Anda di halaman 1dari 46

FARMAKOTERAPI ULKUS PEPTIKUM DAN

GERD

Dr. Diana Laila Ramatillah, M. Farm, Apt


PhD Clinical Pharmacy
Dr. Aprilita Rina Yanti Eff., M.Biomed., Apt.
ULKUS PEPTIKUM
Definisi
• pembentukan asam dan pepsin ↑ →putusnya kontinuitas mukosa
lambung yang meluas → terbentuknya ulkus pada saluran pencernaan
bagian atas.
Macam-Macam Peptic Ulcer
• Esofagitis,
• Tukak Lambung,
• Tukak Duodenum
PATOFISIOLOGI

aggressive factors
(gastric acid and
pepsin)

protective factors
(mucosal defense
and repair)

Sumber: Dipiro, J.T., dkk


(2018)
PATOFISIOLOGI
KELEBIHAN
ASAM

ULKUS

PENURUNAN PENINGKATAN
PRODUKSI PENYALURAN
MUKUS ASAM
MEKANISME SEKRESI ASAM DI LAMBUNG
GASTRIN

• Gastrin merupakan hormon yang disintesa oleh sel endotelium di


mukosa antrum lambung dan duodenum

• EFEK UTAMA : stimulasi sekresi asam lambung oleh sel parietal


• EFEK TIDAK LANGSUNG : meningkatkan sekresi pepsinogen, menstimulasi
aliran darah dan motilitas lambung, sehingga dapat meningkatkan sekresi asam
lambung.
PROSTAGLANDIN
❑ Prostaglandin mempunyai peranan penting untuk mempertahankan
mukosa saluran cerna terhadap pengaruh sekitarnya.
❑ Banyak zat iritan yang ditemukan pada mukosa saluran cerna yang dapat
merusak epitel bila sekresi prostaglandin terganggu.
❑ Prostaglandin seri A dan E telah diketahui sejak 1967 menghambat sekresi
asam lambung dan dapat mencegah tukak peptik
MEKANISME ANTI TUKAK PEPTIK DARI PROSTAGLANDIN

a. Sitoprotektif b. Inhibisi sekresi asam

Sekresi Sekresi Hambat aktivasi


mukus bikarbonat adenilat siklase →
pe↓ cAMP →
menghambat
sekresi asam
Aliran darah lambung
lambung
Faktor eksogen
Tujuan
Terapi Ulkus
secara
umum
menghilangkan
rasa sakit mengurangi
karena ulkus komplikasi
ulkus
mencegah
penyembuhan
kekambuhan
ulkus
ulkus
TUJUAN TERAPI ULKUS KARENA
H. pylori

Memberantas
H. pylori

Menyembuhkan
ulkus

Menyembuhkan
penyakit
Source:
Pharmacotherapy A
Pathophysiologic
Approach 7th ed.
Misoprostol Ranitidine
PGE2 Gastrin
Histamine _
ACh + Proglumide
_

M3 _ H2
Adenyl
PGE cyclase
+ Gastrin
+ receptor + receptor

Ca++ ATP cAMP Ca++


+ + +

Protein Kinase
(Activated)

K+ + H+
K

Parietal cell
Proton pump
_ Lumen of stomach
Omeprazole _
Gastric acid Antacid 13
Antagonis H2
Analog
Prostaglandin
Penghambat
asam PPI
lambung

Antikolinergik

OBAT
ULKUS ANTASIDA
pelindung
mukosa kelator

antibiotik
1. Obat yang menghambat sekresi asam lambung

Anti
Analog
Penghambat muskarinik Prostag
Antagonis Pompa (Anti
Reseptor H2 lan Antasida
Proton koli
din
nergik)
Antagonis Reseptor H2

Bekerja menghambat sekresi asam lambung

Antagonis reseptor H2 yang ada pada saat ini adalah simetidin,


ranitidin, famotidin,dan nizatidin.

