Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Giardia lamblia adalah parasit usus yang menginfeksi manusia. Infeksi parasit ini
banyak terdapat di negara berkembang, yang berhubungan dengan kondisi sanitasi yang
buruk dan perawatan sumber air yang inadekuat. Infeksi giardia cenderung lebih sering
pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, khususnya yang berada di penitipan anak.
Prevalensi infeksi pada anak-anak di dunia berkisar antara 1-36 %, dengan prevalensi
paling tinggi pada usia di bawah 5 tahun. Di negara berkembang, hampir 100% anak
terinfeksi G lamblia dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Manifestasi klinis giardiasis bervariasi, dari diare asimtomatik hingga akut atau
kronik, flatulens hingga malabsorbsi, steatore dan penurunan berat badan.
Infeksi parasit dapat mempengaruhi status nutrisi dengan memodifikasi asupan
makanan, pencernaan, dan absorbsinya. Infeksi Giardia lamblia berhubungan dengan
perubahan buruk status nutrisi untuk protein dan energi. Selain itu, anak yang terinfeksi
Giardia lamblia memiliki penurunan berat badan terhadap usia dan berat badan
terhadap tinggi badan.
Di negara berkembang seperti Indonesia, kekurangan gizi merupakan salah satu
masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak. Status nutrisi erat kaitannya dengan
permasalahan kesehatan individu, karena status gizi buruk merupakan faktor
predisposisi yang memperburuk penyakit infeksi serta dapat menyebabkan gangguan
kesehatan lainnya. Selain itu, gizi yang buruk juga memiliki implikasi buruk terhadap
pembelajaran anak. Menurut survei yang dilaksanakan pemerintah (Susenas) pada
tahun 2005 melalui hasil analisis antropometri berat menurut usia, didapatkan bahwa
prevalensi status gizi kurang pada balita di Indonesia adalah 19.19% dengan prevalensi
di Jakarta sebesar 15.6%. Presentase gizi buruk sebesar ini masih tergolong masalah
kesehatan masyarakat, menurut kriteria dalam Keputusan Menteri Dampak infeksi
G.lamblia pada status nutrisi dan pertumbuhan balita di negara ini memerlukan
investigasi lebih jauh karena di samping tingginya prevalensi kedua parasit tersebut di
negara berkembang, status nutrisi anak masih menjadi masalah di negara ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi

Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan


penyerapan. Dengan panjang sekitar 6.3 m (21 kaki) diameternya kecil yaitu 2,5 cm /
1 inch. Bergulung di rongga abdomen dan terlentang dari lambung sampai usus besar.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Duodenum (20 cm/8 inch)


Duodenum disebut juga usus dua belas jari. Bagian pertama usus halus
yang berbentuk sepatu kuda melingkari pancreas.
2. Jejunum (2,5 cm/8 kaki)
Disebut juga usus kosong, Terjadi pencernaan secara kimia, menghasilkan
enzim
3. Ileum (3,6 cm/12 kaki)
Ileum disebut juga usus penyerapan menempati 3/5 akhir. Terjadi
penyerapan makanan (absorpsi).
2.2 Sejarah

Parasit ini di temukan oleh Antoni Van leuwenhoek (1681), sebagai


mikroorganisme yang bergerak-gerak didalam tinja. Tetapi flagellate ini pertama kali
di kenal serta dibahas oleh lambl (1859), yang diberinama “intestinalis“. Kemudian
Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lamblia, untuk menghormati Prof. A.
Giard dari Paris dan Doktor F. Lambl dari Prague.

2.3 Definisi
Giardiasis adalah infeksi usus halus yang disebabkan Giardia lamblia.
Giardiasis, penyakit yang mempengaruhi saluran pencernaan ini disebabkan oleh
parasit mikroskopis. Parasit menempel pada mukosa duodenum dan yeyenum pada
manusia, dan menyebabkan diare, disertai steator karena gangguan absorbsi lemak.
Giardiasis adalah penyakit gastrointestinal dengan gejala klinis diare akut
bahkan kronis yang disebabkan oleh parasit protozoa genus giardia yang berhabitat di
usus. Giardia lamblia dapat ditemukan pada kucing, anjing, ungags, kuda, primate,
dan manusia.
2.4 Epidemiologi
Transmisi G. Lamblia terjadi dengan tertelannya kista. Makanan dan minuman
yang terkontaminasi dengan tinja, juga lalat. Makanan merupakan sumber infeksi,
tetapi kadang-kadang transmisi terjadi karena kontak langsung antara individu yang
terinfeksi dengan individu yang tidak terinfeksi seperti pada infeksi cacing kremi
(hand-to-mouth).
G. lamblia lebih sering ditemukan pada anak daripada orang dewasa, terutama
pada anak umur 6-10 tahun dari keluarga besar, di rumah yatim piatu dan disekolah
dasar. Terjadinya epidemi giardiasis telah dilaporkan di tempat perawatan anak (day
care center).
Pada orang dewasa giardiasis ditemukan pada orang yang bepergian (travels’
diarrhea), karena air minum yang terkontaminasi. Karena infeksi G. Lamblia terjadi di
daerah pegunungan di Amerika Serikat pada orang yang berkemah, maka diduga
bahwa hewan liar (muskat, beaver) merupakan sumber G. Lamblia yang dapat
menginfeksi manusia. G. Lamblia juga dianggap sebagai parasit yang ditularkan
melalui seks pada kaum homoseksual maupun heteroseksual yang mempraktekkan
seks oral-anal. Infeksi Giardia juga makin banyak ditemukan pada penderita AIDS.
Selain daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal, infeksi G. Lamblia juga
dihubungkan dengan sindrom alergi seperti urtikaria kronik, arteritis retina, dan
iridosiklitis pada anak-anak dan dewasa.
Pencegahan infeksi dengan parasit ini terutama dengan memperhatikan
higiene perorangan, keluarga dan kelompok, dengan menghindari air minum yang
terkontaminasi.
1. Amerika Serikat
Giardia tetap parasit yang paling sering diidentifikasi dalam spesimen tinja.
Dari 1964-1984, G lamblia menyebabkan sedikitnya 90 air-ditanggung wabah diare,
yang mempengaruhi lebih dari 23.000 orang. Wabah ini biasanya melibatkan sistem
air kecil dengan menggunakan air permukaan yang tidak diobati atau tidak diobati.
Kebanyakan air ditanggung wabah di Amerika Serikat telah terjadi di daerah
pegunungan barat (misalnya, Pegunungan Rocky, Sierra Nevada, Cascades) di mana
giardiasis harus dianggap endemik. Insiden giardiasis yang tinggi di antara individu-
individu yang kamp dan ransel di negara-negara Barat pegunungan. Kelompok-
kelompok lain pada peningkatan risiko untuk infeksi termasuk anak-anak, pria
homoseksual, dan individu dengan negara-negara defisiensi imunoglobulin
(diwariskan atau diperoleh).
Yoder et al melaporkan bahwa kejadian ini terbesar di bagian utara negara,
tetapi ini mungkin berkaitan dengan perbedaan dalam sistem surveilans negara
individu dan belum tentu mencerminkan insiden yang lebih tinggi sebenarnya Karena
terbawa air telah wabah giardiasis. dilaporkan di setiap wilayah di Amerika Serikat,
diagnosis harus dipertimbangkan di mana saja di negara ini.
Wilayah dan populasi dengan kebersihan yang buruk dan kontak fisik dekat,
cenderung untuk memiliki tingkat yang lebih tinggi infeksi. Transmisi kelamin telah
dilaporkan di antara homoseksual melalui langsung kontaminasi fecal-oral.
Infeksi endemik terjadi paling umum dari Juli sampai Oktober antara anak-
anak muda dari 5 tahun dan orang dewasa berusia 25-39 tahun. Pembawa tingkat
setinggi 30-60% telah didokumentasikan antara anak-anak di pusat-pusat penitipan,
lembaga, dan pada pemesanan asli Amerika.
Tingkat kereta asimtomatik pada anak-anak dapat setinggi 20% di daerah
selatan dan pada anak-anak muda dari 36 bulan yang menghadiri pusat penitipan
anak. Kereta tanpa gejala dapat bertahan selama beberapa bulan. Banyak anak dengan
giardiasis yang bergejala, telah ditunjukkan untuk menyebarkan penyakit di dalam
rumah mereka, dan dapat berkontribusi pada tingkat endemik yang tinggi dalam
komunitas mereka.
Di 46 negara bagian pelaporan giardiasis, rata-rata jumlah kasus per 100.000
penduduk bervariasi oleh negara, dengan kisaran 0,1-23,5 kasus. Kebanyakan kasus
yang dilaporkan antara Juni dan Oktober dan berkaitan dengan musim panas air
rekreasi dan berkemah.
2. Statistik Internasional
Giardia memiliki distribusi di seluruh dunia, terjadi di daerah beriklim sedang
dan tropis baik. Hal ini terus menjadi yang paling sering diidentifikasi enteropathogen
protozoa manusia. Tingkat prevalensi bervariasi 4-42%. Dalam dunia industri, tingkat
prevalensi keseluruhan adalah 2-5%. Di dunia berkembang, intestinalis G
menginfeksi bayi di awal kehidupan dan merupakan penyebab utama diare epidemi
anak. Prevalensi tingkat 15-20% pada anak-anak muda dari 10 tahun yang umum.
Giardia adalah parasit usus yang paling umum di Inggris Raya, dan tingkat
infeksi sangat tinggi di Eropa Timur. Prevalensi tingkat 0,94-4,66% dan 2,41-10,99%
telah dilaporkan di Italia.
Sebuah studi 2005 menunjukkan tingkat infeksi Giardia 19,6 per 100.000
penduduk per tahun di Kanada. Sementara insiden tahunan dari penyakit itu stabil,
variasi musiman signifikan diamati, dengan puncak pada akhir musim panas ke awal
musim gugur, yang berkorelasi dengan pola yang ditemukan di Amerika Serikat.
Selandia Baru laporan lebih dari 30 kasus per 100.000 penduduk giardiasis setiap
tahun, yang merupakan salah satu yang tertinggi di antara negara-negara industri.
Giardiasis menyumbang persentase yang relatif kecil diare. Hal ini lebih
mungkin ditemukan sebagai penyebab diare yang terjadi atau berlangsung setelah
kembali ke rumah dari perjalanan ke daerah berkembang dari dunia karena masa
inkubasi yang relatif panjang dan gejala persisten. Giardia telah diidentifikasi sebagai
agen penyebab dalam persentase besar kasus di antara para pelancong ke daerah St
Petersburg, Rusia, di mana air keran adalah sumber utama.
Prevalensi tertinggi mencapai 73,4 intestinalis G% di Barat Nepal. Di
Bangladesh, disparitas antara pencegahan kesehatan dan pengeluaran kesehatan yang
diamati. Penelitian Dhaka dilakukan dalam daerah perkotaan telah mengidentifikasi
intestinalis G di 11% dari spesimen tinja diare.
Di Ethiopia, prevalensi telah dilaporkan berkisar dari 2,0% menjadi 11,4%.
Prevalensi intestinalis G telah dilaporkan 13,9% di Pantai Gading.
3. Ras, seks, dan usia-terkait perbedaan dalam insiden
Giardiasis tidak memiliki kecenderungan ras. Populasi penduduk asli Amerika
berada pada pemesanan dapat memiliki tingkat operator tinggi.
Giardiasis adalah sedikit lebih umum pada laki-laki daripada perempuan.
Sebuah studi populasi Kanada. Tingkat infeksi menunjukkan dari 21,2 per 100.000
per tahun versus 17,9 per 100.000 per tahun untuk pria dan wanita, masing-masing,
sehingga risiko relatif 1,19.
Giardiasis mempengaruhi orang-orang dari segala usia. Infeksi ini jarang
terjadi selama 6 bulan pertama kehidupan pada bayi ASI, tetapi bayi dan anak-anak
muda memiliki peningkatan kerentanan terhadap giardiasis. Spesifik usia prevalensi
giardiasis terus meningkat melalui masa bayi dan kanak-kanak dan mulai menurun
hanya pada masa remaja.
Anak-anak sangat berisiko terinfeksi melalui paparan pada hari-pusat
perawatan. Banyak epidemi didokumentasikan selama 2 dekade terakhir telah berasal
dari pusat-pusat penitipan. Perkiraan prevalensi infeksi, yang didefinisikan oleh
kehadiran dari bagian kista, telah setinggi 20-25% pada anak-anak muda dari 3 tahun.
Menurut 2003-2005 data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,
jumlah terbesar kasus yang dilaporkan terjadi di kalangan anak-anak usia 1-4 dan 5-9
tahun dan orang dewasa berusia 35-44 tahun

2.5 Etiologi
Giardia lamblia adalah protozoa saluran pencernaan yang didapati dimana-
mana. Giardia merupakan endemic di daerah-daerah yang tingkat sanitasinya jelek
dan juga merupakan penyebab penting morbiditas pada negara yang sedang
berkembang. Wabah yang ditularkan dapat melalui air serta makanan.
Giardia lamblia memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Diplomonadida
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : Lamblia
2.6 Siklus Hidup

Giardiasis mempunyai 2 bentuk, yaitu kista dan trofozoit. Infeksi yang


diakibatkan oleh kista yang tertelan dan diekskresikan pada feses. Sekitar 10-25 kista
dapat menginfeksi manusia. Trofozoit dapat ditemukan di dalam tinja, namun tidak
dapat hidup diluar tubuh inangnya. Trofozoit berukuran 9-21µm dan kista memiliki
panjang 8-12 µm dan lebar 7-10 µm. infeksi banyak terjadi pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa.
Bentuk trofozoid bilateral simetris seperti buah jambu monyet yang bagian
anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan dorsal
cembung (konveks) dan pipih disebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk
seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit.
Mempunyai sepasang inti yang letaknya dibagian anterior, bentuknya oval dengan
kariosom di tengah atau butir-butir kromatin yang tersebar di plasma inti. Trofozoid
mempunyai empat pasang flagela yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Sepasang
flagel anterior keluar dari 2 blefaroplas anterior. Sepasang flagel lateral berasal dari 2
blefaroplas lateral di antara 2 inti dan kedua aksonema berjalan ke anterior, lalu saling
menyilang di garis tengah dan melalui garis lengkung di pinggir batil isap, kemudian
masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri. Sepasang aksonema yang agak
tebal (disebut aksostil) berasal dari 2 blefaroplas media, berjalan ke posterior dan
keduanya keluar dari ujung posterior. Dari sepasang blefaroplas yang letaknya dekat
tengah-tengah dua batil isap, keluar sepasang aksonema pendek sebagai flagel sentral.
Dua batang yang agak melengkung dianggap sebagai benda parabasal, letaknya
melintang di posterior dari batil isap.
Kista yang bentuknya oval, mempunyai dinding yang tipis dan kuat.
Sitoplasma berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang
baru terbentuk mempunyai 2 inti yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu
kutub. Waktu kista dibentuk, trofozoid menarik kembali flagel-flagel ke dalam
aksonomi, sehingga tampak sebagai 4 pasang benda sabit yaitu sisa dari flagel.
G. lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal
yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Dengan pergerakan
flagel yang cepat trofozoid bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dengan batil
isap melekatkan diri pada epitel usus. Trofozoid berkambang biak dengan cara belah
pasang logitudinal. Dalam tinja cair biasanya hanya ditemukan trofozoid. Enkistasi
terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai menjadi padat. Bila kista matang
tertelan oleh hospes, maka terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian sitopllasmanya
membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuklah 2 trofozoid.

