Anda di halaman 1dari 23

Infeksi Saluran Pencernaan

IIS RUKMAWATI
Definsi
Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri pada makanan, merupakan masalah kesehatan
serius yang belum dapat diselesaikan secara menyeluruh hingga saat ini.
Demam tipoid, paratipoid, diare, dan gastroenteritis merupakan beberapa penyakit akibat infeksi saluran
pencernaan yang cukup banyak dialami oleh masyarakat luas.
Thyphoid fever (demam tipoid) dan parathyphoid fever (demam paratipoid) disebabkan oleh bakteri
Salmonella thypii dan Salmonella parathypii (Wulandari, 2010).
Penyakit lainnya, seperti diare dan gastroenteritis umumnya disebabkan oleh keracunan makanan, kurang
bersihnya air dan makanan, serta kontaminasi bakteri E colli dan bakteri lainnya (Taylor, 2012).
About the disease

Diare merupakan bentuk paling umum dari infeksi saluran pencernaan, di


beberapa negara berkembang, diare merupakan salah satu penyebab kematian
paling biasa. Sekitar 2,5 juta kematian setiap tahunnya akibat penyakit ini.
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi tiga kali atau lebih per hari
disertai perubahan feses menjadi cair dengan dan atau tanpa lendir dan
atau darah
Klasifikasi Diare

Berdasarkan Durasi

Diare akut adalah lama waktu diare yang kurang dari 2


minggu dan diare kronik yaitu diare lebih dari 2 minggu.
Diare akut dapat sembuh sendiri dan biasanya sembuh
dalam waktu 72 jam dari onset, sedangkan diare kronik
berlangsung ±1 bulan.
Klasifikasi Diare

Berdasarkan tanda dan gejala


Penyebab diare
Infeksi Bakteri (Sigella, Salmonella, E. Coli, Bacillius cereus, Clostridium
perfringes, Staphylococus auereus, Camplyobacher aeromonas)Infeksi Virus
(Rotavirus, Norwalk + Norwalk like agent, Adenovirus)infeksi parasit (Protozoa,
Ertamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli Cacing perut, Ascaris,
Trichurits, Strongyloides)MalabsorbsiKeracunanAlergiImunodefisiensi
Patofisiologi diare
Diare Sekretori

Diare yang terjadi ketika usus halus dan usus besar mensekresi air
dan elektrolit lebih banyak daripada yang diabsorpsi disebabkan
karena stimulasi substansi (tumor pankreas, makanan berlemak yang
tidak diabsorpsi dalam steatorrhea, laksatif, hormon sekretin, toksin
dan garam empedu berlebih).
Patofisiologi diare
Diare Osmotik

Terjadi ketika larutan dari makanan yang dicerna tidak dapat


diabsorpsi secara sempurna oleh usus halus masuk ke lumen usus
sehingga menyebabkan penarikan air dan elektrolit ke dalam lumen
usus karena usus berusaha menyesuaikan tekanan osmotik isi usus
dengan plasma. Diare osmotik ini diakibatkan sindrom malabsorpsi,
intoleransi laktosa, pemberian magnesium pada antasida, atau
konsumsi karbohidrat yang sulit larut. Diare osmotik dapat diterapi
dengan terapi non-farmakologis yaitu pengaturan makanan.
Patofisiologi diare
Diare Eksudatif

terjadi ketika ada gangguan integritas lapisan mukosa akibat infeksi


dan peradangan atau luka pada saluran cerna yang mengakibatkan
gangguan absorpsi cairan dan keluarnya serum, protein, lendir serta
darah ke saluran cerna. Diare eksudatif ini dapat disebabkan karena
infeksi, penyakit crohn, kanker dan vaskulitis. Diare eksudatif ini dapat
diterapi dengan obat-obat antiinflamasi seperti golongan
kortikosteroid.
Patofisiologi diare
Gangguan motilitas

Gangguan motilitas dapat menimbulkan diare dengan tiga


mekanisme, yakni mengurangi waktu kontak antara makanan dan
dinding usus dalam usus halus, pengosongan kolon yang terlalu cepat
dan pertumbuhan bakteri. Gangguan motilitas ini dapat disebabkan
karena diabetes neuropati atau irritable bowel syndrome
Mekanisme kerja tipe diare dan penyebabnya

