
lebih besar (Manggiasih, 2021).
4. PATHWAYS
5. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Fatimah, 2018) Berat bayi lahir rendah memiliki manifestasi klinis sebagai
berikut :
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada anamesa sering dijumpai adanya riyawat abortus , partus premature dan
lahir mati
2) Pergerakan janin yangpertama terjadi lebih lambat , gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya sering dijumpai kehamilan oligradmnion gravidarum atau
pendarahan antrepretum
4) Pembesaran uterus tidak sesuai tuannya kehamilan
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin .
2) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu .
3) Bayi small for date san dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine.
4) Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubunhya
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan skor ballard
Penilaian usia kehamilan yang tepat penting dalam pemeriksaan bayi barulahir
untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu metodeuntuk menilai
masa gestasi yang dipakai adalah New Ballard Score (NBS).
2) Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksakadar
elektrolit dan analisa gas darah
4) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat napas
5) USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan (Sudarti, 2019).
7. KOMPLIKASI
1) Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distresrespirasi,
penyakit membran hialin
2) Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3) Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4) Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuandarah
5) Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6) Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal (Mitayani, 2020).
8. PENATALAKSANAAN
a. Medis
1) Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2) Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3) Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
4) Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang
tepat.
b. Penanganan secara umum :
1) Pengaturan suhu tubuh
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita
Hypotermia bila berada di lingkungan yang dingin.Kehilangan panas disebabk
an oleh permukaan tubuh bayi yang realtif lebih luas bila
dibandingkandengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, da
nkekurangan lemak coklat (Brown Fat).Bayi akan berkembang secara
memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,C s/d 37.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu
normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yangminimalUntuk
mencegah hypotermi, perlu diusahakan lingkungan yangcukup hangat untuk
bayi dengan caramembersihkan tubuh bayi denganhanduk bersih dan
tutupi tubuh bayi dengan handuk bersih jugadandalam keadaan istrahat
konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhutubuh bayi tetap normal.
2) Pernapasan
Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing,trachea,
bronchiolus, bronchiolus respiratorius, dan duktus alveoleris kealveoli.
Terhambatnya jalan napas akan menimbulkan asfiksia, hipoksia dan akhirnya
kematian. Selain itu bayi BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang
terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat
lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR berisiko mengalami
serangan apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat
memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh dari plasenta.Da
lam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan napas segera setelah lahir
(aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi
miring,merangsang pernapasan dengan menepuk atau menjentik tumit.Bilatin
dakan ini gagal, dilakukan ventilasi, intubasi endotrakheal, pijatan jantung dan
pemberian oksigen dan selama pemberian intake dicegah
erjadinya aspirasi.Dengan tindakan ini dapat dicegah sekaligus mengatasi
asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi BBLR.
3) Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap
infeksi.Untuk mencegah infeksi, perawat
harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi dan membersihkan tubuh bayi dengan handuk dan juga membersihkan
plasenta bayi.
4) Pemberian makanan ASI (Air Susu Ibu)
Merupakan pilihan pertama agar bayimampu mengisap.Maka setelah
bayi lahir, langsung berikan ASI secaradini atau IMD (Inisiasi Menyusui
Dini) yangsangatdianjurkan
untuk bayi yang mengalami BBLR untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya.Bayi berat lahir rendah secara relatif memerlukan lebih banyak
kalori.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian focus
a. Identitas : mengkaji identitas klien dan penanggung jawab yang meliputi ;
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
dan alamat.
b. Keluhan utama : Saat dikaji biasanya penderita mengalami BBLR (Berat bayi
lahir rendah)
c. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayatantenatal
pada kasus BBLR yaitu:
a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk,
merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti
diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnyakelahiran
multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi
tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
d) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usiakehamilan
(kehamilan postdate atau preterm).
2) Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitanyang sangat
erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
a) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasentamaupun plasenta
previa.
b) Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian
obat penenang (narkose) yang dapat menekansistem pusat pernafasan.
3) Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit keduaAS (0-3)
asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm kurang
dari 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36
cm).
c) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalusanetrecial
aesofagal.
d. Riwayat penyakit dahulu : riwayat kehamilan ibu yang mempengaruhi BBLR
e. Riwayat kesehatan keluarga : adanya keluarga yang pernah mengalami atau
menderita penyakit BBLR
f. Pola Kesehatan Sehari – hari
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsigastrointentinal,
muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan
parentral atau personde sesuai dengankondisi bayi untuk mencukupi
kebutuhan elektrolit, cairan, kaloridan juga untuk mengkoreksi dehidrasi,
asidosis metabolik,hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
a) Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
b) Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
c) Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kgBB/hari
g. Pola eliminasiYang perlu dikaji pada neonatus adalah
a) BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
b) BAK : frekwensi, jumlah
h. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum :
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanyamerintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan
menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dariresponnya terhadap
rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik

- TTV :

Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penangananasfiksia


benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresikoterjadinya hipothermi
bila suhu tubuh < 36 Cdan beresiko terjadihipertermi bila suhu tubuh < 37
CSedangkan suhu normal tubuhantara 36,5C– 37,5C, nadi normal antara
120-140 kali per menitrespirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering
pada bayi postasfiksia berat pernafasan belum teratur
- Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
2) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephalhaematom, u
bun-ubun besar cekung atau cembungkemungkinan adanya
peningkatan tekanan intrakranial.
3) Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupilmenunjukkan refleksi
terhadap cahaya.
4) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir
5) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
6) Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
7) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
8) Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suarawheezing
dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100kali per menit.
9) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcuscostaae
pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanyahernia diafragma, bising usus
timbul 1 sampai 2 jam setelahmasa kelahiran bayi, sering terdapat
retensi karena GI Tract belum sempurna.
10) Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanyatanda –
tanda infeksi pada tali pusat.
11) Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainanletak
muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia
mayor dan labia minor, adanya sekresimucus keputihan, kadang
perdarahan.
i. Pemeriksaan Penunjang
- Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya
dalammenegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita
dapatmemberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang
diperlukanadalah:
- Darah : GDA > 20 mg/dl
- Test kematangan paru
- CRP
- Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl
- Pemeriksaan thoraks
C. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1) Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) berhubungan dengan hiperventilasi, sindrom
hipoventilasi, disfungsi neuromuscular, imaturitas neurologis, kerusakan neurologis.
2) Hipotermia D.0131 berhubungan dengan berhubungan dengan imaturitas
3) Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan Ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient dan peningkatan kebutuhan metabolisme
D. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Kriteria dan Hasil Intervensi


o Keperawatan
1 Pola Napas Setelah dilakukan tindakan 2x8 jam Manajemen Jalan
Tidak Efektif diharapkan setelah dilakukan Napas (I.01011)
(D.0005) tindakan, pola napas kembali efektif Observasi
berhubungan (membaik ) L.01004) dengan  Monitor pola
dengan Kriteria hasil: napas
hiperventilasi, 1. Dispnea menurun (frekuensi,
sindrom 2. Penggunaan otot bantu napas kedalaman,
hipoventilasi, menurun usaha napas)
disfungsi 3. Pemanjangan fase ekspirasi  Monitor bunyi
neuromuscular, menurun napas
imaturitas 4. Frekuensi napas membaik tambahan
neurologis, 5. Kedalaman napas membai (misalnya:
kerusakan 6. Neonatus akan mempertahanka gurgling,
neurologis. n pola pernapasan periodik mengi,
7. Membran mukosa merah muda wheezing,
ronchi kering)
 Monitor
sputum
(jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
 Pertahankan
kepatenan
jalan napas
dengan head-
tilt dan chin-
lift (jaw thrust
jika curiga
trauma fraktur
servikal)
 Posisikan
semi-fowler
atau fowler
 Berikan
minum hangat
 Lakukan
fisioterapi
dada, jika perlu
 Lakukan
penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik
 Lakukan
hiperoksigenas
i sebelum
penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan
sumbatan
benda padat
dengan forsep
McGill
 Berikan
oksigen, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan
asupan cairan
2000 ml/hari,
jika tidak ada
kontraindikasi
 Ajarkan
Teknik batuk
efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu.

2 Hipotermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen


D.0131 keperawatan 2x8 jam diharapkan Hipotermia
berhubungan termoregulasi membaik, dengan (I.14507)
dengan kriteria hasil : Termoregulasi Observasi
berhubungan (L.14134)  Monitor suhu
dengan 1. Menggigil menurun tubuh
imaturitas 2. Kulit merah menurun  Identifikasi
3. Suhu tubuh membaik penyebab
4. Hipoksia menurun hipotermia
5. Konsumsi oksigen menurun  Monitor tanda
6. Kutis memorata menurun dan gejala akibat
7. Ventilasi membaik hipotermia
Terapeutik
 Sediakan
lingkungan yang
hangat
 Ganti pakaian
atau linen yang
basah
 Lakukan
penghangatan
pasif
 Lakukan
penghangatan
aktif eksternal
 Lakukan
penghangatan
aktif internal
Edukasi
 Anjurkan minum
hangat

3 Defisit nutrisi Setelah dilakukan


tindakan Promosi berat badan
(D.0019) keperawatan 2x 8 jam diharapkan (I.03136)
berhubungan status nutrisi bayi membaik
, Observasi
dengan dengan kriteria hasil : status nutrisi  Identifikasi
kemungkinan
Ketidakmampua bayi (L.03031)
penyebeb BB
n mengabsorbsi 1. Berat bdana meningkat kurang
nutrient dan 2. Panjangbadan meningkat  Monitor adanya
mual dan muntah
peningkatan 3. Kulit kuning menurun  Monitor berat
kebutuhan 4. Sklera kuning menurun badan
metabolisme 5. Membran mukosa kering
Terapeutik
menurun  Berikan perawatan
6. Prematuritas menurun mulut sebelum
pemberian makan
7. Pucat menurun  Sediakan makanan
8. Kesulitan minum ASI menurun yang tepat sesuai
kondisi pasin
9. Proses tumbuh kembang
membaik Edukasi
10. Lapisan lemak membaik
 Jelaskan
peningkatan
asupan kalori
yang
dibutuhkan, .jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. (2018). Hubungan Antenatal Care dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah pada Ibu
Aterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Manggiasih. (2021). Patofisiologi BBLR.
Mitayani. (2020). Asuhan Keperawatan Pada BY.K di RSI. Jurnal Medika.
Putra. (2019). Asuhan neonatus dan balita untuk keperawatan dan kebidanan. D-Medika.
Ratna Dewi. (2019). kebidanan komunitas. Nuha Medika.
Sudarti. (2019). Pemeriksaan Penunjang BBLR. 01, 1–23.

Anda mungkin juga menyukai