Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PELAYANAN OBAT ALTERNATIF

DAN KOMPLEMENTER

Oleh:
Siti Aisyah
1941013010

Dosen pembimbing:
Prof. Dr. H. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSIRAS ANDALAS
PADANG
2019
TRADISI BALIMAU KASAI MENJELANG BULAN SUCI RAMADHAN DI

KABUPATEN KAMPAR

a. Aromaterapi dari kabupaten Kampar : Balimau Kasai

Tradisi penyucian diri sebelum masuknya bulan suci ramadhan berlangsung secara turun

temurun di kalangan masyarakat Melayu Riau. Tradisi ini dilakukan hampir di seluruh kabupaten

/kota yang ada, dengan nama berbeda satu sama lain. Contohnya saja Balimau Kasai oleh

masyarakat Kabupaten Kampar. Di Pekanbaru, tradisi ini dinamakan Petang Megang sedangkan

di Indragiri Hulu cukup dengan nama Balimau saja.

Kabupaten Kampar terletak di kota Bangkinang. Acara Balimau Kasai di kabupaten Kampar

dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan ramadhan. Desa Sungai Tonang, salah satu desa

di Kabupaten Kampar yang merupakan tempat tinggal saya juga merayakan acara Balimau Kasai

ini. Pada acara ini sanak saudara yang tinggal di luar kota dan yang sedang merantau akan

pulang dan berkumpul bersama – sama keluarga.

Kegiatan Balimau Kasai ini dimulai pada sore hari setelah sholat asar. Acara Balimau Kasai

di Kabupaten Kampar di pusatkan di Desa Batu Belah yang berjarak 58 KM dari kota Pekanbaru.

Acara ini akan diwarnai dengan upacara adat. “Menurut masyarakat, kegiatan Balimau Kasai ini

merupakan ritual wajib yang harus dilakukan. Selain mandi di sungai dengan limau dan kasai

yang dianggap sebagai penyucian fisik, ajang ini juga dijadikan sarana untuk memperkuat rasa

persaudaraan sesama muslim dengan saling mengunjungi dan meminta maaf”.

Disamping kegiatan bermandikan limau dan kasai, ada juga kegiatan pawai sampan hias.

Pada awalnya kegiatan ini hanya menggunakan akik-akik yang terbuat dari batang pisang yang

dimulai dari simpang Batu belah hingga ujung Batu Belah yang sekarang dikenal dengan

anjungan dermaga balimau kasai Batu Belah. Tapi sekarang sudah berganti menggunakan
sampan yang dihias sesuai dengan kreativitas masyarakatnya. Garis star dimulai dari simpang

lurah pulau Bangkinang sebrang dengan jarak tempuh sekitar 12 km dengan waktu 3 jam dan

finish di desa Batu belah. Terdapat lebih kurang 5 desa yang dilalui oleh sampan hias ini,

diantaranya adalah Desa Kampung Gadang, Kampung Deliang, Pulau Lawas, Sungai Tonang,

dan Muara Jalai. Disamping adanya sampan hias, masyarakat setempat juga memanfaatkan acara

ini untuk berenang menggunakan benan dan pelampung, yang dikenal dengan istilah iliu.

Tepian sungai desa – desa yang dilalui sampan hias ramai oleh masyarakat dari berbagai usia

mulai yang tua hingga yang muda untuk merayakan acara Balimau Kasai. Namun banyak juga

yang dengan sengaja datang ke desa Batu Belah untuk merayakan Balimau Kasai. Sambil

menunggu sampan hias masyarakat banyak yang mandi di tepian sungai menggunakan limau dan

kasai. Sedangkan di desa Batu Belah masyarakat mandi balimau setelah pengumuman pemenang

pawai diumumkan. Selain mandi disungai masyarakat juga bisa melakukan Balimau Kasai di

rumah.

b. Apa itu Balimau Kasai ?

Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di

Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari

menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur

dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan

diri.

Balimau berasal dari bahasa ocu (bahasa Kampar ). Balimau bermakna mandi dengan

menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang

biasa digunakan adalah limau purut, jeruk nipis, dan limau kapas.
Sedangkan kasai yang bermakna lulur dalam bahasa Melayu adalah bahan alami seperti

beras, kunyit, kencur, daun pandan dan bunga bungaan yang membuat wangi. Kasai ini adalah

wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini

(kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum

memasuki bulan puasa.

Tradisi Balimau Kasai di Kampar, telah berlangsung berabad- abad lamanya sejak daerah ini

masih di bawah kekuasaan kerajaan. Upacara untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan ini

dipercayai bermula dari kebiasaan Raja Pelalawan. Namun ada juga anggapan lain yang

mengatakan bahwa upacara tradisional ini berasal dari Sumatera Barat. Bagi masyarakat Kampar

sendiri upacara Balimau Kasai dianggap sebagai tradisi campuran Hindu- Islam yang telah ada

sejak Kerajaan Muara Takus berkuasa.

Keistimewaan Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang

khas. Orang – orang dari luar kota seperti pekanbaru dan sekitarnya banyak yang mengikuti

acara ini dan bisa menyaksikan masyarakat Kampar berbondong-bondong menuju pinggir sungai

(Sungai Kampar) untuk melakukan ritual mandi bersama. Sebelum masyarakat menceburkan diri

ke sungai, ritual mandi ini dimulai dengan makan bersama yang oleh masyarakat sering disebut

makan majamba.
c. Tata Cara Mandi Balimau Kasai

Balimau kasai biasanya menggunakan bahan – bahan alam sederhana yang mudah didapat dan

secara empiris banyak digunakan untuk pengobatan seperti :

Bahan Balimau :

 Limau purut

 Limau Kapas

 Jeruk nipis

Bahan Kasai :

 Beras

 Kencur

 Kunyit

 Pandan

 dan Bunga (Bunga Mawar, bungan melati, bunga rampai).

d. Cara Penggunaannya : Di siramkan ke tubuh pada saat mandi, dan untuk keramas

e. Cara Pengolahannya :

Bahan untuk Balimau (Mandi)

1. Siapkan dandang untuk merebus air.

2. Limau purut, limau kapas, dan Jeruk nipis diperas airnya dan dicampurkan dengan air hangat

lalu disiramkan ketubuh pada saat mandi.

Bahan untuk Kasai (Keramas)

1. Siapkan dandang untuk memanaskan air.

2. Kencur dan kunyit dirajang kemudian dijemur hingga kering. Beras, kencur, dan kunyit yang

telah kering digiling.


3. Rendam bunga – bunga dan daun pandan dalam air hangat, lalu campurkan beras, kencur dan

kunyit yang telah digiling kedalamnya. Aduk sampai bercampur merata, setelah dingin

gunakan untuk keramas.

f. Manfaat Balimau Kasai :

 Menurut kesehatan :

Limau (Jeruk), kunyit, kencur, pandan, dan bunga (mawar, melati dan rampai) mengandung

minyak atsiri yang bearoma wangi dan khas. Aroma yang wangi ini dapat membuat tubuh

dan pikiran menjadi rileks dan santai. Juga dapat membuat tubuh menjadi lebih segar dan fit,

yang sangat penting untuk menjalani puasa selama satu bulan penuh. Limau (jeruk) dan

kunyit juga secara empiris dapat digunakan sebagai antimikroba, jadi dapat melindungi tubuh

dari infeksi yang disebabkan oleh mikroba.

 Aroma jeruk dapat menstabilkan system syaraf, menimbulkan perasaan senang dan

tenang, meningkatkan nafsu makan, dan penyembuhan penyakit. Sebuah penelitian

pada tahun 2009, para peneliti menemukan bahwa hewan yang menghirup aroma

linalool (senyawa yang ditemukan dalam minyak essensial jeruk) mengalami

penurunan tingkat stress dan peningkatan sel kekebalan tubuh.

 Aroma daun pandan menimbulkan efek tenang karena pada daun pandan terdapat

suatu zat yang disebut dengan zat tanin. Daun pandan juga dapat menghilangkan

ketombe dan membuat rambut menjadi hitam.

 Sebuah penelitian tahun 2009 menyimpulkan bahwa aroma mawar terbukti dapat

menurunkan stres dan memunculkan sensasi rileks serta ketenangan.

 Sebuah penelitian yang dilakuan oleh para peneliti dari Departemen farmasi

Universitas Jahangirnagar Bangladesh menunjukkan bahwa ekstrak tanaman kencur


baik rimpang/akar dan daunnya memiliki sifat antidepresan terhadap sistem saraf

pusat yang bisa memberikan efek sedatif atau menenangkan.

 Menurut Jaelani (2009), aroma melati dapat mengatasi stress, gelisah, berdebar –

debar, gugup, serta menciptakan perasaan tenang dan rileks.

 Menurut Para Tetua:

Balimau dan Kasai merupakan ramuan pembersih diri sebelum memasuki bulan suci

ramadhan. Ramuan kasai dipercaya dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam

kepala, sebelum memasuki bulan ramadhan. Selain bermanfaat untuk membersihkan tubuh

kegiatan Balimau Kasai juga dapat mempererat persaudaraan dan wadah untuk bersilaturrahmi.

Jadi selain membersihkan badan juga untuk membersihkan batin.

Sumber : Orang Tua (Ayah), Masyarakat sekitar, dan Media elektronik.

Anda mungkin juga menyukai