Anda di halaman 1dari 40

Pembahasan Kasus Diare Akut

Siti Aisyah
1941013010
Kelas B

PROGRAM STUDI APOTEKER


ANGKATAN I TAHUN 2019
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Mampu mengidentifikasi penyebab umum dari diare akut.
1

• Mengetahui tujuan utama pengobatan diare akut, dan mampu


menerapkannya.
2

• Mampu merekomendasikan terapi non farmakologi yang cocok untuk


pasien yang mengalami diare akut
3

• Mampu menjelaskan tempat terapi obat dalam pengobatan diare akut dan
4 rekomendasikan produk yang sesuai.
PENGERTIAN

• Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar


melebihi batas normal disertai dengan konsistensi
tinja yang lembek (Dipiro, 2005).
• Diare adalah kondisi ketidakseimbangan absorpsi dan
sekresi air dan elektrolit.
• Diare akut mempunyai durasi 72 jam, atau kurang
dari 14 hari.
• Diare akut umumnya disebabkan karena infeksi
akibat bakteri, virus dan protozoa.
PATOFISIOLOGI
Terdapat 4 mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air dan
elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, yaitu :

• Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh penurunan


1 absorpsi natrium atau peningkatan sekresi klorida

• Perubahan motilitas usus


2

• Peningkatan osmolaritas luminal


3

• Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan


4
PATOFISIOLOGI

Pembagian diare secara klinis ada 4, yaitu :

1. Secretory diarrhea
Terjadi ketika senyawa yang strukturnya mirip (misalnya : Vasoactive
Intestinal Peptide (VIP) atau toksin bakteri) meningkatkan sekresi
atau menurunkan absorpsi air dan elektrolit dalam jumlah besar.
Agen ini merangsang adenosin monofosfat siklik intraseluler dan
menghambat Na+ / K+ -adenosine triphosphatase (ATPase), sehingga
menyebabkan peningkatan sekresi. Agen ini juga menghambat
penyerapan ion serentak.
Secara klinis, diare sekretori dicirikan dengan volume tinja (> 1 L /
hari) dengan jumlah ion dan osmolalitas normal kira-kira sama
dengan plasma. Puasa tidak mengubah feses volume pada pasien ini.
2. Osmotic diarrhea
Disebabkan oleh absorpsi zat–zat yang
mempertahankan cairan intestinal.
Diare ini terjadi karena proses malabsorpsi,
intoleransi laktosa, pemberian ion divalen (mis.,
antasida yang mengandung magnesium), atau
konsumsi karbohidrat yang kurang larut (mis.,
laktulosa). Zat yang tidak terlarut ini sulit
diangkut sehingga usus menyesuaikan
osmolalitas dengan plasma; dengan begitu, air
dan elektrolit mengalir ke dalam lumen. Diare
osmotik berhenti jika berpuasa.
3. Exudative diarrhea
Disebabkan oleh penyakit infeksi saluran
pencernaan yang mengeluarkan mukus,
protein atau darah ke dalam saluran
pencernaan.
4. Diare motilitas.
Motilitas usus dapat berubah dengan
mengurangi waktu kontak diusus halus,
pengosongan usus besar yang terlalu cepat,
dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
ETIOLOGI DIARE AKUT
Penggunaan
Obat

Makanan dan
Non Infeksi
Minuman

Diare Akut Keracunan

Virus, Bakteri,
Infeksi
Protozoa
ETIOLOGI DIARE AKUT INFEKSI
 Umumnya diare akut disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan
protozoa. Diare akut biasanya dapat sembuh sendiri.
 Bakteri merupakan penyebab terbanyak kasus diare akut, namun
dapat juga sisebabkan oleh virus dan protozoa tapi hanya sedikit.

