Anda di halaman 1dari 15

Disusun Oleh:

Nurul Fitria Aini (102118050)


Essa Amalina Hanifa (102118116)

PEMBIMBING :
dr. Lita Septina Chaniago, Sp.PD
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar 3 kali
atau lebih dalam sehari dengan konsistensi feses encer dan
atau setengah encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah.
 Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7
hari)
 Pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah,
mungkin disertai muntah dan panas.
 Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan
penyebab utama kematian bagi penderita diare.
ETIOLOGI Gastroenteritis Akut
penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu
1. Faktor infeksi
 Infeksi enteral : infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit, protozoa, jamur
 Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan
makanan seperti otitis media akut (OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi
 Malabsorpsi karbohidrat :
1. Disakarida : intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa.
2. Monosakarida : intoleransi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
 Malabsorpsi lemak
 Malabsorpsi protein
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare:
1.Gangguan osmotik
Makanan/zat yang tidak dapat diserap  tekanan osmotik
dalam rongga usus   pergeseran air dan elektrolit ke
dalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan  merangsang usus untuk
mengeluarkannya  diare osmotik
2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus 
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus  diare sekretorik timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik  berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan  diare.
Bila peristaltik usus menurun  bakteri tumbuh
berlebihan  diare
4. Diare inflammatorik
Infeksi oleh patogen > proses inflamasi > kerusakan
mukosa usus > produksi mukus meningkat > diare
• Gejala gastroenteritis akut dapat dibagi dalam 3
fase, yaitu :

• Fase prodromal (sindroma pra-diare) : pasien mengeluh


penuh di abdomen, nausea, vomitus, berkeringat dan sakit
kepala.
• Fase diare : pasien mengeluh diare dengan komplikasi
(dehidrasi, asidosis, syok, dan lain-lain), kolik abdomen,
kejang dengan atau tanpa demam, sakit kepala.
• Fase pemulihan : gejala diare dan kolik abdomen
berkurang, disertai fatigue.
Manifestasi Klinik
 syok hipovolemik
 Tubular Nekrosis Akut pada ginjal
 Haemolityc uremic Syndrome (HUS)
 Sindrom Guillain–Barre
1. Rehidrasi > Cairan infusa Ringer laktat dll. Cairan diberikan 50–200
ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi
2. Diet > Susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase
transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman
berkafein dan alkohol harus dihindari.
3. Obat-obatan
Obat-obatan
1.Obat anti sekresi
• Asetosal
Dosis: 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg.
• Klorpromazin
Dosis: 0,5-1 mg/kgBB/hari

2. Obat anti spasmolitik


Papaverine, ekstrak beladona, Opium,
Loperamide  tidak untuk diare akut
3. Obat pengeras tinja
Kaolin, pektin, charcoal, tabonal  tidak ada manfaatnya
untuk mengatasi diare

4.Antibiotika
Tidak diperlukan kecuali :
• Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari
• Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari
Dengan penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang
mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan
mortalitas yang minimal.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai