Anda di halaman 1dari 29

5.

PENGGUNAAN
OBAT RASIONAL
(POR) By:
lanjutan..
Dra.Ambarsundari .,MM.,Apt

LOGO

Contents
1
2

Kategori problema terapi obat

Berbagai penyebab terjadinya problema


terapi obat

www.themegallery.com

PARADIGMA TERKINI PELAYANAN KEFARMASIAN

Drug oriented

Patient Oriented
(Good Pharmacy Practice w/
Pharmaceutical Care )

Hot Tip: Perubahan Paradigma


Key Success Factor
( KSF) dalam sistem
Pelayanan Kesehatan:
1. Keterlibatan
Tenaga kesehatan
2. Pharmaceutical
Care
3. Penggunaan Obat
Rasional (POR)
4. Pengelolaan sediaan
farmasi, alkes dan
BMHP yang efektif

efficacy
aman
kualitas
terapi obat

www.themegallery.com

PERUBAHAN PERAN APOTEKER


1.Redefined
( pemahaman ulang)
2.Reoriented
( reorientasi monev)

1. Hasil yang pasti


2. Kualitas hidup
pasien
www.themegallery.com

RUANG LINGKUP
Praktek Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian termasuk patient
centered care yang merupakan fungsi
kognitif apoteker yang terdiri dari :
konseling
pelayanan informasi obat
pemantauan terapi obat
aspek manajerial :pengelolaan sediaan
farmasi

What is a Profession?
A profession is a disciplined group of individuals who
adhere to ethical standards and uphold themselves to
and are accepted by the public as possessing special
knowledge and skill in a widely recogniced body of
learning derived from research, education, and
training at a high level, and who are prepared to
exercise this knowledge and these skill in the
interest of others.
(Resource: Kelly W, Pharmacy)

Definisi FIP /IPF (International


Pharmaceutical Federation) ttg Profesi:
Kemauan individu farmasis/apoteker
untuk melakukan praktek kefarmasian
sesuai syarat legal minimum yang
mematuhi standar profesi dan etik
kefarmasian

Pharmaceutical Care
Definisi ?
Tujuan ?
5 langkah dalam Ph Care?
5 kunci kebutuhan pasien akan terapi
obat ?
seven critical rights ?
peran apoteker dalam Ph Care ?
www.themegallery.com

Studi Kasus Pharmaceutical Care:


1.Janice,pasien diabetes umur 53 th.
Apotek tempat dia membeli obat sudah biasa menyediakan obat2 diabetes
untuk Janice selama 5 thn terakhir.
Hari ini,resep yg diberikan tertulis Humulin 70/30,35 unit setiap pagi.Selain
Humulin Janice mendapatkan obat2an untuk glaucoma dan hypothyroid.
Janice biasanya mendapatkan obat2an nya lewat mail order.
2.Ketika anaknya Pak Andi mengambil obat untuk ayahnya,dia minta agar
diberikan 50 mg Demerol inj untuk ayahnya yang biasa digunakan setiap
malam agar ayahnya bisa tidur.
3.Edith menelpon apotek ketika petugas pengantaran masih berada di
rumahnya.Edith sangat terkejut ketika dia tidak sanggup membayar karena
Lorazepam tablet yg biasa dia beli harganya naik hingga 2x dari biasanya.

Apa tindakan Apoteker pada kasus tersebut ?


1.Apoteker dapat berindak sbg decision maker
2.Apoteker tidak peduli pada situasi tsb
3.Apoteker tahu apa yg seharusnya dikerjakan,tapi tidak
berusaha untuk memberitahu kepada pasien
4.Apoteker sebagai care giver dapat berkomunikasi dengan
dokter untuk menyelesaikan masalah2 tsb
5.Apoteker dapat berkonsultasi
dengan dokter dan selanjutnya
membantu pasien dalam mencapai
tujuan dari pengobatannya

A Systemic approach to the delivery of


Pharmaceutical Care
Patients receiving or
requiiring a
Pharmacetical
product or service
SET PRIORITY
FOR CARE
STEP 1
Asses needs and
identify drug
problems
STEP 4
Monitor and
review the
care plan

STEP 2
Develop a care
plan
STEP 3
Implement the
care plan

Sumber : Developing Pharmacy Practice, 2006 Ed, Handbook of WHO and IPF
Company Logo

www.themegallery.com

LEARNING OBJECTIVE YANG UTAMA :


1. Pemahaman konsep Pharmaceutical Care
2. Pengenalan masalah terapi obat
3. Mampu dan paham 4 langkah dalam proses
Pharmaceutical Care
yang menjadi dasar menuju pemenuhan standar
GPP
4. Langkah rencana pengobatan harus
terdokumentasi
5. Monitor , evaluasi dan tindak lanjut

www.themegallery.com

Step 1 : Asses the patients drug therapy needs and


Identity actual or potential therapy problem

Pasien

Good
Communication as
care giver

Tenaga
kesehatan

1. Mengumpulkan
2. Menganalisa dan
3. Memahami
Informasi yang
berkaitan dengan
terapi obat

ASSESMENT
www.themegallery.com

STUDI KASUS 1 :
Ny. P, 74 tahun menderita Parkinsons desease.
Berdasarkan rekam medis Ny.P juga menderita angina dan terapi
obat yang diberikan adalah sebagai berikut :
1.Glyceryl Trinitrate (GTN) 500 mcg, cara pakai satu tablet
sublingual, bila diperlukan
2. Haloperidol 0,5 mg kapsul, cara pakai sehari 3 x 1 kapsul
a. Assesment (berinteraksi dengan pasien/keluarga pasien) :
1.Data pasien
2.Riwayat alergi
3.Riwayat penyakit
4.Data laboratorium
5.Life style
b. Identifikasi masalah terapi obat
www.themegallery.com

b. Identifikasi DRP

Kategori DRP

Identifikasi
masalah/penyebab

Solusi /pencegahan

1. Tidak perlu obat

Potensial: haloperidol
tidak tepat indikasi

Haloperidol dihentikan
dan pantau parkinsons
desease

2. Salah obat

-----

3.Dosis terlalu
rendah

-----

4. Reaksi Obat yang


merugikan
5. Dosis terlalu
tinggi
6. Ketidakpatuhan
7. Butuh obat

----------------a. actual:
perlu obat untuk terapi
peny angina
b. Potensial :
review penggunaan
aspirin thdp GTN dan

Antiplatelet yi aspirin
Dosis rendah setiap
hari
www.themegallery.com

Step 2 : Develop a care plan to resolve/or prevent drug


therapy problem

Tidak semua pasien malalui step ini


bila ditemukan masalah terapi obat atau kebutuhan pasien
tidak terpenuhi, maka dilanjutkan step 2
DRP/MTO sebaiknya disusun berdasarkan skala prioritas sesuai manajemen
farmasi klinik , seperti contoh kasus di bawah ini :

STUDI KASUS 2 :
Tn. D, 52 thn telah didiagnosa hyperlipidemia dan dianjurkan diet dan
merubah gaya hidup. Tn.D punya riwayat hipertensi dan Atrial Fibrillation
(AF).
TD terakhir
: 140/85 mm Hg
Denyut Nadi/Pulse : 40 /menit
Total kolesterol
: 8.4 mmol/L
Interview pasien :Tn.D mengeluh sering merasa lelah dan BB bertambah
Terapi obat yang diberikan :
1.Amiodarone 200 mcg diminum setiap pagi
2.Bendroflumethiazide 10 mg setiap pagi
www.themegallery.com

2 b. Identifikasi DRP
Kategori DRP

Identifikasi
Solusi
masalah/penye /pencegahan
bab

Prioritas

1. Tidak perlu
obat

Potensial:
Dosis thiazide
mempengaruhi
hiperlipidemia

Dosis thiazide
diturunkan,
konseling pasien &
pantau TD

4. Reaksi Obat
yang merugikan

Potensial :
Keluhan pasien
mengarah ke
hipotiroid
dampak dari
amiodarone

Cek: Tri iodotironin


(T3),thiroksin (T4)
dan Tiroid
Stimulating Hormon
(TSH)

7. Butuh obat

a. aktual:
Pasien AF
resiko CV

- gol. Statin utk


menurunkan
kolesterol

b. Aktual :
Terapi AF belum
ada

- Warfarin
- Konseling
- Pantau

rendah

tinggi

Rendah

medium
www.themegallery.com

Develop care plan :


Asumsi (defined)
Prioritas tinggi adalah hipotiroid selain itu pasien beresiko CVD, yang dapat
Mempengaruhi penggunaan warfarin.
hyperlipidemia dan dosis bendrofluthiazide yang mempunyai
prioritas lebih rendah selama fungsi kelenjar tiroid masih baik dan dapat
dipantau melalui profil lipid dan total lipid
Langkah selanjutnya:
1.Identifikasi tujuan terapi dan rencanakan tindakan
Apoteker harus menjelaskan solusi dan pencegahan dari MTO/DRP baik ke pasien
maupun dokter penulis resep agar pasien dan dokter setuju atas rencana
pengobatan tsb sehingga tercapai hasil yang pasti.
2. Kembangkan strategi pemantaun pengobatan:
Pasien,apoteker dan dokter bersama-sama merancang jadwal pemantaruan
terapi dengan parameter tsb di atas
3. Terdokumentasi
www.themegallery.com

Step 3 : Implement Care Plan

Pharmaceutical Care Plan dilaksanakan


atas kesepakatan
pasien, apoteker dan dokter

www.themegallery.com

Apoteker sebagai tim kesehatan (health care team) dan


penyambung kesenjangan komunikasi antara pasien dengan dokter
dalam sasaran pengobatan pasien (gap filler)

Studi kasus 3 :
Ny,J , 45 thn baru saja didiagnosa asma. Dan Ny J mempunyai riwayat
penyakit Osteoatritis dan Hipertensi.
TD : 170/110 mm Hg
Ny. J merokok 30 batang /hari,suka minum alcohol, jarang olah raga.
Terapi obat yang diberikan :
1. bendrofluthiazide 2,5 mg diminum setiap pagi (kurang efektif utk
Hipertensi)
2. Parasetmol 500 mg sehari 2 sampai 8 kali dalam 24 jam
3. Propanolol 400 mg sehari 3 X 1 tablet
4. Salbutamol metered dose Inhraler (MDI) 2 spray bila dibutuhkan
5. Budesonide turbo (dry powder inhaler) sehari 2 x 200 mcg

www.themegallery.com

3. Development of Pharmaceutical care plan

Deskripsi masalah
terapi obat

Prioritas

Tujuan
pengobatan
(Therapeutic
objective)

Tindak
lanjut

Potensial :
ROM dari propanolol

tinggi

Hentikan
Hindarkan dari
ROM dan periksa Pengguna-an
propanolol
fungsi paru

Terapi hipertensi
tidak efektif

tinggi

TD : 140/85
mm Hg

Potensial:
Butuh obat utk
asma

tinggi

Fungsi normal
paru dan
withdrawal
unnecessary
therapy

- Ukur PEFR
(Peak
Expiratory
Flow
Rate)
- Test
reversible dg
agonist

www.themegallery.com

3. Development of Pharmaceutical care plan

Deskripsi masalah
terapi obat

Prioritas

Inhaler tidak
diberikan ke pasien

medium

Tujuan
pengobatan
(Thraerapeutic
objective)

Tindak
lanjut

Penundaan
penggunaan
inhaler setelah
beta blocker
dihentikan dan
diagnose asma
ditegakkan

MDI dan turbo


inhaler cara
penggunaan
berbeda.
Bila pasien aman
nyaman dg MDI
Maka turbo Inh
Diganti MDI

Setelah pasien dan dokter sepakat atas rencana pengobatan tsb di atas, maka harus
didokumentasi agar dapat dipantau dan dievaluasi

www.themegallery.com

4. Evaluate and review care plan


hasil

yang actual dievaluasi terhadap therapeutic objectives


agar dapat dipastikan apakah MTO/DRP sudah terpecahkan
atau dapat dihindari
bila hasil yang didapat tidak sesuai tujuan pengobatan,
maka rencana pengobatan segera direview
Rencana pengobatan direvisi terhadap solusi/pencegahan
DRP/MTO awal atau muncul MTO/DRP yang baru

www.themegallery.com

3. Development of Pharmaceutical care plan


Tujuan pengobatan
(Therapeutic
objective)

Hasil

Revisi rencana

Hindarkan dari ROM


dan periksa fungsi
paru

Propanolol
dihentikan
PEFR normal
ROM tidak terjadi

DRP terpecahkan
dokumentasikan:
beta blocker
tidak boleh
digunakan lagi

Fungsi normal paru


dan withdrawal
unnecessary therapy

Test reversible
PEFR normal
Setelah penggunaan
salbutamol

DRP terpecahkan
diagnose asma
tidak terbukti

www.themegallery.com

3. Development of Pharmaceutical care plan


Tujuan
pengobatan
(Thraerapeutic
objective)
TD target : 120/80 mm
Hg

Revisi rencana

TD : 145/90 mm
Hg, pasien patuh
atas regimen obat

Penundaan
Tidak diberikan
penggunaan inhaler karena tidak
setelah beta blocker relevan
dihentikan dan
diagnose asma
ditegakkan

Perlu ditambah
antihipertensi lainnya:
Amodipin 5 mg setiap
pagi setelah diskusi dg
dokter
konseling pasien dan
kontrol TD setelah 4
minggu
DRP terpecahkan

www.themegallery.com

DAFTAR PUSTAKA
1. Wedinmayer, K., Summers, R.S., Mackle, C.A., Gous A.G.S., Everard ,M., 2006,
Developing Pharmacy Practice a focus on patient care, Handbook Edition.
World Health Organization, Switzerland; International Phamaceuatical
Federation, Neteherlands
2. American Society of Health-System Pharmacist (AHFS) drug Information, 2011

www.themegallery.com

TUGAS KELOMPOK
Kelompok I : Studi Kasus 1
Farmakoterapi untuk Parkinsons desease dan angina
jelaskan mekanisme yang terjadi pada DRP/MTO
Interaksi obat

Kelompok 2 : Studi Kasus 2


Farmakoterapi untuk hyperlipidemia, hipertensi dan AF
Jelaskan prioritas antara tinggi rendah
Kelompok 3 : Studi Kasus 3
Farmakoterapi Osteoastritis,Asma dan hipertensi
pengaruh life style terhadap pengobatan
Kelompok 4 : PFER
CARA PENGGUNAAN MDI & TURBO INHALER
www.themegallery.com

Click to edit company slogan .

LOGO

Anda mungkin juga menyukai