Bumiramid dan metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang


pertama kali ditemukan, namun karena toksik tidak digunakan di klinik.
Proton Pump Inhibitor (PPI)
• Mengurangi sekresi asam lambung dengan jalan

Mekanisme kerja
menghambat enzim H+, K+, ATPase (enzim ini dikenal
sebagai pompa proton) secara selektif dalam sel-sel
parietal

• Penghambatan terhadap enzim pompa proton maksimal

Farmakologi
bertahan selama 4 jam, tetapi produksi asam lambung
kembali ke jumlah normal

• Obat-obat golongan ini mempunyai masalah


bioavailabilitas karena mengalami aktivitasi di dalam
Farmakokinetik lambung.
Proton Pump Inhibitor (PPI)
❑ Obat golongan PPI yaitu Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol,
Rabeprazol, Dan Esomeprazol. Tetapi obat yang sering digunakan
adalah Omeprazol dan Lansoprazol
❑ Penghambat pompa proton merupakan pengobatan jangka pendek
yang efektif untuk tukak lambung dan duodenum.
❑ Selain itu, juga digunakan dalam kombinasi dengan antibiotika untuk
eradiksi H. pylori.
Efek Samping PPI
Umum : Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal.

Omeprazole & Lansoprazol


• Urtikaria
• Mual & muntah
• Konstipasi
• Kembung
• Nyeri abdomen
• Lesu
• Paraestasia
• Nyeri otot & sendi
• Pandangan kabur
• Edema perifer
• Gangguan fungsi hati
• Depresi
• Mulut kering
C. ANTIMUSKARINIK (ANTIKOLINERGIK)

menghambat kerja ACh


=> antiparasimpatis;
dengan menempati
antispasmodik
reseptor ACh

Respon utama :
menghambat saraf
menurunkan motilitas
parasimpatis→ saraf
GI, mengurangi salivasi,
simpatis menjadi
midriasis, meningkatkan
dominan
denyut nadi
EFEK PADA GASTROINTESTINAL

Merelaksasi tonus otot


polos saluran GI

Mengurangi motilitas
dan peristaltik GI

Mengurangi sekresi
lambung dan usus halus
1. ATROPIN
• Mekanisme kerja:
Antagonis kompetitif terhadap ACh pada reseptor
muskarinik. Tonus dan motilitas GI berkurang.
• Farmakologi:
merelaksasi otot-otot polos saluran GI dan
mengurangi peristaltik →antispasmodik untuk
mengobati tukak peptik
• Farmakokinetik:
mudah diabsorpsi, sebagian dimetabolisme dalam
hati dan diekskresikan ke dalam urin
2. PROPANTELIN (Pro-Banthine)
• Mekanisme kerja:
Menghambat efek muskarinik dari ACh pada reseptor postganglionik
muskarinik → penurunan sekresi lambung dan berkurangnya spasme.
• Farmakologi:
mengurangi sekresi lambung dan spasme GI → antispasmodik untuk
mengobati tukak peptik dan spasme usus halus
• Farmakokinetik:
Sebagian diabsorpsi melalui saluran GI, sebagian lagi diinaktivasi di dalam
saluran usus halus. Obat ini diekskresi ke dalam empedu dan urin. Mula kerja:
0,5-1,0 jam; waktu mencapai konsentrasi puncak: 2-4 jam; lama kerja: 6 jam
• Interaksi:
antihistamin, fenotiazin, atropin, antidepresi,
penghambat MAO, antasid

• Efek samping:
bingung, mulut kering, midriasis, retensi urin, konstipasi,
impotensi
• Reaksi yang merugikan:
takikardia, halusinasi
• Dosis:
PO: 7,5-15 mg, sebelum makan
3. PIRENZEPIN (Gastrozepin)
• Mekanisme kerja:
Antagonis kompetitif, spesifik pada reseptor M1. Efek
kolinergik terhadap sekresi asam lambung dan pepsin
serta pengosongan lambung dihambat.
• Farmakologi:
profilaksis dan terapi ulkus lambung serta duodenum
• Farmakokinetik:
Diabsorpsi di saluran GI; bioavailabilitas 20-30%; ikatan
protein plasma 10%; t1/2 10-11 jam; metabolisme hingga
10%; eliminasi 50% di ginjal
4. DICYCLOMINE
• Mekanisme kerja:
menghambat reseptor ACh untuk berikatan dengan
reseptor muskarinik pada sel parietal → menghambat
sekresi asam lambung
• Interaksi:
antiaritmia, antihistamin, MAO inhibitor
• Efek samping:
mulut kering, penglihatan kabur, takikardi, retensi
urin, konstipasi
D. ANALOG PROSTAGLANDIN
misoprostol

Mekanisme kerja: merupakan suatu analog prostaglandin E1 yang


berefek menghambat sekresi asam lambung dan bersifat sitoprotektif
untuk mencegah tukak saluran cerna yang diinduksi obat-obat AINS.

Indikasi: untuk profilaksis tukak lambung pada pasien


beresiko tinggi (usia lanjut dan pasien yang pernah
menderita tukak lambung atau perdarahan sal. Cerna yg
memerlukan AINS)

Dosis dan sediaan: oral, dewawa 200 mg 4 kali/hari atau


400 mg 2kali/hari
GOLONGAN ANTASIDA
❑ Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung → untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik.
❑ Mekanisme Kerja : Antasida (basa lemah) → ↑ pH (optimal 4,5) → ↓
aktivitas pepsin (tidak mengurangi volume HCl yang dikeluarkan lambung)
❑ Mulai kerja bergantung pada kelarutan dan kecepatan netralisasi asam
❑ Masa kerja bergantung pada kecepatan pengosongan lambung
antasida

sistemik nonsistemik

diabsorpsi dalam usus halus sehingga hampir tidak diabsorpsi dalam usus sehingga
menyebabkan urin bersifat alkalis. tidak menimbulkan alkalosis metabolik.

Pasien kelainan ginjal


➔ alkalosis metabolik.

Alumunium hidroksida
Kalsium karbonat
Magnesium hidroksida
Natrium Bikarbonat Magnesium trisilikat
Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
• Merupakan antasid golongan sistemik
• Natrium bikarbonat cepat menetralkan asam lambung karena daya larutnya tinggi. Reaksi yang terjadi di
dalam lambung adalah:

NaHCO3 + HCl NaCl + CO2 + H2O

❑ Indikasi : Untuk mengatasi asidosis metabolic, alkalinisasi urin, dan


pengobatan local pruritus.
❑ Sediaan : Natrium bikarbonat tersedia dalam bentuk tablet 500-1000 mg.
Satu gram natrium bikarbonat dapat menetralkan 12 mEq asam (Gelusil
II).
❑ Dosis : 1-4 gram. G
Penguat Daya Tahan Mukosa Lambung

Pelindung Mukosa Lambung

Proglumide

Gefarnate
Sukralfat

Setraksat

pelindung
mukosa
lambung
Karbenoksolon

Senyawa
Bismuth
SUKRALFAT
MEKANISME AKSI

mengikat senyawa yg
release anion
Sucralfat + asam bermuatan positif
sukralfat
kuat a.l protein

Menstimulasi mekanisme
Membentuk melekat pd
proteksi mukosa oleh
kompleks gel mukosa yg rusak
mukus, bikarbonat, dan
dgn mukus dan normal
prostaglandin
✓ Interaksi :
✓ Menurunkan absorpsi
ES : siprofloksasin, norfloksasin,
✓ konstipasi ringan (2-10%) tetrasiklin, fenitoin,
→ paling sering ! → krn ketokonazol, tirosin, mungkin
mengandung aluminium menurunkan absorpsi
✓ nausea, warfarin, dan glikosida
✓ gangguan pencernaan, jantung.
✓ mulut kering, ✓ Penggunaan obat-obatan
✓ ruam, tersebut di atas sebaiknya
✓ gatal-gatal, dilakukan pada 2 jam
✓ nyeri punggung, sebelum atau sesudah
✓ pusing, sakit kepala, vertigo pemberian Sukralfat
✓ mengantuk
Senyawa Bismuth ➢ Bismuth salisilat
➢ Tripotasium disitratobismutat
➢ koloidal bismut subsitrat

• Mekanisme kerja
berikatan dengan ulkus, pada pH asam (< 5) membentuk lapisan
pelindung yang selektif di dasar ulkus (berupa kompleks bismuth
glikoprotein) dan merangsang prostaglandin serta sekresi
bikarbonat mukosa, bertindak sebagai barier terhadap difusi asam,
pepsin dan empedu.

• Indikasi
tukak lambung & tukak duodenum,
kombinasi dgn Antibiotik → eradikasi H.pylori
Dosis dan Posologi :

• Triple therapy: bismuth salisilat (525 mg), tetrasiklin (500 mg) dan
metronidazole (250 mg), masing-masing digunakan 4x sehari selama 2 minggu.
• Tripotassium dicitratobismuthate sebagai protektor mukosa digunakan triple
therapy (bersama metronidazole dan tetrasiklin atau amoksisilin).
• Dosis yang digunakan 240 mg 2x sehari atau 120 mg 4x sehari secara oral
sebelum makan. Pengobatan dilakukan selama 4 minggu atau 8 minggu jika
perlu.
• Ketika digunakan dalam triple therapy dosisnya 120 mg 4x sehari selama 2
minggu.
• Jangka waktu pemakaian regimen dosis ini yaitu 14 hari.
SETRAKSAT
• Ester dari asam traneksamat
• Mekanisme kerja: Proteksi mukosa lambung yang bekerja lokal→me↑ aliran darah
mukosa/memperbaiki mikrosirkulasi mukosa di tepi ulkus dan di mukosa yang bebas
ulkus.
• Dosis : Setraksat (200 mg 4 x sehari sesudah makan dan sebelumtidur atau 400 mg 2
kali sehari)
Karbenoksolon
❑ Suatu derivat asam glikonizinat sintetik
❑ Mekanisme kerja:
❑ stimulasi sekresi mukus,
❑ stabilisasi membran sel dan mempercepat regenerasi sel-sel
epitel permukaan yang rusak (mekanisme sitoproteksi:
sebagian melalui peningkatan kadar PG di mukosa akibat
penghambatan deaktivasinya), aktivasi anti peptik (sebagai
yang membentuk sawar lokal).
❑Dengan dosis 200 -300 mg sehari, efek obat ini
sebanding dengan simetidin dalam mempercpat
penyembuhan ulkus lambung dan duodenum
❑ES : retensi garam dan air, edema, hipertensi,
hipokalemia.
❑Karena efk samping sistemiknya yang berpotensi
membahayakan, obat ini sekarang sudah tidak
digunakan
Eradikasi H.pylori

41
Triple Therapy

Omeprazole / Lansoprazole - 20 / 30 mg bd
Clarithromycin - 500 mg bd
Amoxycillin / Metronidazole - 1gm / 500 mg bd

➢ Diberikan selama 14 hari dilanjutkan dengan P.P.I selama


4 – 6 minggu
➢ Regimen janka pendek selama 7 – 10 hari tidak efektif

42
Triple Terapi
Regimen triple terapi lain

✓ Bismuth subsalicylate – 2 tab qid


✓ Metronidazole - 250 mg qid
✓ Tetracycline - 500 mg qid

✓ Ranitidine Bismuth citrate - 400 mg bd


✓ Tetracycline - 500 mg bd
✓ Clarithromycin / Metronidazole - 500 mg bd

43
Quadruple Therapy

Diberikan jika triple terapi gagal

Omeprazole / Lansoprazole - 20 / 30 mg bd
Bismuth subsalycilate - 2 tabs qid
Metronidazole - 250 mg qid
Tetracycline - 500 mg qid

44
Regimen untuk menyembuhkan Ulkus Peptikum yang
Berkaitan dengan H.Pylori
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai