Disusun Oleh :
Kelompok I
2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah sakit yang
sangat penting dalam penyediaan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, karena
ketidakefisienan dan ketidaklancaran pengelolaan obat akan memberikan dampak
negatif terhadap rumah sakit, baik secara medis, sosial maupun secara ekonomi.
Pengelolaan obat sangat penting dikarenakan salah satu upaya meningkatkan
keselamatan pasien (patient safety). High alert medication adalah obat yang harus
diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan yang serius (sentinel
event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak
Diinginkan (ROTD). Kelompok obat high alert diantaranya :
a. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
b. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida, kalium fosfat,
natrium klorida 3% dan magnesium sulfat).
c. Obat-obat sitostatika.
Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan atau prosedur untuk membuat
daftar obat –obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit.
Kebijakan atau prosedur mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan
elektrolit konsentrat, seperti di ruang perawatan intensive care, serta pemberian
label secara benar pada elektrolit dan penyimpanannya di area tersebut sehingga
membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja/kurang hati-hati
ataupun untuk mencegah terjadinya kesalahan serius (sentinel event), oleh sebab
itu, pengelolaan obat-obat high alert, LASA, dan emergency harus diketahui dan
diterapkan serta dilakukan evaluasi terhadap penanganannya.
B. Tujuan
Mengevaluasi pengelolaan obat-obat high alert, LASA, dan emergency di
depo farmasi ICU, ICCU, HCU, dan kemoterapi di Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
C. Metode
Metode yang digunakan dalam evaluasi pengelolaan obat-obat high alert, LASA,
dan emergency adalah dengan melakukan pengamatan langsung proses pelayanan
kefarmasian di depo farmasi ICU, ICCU, HCU, dan kemoterapi di Rumah Sakit
Prof. Dr. Margono Soekarjo
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat High Alert (HA)
1. Definisi obat HA
Obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang
harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel
event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan reaksi obat yang tidak
diinginkan (ROTD). Kelompok obat high-alert diantaranya: obat yang terlihat
mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM,
atau Look Alike Sound Alike/LASA); elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya
kalium klorida, kalium fosfat, natrium klorida 3%, dan magnesium sulfat); dan
obat-obat sitostatika.
2. PERESEPAN DAN INSTRUKSI MEDIS
Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu
diwaspadai (High-Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan penulisan
resep yang baku serta beberapa hal penting berikut :
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar identitas pasien
Kebenaran nama pasien
Kebenaran nomor rekam medis pasien
Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
Kebenaran alamat rumah pasien
Nama DPJP
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
Perlakuan dalam penempatan obat obat yang termasuk dalam LASA harus
memiliki perlakuan khusus. Perlakuan khusus tersebut meliputi;
C. Obat-obat emergensi
1. Definisi obat emergensi
Obat emergency adalah obat yang dibutuhkan sewaktu-waktu, segera dan
untuk mengatasi keadaan gawat darurat bahkan life saving dalam rangka
menyelamatkan pasien. Obat emergency biasanya diletakkan pada trolli atau kotak
khusus yang terkunci, mudah terjangkau namun dipastikan terhindar dari
penyalahgunaan dan pencurian sertadisesuaikan dengan kriteria atau indikasi
penyakit yang membutuhkan obat emergency sewaktu-waktu, selalu dikontrol
rutin dan dibuat daftar obat, alkes dan BMHP yang tersedia dalam trolli atau
tempat khusus tersebut.
1. Ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi yang sesuai (White, Gray
and Black Area)
2. Lemari pencampuran Biological Safety Cabinet
3. HEPA filter
4. Laminar Air Flow (LAF)
5. Alat Pelindung Diri (APD)
6. Pass Box
7. SDM yang terlatih dan bersertifikasi
8. Cara pemberian obat kanker atau protokolnya
Mekanisme terpaparnya obat kanker ke dalam tubuh adalah :
1. Inhalasi : terhirup pernapasan saat rekonstitusi
2. Absorpsi : masuk dalam membrane kulit jika tumpah
3. Ingesti : kemungkinan masuk tertelan melalui mulut
High Alert Medication adalah obat dengan perhatian khusus karena memiliki
resiko tinggi dan memperburuk keadaan pasien apabila terdapat kesalahan pada
pengobatan serta Obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak
Diinginkan (ROTD). Obat-obat jenis HA antara lain:
Obat-obat sitostatika
Obat Inotropika: dopamin, dobutamin, epineprin, dll
Obat anastesi dan sedasi
Narkotika injeksi dan transdermal
Trombolitik : streptokinase, disofl
Konsentrat elektrolit : KCL, NS 3%, Bicnat, kalsium, gluconate,
dextrose 40%, MgSO4.
Antikoagulan : Heparin IV, warfarin
Insulin injeksi
Obat LASA/ NORUM
Obat high alert memiliki resiko tinggi dan dapat memperburuk keadaan
pasien apabila terdapat kesalahan pada pengobatan. Obat high alert memerlukan
perhatian khusus dalam proses penyusunan, persiapan, dispensing dan
administrasi high alert medication untuk meminimalisir penyalahgunaan obat.
Obat high alert tergolong obat yang berbahaya sehingga perlu penanganan dan
penandaan khusus. Setiap obat high alert yang masuk dan diterima digudang
farmasi sentral Rumah Sakit diberi tanda “obat high alert” pada kotak
pembungkus (Box obat), sedangkan penandaan pada tiap sediaan obat (ampul,
vial atau obat oral) dilakukan dimasing-masing satelit farmasi sebelum obat
diberikan kepada pasien. Penandaan juga dilakukan pada kartu obat untuk
mengingatkan petugas farmasi bahwa obat yang akan dilakukan dispesing adalah
obat HA. Tanda obat HA sebagai berikut:
HIGH zALERT
1. Obat high alert disimpan secara terpisah dari obat lainnya dan
disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan,
2. Terdapat tanda high alert pada keranjang dan lemari penyimpanan,
3. Tanda high alert pada kotak kemasan diluar harus berada disisi sebelah
luar sehingga mudah terlihat,
4. Bila perlu disimpan dalam lemari pendingin, maka usahakan dimasukkan
dalam lemari pendingin terpisah. Jika obat yang disimpan dalam lemari
pendingin (kulkas) sedikit, maka obat High alert dapat di simpan
bersamaan dengan obat lain yang bukan High Alert,
5. Obat high alert yang berada di bangsal perawatan disimpan sesuai
dengan stabilitas obat dalam tempat terpisah dengan obat lain dan diberi
tanda high alert,
6. Obat high alert yang terdapat di bangsal perawatan hanya dapat diambil
oleh petugas yang berwenang.
No Persyaratan
Nama Obat S TS
. Penyimpanan
Kulkas
1. OKSITOSIN Suhu2-8°C -
2. NOVORAPID Suhu2-8°C -
3. LEVEMIR Suhu2-8°C -
Tabel 2. Daftar Obat High Alert di satelit farmasi ICU
No Persyaratan
Nama Obat S TS
. Penyimpanan
Kulkas
Kulkas
2. LEVEMIR Suhu2-8°C
3. NOVORAPID Suhu2-8°C
Meropenem
3
Meropenem 1g 500mg DOBUTamine DOPamine
9 CANDEsartan IRBEsartan
10 VALsartan
11 LANSOprazole
Methyl prednisolon
3 Ampul
Injeksi
aquabidest 3 Ampul
Dextrosa 5% 1 Plabot
HES 1 Plabot
A. Evaluasi Pengelοlaan οbat Hight Alert (HA), Look Alike Sound Alike
(LASA) di Ruang Kemoterapi
Hampir semua obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi atau obat
sitostatika adalah Hight Alert (HA) dan Look Alike Sound Alike (LASA).
Penyimpanan obat sitostatika harus memeriksa apakah sudah benar baik itu
pasien, obat, dosis, sesuai protokol terapi dan mengecek kesesuaian antara
diagnosis pasien dengan terapi yang diberikan. Ruangan yang digunakan dalam
handling cytotoxic harus memenuhi persyaratan ruang aseptik (White, Gray and
Black Area) dan melindungi obat itu sendiri maupun petugas handling yang
kontak secara langsung. Area pencampuran obat sitostatika di RSMS dilakukan
dalam Biological Safety Cabinet (BSC) dan di ruang dengan tekanan udara positif,
sehingga melindungi pekerja dari paparan zat racun berbahaya dan melindungi
obat sitostatika dari kontaminasi. Penyimpanan obat-obat sitotstatika disimpan di
ruang penyiapan obat sesuai dengan stabilitas dari masing-masing obat tersebut
dengan stabilitas suhu yang terbagi dalam suhu dingin 2-8°C dan suhu ruang 16-
25°C serta berdampingan dengan ruang pengerjaan. Obat kemoterapi yang
termasuk kategori HA dan LASA disimpan berdasarkan alfabet, bentuk sediaan
dan stabilitas suhu penyimpan serta terlindung dari sinar matahari langsung, tidak
lupa masing-masing obat diberi stiker penanda “LASA” atau “Hight Alert” sesuai
golongannya dan pada setiap kotak penyimpanan obat diberi stiker penanda
berwarna ungu bertuliskan CYTOTOXIC.
No Persyaratan
Nama Obat S TS
. Penyimpanan
Tablet
Sirup
Infus Dasar
1. Doxorubicin 10 mg Suhu2-8°C -
2. Doxorubicin 50 mg Suhu2-8°C -
3. Epirubicin 50 mg Suhu2-8°C -
4. Cetuximab 5 mg Suhu2-8°C -
3. Vincristine 2 mg Suhu2-8°C -
1. Epirubicin 10 mg Suhu2-8°C -
2. Leucovorin 50 mg Suhu2-8°C -
Tabel 7. Daftar Obat Sitostatika Di Suhu 2-8°C Di Satelit Kemoterapi RSMS
1. Doxorubicin®
2. Doxetaxel®
3. Epirubicin®
4. Erbitux®
5. Leucovorin®
6. Vincristine®
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengelolaan obat Hightt Alert (HA) di ICU, HCU, ICCU dan Kemoterapi
RSMS diberi stiker penanda “HIGHT ALERT” dengan latar belakang
merah dan tulisan putih pada kotak obat maupun pada masing-masing item
obat serta biasanya diletakkan pada rak atau penyimpanan khusus
2. Pengelolaan obat Look Alike Sound Alike (LASA) di ICU, HCU, ICCU,
dan Kemoterapi RSMS diberi stiker penanda “LASA” dengan latar
belakang putih dan tulisan merah pada kotak obat maupun rak
penyimpanannya serta antara obat satu dengan yang lainnya diletakkan
berjauhan/ diberi jarak/ dijeda dengan obat lain sesuai urutan
penyimpanan. Tulisan obat LASA menggunakan huruf kapital pada ejaan
obat yang berbeda
3. Pengelolaan obat emergency di ICU, HCU dan ICCU RSMS
menggunakan trolley emergency sehingga lebih praktis dan efisien ketika
sewaktu-waktu dibutuhkan pada kondisi tertentu.
B. SARAN
HIGH zALERT
C. PENYIMPANAN
1. Obat high alert disimpan secara terpisah dari obat lainnya,
dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan.
2. Terdapat tanda high alert di tempat penyimpanan.
3. Tanda high alert pada kotak kemasan luar harus berada di
sisi sebelah luar sehingga mudah terlihat.
4. Bila perlu disimpan dalam lemari pendingin, maka usahakan
dimasukan dalam lemari pendingin yang terpisah.
5. Obat high alert yang berada dibangsal perawatan disimpan
sesuai dengan stabilitas obat dalam tempat terpisah dengan
obat yang lain dan diberi tanda high alert.
6. Petugas Farmasi melakukan pengecekan dan
pendokumentasian pengecekan obat high alert yang terdapat
di bangsal perawatan setiap minggu.
7. Obat high alert yang terdapat di bangsal perawatan hanya
dapat diambil oleh petugas khusus yang berwenanng.
F. PERESEPAN
Resep obat ditulis oleh dokter / konsultan yang berwenang
dengan mencantumkan prosedur penyiapan dan pemberian obat,
serta informasi yang diberikan terkait pemberian obat.
G. PERSIAPAN DAN DISPENSING DI SATELIT FARMASI
1. Apoteker menerima resep obat high alert dan melakukan
skrining resep meliputi pengecekan kesesuaian dosis obat
dengan umur, tinggi badan, berat badan, diagnose penyakit,
dan hasil pemeriksaan penunjang terkait, dan membubuhkan
tanda High Alert (cap “HA”).
2. Petugas farmasi mengambil obat-obat high alert dengan
hati-nati dan melakukan verifikasi ulang terhadap obat-obat
high alert yang akan diserahkan kepada
perawat/pasien/keluarga.
