Sistem farmakovigilans Uni Eropa (UE) merupakan salah satu sistem paling
maju dan komprehensif di dunia dan merupakan instrumen yang kuat dan
transparan untuk memastikan tingkat perlindungan kesehatan masyarakat
yang tinggi di seluruh Uni.
Undang-undang tentang farmakovigilans UE telah menjadi tinjauan
utama sejak tahun 2010 dan mulai berlaku pada 2012. Hal ini merupakan
perubahan terbesar dalam peraturan farmasi di Uni Eropa (UE) sejak 1995.
Ini memiliki implikasi yang signifikan bagi pemohon dan pemegang otorisasi
pemasaran UE, dan juga untuk Pasien, profesional kesehatan dan regulator.
Pilar utama dari undang-undang farmakovigilans adalah:
a. Manajemen resiko yang proaktif dan proporsional
b. Kualitas keamanan data yang lebih tinggi
c. Hubungan yang lebih kuat antara safety assessment dan regulasi
d. Meningkatkan transparansi, komunikasi dan keterlibatan pasien
e. Tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi semua pihak
f. Meningkatkan prosedur pengambilan keputusan (harmonisasi
keputusan dan penggunaan sumber daya yang efisien)
g. Pembentukan komite baru di European Medicines Agency:
Tujuan dari undang-undang farmakovigilans:
a. Mencegah bahaya adverse reactions dari penggunaan obat
b. Promosi penggunaan obat yang aman dan efektif, melalui penyediaan
informasi mengenai keamanan produk obat kepada pasien,
profesional medis dan masyarakat.
Oleh karena itu, farmakovigilance merupakan kegiatan yang berkontribusi
terhadap perlindungan kesehatan pasien dan masyarakat