Mekanisme umum yang terjadi pada diare akut adalah osmotik dan
sekretori, sedangkan perubahan motilitas dan penurunan absorpsi
biasanya diare kronik
Efek Diare Akut dan Kronik

1. Dehidrasi
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan Gizi
5. Gangguan Sirkulasi
Efek Diare Akut dan Kronik

Tujuan Terapi
1. memperbaiki atau mencegah kehilangan cairan dan elektrolit
dan gangguan asam basa.
2. rehidrasi dengan memberikan oralit sebagai upaya rehidrasi
oral.
3. menghilangkan tanda atau gejala
4. mengidentifikasi dan mengobati diare, jika dimungkinkan
5. mengontrol penyakit lain yang juga diderita oleh pasien selain
diare.
Penatalaksaan diare

Sasaran Terapi
1. Cairan tubuh dan elektrolit.
2. Gejala
3. PenyebabStrategi

Strategi Terapi
Strategi pengobatan diare yaitu dapat dilakukan dengan
menggunakan obat (terapi farmakologis) dan atau tanpa
menggunakan obat (terapi non farmakologis).
Terapi Non farmakologi

Cairan dan Elektrolit

Rehidrasi dilakukan untuk menggantikan cairan yang kurang didalam


tubuh, elektrolit diberikan untuk pemeliharaan agar komposisi elektrolit
tubuh normal kembali. Jika pasien sudah tidak mengalami dehidrasi,
untuk pemeliharaan cairan dan elektrolit terapi tetap dilakukan.
Oral Rehydration Solution adalah campuran NaCl 3,5 gram, KCl 1,5 gram,
Natrium sitrat 2,5 gram dan glukosa 20 gram dalam 1 liter air matang.
Terapi Non farmakologi

2. Pengaturan makanan

Pasien dengan diare osmotik disarankan untuk menghindari makanan


berlemak, dan makanan kaya akan gula sederhana. Pasien dengan diare
sekretori disarankan untuk menghindari makanan atau minuman yang
mengandung kafein karena kafein dapat meningkatkan cAMP yang dapat
menimbulkan jumlah cairan sekresi dan dapat memperparah diare

3. Pencegahan

Pencegahan untuk diare yaitu mencuci tangan, dan menggunakan teknik


sterilisasi yang mungkin dapat mencegah terjadinya infeksi kuman.
Menjaga makanan agar tetap terjaga sanitasi untuk menghindari kuman
yang mungkin muncul
Terapi farmakologi
1. Loperamid

Mekanisme : menstimulasi reseptor μ opioid yang berlokasi di otot


sirkulasi intestinal. Aksinya yaitu menghambat motilitas saluran cerna,
membantu mengabsorspi cairan dan elektrolit melalui saluran
cerna.Indikasi : Diare perjalanan, diare akut nonspesifik, diare kronik
(radang perut). Tidak untuk anak dibawah umur 6 tahun dan diare
berdarah.

2. adsorben

Adsorben gastrointestinal contohnya yaitu attapulgit, kaolin, pektin, telah


digunakan untuk penatalaksanaan diare akut nonspesifik yang
ringanMekanisme : adsorpsi kaolin tidak selektif, menyerap nutrisi dan
enzim pencernaan, seperti halnya toksin, bakteri dan berbagai material
toksin di saluran cerna.
ES : konstipasi, bengkak, fullness (perut terasa penuh).
Terapi farmakologi

3. Bismuth subsalisilat (BSS)

Bismuth subsalisilat mengikat toksin pada intestinal dan menutupi


permukaan mukosal yang teriritasi. Penggunaan obat ini dapat
menyebabkan feses berwarna abu kehitaman dan pigmen berwarna
coklat pada lidah secara temporer atau sementara. Diindikasikan untuk
gangguan pencernaan dan sebagai adjuvant antibiotik untuk mengatasi
H.pylori yang berhubungan dengan penyakit tukak peptik.
Tatalaksana Antibiotik
Lanjutan ..
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai