Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan

BBLR di RSUD Bangil Kab.Pasuruan

Disusun oleh :
1. Melani Nur Hidayati (1901110573)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


BBLR

PENGERTIAN
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut
premature. Untuk mendapatkan keseragaman, pada Kongres “European Perinatal Medicine”
II di London telah disusun definisi sebagai berikut:
Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari).
Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai dengan
42 minggu (259 – 293 hari).
Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)

Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas murni adalah bayi lahir
dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan
berat badan untuk masa kehamilan, atau disebut neonatus kurang bulan-sesuai masa
kehamilan (NKB-SMK) (Kristiyanasari, 201).
KLASIFIKASI
Berdasarkan BB lahir

a) BBLR : BB < 2500gr


b) BBLSR : BB 1000-1500gr
c) BBLASR : BB <1000 gr
Berdasarkan umur kehamilan

a) Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa kehamilan/ gestasi
(neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/ NKB-SMK).
b) Dismatur (IUGR), BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat bayi
mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan
(KMK). Dismatur dapat terjadi dalam pre-term, term dan post-term yang terbagi dalam :
 Neonatus kurang bulan : kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK),
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
 Neonatus cukup bulan : kecil untuk masa kehamilan (NCB – KMK),
dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari)
 Neonatus lebih bulan : kecil untuk masa kehamilan (NLB – KMK), 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:

 Toksemia gravidarum
 Perdarahan antepartum
 Truma fisik dan psikologis
 Nefritis akut
 Diabetes mellitus
b. Usia Ibu

 Usia <16 tahun


 Usia >35 tahun
 Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan sosial

 Golongan sosial ekonomi rendah


 Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain

 Ibu yang perokok


 Ibu peminum alcohol
 Ibu pecandu narkotik

e. Faktor janin

 Hidramnion
 Kehamilan ganda
 Kelainan kromosom

f. Faktor lingkungan

 Tempat tinggal dataran tinggi


 Radiasi
 Zat-zat racun.
PATOFISIOLOGI

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya,
bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya lebih kecil
ketimbang kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.

Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan
ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan
bayi dengan berat normal.

Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu
akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih
lagi bila ibu menderita anemia.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada


pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR,
anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan morbiditas dan
mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.

Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
GEJALA KLINIS

1. Prematuritas murni

 Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada krang dari 30 cm
 Masa gestasi kurang dari 37 minggu
 Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin
 Kepala lebih besar dari badan
 Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
 Lemak subkutan kurang
 Ubun- ubun dan satura lebar
 Rambut tipis dan halus
 Tulang rawan dan daun telinga immature
 Putting susu belum berbentuk dengan baik
 Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat
 Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
(pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki)
 Bayi masih posisi fetal
 Pergerakan kurang dan lemah
 Otot masih hipotonik
 Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
serangan apnoe
 Reflex tonic neck lemah
 Reflex menghisap dan menelan belum sempurna

2. Dismatur (IUGR)
a) Pre-term: sama dengan bayi prematuritas murni
b) Post-term:
1. kulit pucat/bernod, mekonium kering keriput, tipis
2. vernix caseosa tipis/ tidak ada
3. jaringanlemak dibawah kulit tipis
4. bayi tampak gesit, aktif dan kuat
5. tali pusat berwarna kuning kehijauan

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan skor ballard

Penilaian usia kehamilan yang tepat penting dalam pemeriksaan bayi baru lahir
untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu metode untuk menilai
masa gestasi yang dipakai adalah New Ballard Score (NBS).

2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan


3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/ diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat napas
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.

PENATALAKSANAAAN

1. Medis

 Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen


 Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
 Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
 Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang
tepat

2. Penanganan secara umum :

 Pengaturan suhu tubuh

Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia bila berada di
lingkungan yang dingin.Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi
yang realtif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan
lemak dibawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (Brown Fat).Bayi akan
berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu
normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimalUntuk
mencegah hypotermi, perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi
dengan cara membersihkan tubuh bayi dengan handuk bersih dan tutupi tubuh bayi
dengan handuk bersih juga dan dalam keadaan istrahat konsumsi oksigen paling
sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal.

 Pernapasan

Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing, trachea, bronchiolus,
bronchiolus respiratorius, dan duktus alveoleris ke alveoli. Terhambatnya jalan
napas akan menimbulkan asfiksia, hipoksia dan akhirnya kematian. Selain itu bayi
BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi selama proses kelahiran
sehingga dapat lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR berisiko mengalami
serangan apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat memperoleh
oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh dari plasenta.Dalam kondisi
seperti ini diperlukan pembersihan jalan napas segera setelah lahir (aspirasi lendir),
dibaringkan pada posisi miring, merangsang pernapasan dengan menepuk atau
menjentik tumit.Bila tindakan ini gagal, dilakukan ventilasi, intubasi endotrakheal,
pijatan jantung dan pemberian oksigen dan selama pemberian intake dicegah
terjadinya aspirasi.Dengan tindakan ini dapat dicegah sekaligus mengatasi asfiksia
sehingga memperkecil kematian bayi BBLR.

 Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi dan membersihkan tubuh bayi dengan handuk
dan juga membersihkan plasenta bayi.

 Pemberian makanan

ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama agar bayi mampu mengisap.Maka
setelah bayi lahir, langsung berikan ASI secara dini atau IMD (Inisiasi Menyusui
Dini) yang sangat dianjurkan untuk bayi yang mengalami BBLR untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya.Bayi berat lahir rendah secara relatif memerlukan lebih
banyak kalori.

KOMPLIKASI

 Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,


penyakit membran hialin
 Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
 Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
 Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
 Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
 Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

Daftar Pustaka
Aminullah Asril. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo
Effendi Nasrul. 2012. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Talbot Laura A. 2007, Pengkajian Keperawatan, EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai