Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATAN TOKSIKOLOGI

JAMUR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pembimbing :
Ns. Meida Laely S.Kep., MNS

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Nama NIM
Anggit Muktiadi 2211020167
Halimatus Sya’dyah 2211020144
Kuat Widodo 2211020173
Puput Jeni A 2211020135
Sigit Paryadi 2211020145

ALIH JENJANG PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
A. DEFINISI

Keracunan jamur merujuk kepada dampak buruk dari masuknya unsur racun dari
sebuah jamur ke dalam tubuh. Amanita phalloides adalah fungi Basidiomycota yang
beracun dan mematikan, salah satu dari banyak dalam genus Amanita. Beberapa
amatoksin akan menyebabkan iritasi dan rasa sakit yang parah dan bahkan kerusakan
pada mata dan kulit pada kontak. Mereka dapat diserap melalui kulit menyebabkan efek
berpotensi mematikan yang sama dengan menelan atau inhalasi.

B. ETIOLOGI
A. phalloides adalah salah satu yang paling beracun dari semua jamur payung yang
dikenal. Amatoksin, kelas racun yang ditemukan dalam jamur ini, termostabil: mereka
menolak perubahan karena panas dan karena itu, efek toksik mereka tidak berkurang
dengan memasak. Tingkat keparahan keracunan tergantung pada jumlah toksin (dosis
mematikan -amanitin untuk manusia adalah 0,1 mg/kg)

C. PATOFISIOLOGI
Jumlah toksin (0,1 mg/kg) yang masuk ke dalam tubuh kemudian timbul keluhan
utama adalah mual pada pasien diikuti oleh muntah pada pasien. Keluhan lain termasuk
sakit kepala, pusing, malaise, mulut kering, afasia, disartria, diaforesis, dan hipersalivasi,
yang merupakan dari semua keluhan. Jamur dengan racun yang bekerja lambat (paling
menonjol adalah A. phalloides) menyebabkan kerusakan sel dan gejala keracunan
menjadi nyata dalam waktu 6-24 jam setelah dikonsumsi. Pada keracunan A. phalloides,
gejalanya meliputi muntah yang semakin parah, sakit perut, dan diare. Enzim hati
meningkat pada kerusakan hati.

D. GEJALA KLINIS
Pada keracunan A. phalloides, gejalanya meliputi muntah yang semakin parah, sakit
perut, dan diare. Enzim hati meningkat pada kerusakan hati.
Keluhan lain termasuk sakit kepala, pusing, malaise, mulut kering, afasia, disartria,
diaforesis, dan hipersalivasi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan AST, ALT, PTT, dan INR dapat digunakan sebagai prediktor
F. TATA LAKSANA DAN TERAPI

Keracunan
Jamur

GEJALA :
MUAL, MUNTAH, SAKIT PERUT, DIARE
SAKIT KEPALA, MALAISE, HIPERSALIVASI

PASIEN YANG DI PASIEN YANG


OBSERAVASI/ MENOLAK DI
DIOBATI OBSERAVASI/
DIOBATI
NORMAL AST, ALT
AST, ALT, TINGGI

TERAPI SUPORTIF TRANSPLA


DAN HIDUP NTASI MATI
KONVENSINAL HATI

Terapi :
1. Terapi onvensional : bilas lambung dan arang aktif direkomendasikan pada tahap
awal (dalam 1 jam) dari konsumsi AP untuk secara efektif mengurangi
penyerapan amatoxin
2. Terapi suportif : obat yang paling banyak digunakan sendiri atau dalam
kombinasi melawan adalah penisilin G, N-Acetylcysteine, dan silibinin .
Penisilin G dan silibinin bekerja dengan menghambat pengambilan amatoxin oleh
hepatosit. NAC memiliki sifat daur ulang antioksidan dan glutathione. Obat ini
dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi
3. Tranplantasi hati jika ada nekrosis hati

G. PERBEDAAN TATA LAKSANA DENGAN JURNAL

TENTANG TEORI JURNAL


TANDA • Masa laten gejala keracunan menjadi nyata dalam waktu
DAN timbul dlm 6 jam
6-24 jam setelah dikonsumsi : muntah, sakit
GEJALA • Sakit perut
disertai diare perut, dan diare. Enzim hati meningkat pada
kadang
kerusakan hati.
bercampur
darah, Keluhan lain termasuk sakit kepala, pusing,
• Muntah
malaise, mulut kering, afasia, disartria,
• Berkeringat
banyak diaforesis, dan hipersalivasi
TATA • Netralisasi dgn 1. Terapi onvensional : bilas lambung dan
LAKSANA cairan arang aktif direkomendasikan pada tahap
DAN • Upayakan awal (dalam 1 jam) dari konsumsi AP untuk
TERAPI muntah secara efektif mengurangi penyerapan
• Berikan norit 1-2 amatoxin
sendok makan 2. Terapi suportif : obat yang paling banyak
dgn air hangat digunakan sendiri atau dalam kombinasi
• Berikan antidot melawan adalah penisilin G, N
SA 1 mg IV Acetylcysteine, dan silibinin . Penisilin G
• Jk mengandung dan silibinin bekerja dengan menghambat
Metilhidrazin pengambilan amatoxin oleh hepatosit. NAC
berikan memiliki sifat daur ulang antioksidan dan
piridoksin 25 glutathione. Obat ini dapat digunakan sendiri
mg/kg BB IV atau dalam kombinasi
• Jaga 3. Transplantasi hati jika ada nekrosis hati
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
• Diet tinggi
karbohidrat

H. KESIMPULAN
Durasi periode laten, AST, ALT, PTT, dan INR dapat digunakan sebagai prediktor hasil
yang merugikan. Studi dengan jumlah kasus yang lebih besar diperlukan untuk
menyelidiki lebih lanjut prediktor hasil di keracunan jamur.

Anda mungkin juga menyukai