Oleh :
Eka Desnita,M.Farm.,Apt.
1
POKOK BAHASAN
2
TUKAK PEPTIK
Batasan :
Kerusakan atau hilangnya jaringan dari
dari mukosa, sub-mukosa, sampai ke
muskularis mukosa didaerah saluran
cerna bagian atas, berbatas tegas, dan
ada hubungannya dengan cairan asam
lambung serta pepsin.
3
Ulkus peptikum umunya terjadi di
lambung, duodenum atau esophagus.
Penyebabnya adalah bermacam-
macam, dan keadaannya dapat
diperparah oleh asam lambung (HCl
dan pepsin) yaitu menimbulkan rasa
sakit atau muntah.
PATOFISIOLOGI
8
TUJUAN TERAPI
Meredakan keluhan
Menyembuhkan tukak yang aktif
Mencegah kekambuhan dan
komplikasi perlukaan dan perdarahan
mukosa lambung
Meminimalkan dampak sosioekonomi
akibat sakit
9
PRINSIP PENGOBATAN
DIAGNOSA AKURAT
EJUKASI PASIEN
TERAPI INDIVIDU
PENGATURAN DIET
PENGOBATAN SUPPORTIVE
10
PENATALAKSANAAN
11
1. MERUBAH POLA HIDUP
Berhenti merokok
Berhenti minum aklohol
Berhenti minum obat
yang mengganggu TGI
12
2. TERAPI DENGAN OBAT
14
KOMPLIKASI
1. PERDARAHAN
2. PERFORASI
3. OBSTRUKSI
4. STENOSIS PILORIK
15
KEBIASAAN PENGGUNAAN OBAT
YANG TIDAK DIANJURKAN
Spasmolitik
Penggunaan Multivitamin
16
INFORMASI UNTUK PASIEN
Hindari ma/mi atau obat-obatan yang
menyebabkan atau memperberat unkul
peptikus
Mengatur jadwal makan untuk
menghindari lambung kosong dengan
jenis makanan yang lunak dan mudah
dicerna
17
Antasida
Antasida adalah obat yang dapat menetralkan
asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik.
Disini antasida tidak mengurangi produksi HCl,
tetapi hanya meninggikan pH yang dapat
menyebabkan penurunan aktivitas pepsin.
Pada dosis standar (10-15 ml cairan atau 1
tablet) antasida hanya dapat mengatasi nyeri,
tetapi jika dosis ditingkatkan (20-40 ml atau 2
tablet) akan berefek pada penyembuhan ulkus.
Aluminium hidroksida sering digunakan
secara tunggal atau sendiri (Alugel,
Alukol), sedangkan yang paling sering
digunakan adalah dalam bentuk kombinasi
dari beberapa antasida dan kadang-
kadang ditambahkan zat antiflatulens
(simetikon) untuk mengeluarkan gas dari
lambung (Mylanta, Farmacrol,
Promag, Plantacid).
Bentuk sediaan antasida ini dapat berupa
tablet kunyah maupun suspensi.
Untuk penggunaan sebaiknya diberikan
segera setelah makan atau sebelum tidur
malam.
Selain itu, antasida dapat mengganggu
absorpsi antibiotik pada saluran cerna,
khususnya tetrasiklin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum pemberian antasida, yaitu;
Riwayat pasien perlu dikaji terlebih
41
PATOFISIOLOGI
42
Diare mengakibatkan hilangnya cairan secara berlebihan
dan dapat menimbulkan dehidrasi dan hilangnya elektrolit,
mungkin juga disertai spasme kolon dan nyeri.
Penyebab diare banyak antara lain penggunaan antibiotik,
laksatif, intoleransi laktosa, infeksi virus, infeksi bakteri dan
sebagainya.
Obat yang digunakan untuk pengobatan diare secara umum
dibagi atas 3 kelompok utama yang meliputi absorbens dan
agens hidrofilik yang mengurangi air dalam usus dan
antimotilitas yang menghilangkan spasme kolon dan nyeri.
Terapi pendukung yang mungkin diperlukan berupa
pengganti cairan, pengganti elektrolit dan pemberian
dekstrosa (glukosa).
MASALAH YANG DIHADAPI
Dehidrasi
Kekurangan elektrolit
44
45
MASALAH DIARE AKUT
URO
46
MASALAH DALAM
PENGOBATAN DIARE
Pengobatan diare akut yang benar dengan URO
dapat mengurangi kematian karena dehidrasi
sampai > 95%
Masih banyak upaya pengobatan diare
dilakukan secara tidak rasional :
Meninggalkan URO
47
Sambungan :
Obat yang sering digunakan secara tidak
tepat memberi resiko yang lebih besar
dibanding manfaatnya :
Antimikroba
Spasmolitika
Adsorbens
Antisekresi
48
Absorpbens
Termasuk dalam kelompok obat ini
misalnya kaolin, aluminium hidroksida,
attalpugit dan activated charcoal. Obat-
obat ini diberi dalam bentuk tunggal atau
kombinasi, seperti Kaopectate,
Kaolimec, Guanistrep, Biodiar, Neo
Entrostop, Neo Diaform, Bekarbon.
Agens hidrofilik
Agens ini memiliki kapasitas yang
tinggi dalam mengabsorpsi air dalam
usus, pada saat minum obat ini
sebaiknya sedikit mungkin
menggunakan air. Misalnya
karboksimetil selulose (Isogel,
Sterkulia), psyllium hydrophilic
(Mulax).
Obat antimotilitas
Obat-obat ini mempunyai efek menghambat
motilitas usus sehingga mengurangi
peristaltik. Misanya kodein fosfat yang
merupakan analgesik narkotik dan
mengurangi nyeri diare, loperamid
(Imodium, Renamid, Motilex, Lodia,
Antidia), dosis yang digunakan adalah 2-4
mg setiap setelah diare dan maksimal 16
mg/hari.
Obat Lain-lain
1) Laktobasilus (Dialac, Lacbon,
Lacidofil), dosis yang digunakan
adalah 1-4 sachet atau tablet/hari.
2) Bismuth subsalisilat (Scantoma),
dosis yang digunakan adalah 750
mg/hari.
Sambungan.
3) Tinidazol (Fasigyn) dan metronidazol
(Flagyl, Trogyl), digunakan untuk diare
pada giardiasis dan disentri amuba, serta
penggunaan antibiotik pada diare yang
disebabkan oleh bakteri.
4) Antiemetika, diberikan untuk mengatasi gejala
muntah dan mual. Misalnya domperidon
(Motilium, Vometa, Dometic) fenotizin
(Stelazine, Largactil), metoklorpramid
(Nilatika, Primperan, Sotatic).
KEBUTUHAN ANTIMIKROBA
Antimikroba diperlukan hanya pada kasus-
kasus diare spesifik
Kolera
Sigelosis
Amubiasis
Giardiasis
55
Penyakit Gejala khusus Tx Utama Tx Alterntf
56
TETRASIKLIN
57
METRONIDAZOL
58
KLORAMFENIKOL
Tidak debenarkan dipakai pada diare
akut non-spesifik karena tidak ada
indikasi
Hanya digunakan pada demam tifoid
Resiko efek samping : depresi sum-sum
tulang dan anemia aplastik
59
AMOKSISILIN
Indikasi dalam diare hanya untuk sigellosis
Tidak ada manfaat kilinis untuk diare akut
non-spesifik
ESO : reaksi hipersensitif
Dapat memperberat diare
Dampak : meningkatkan biaya
pengobatan
60
SPASMOLITIKA
62
NASEHAT UNTUK DI RUMAH