1. Infeksi Bakteri : Bakteri penyebab diare diantaranya adalah


Shigella, Salmonella, Campylobacter, Staphylococcus, dan
Escherichia coli.
Infeksi bakteri yang ditularkan melalui makanan adalah masalah
utama, seperti beberapa di antaranya keracunan makanan
olahan pabrik karena sanitasi yang buruk.
2. Infeksi virus akut sebagian besar disebabkan oleh kelompok
Norwalk dan rotavirus
3. Infeksi Protozoa biasanya disebabkan oleh : Entamoeba
hystolyca, Giardia lambia, Thricomonas himinis.
ETIOLOGI DIARE AKUT NON INFEKSI

1. Penggunaan obat – obatan juga dapat


menyebabkan diare. Diantara obat yang dapat
menyebabkan diare adalah Antibiotik, laksatif
(yang disalah gunakan untuk pelangsing),
Antihipertensi, Antasida yang mengandung
magnesium, Antineuplastik, Auranolin,
Kolinergik, Senyawa yang mempengaruhi
Jantung, NSAID, Prostaglandin, dan Kolkisin.
TABEL OBAT YANG DAPAT MENYEBABKAN DIARE
Kategori Contoh Obat
Laksatif - Semua jenis laksatif
Antasida - Yang mengandung logam Mg
Antineuplastik - Semua obat Antineuplastik
Auranofin -
Antibiotik Kilndamisin, Tetrasiklin, Sullfonamida, dan antibiotik spektrum
luas lainnya
Antihipertensi Reserpin, Guanethidin, Methyldopa, Guanabenz, Guanadrel, ACEI

Kolinergik Bethanecol, Neostigmin


Senyawa Jantung Quinidin, Digitalis, Digoksin
NSAID Semua NSAID
Analog Misoprostol
Prostaglandin
H2 reseptor Bloker Semua obat H2 reseptor Bloker
PPI Semua jenis PPI
ETIOLOGI DIARE AKUT NON INFEKSI

2. Makanan dan minuman juga dapat


menyebabkan diare. Mengkonsumsi terlalu
banyak minuman soda, minuman beralkohol,
atau minuman yang mengandung kafein dapat
menimbulkan diare.
3. Keracunan makanan atau minuman juga dapat
menyebabkan diare. Perlu diperhatikan kondisi
makanan dan minuman sebelum
mengkonsumsinya. Keracunan juga bisa
disebabkan oleh senyawa kimia.
MANISFESTASI KLINIS DIARE AKUT
• Gejala dan gejala diare akut dan diare kronis lebih kurang sama.

• Timbulnya mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, demam, kedinginan, dan malaise
1

• Pergerakan usus cepat dan diare berlangsung 12-60 jam.


2

• Nyeri periumbilikal intermiten atau kuadran kanan bawah dengan rasa kram dan bunyi
bising usus adalah karakteristik dari penyakit usus kecil
3
• Ketika rasa sakit diare terjadi pada usus besar, rasa sakit dengan tenesmus (mengejan,
tinja tidak efektif, dan menyakitkan). Nyeri melokalisasi ke hipogastrik wilayah, kuadran
4 kanan atau kiri bawah, atau wilayah sakral.
PENCEGAHAN DIARE
 Penyakit diare akibat virus akut sering terjadi di pusat
penitipan anak dan rumah jompo. Mekanisme penularan
virus adalah melalui Kontak orang-ke-orang. Maka perlu
dipisahkan antara orang yang sehat dengan yang sakit.
 Untuk mencegah infeksi bakteri, parasit, dan protozoa,
Perlu penanganan makanan yang ketat, sanitasi, air, dan
praktik kebersihan lingkungan lainnya sehingga dapat
mencegah transmisi.
 Jika diare adalah penyebab sekunder dari penyakit lain,
diperlukan pengontrolan kondisi primer. Antibiotik dan
subsalisilat bismut dianjurkan untuk mencegah diare, yang
berhubungan dengan konsumsi air minum dan konsumsi
sayuran segar.
TUJUAN UTAMA PENGOBATAN DIARE
Jika pencegahan tidak berhasil dan terjadi diare , maka tujuan terapinya dengan cara :

 Mengatur pola makan.


 Mencegah pengeluaran air yang berlebihan, elektrolit, dan gangguan asam basa.
 Menyembuhkan gejala.
 Mengobati penyebab diare yang dapat disembuhkan.
 Mengelola gangguan sekunder yang menyebabkan diare.

Pengobatan diare yang tepat bukanlah dengan menghentikan diare dengan


berbagai cara, tetapi dokter harus memastikan dan memahami betul apa
penyebab terjadinya diare pada pasien, sehingga dapat diberikan diterapi yang
sesuai.
Diare sama seperti batuk, yang mungkin merupakan mekanisme pertahanan
tubuh untuk membersihkan diri dari zat berbahaya atau patogen. Namun jika diare
adalah akibat sekunder dari penyakit lain, maka mengendalikan kondisi primer
diperlukan
TERAPI DIARE AKUT

Langkah – langkah untuk mengobati diare akut :

1) Lakukan pemeriksaan riwayat pasien secara lengkap dan lakukan


pemeriksaan fisik.
2) Tentukan terlebih dahulu jenis diare. Apakah diare akut atau kronis?
Jika diare kronis, berikan pengobatan sesuai panduan.
3) Jika diare akut, periksa apakah pasien demam dan ada gejala
sistemik . Jika terdapat gejala sistemik (demam, anoreksia, atau
dehidrasi), periksa sumber infeksi. Jika positif diare yang disebabkan
infeksi, gunakan antibiotik yang sesuai / obat anthelmintik dan
berikan terapi simptomatik. Jika negatif untuk penyebab infeksi,
gunakan hanya terapi simtomatik.
4) Jika tidak terdapat gejala sistemik, berikan terapi simtomatik
berdasarkan keparahan dehidrasi dengan pemberian cairan oral
atau parenteral elektrolit, dan berikan obat untuk mengobati diare.
ALGORITMA PENGOBATAN DIARE AKUT
TERAPI NON FARMAKOLOGI DIARE

• Pengaturan diet adalah prioritas pertama dalam


pengobatan diare
1

• Klinisi merekomendasikan untuk menghentikan konsumsi


makanan padat dan menghindari produk olahan susu
2 selama 24 jam

• Untuk pasien yang mengalami mual atau muntah, diet


yang ringan dengan makanan yang mudah dicerna dan
3 memberikan sedikit residu harus diberikan selama 24 jam
TERAPI NON FARMAKOLOGI DIARE

• Jika terjadi muntah pada pasien yang tidak dapat lagi


terkontrol oleh obat anti emetik, maka jangan berikan
4 apapun ke pasien melalui mulut.

• Setelah pergerakan usus menurun, maka mulai berikan


makanan lunak ke pasien
5

• Rehidrasi dan pemberian air dan elektrolit secara kontinyu


adalah tujuan terapi hingga episode diare berakhir.
6
TARGET TERAPI FARMAKOLOGI DIARE

• Obat yang digunakan untuk mengobati diare dikelompokkan ke dalam beberapa


* kategori: antimotilitas, adsorben, senyawa antisekresi, antibiotik, enzim, dan usus
mikroflora. Biasanya, obat-obatan ini tidak bersifat kuratif tetapi paliatif.

• Loperamide sering direkomendasikan untuk menangani diare akut dan kronis.


* Diare yang berlangsung 48 jam setelah memulai loperamide memerlukan
perhatian medis.

• Adsorben (seperti kaolin-pektin) digunakan untuk menghilangkan gejala .

* Adsorben tidak spesifik dalam aksinya; dimana absorben menyerap nutrisi,


racun, obat-obatan, dan getah lambung. Pemberian bersama dengan obat
lain mengurangi ketersediaan hayatinya.
TARGET TERAPI FARMAKOLOGI DIARE

• Bismuth subsalisilat sering digunakan untuk pengobatan atau


pencegahan diare (traveler's diare) dan memiliki efek antisekresi,
* antiinflamasi, dan antibakteri. Bismut subsalisilat mengandung
banyak komponen yang mungkin beracun jika diberikan berlebihan
untuk mencegah atau mengobati diare.

• Pemberian Lactobacillus dimaksudkan untuk menggantikan


mikroflora kolon. Ini seharusnya dapat mengembalikan fungsi usus
* dan menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen. Dan, diet
produk susu mengandung 200 hingga 400 g laktosa atau dekstrin
sama efektifnya dalam rekolonisasi flora normal
TERAPI FARMAKOLOGI DIARE
A. Anti mortilitas

Golongan Opiat dan turunannya.


• Umumnya bekerja secara perifer dan sentral, kecuali Loperamide, hanya bekerja
secara perifer.
• Menunda transit isi intraluminal atau meningkatkan kapasitas saluran cerna,
memperpanjang waktu kontak dan absorpsi.
•KI dengan diare yang disebebkan oleh infeksi, karena potensi terjadinya adiksi

• Bersifat antisekresi, menghambat protein pengikat


kalsium calmodulin dan mengendalikan sekresi klorida
1. Loperamide • Kapsul 2 mg atau larutan 1 mg / 5 mL
• Dosis awal dewasa 4 mg secara oral, diikuti 2 mg setiap
kali BAB, maksimal 16 mg/ hari
• Efek samping : pusing dan sembelit
• Tablet 2,5 mg dan larutan 2,5 mg / 5 mL.
• Dosis dewasa 2,5 - 5 mg t3-4 x sehari, maksimal 20 mg/hari
2.Diphenoxylate • Efek amping : atropinisme (penglihatan kabur, mulut kering, dan
keraguan berkemih).

• Tablet 1 mg
3. Difenoksin • Dosis awal dewasa 2 mg, diikuti 1 mg setelah
setiap kali BAB, maksimal 8 mg / hari.

4. Paregoric & • Jarang ditemukan dan digunakan karena


tingtur opium potensi penyalahgunaan yang tinggi
B. Adsorben
 Adsorben digunakan untuk menghilangkan/ meringankan gejala
 Bekerja tidak spesifik
 Bekerja dengan cara menyerap nutrisi, racun, obat-obatan serta getah pencernaan.
Pemberian bersama obat lain dapat mengurangi bioavailabilitasnya

• Dapat menyerap 60 kali beratnya dalam air


1. Polycarbophil • Tablet kunyah 500 mg
• Dosis dewasa 4 x sehari, maksimal 6 g / hari

• 5.7 g kaolin + 130.2 mg pectin/30 mL


2. Kaolin–pectin • 30–120 mL setelah setiap kali BAB

• 750 mg/15 mL, 300 mg/7,5 mL, 750 mg/tablet, 600


mg/tablet, 300 mg/tablet
3. Attapulgit • 1200-1500 setelah BAB, atau tiap 2 jam, maksimal 9000
mg/hari
C. Antisekresi
 Adsorben digunakan untuk menghilangkan gejala
 Bekerja tidak spesifik
 Bekerja dengan cara menyerap nutrisi, racun dan obat-obatan.

• Efek antisekresi, antiinflamasi,dan antibakteri


• Dapat menghilangkan kram perut, dan mengendalikan diare, termasuk
diare pelancong
• tablet kunyah 262 mg, cairan 262 mg / 5 mL,dan 524 mg / 15 mL
1. Bismut • Dosis dewasa 2 tablet atau 30 mLsetiap 30 menit-1 jam maksimal 8
dosis/ hari.
subsalisilat • Efek samping : penggunaan berlebihan dan dosis berulang dapat
menyebabkan penggelapan lidah dan feses.
• Interaksi : salisilat dengan antikoagulan dapat menghasilkan salisilisme
(tinitus, mual, dan muntah). Bismuth mengurangi penyerapan tetrasiklin
dan dapat mengganggu pilihan studi radiografi gastrointestinal

• diare sekunder akibat intoleransi laktosa


2. Enzim • Sediaan 1.250 unit laktase netral / 4 tetes dengan dosis : 3-
4 tetes dengan susu atau produk susu
(lactase) • Sediaan 3.300 unit laktase FCC per tablet dosis : 1 atau 2
tablet
• Untuk mengembalikan fungsi usus
normal dan menekan pertumbuhan
3. Pengganti patogen mikroorganisme
Bakteri • 2 tablet atau 1 paket granul 3-4 x
sehari, berikan bersama susu, jus atau
(Lactobacillus air
acidophilus, • Tetapi diet produk susu mengandung
Lactobacillus 200 hingga 400 g laktosa atau dekstrin
sama efektifnya dalam menghasilkan
bulgaricus) rekolonisasi flora normal.
4. Octreotide

• Suatu analog oktapeptid sintetik dari somatostatin, untuk pengobatan


a gejala tumor karsinoid, dan tumor sekresi VIP.

• Bekerja dengan cara menghambat pelepasan serotonin dan peptida


b aktif lain serta efektif mengontrol diare.

• Sediaan : 0,05 mg/mL, 0,1 mg/mL, 0,5 mg/mL


c

• Dosis awal : 50 mcg secara subkutan, 1-2 x sehari dan titrasidosis


d berdasarkan indikasi. Maksimal 600 mcg/ hari dalam 2-4 dosis terbagi.
KASUS
Paul Stanley seorang pria berusia 60 tahun menemui dokter dengan
keluhan mual, muntah, kram dan diare. Pasien mulai mengalami mual parah 6
jam setelah makan di restoran Cina. Pasien mengatakan mengkonsumsi
beragam jenis makanan cina, namun tidak mengkonsumsi alkohol ataupun
produk olahan susu. Untuk meredakan mual pasien minum 2 sendok makan
Maalox Plus , tetapi mual tetap terjadi, dan pasien kemudian mengalami
muntah beberapa kali lalu merasa sedikit lega. Pada sore harinya pasien merasa
tidak enak badan dan minum 2 tablet Prilosec. Pasien juga mulai merasakan
sakit dan demam, dengan suhu tubuh 38,2 °C. Pasien masih mengalami mual,
muntah dan demam ringan, sehingga kesulitan makan . Sejak kemarin, pasien
mengalami 6-8 kali buang air besar dengan rasa kram perut. Tidak adanya darah
atau lendir pada saat buang air besar. Istri pasien membawa pasien berobat
karena pasien menjadi lemah dan pusing saat mencoba berdiri. Pasien
menyangkal menggunakan antibiotik, laksatif ataupun kelebihan minum kafein
SUBJECTIVE
Identitas Nama : Paul Stanley
Pasien Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Keluhan Utama  Mual dan Muntah selama 2 hari
 Tidak bisa makan apa – apa
 Kram dan sakit perut
 Diare
Riwayat  Hipertensi selama 6 tahun
Penyakit Pasien  Hiperlipidemia selama 3 tahun
 GERD selama 10 tahun
 Ulkus Peptik yang disebabkan oleh H. Pylori pada tahun
2004
Riwayat Tidak Ada
Penyakit
Keluarga
Riwayat Sosial, Telah berhenti merokok ( Dahulu biasanya Tn. Paul
Ekonomi dan
lingkungan menghabiskan 50 pak setahun, namun telah berhenti
sejak 5 tahun lalu
 Minum anggur atau minuman campuran lain biasanya
tidak lebih dari 1 gelas per minggu.
Minum kopi 2 cup setiap hari.
Pasien bekerja sebagai pengemudi perusahaan bus lokal.
Menikah selama 20 tahun

Fungsi Sistem Kepala : Membantah sakit kepala, sakit tenggorokan,


telinga terasa nyeri, hidung berair.
Pencernaan : Sering mual dan BAB, serta merasa kram
 Berkemih : Tidak sakit saat BAK
Merasa lelah, dan jantung berdebar
Riwayat  HCT 25 mg setiap hari selama 6 tahun
Pengobatan Atorvastatin 10 mg sebelum tidur selama 3 tahun
Omeprazole 20 mg setiap hari
One-A-Day’s Formula 1 setiap hari
Policosanol 20 mg setiap hari (untuk hiperlipidemia)
Co-Q10 (koenzim Q10) 100 mg BID (untuk HTN) selama 2
minggu

Riwayat Alergi  Morfin = menimbulkan rasa gatal, ruam pada kaki 10


tahun lalu
 Serbuk sari = bersin, iritasi mata
OBJECTIVE
Pemeriksaan Data Pasien Nilai Normal

Tekanan Darah (Berbaring) 135/92 mmHg <120/80 mmHg

Nadi (Berbaring) 80 kali/menit 70 -80 kali / menit

Teekanan darah (berdiri) 110/70 mmHg <120/80 mmHg

Nadi (Berdiri) 100 kali/menit 70-80 kali/menit

Pernafasan 16 kali/menit 18-20 kali/menit

Suhu 38 C 37 C

Berat 95 kg -

Tinggi 5,9 kaki -


PEMERIKSAAN FISIK

• Sedikit Hangat saat disentuh


Kulit • Turgor kulit kembali lambat

• Berkulit putih
Keadaan • Tampak sakit
Umum • Stres ringan
ASSESMENT
Kemungkinan penyebab diare pada pasien adalah :

Makanan : Pasien sebelumnya mengkonsumsi berbagai macam olahan


makanan cina, lalu 6 jam setelahnya mengalami mual
parah. Ini adalah kemungkinan utama penyebab diare pada
pasien. Konsumsi makanan yang berlebihan dapat
mengganggu motilitas usus. Kebersihan makanan yang
belum terjamin juga perlu diperhatikan, karena dapat
tercemar oleh mikroba.

Obat : Pasien juga mengkonsumsi obat PPI yaitu Omeprazol. PPI


termasuk kedalam salah satu obat yang dapat menyebabkan
diare. Konsumsi obat ini dapat memperburuk kondisi diare
pasien.
PLAN
• Perbaiki status cairan pasien untuk mengatasi dehidrasi.
1

• Mengatasi gejala mual dan muntah pada pasien.


2

• Obati diare pasien.


3

• Obati gejala penyerta lain, seperti demam.


4
TERAPI NON FARMAKOLOGI UNTUK PASIEN

 Terapi non Farmakologi yang diberikan kepada pasien


berupa pemberian cairan dan elektrolit (Misal Ringer
Laktat) melalui infus secara IV. Tujuan nya adalah untuk
mengatasi dehidrasi dan mengembalikan keseimbangan
elektrolit tubuh.
 Setelah mual dan muntah diatasi dan pasien bisa menerima
asupan makanan dan cairan secara oral, berikan makanan
lunak dan yang mudah dicerna oleh pasien.
TERAPI FARMAKOLOGI PADA PASIEN

• Diberikan untuk mengatasi gejala mual


dan muntah pada pasien.
Antiemetik • Diberikan : Diphenhydramine 10 mg iv
setiap 4-6 jam. Dosis Maksimal 400
mg/hari.

• Diberikan Adsorben untuk menyerap sisa


Obat – sisa zat yang menyebabkan diare.
Diberikan : Attapulgit 2 x 750 mg/15 mL
Antidiare atau 1500 mg/ 30 mL untuk satu kali
pakai setelah BAB atau setiap 2 jam.
MONITORING EVALUASI
• Hasil terapi diarahkan pada gejala, tanda, dan studi laboratorium
utama. Gejala konstitusional biasanya membaik dalam 24 hingga 72
jam. Orang lanjut usia dengan penyakit kronis serta bayi mungkin
memerlukan rawat inap untuk rehidrasi parenteral dan pemantauan
ketat. Frekuensi dan karakter buang air besar harus diperiksa setiap
hari bersama dengan tanda-tanda vital dan meningkatkan nafsu
makan.
• Pantau berat badan, osmolalitas serum, elektrolit serum, sel darah
lengkap hitung, urinalisis, dan kultur (jika perlu). Dengan situasi
darurat atau darurat, setiap perubahan dalam status volume pasien
adalah hasil yang paling penting.
• Pasien toksik (mereka yang demam, dehidrasi, dan hematochezia
dan mereka yang sedang hipotensi) memerlukan rawat inap;
mereka membutuhkan solusi elektrolit IV dan empiris antibiotik
sambil menunggu kultur. Dengan manajemen
REFERENSI

Dipiro, dkk. 2008. Pharmacotherapy, A Pathophysiologic


Approach. 7th edition. Medical Publishing Division.

Schwinghammer & Julia. 2008. Pharmacotherapy case book, A


Patient-Focused Approach. 7th edition. Medical
Publishing Division.

Dipiro, dkk. 2015. Pharmacotherapy Handbook. 9th. edition.


Medical Publishing Division.

Anda mungkin juga menyukai