Anda di halaman 1dari 16

SPESIALIT OBAT

MAKALAH OBAT GASTROINTESTINAL, ANTIMIETIK, MOTILITAS,


GASTROINTESTINAL

DI SUSUN OLEH :

1. Musdalifah

2. Melani julianti

3. Noptarina indirani

4. Nuri anggraini

5. Sukmawati

6. Selviani saputri

7. Windy kurniati

8. Tri mustina

Dosen pembimbing : Apt.Gita susanti S.Farm.M.Kes.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,Sholawat serta salam kami

haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa halangan sedikit pun.

Demi memenuhi mata kuliah spesialit obat maka disusunlah makalah ini,yang berjudul
pengertian dan ruang lingkup spesialit obat.

Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang

membacannya. Aminn.

Palembang .08 Oktober 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Adapun gangguan pada sistem
pencernaan seperti gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis dan maag.Masalah
pencernaan dari kategori ringan hingga berat harus segera diatasi jika tidak akan dapat
memperburuk keadaan.Salah satu cara untuk mengatasi sistem pencernaan adalah dengan
mengkonsumsi obat , yang termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya
Antasida, H2 reseptor antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik ,
Proton pompa inhibitor, Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui dalam
pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam
sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit,
obat juga dapat mencegah penyakit bahkan obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di
lain pihak obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak
tepat. Oleh sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat
mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga
dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan

Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar
Sistem pencernaan berfungsi :

      menerima makanan


      memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
      menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
      membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

2.2 Golongan Obat Gastrointestinal

Terdapat beberapa golongan obat gastrointestinal diantaranya : Antiposmodik, Antidiare, Obat


Laksatif (Pencahar), Obat Antihemorrhoid, Antasida.

2.2.1 ANTISPASMODIK

Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos.Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki efek anti kolinelgik (lebih
tepatnya anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin tertentu.Meskipun antipasmodik
dapat mengurangi spasme usus , tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom
usus irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai penobatan tambahan.
Manfaat klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik konvensional relatif kecil, karena
dosisnya dibatasi oleh efek samping senyawa miip antropin.Selain itu, keberadaannya telah
digantikan oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik, yakni antagonis reseptor-H2
histamin dan anti muskarinik selektif piren zevin.Antipasmodik obat yang digunakan untuk
mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik
dan sebagainya.
2.2.2 ANTIDIARE
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan
frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-
90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut

         untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik
(opium tinctur) atau loperamide.

         untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

         diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan
pengganti dan garam melalui infus.

Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai
indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan..Contoh antidiare :

2.2.3 OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)

Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air
besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka
penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah
gabungan dari olah raga, makanan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum
merupakan sumber serat yang baik.

         DULCOLAX

  Indikasi:

Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi
sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.

  Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti
usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui
hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk

  Komposisi:

1 tablet salut enterik mengandung 5 g:

4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)

Zat tambahan:

laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida,
eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white,
carnauba wax, shellac..

  Cara Kerja Obat:

Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai
laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan
peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan
alektrolit dalam lumen usus besar.

  Dosis dan Cara Pemberian:

Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:

1.      Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik

Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:

2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.

Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.

Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria
anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi
pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum
bersama-sama dengan susu atau antasida.

Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.

2.      Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi

Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen
atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi
dengan supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari usus.

Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1
sipositoria pada esok paginya.

  Peringatan dan Perhatian:

Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam
waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab
terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat
menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat
mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien
yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan
terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau
dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang
mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan
DULCOLAX. Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal,
kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.

Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.

  Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram,
sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid
juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.

  Interaksi:

Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko


ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan.
Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung.

2.2.4 OBAT ANTIHEMORRHOID

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena)
dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid
interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar).
Wasir bisa terjadi karena mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja
mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar mandi. Darahnya
bisa membuat air di kakus menjadi merah. Lama kelamaan wasir dapat menyebabkan
penderitanya mengalami kehilangan darah yang berat atau anemia sehingga memerlukan
transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali dengan tangan
perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir dapat membengkak dan menjadi
nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya terbentuknya pembekuan
darah.Kadang-kadang, wasir bisa juga menyabakan keluarnya lendir dan menimbulkan
perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau jebol karena
banyak tinja yang tertahan akibat takut mengalamai rasa sakit saat buang air besar. Gatal pada
daerah anus (pruritus ani) bisa menjadi gejala dari wasir. Rasa gatal ini terjadi karena keadaan
wasir yang terkeluar itu menghambat pembersihan anus secara efisien, dapat menyebabkan
partikel-partikel kecil dari feses menumpuk pada kulit perianal dan bekerja sebagai iritan. Iritan
ini dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak segera ditangani. Ada juga yang mengalami rasa
sakit di bagian tulang belakang bagian bawah. Biasanya, gejala itu di alami oleh penderita yang
sudah pada ambeien stadium 2.Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena
portal dan kadang-kadang menyebabkan terbentuknya wasir. Pengobatan Hemoroid/Wasir
biasanya, tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala.
2.2.5 ANTASIDA

Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam
lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag.Tujuan pengobatan adalah menghilangkan
gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berdasarkan
mekanisme kerjanya, obat-obat antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :

Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain :

a. Antasida

b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )

         Ranitidin

Pabrik : hexpharm jaya

Indikasi : pengobatan jangka pendek tukak duodenum aktif, tukak lambung aktif, mengurangi
gejala refluks esophagitis.

Fisikokimia :

Farmakokinetik : yang mudah diserap pada saluran pencernaan hanya dari bagian atas GIT
termasuk perut dan bagian proksimal usus memiliki waktu paruh eliminasi sekitar 2,5 hingga 3
jam sedangkan waktu untuk mencaoai konsentrasi plasma puncak (tmax) adalah antara 1 dan 3
jam

Toksisitas :

Interaksi obat : interaksi ranitidine dengan obat propanthelin meningkatkan konsentrasi serum
dan memperlambat absorpsi ranitidin oleh saluran pencernaan.

Kontraindikasi : hipersensitif

ADR : sakit kepala

Dosis : oral : dewasa : tukak lambung dan duodenum akut, refluks esophagitis sehari 2 x 1 tab
atau dosis tunggal 2 tab menjelang tidur malam hari selama 4-8 minggu.
Harga : Rp 20.000

Kemasan : Dus 100 tab 150 mg. Amp 50 mg/2 ml x 10

         Simetidin

Pabrik : hexampharm jaya

Indikasi : pengobatan tukak usus, tukak lambung aktif, refluks gastroesofagus yang erosive,
pencegahan, pendarahan.

Fisikokimia : serbuk habiur, putih sampai hampir putih ; praktis. Tidak berbau atau bau
mekaptan lemah

Farmakokinetik : simetidin dapat dicerna secara cepat dalam saluran cerna, kadar plasma
tertinggi dicapai dalam 1 jam bila diberikan dalam keadaan lambung kosong dan 2 jam bila
diberikan bersama-sama dengan makanan

Toksisitas : semitidin dapat menimbulkan efek samping seperti diare, pusing, kelelahan dan
rash. Semitidin merupakan inhibitor enzim metabolism obat di liver yang poten dan juga
menurunkan aliran hepar. Cemitidin dosis besar mempunyai efek antiandrogen

Interaksi obat :simetidin dapat mengurangi metabolism antikoagulan kumarin, fenitoin,


propranolol, nifedin, akibatnya akan menghambat eliminasi dan meningkatkan konsentrasi
obat-obatan ini dalam darah.

Kontraindikasi : pasien hipersensitif terhadap simetidin

ADR : diare ringan, sakit kepala, pusing, mengantuk

Dosis : sehari 400-1600 mg

Harga : Rp. 3.540

Kemasan : Dus, 10 x 10 tab

         Famotidin

Pabrik : indofarma
Indikasi : ulkus duodenumaktif, terapi pemeliharaan ulkus duodenum, sindrom zolliger ellison

Fisikokimia :

Farmakokinetik :

Toksisitas :

Interaksi obat :

Kontraindikasi : hipersensitif

ADR : sakit kepala, pulang, konstiapsi, diare, demam, asthenia.

Dosis : tukak usus 12 jari : terapi akut : 40 mg 1x sehari sebelum tidur/ 20 mg 2x sehari, selama
4 minggu

Harga : Rp 21.200

Kemasan : Dus isi 24 amplop / blister 6 tablet

Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2.

2.2.6 ANTIMIETIK

2.2.7PENGHAMBAT POMPA PROTON

         Omeprazol ( Omeprazole 20 mg )

Pabrik : Hexpharm Jaya

Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus dan tukak lambung, refluks esophagitis yang
erosive. Pengobatan ajngka panjang sindroma Zollinger-Ellison.

Fisikokimia : pemerian : serbuk warna putih atau hampir putih, polimorfisme

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan methanol,
larut dalam aseton dan isopropanol
Stabilitas : crpat terdegradasi dalam media asam, tetapi memiliki stabilitas yang
dapat diterima dalam kondisi basa.

Farmakokinetik : Farmakokinetik omeprazole terdiri dari aspek absorpsi, distribusi,


metabolisme, dan eliminasi obat.

Absorpsi

Absorpsi omeprazole terjadi di usus halus, sekitar 3─6 jam. Onset kerja obat, yaitu efek
antisekresi setelah satu jam konsumsi per oral. Efek tersebut berlangsung selama 73 jam.
Konsentrasi puncak dalam plasma darah adalah 0,5─3,5 jam.[9,12]

Distribusi

Ikatan protein obat sebesar 90─95%. Volume distribusi: 0,39 L/kgBB. Bioavailabilitas obat per
oral adalah 30─40%, setelah pengulangan dosis menjadi 60%. Waktu paruh omeprazole sekitar
0,5─1 jam. Namun, waktu paruh ini akan meningkat hingga 3 jam, apabila seseorang mengidap
gangguan fungsi hati. Waktu paruh juga akan menyimpang dari 1 jam hingga 5 jam karena
formulasi obat, dan/atau efek dari makanan. Karena waktu paruh yang pendek, dan tidak semua
pompa enzim dapat diaktifkan, maka perlu waktu sekitar 3 hari untuk mencapai kadar yang
stabil dalam darah untuk menghambat sekresi asam lambung

Metabolisme

Metabolisme omeprazole terutama dilakukan oleh enzim hati CYP2C19. Metabolit yang
dihasilkan oleh biotransformasi obat di hepar adalah:

Hydroxyomeprazole

Asam karboksilat

Omeprazole sulfone

Omeprazole sulfide, adalah bentuk metabolit yang tidak aktif

Efektivitas metabolisme obat bergantung pada fenotip tiap individu. Fenotip orang dengan
metabolisme omeprazole buruk bervariasi, tertinggi pada orang Asia, 13-23%.
Eliminasi

Clearance total dalam tubuh adalah 500─600 mL/menit. Omeprazole akan diekskresikan 77%
melalui urin dan 16-19% melalui feses.

Toksisitas :

Interaksi Obat : 1. Digoxin

Omeprazole dapat meningkatkan kadar digoxin dalam tubuh, sehingga


dapat menyebabkan gangguan irama jantung

2. phenytoin

Omeprazole dapat meningkatkan kadar phenytoin, sehingga dapat


menyebabkan mual dan muntah

Kontrainikasi : Hipertensi

ADR : Omeprazole dapat ditoleransi, nausea, sakit kepala, diare, konstipasi dan flatulence
jarang terjadi

Dosis : Sehari 20-40 mg

Harga : Rp 11.136

Kemasan : 30 kap 20 mg

         Lansoprazole ( Lansoprazole 30 mg )

Pabrik : Hexpharm Jaya

Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus dan tukak lambung, refluks esophagus.

Fisikokimia : pemerian : serbuk putih sampai putih kecoklatan

Farmakokinetik :

Toksisitas :
Interaksi Obat : jika diberikan bersamaan dengan obat lain, lansoprazole dapat menurunkan
kadar konsentrasi acalabrutinib, atazanavir, bosutinib, cefpodoxime, clopidogrel, mineral dan
besi pada serum. Lansoprazole juga dapat meningkatkan absorpsi amfetamin,
dexmethylphenidate, dextroamphetamine dan methylphenidate

Kontrainikasi : pasien yang hipersensitif terhadap lansoprazole

ADR :

Dosis : Tukak usus dan refluk esophagus : sehari 1x 30 mg selama 4 minggu, tukak lambung;
sehari 1x 30 mg selama 8 minggu

Harga : Rp 18.182

Kemasan : 20 kap 30 mg

         Pantoprazol ( Pantoprazol 40 mg )

Pabrik : Pertiwi Agung

Indikasi : Pengobatan jangka pendek untuk penyakit refluks gastroesofagus dengan riwayat
esofigitis erosi, sindrom Zolliger-Ellison

Fisikokimia :

Farmakokinetik :

Toksisitas :

Interaksi Obat :

Kontrainikasi : Hipersensitif

ADR : Sakit kepala atau sakit pada bagian abdominat

Dosis : Untuk sindrom Zollinger Ellison 80mg/12 jam, untuk gastroephageal refluks sehari 40
mg
Harga : Rp 74.200

Kemasan : Dus, 1 vial 40 mg

Anda mungkin juga menyukai