3. Petugas farmasi melakukan double checking sebelum obat
diserahkan kepada perawat/pasien/keluarga.
4. Memberikan informasi kepada perawat/pasien/keluarga
bahwa obat yang diberikan merupakan obat high alert
sehingga membutuhkan kewaspadaan tinggi dalam
pemakaian.
H. PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT DI BANGSAL
PERAWATAN
1. Perawat melakukan pengecekan obat yang diterima dari
satelit farmasi. Bila sesuai maka bubuhkan paraf dan cap
“HA”.
2. Perawat membaca pedoman penyiapan obat high alert dan
instruksi dokter sebelum melakukan pencampuran obat.
3. Perawat melakukan pencampuran obat sesuai dengan
pedoman dan isntruksi dengan proses aseptis.
4. Perawat yang melakukan pencampuran harus terlatih dan
telah mengikuti pelatihan.
5. Perawat melakukan check ulang obat yang telah dicampur
sebelum memasukkan obat ke dalam tubuh pasien dan
memberikan label yang mencantumkan nama obat, potensi
obat, dosis obat yang dicampurkan, larutan pencampur, dan
tanggal pencampuran obat sesuai instruksi dokter.
Perawat memasukkan obat yang telah dicampur kepada
pasien sesuai dengan instruksi dokter.
Unit terkait 1. Ruang perawatan
2. Komite medik
3. Komite keperawatan
a. Daftar obat High Alert di Intensive Care Unit (ICU)
Suhu 15-25ºC
Suhu 2-8ºC
17 Oxitosin inj Oxcytosin 10 UI/ml
induxin
18 Tracium
19 Insulin reguler Novorapid 100 /10 ml
b. Daftar obat High Alert di Intensive Coronary Care Unit(ICCU)
Suhu 15-25ºC
Suhu 15-25ºC
1 KCl 7,46 %
Otsu - Kcl 7,46
(injeksi)
2 Magnesium Sulfat Otsu-MgSO4 40% 40% 25 ml (Injeksi)
3 Oxaliplatininj Eloxatin 5 mg/ml
(Serbukinjeksi)
8 BleomycinHCl Bleocin 15 mg
(injeksi)
15 Methotrexate Methotrexate 50 mg
Suhu 2-8ºC
6 Vincristine Vincristine 2 mg
Sulphate (Injeksi)
Pengertian Prosedur ini mengatur tentang pengelolaan LASA (Look Alike Sound
Alike) atau NORUM (Nama Obat dan Rupa Mirip) antara lain
penyimpanan, dispensing, dan administrasi obat-obat LASA untuk
meminimalisasi kesalahan pemberian obat.
Tujuan Agar penggunaan obat LASA lebih terjamin keamanannya dan mencegah
terjadinya medication error (kesalahan penggunaan obat) agar tercapai
patient safety.
Petugas 1. Apoteker
2. Tenaga Teknis Kefarmasian
3. Perawat
Prosedur KETENTUAN UMUM
A. DEFINISI
Obat-obat LASA atau NORUM adalah obat-obat yang terlihat
bentuknya dan/atau terdengar pelafalannya mirip dengan obat yang
lain.
B. PENANDAAN
1. Obat LASA tergolong obat yang rentan terhadap medication error
sehingga perlu penanganan dan penandaan khusus.
2. Setiap obat LASA yang masuk dan diterima di gudang farmasi
sentral Rumah Sakit diberi tanda “obat LASA” pada kotak
pembungkus (box obat). Sedangkan penandaan pada tiap
keranjangn sediaan/ rak obat (ampul, vial, atau obat oral)
dilakukan di masing-masing satelit farmasi agar tidak terjadi
kesalahan pada saat pengambilan (dispensing).
3. Tanda obat LASA adalah sebagai berikut:
LASA
C. PENYIMPANAN
1. Obat LASA disimpan secara terpisah dengan obat LASA lainnya
yang sama jenisnya, dan disesuaikan dengan stabilitas
penyimpanan.
2. Terdapat tanda LASA di tempat penyimpanan.
3. Tanda LASA pada kotak kemasan luar harus berada di sisi
sebelah luar sehingga mudah terlihat
D. PERESEPAN
Resep obat ditulis oleh dokter harus tertulis menggunakan huruf
capital (tegak berdiri), bila perlu disertai nama generiknya. Dalam
keadaan mendesak, permintaan dapat melalui telepon dengan
pelafalan dan ejaan yang jelas.
E. PERSIAPAN DAN DISPENSING DI SATELIT FARMASI
1. Apoteker menerima resep obat LASA dan melakukan skrining
resep meliputi pengecekan kesesuaian dosis obat dengan umur,
tinggi badan, berat badan, diagnosa penyakit, dan hasil
pemeriksaan penunjang terkait.
2. Apoteker memberikan etiket dengan jelas dan lengkap dengan
tata laksanan dan pesan-pesan khusus.
3. Petugas farmasi mengambil obat-obat LASA dengan hati-hati dan
melakukan verifikasi ulang terhadap obat-obat LASA yang akan
diserahkan kepada perawat/pasien/keluarga.
4. Petugas farmasi melakukan double checking sebelum obat
diserahkan kepada perawat/pasien/keluarga.
F. PENGELOLAAN OBAT LASA DI BANGSAL PERAWATAN
1. Perawat melakukan pengecekan obat yang diterima dari depo
farmasi.
2. Perawat melakukan check ulang obat sebelum memasukkan obat
ke dalam tubuh pasien sesuai dengna instruksi dokter.
3. Perawat melakukan monitoring sediaan.
4. Perawat melaporkan kepada instalasi farmasi apabila terdapat
kesalahan dalam pemberian obat
Unit terkait 1. Ruang perawatan
2. Instalasi farmasi
a. Daftar obat Look alike sound alike (LASA) di Intensive Care Unit (ICU)
KetoROLAC 3% 30
KetoROLAC 1% -
mg/ml
CeFAZolin 1 gr/vial
cefTAZidime cefTRIAXone
(330 mg/ml)
Phytomenadione 2 Phytomenadione 10
-
mg/1 ml mg/1 ml
CYANOcobalamin
MECObalamin
( Vitamin B12) -
(Metifer) 500µg/ml
500 mcg/ml
AMLOdipin 5 mg AMLOdipin 10 mg -
b. Daftar obat Look alike sound alike (LASA) di Intensive Coronary Care
Unit(ICCU)
Amikasin Amikasin
250mg inj 500mg inj
Amlodipine Amlodipine -
5mg 10 mg
Aminofusin Aminofusin
hepar L-600
Aminofusin Eas primer
Paed
Asam Asam -
Traneksamat Traneksama
250mg inj t 500mg inj
Captopril Captopril
12,5mg 25mg
Cefadroxil Cefadroxil
250mg 500mg
Ceftriaxone 1g Cefotaxim
inj inj
Clindamisin Clindamisin
150mg 300mg
Clonidine Captopril
0,15mg 25mg
Dexametason Ketorolac
inj 1%
Diphenhydram Thiamin inj
in inj
Iopamiro Iopamiro
300/30ml 370/50ml
Irbesartan Irbesartan -
150mg 300mg
Ketorolac Ketorolac
1% 3%
Meropenem Meropenem
0,5g 1g
Methylprednis Methylpred Methylpred
olon 4 mg nisolon 8 nisolon 16
mg mg
Novomix Novorapid
Piracetam Piracetam
1g inj 3g inj
Simvastatin Simvastatin -
10mg 20mg
Spironolactone Spironolact -
25mg one 100mg
Valsartan-NI Valsartan – -
80 mg NI 160 mg
Asam Asam MEFENamat
TRANEXama
t
CefTAZidime CeFAZolin –
cefTRIAXone
dimenhyDRIN diphenhydrAMINE
ATE
DOBUTamine DOPamine
EPINEPHrine NORepinephrine -
ePHEDrine
KetoROLAC ketoPROFEN
MetFORMIN metroNIDAZOLE
NiCARdipine NIFEdipine
NovoRAPID NovoMIX
d. Daftar obat Look alike sound alike (LASA) di Ruang Kemoterapi
KetoROLAC 3% 30
KetoROLAC 1% -
mg/ml
CeFAZolin 1 gr/vial
cefTAZidime cefTRIAXone
(330 mg/ml)
Phytomenadione 2 Phytomenadione 10
-
mg/1 ml mg/1 ml
CYANOcobalamin
MECObalamin
( Vitamin B12) -
(Metifer) 500µg/ml
500 mcg/ml
AMLOdipin 5 mg AMLOdipin 10 mg -
b. Standar Operasional Prosedur Emergency trolley