2.7 Patofisiologi
Adanya G. Lamblia pada hospes yang dengan batil isapnya melekat pada
mukosa duodenum dan yeyenum tidak selalu menimbulkan gejala. Bila timbul
kelainan, hanya berupa iritasi disebabkan oleh melekatnya parasit pada mukosa
dengan batil isapnya. Lesi berupa vilus menjadi lebih pendek dan peradangan pada
kripta dan lamina propria, seperti tampak pada sindrom malabsorbsi. Tidak diketahuai
apakah kelainan mukosa oleh Giardia disebabkan faktor mekanik, toksik atau faktor
lain. Infeksi giardia dapat menyebabkan diare, disertai steatore karena gangguan
absorbsi lemak. Selain daripada itu juga ada gangguan absorbsi karoten, folat dan
vitamin B12. Produksi enzim mukosa juga berkurang. Penyerapan bilirubin oleh
giardia menghambat aktivitas lipase pankreas. Kelainan fungsi usus kecil ini disebut
sindrome malabsorbsi, yang menimbulkan gejala kembung., abdomen membesar dan
tegang, mual, anoreksia, feses banyak dan berbau busuk dan mungkin penurunan
berat badan. Setelah pengobatan kelainan usus kecil reversibel.

2.8 Gejala Klinis


Gejala klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat
berbeda diantara penderitanya. Hal ini tergantung berbagai factor seperti jumlah kista
yang tertelan, lamanya infeksi, factor hospes dan parasitnya sendiri.
Giardiasis bias muncul sebagai (1) infeksi asimptomatis; (2) diare akut; (3)
diare kronik. Selain diare, terdapat juga symptom seperti steatore, kram perut, perut
kembung karena ada gas didalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan
berwarna pucat, berminyak dan berbau. Giardiasis juga menyebabkan komplikasi
yaitu, malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan
pada infant dan anak muda.
Malabsorbsi zat besi juga terdapat pada infeksi simptomatis dan alergi
ditemukan pada infeksi giardiasis. Penyakit pancreas dan hati terjadi pada orang
dewasa yang terinfeksi giardia sp. Walaupun sangat jarang giardiasis juga dilaporkan
berhubungan dengan arthritis, arthritis retina dan iridosoklitis.
2.9 Diagnosa Klinis
Gejala klinis giardiasis tidak khas. Diagnosis ditegakakan dengan menemukan
bentuk trofozoit dalam tinja encer dan cairan duodenum dan bentuk kista dalam tinja
padat. Dalam sediaan basah dengan larutan iodin atau dalam sediaan yang dipulas
trikrom morfoligi G. Lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lain.
Trofozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar, sebelum trofozoit mengalami
desintegrasi. Teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan kista. Dengan
enterotest harus ditelan kapsul gelatin, kemudian mukus usus yang menempel pada
kapsul dapat diperksa secara mikroskopi. Tetapi ditemukannya parasit ini belum
membuktikan sebagai penyebab gejala duodenum. Tukak lambung, karsinoma,
strongilodiasis dan gastrointestinal oleh lain harus disingkirkan dulu.
2.10 Pemeriksaan Penunjang
Metode diagnostic yang standar untuk giardiasis adalah pemeriksaan tinja dengan
menggunakan teknik SAFC untuk mendeteksi kista dan trofozoit. Trofozoit juga dapat
dijumpai dalam cairan dari duodenum – jejunum junction dengan endoskopi atau
dengan enterotest. Deteksi antigen G. intestinalis dalam tinja segar dengan teknik
IFAT dan ELISA mempunyai sensitivitas dan spesifikasi yang tinggi dibandingkan
dengan pemeriksaan mikroskopik.

2.11 PENATALAKSANAAN
1. Metronidazol
Giardiasis biasanya dapat berhasil diobati dengan menggunakan obat yang
disebut metronidazol, yang bekerja dengan membunuh parasit yang menyebabkan
infeksi. Dengan dosis 5-7,5 mg/kg berat badan 3 kali sehari selama 7 hari atau 30
mg/kg berat badan dosis tunggal selama 3 hari.
Hal ini biasanya diambil dalam bentuk tablet (oral). Kursus yang disarankan
perawatan akan tergantung pada faktor-faktor seperti usia dan berat badan, tetapi
dapat berkisar dari tiga sampai 10 hari saja.
Metronidazol ditoleransi dengan baik pada orang dewasa dan anak-anak. Efek
samping yang serius jarang (terjadi dalam waktu kurang dari 1 dalam 1.000 orang).
Efek samping yang paling sering dilaporkan biasanya yang ringan
mempengaruhi sistem pencernaan, seperti:
a. Mual
b. Muntah
c. Diare
d. Sakit perut

2. Tinidazol
Jika tidak dapat mengambil metronidazol, misalnya telah sebelumnya
memiliki reaksi alergi terhadap hal itu, suatu obat alternatif yang disebut tinidazol
mungkin disarankan, dengan dosis 30-50 mg/kg dosis tunggal.
Kebanyakan orang hanya perlu kursus 1-3 hari tinidazol. Risiko efek samping
sedikit lebih tinggi, meskipun ini cenderung ringan dan meningkatkan sebagai
tubuh Efek samping meliputi:
a. Mual
b. Muntah
c. Kehilangan nafsu makan
d. Diare
e. Sakit perut atau kram
f. Kelelahan
g. Rasa logam tidak menyenangkan di mulut
h. Penggelapan urin

2.12 Pencegahan
1. Gunakan metode pemurnian air seperti mendidih, filtrasi, atau pengobatan
yodium sebelum minum air permukaan.
2. Cuci tangan

Cara yang paling efektif untuk mencegah giardiasis adalah dengan mencuci
tangan secara teratur, terutama:

a. Sesudah ke WC
b. Setelah mengubah popok
c. Sebelum menangani dan makan makanan

Cuci tangan dengan sabun dan air untuk setidaknya 15 sampai 20 detik,
memastikan bahwa membersihkan bagian depan dan belakang tangan. Setelah
mencuci tangan, bilas dan keringkan dengan handuk bersih. Juga harus
mendorong anak-anak untuk mencuci tangan mereka secara teratur.

1. Keamanan air
Di Inggris, sistem pemurnian air yang membuatnya sangat tidak mungkin
bahwa air keran bisa terkontaminasi oleh giardiasis. Namun, hindari minum air yang
tidak diobati dari sungai dan danau di negeri ini dan ketika bepergian ke luar negeri.
Fasilitas rekreasi, seperti kolam renang, kolam mengayuh dan taman air
kadang-kadang dapat menjadi terkontaminasi, terutama jika mereka digunakan oleh
anak-anak muda yang mungkin tidak sengaja tanah sendiri sementara di air. Hindari
minum air ketika menggunakan fasilitas tersebut. Parasit Giardia dapat bertahan hidup
di air yang mengandung klor, sehingga Anda tidak harus mengasumsikan bahwa air
diklorinasi aman. Jika pergi berkemah, itu disarankan agar merebus air sebelum
meminumnya
2. Perjalanan luar negeri
Jika bepergian ke negara dimana giardiasis tersebar luas dan sanitasi yang
buruk, minum air kemasan saja. Pastikan bahwa botol disegel dengan benar sebelum
menggunakannya.
Juga menghindari makan buah-buahan dan sayuran mentah karena mereka
mungkin telah ditangani oleh seseorang dengan giardiasis.
Jika sudah didiagnosis dengan giardiasis (atau bahkan jika memiliki episode
diare yang tidak didiagnosis), itu sangat penting untuk mengambil tindakan
pencegahan untuk mencegah anggota lain dari rumah tangga kita menjadi terinfeksi.
kita harus:
a. Mencuci tangan anda secara teratur
b. Tidak memasak atau menangani makanan yang akan dimakan oleh anggota
lain dari rumah tangga.
c. Menghindari berbagi peralatan atau handuk.
3. Seks
Laki-laki lurus dan wanita yang juga memiliki seks anal yang sering juga
memiliki peningkatan risiko infeksi.
Praktek seksual yang dikenal sebagai ‘rimming’, di mana ciuman pasangan
satu atau menjilati anus mitra lain, juga menyebabkan peningkatan risiko infeksi.
Karena peningkatan risiko giardiasis, dan jenis lain dari infeksi, praktek ini tidak
dianjurkan.

2.13 KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah masalah yang serius di negara berkembang dimana akses
terhadap sumber air bersih mungkin terbatas.
Gejala dehidrasi meliputi:
a. Kulit kering, keriput
b. Ketidakmampuan untuk buang air kecil
c. Iritabilitas
d. Mata cekung
e. Pada bayi dan anak-anak muda – tidak ada air mata yang diproduksi
ketika mereka menangis, dan membasahi popok mereka jauh lebih sedikit
yang Anda harapkan
Dehidrasi dapat diobati dengan meningkatkan asupan cairan dan
menggunakan jenis pengobatan yang dikenal sebagai larutan rehidrasi oral (oralit).
ORS biasanya datang dalam sachet yang tersedia over-the-counter dari apoteker lokal
Anda. Anda larut dalam air dan mereka membantu untuk mengganti garam, glukosa
dan mineral penting lainnya yang kehilangan anak karena dehidrasi.

2. Malabsorpsi (penyerapan nutrisi yang tidak memadai dari saluran usus)


3. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan komplikasi potensial jangka panjang giardiasis.


Malnutrisi terjadi ketika tubuh tidak menerima nutrisi yang cukup.

Salah satu gejala utama dari kekurangan gizi adalah penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan. Untuk orang dewasa rata-rata sebagian besar,
kehilangan sekitar batu tanpa berusaha untuk bisa menjadi tanda dari malnutrisi.

2.14 Prognosis
Prognosis giardiasis adalah baik bila pengobatannya tepat dan disertai perbaikan
lingkungan dan sanitasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Giardiasis adalah infeksi usus halus yang disebabkan Giardia lamblia.
Giardiasis, penyakit yang mempengaruhi saluran pencernaan ini disebabkan oleh
parasit mikroskopis. Parasit menempel pada mukosa duodenum dan yeyenum pada
manusia, dan menyebabkan diare, disertai steator karena gangguan absorbsi lemak.
Giardia lamblia adalah protozoa saluran pencernaan yang didapati dimana-
mana. Giardia merupakan endemic di daerah-daerah yang tingkat sanitasinya jelek
dan juga merupakan penyebab penting morbiditas pada negara yang sedang
berkembang. Wabah yang ditularkan dapat melalui air serta makanan.
Pengobatan giardiasis pada manusia dapat menggunakan metromendazole 5-
7,5 mg/kg berat badan 3 kali sehari selama 7 hari atau 30 mg/kg berat badan dosis
tunggal selama 3 hari. Tinidazole dengan dosis 30-50 mg/kg dosis tunggal.
Daftar pustaka

Arvin, dkk. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Gandahusada, Srisasi, dkk. 2000. Parasitologi Kedokteran Edisi 3. Jakarta.
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Irianto, Kus. 2009. Parasitologi. Bandung. Penerbit Yrama Widya
Widjaja, Harjadi PA. 2009. Anatomi Abdomen. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai