Anda di halaman 1dari 20

PORTOFOLIO

Praktikum Farmasi Simulasi

Pelayanan Resep Obat Saluran Pernafasan dan Pencernaan

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

Diana Hafiizhoh NIM PO.71.39.1.19.089.RPL


Elizabet NIM PO.71.39.1.19.091.RPL
Riswadi NIM PO.71.39.1.19.121.RPL
Surtiningsih NIM.PO.71.39.1.19.127.RPL
Susi Oktavia NIM. PO.71.39.1.19.128.RPL

Kelas : RPL

Dosen Pembimbing : Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M.Kes


Dra. Sarmalina Simamora, Apt, M.Kes
Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt, M.kes
Mona Rahmi Rulianti, Apt, M.Farm

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah swt. atas berkat dan rahmat-
Nya lah kami dapat menyusun portofolio yang berjudul “Pelayanan Resep Obat
Saluran Pencernaan” yang bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Farmasi Simulasi yang mana portofolio ini ditujukan sebagai pedoman praktikum
Farmasi Simulasi khususnya Pelayanan Resep Obat Saluran Pencernaan. Dalam
penyusunan protofolio, kami memperoleh data dari berbagai media cetak maupun
media elektronik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan portofolio ini masih banyak


kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar kami dapat menyusun portofolio selanjutnya dengan lebih baik dan
miranya portofolio ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih dan meminta maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan portofolio ini.

Palembang, 13 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum............................................................................................................2
C. Manfaat Praktikum..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................3
A. Obat Sistem Pernafasan................................................................................................3
B. Obat Sistem Pencernaan...............................................................................................4
BAB III TELAAH RESEP...............................................................................................................6
BAB IV SKENARIO..........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan pencernaan adalah masalah yang terjadi pada salah satu organ
sistem pencernaan, atau lebih dari satu organ pencernaan secara bersamaan.
Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ, mulai dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Organ hati,
pankreas dan kantung empedu juga berperan dalam mencerna makanan,
namun tidak dilewati oleh makanan atau terletak di luar saluran pencernaan.

Sistem pencernaan berfungsi menerima dan mencerna makanan menjadi


nutrisi yang dapat diserap. Nutrisi tersebut kemudian disalurkan ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Sistem pencernaan juga berfungsi memisahkan
dan membuang bagian makanan yang tidak bisa dicerna oleh tubuh.

Gangguan pencernaan dapat menimbulkan beragam gejala, seperti sulit


menelan, mual, muntah, perut kembung, sakit maag, sakit perut, diare,
sembelit, dan muntah darah atau BAB berdarah. Penyebab gangguan
pencernaan sangat bervariasi, tergantung kepada penyakitnya.

Selain gangguan pencernaan, dikalangan masyarakat juga marak


terjadinya gangguan pada regulasi tekanan darah (hipertensi). Hipertensi
adalah suatu kelainan atau gejala dari gangguan pada regulasi tekanan darah.
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi hipertensi esensial dan
hipertensi sekunder.

Hipertensi esensial atau hipertensi primer atau idopatik adalah hipertensi


tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Penyebabnya merupakan faktor
genetik dan lingkungan. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan karena
penyakit ginjal, hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat dan obat-obatan.

1
B. Tujuan Praktikum
1. Mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian tentang obat gangguan
pencernaan dan obat hipertensi
2. Mampu memberikan informasi dan pengetahuan mengenai jenis obat,
efek samping, interaksi obat dan aturan cara pakai obat gangguan
pencernaan dan obat hipertensi.
3. Mampu menerapkan pemberian informasi (KIE) kepada pasien tentang
penggunaan obat gangguan pencernaan dan obat hipertensi.

C. Manfaat Praktikum
1. Meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian
tentang obat gangguan pencernaan dan obat hipertensi
2. Mengetahui lebih banyak lagi tentang informasi dan pengetahuan
mengenai jenis obat, efek samping, interaksi obat dan aturan cara pakai
obat gangguan pencernaan dan obat hipertensi,
3. Meningkatkan kemampuan dalam memberikan informasi (KIE) pada
pasien tentang penggunaan obat gangguan pencernaan dan obat
hipertensi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Sistem Pencernaan


1. Pengertian
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :
 menerima makanan
 memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan)
 menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
 membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

2. Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan


Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya:
Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik, Antikolinergik,
Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif.

3. Antidiare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air
besar.( Perubahan frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam
keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa
mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya
tergantung pada penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut :
 untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat,
codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
 untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan
attapulgit aktif.
 diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit
dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang
mengandung air, gula dan garam. Antidiare yang ideal harus bekerja

3
cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang
tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan..Contoh antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya
mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur
penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat
motilitas saluran cerna
3. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae,
Streptococcus, Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja
lokal pada saluran pencernaan.
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap
toksin, bakteri, serta rotavirus.

B. Obat Hipertensi
Pengobatan dengan antihipertensi harus selalu dimulai dengan dosis
rendah agar TD tidak menurun terlalu drastic dengan mendadak. Kemudian
setiap 2 minggu dosis dinaikkan sampai tercapai efek yang diinginkan. Begitu
pula penghentian terapi harus secara berangsur pula untuk mencegah bahaya
meningkatnya TD dengan kuat. Antihipertensi hanya menghilangkan gejala
TD tinggi dan tidak penyebabnya. Maka obat pada hakikatnya harus diminum
seumur hidup, tetapi setelah beberapa waktu dosis pemeliharaan pada
umumnya dapat diturunkan.

1. Pilihan Obat
Untuk penanganan hipertensi WHO menganjurkan 5 kelompok obat
dengan daya hipotensif dan efektivitas kurang lebih sama, yaitu : diuretic
tiazid, penghambat beta, antagonis kalsium, ACE-inhibitor dan ATII-
receptorblockers. Terapi kombinasi ternyata sangat efektif karena dapat
menurunkan dosis masing-masing obat dan meningkatkan kepatuhan bia
satu sediaan obat mengandung kombinasi 2-3 obat yang harus diminum 1x
sehari.

4
Dianjurkan untuk langsung dimulai dengan 2 kombinasi obat pada
penderita dengan TD lebih tinggi dari 140/90mmHg. Pilihan obat hipertensi
dengan gangguan lain dan beberapa kombinasi yang dianjurkan :
a. Anti-hipertensi tunggal atau kombinasinya dimulai dari pilihan pertama
diuretic atau β-blockers atau kombinasinya. Pilihan kedua adalah ACE
inhibitor tersebut.
b. Hipertensi dengan diabetes tipe 2 : kombinasi ini dapat mencetuskan
resistensi insulin dalam sebaiknya digunakan suatu penghambat ACE
atau β-blockers selektif, bila terdapat Kontra indikasi berupa α-blockers
dan antagonis-Ca Long acting
c. Hipertensi dengan gagal jantung : diuretic, β-blockers atau ACE-
inhibitor
d. Hipertensi dengan angina pectoris : β-blockers atau antagonis Ca
e. Hipertensi dengan etinopati diabetis : ACE-inhibitor atau ATII-
receptorblockers
f. Hipertensi setelah infark jantung : β-blockers atau ACE-inhibitor
g. Krisis hipertensi adalah kondisi yang bercirikan kenaikan mendadak
tensi dengan ciri khas adalah gejala ensefalopati akut. Pengobatan
dilakukan dengan injeksi i.v. nifedipin, enalapril, labetalol, fentolamin (α-
blockers), dan ketab serindan (5HT2-blocker).

2. Penggolongan Obat
Obat-obat yang digunakan dalam terapi hipertensi dapat digolongkan
dalam beberapa kelompok, yaitu : diuretic, Alfa – reseptor bloker, Beta
reseptor bloker, Obat-obat SSP, Antagonis Kalsium, Penghambat ACEI,
AT-II reseptor bloker, Vasodilator.

5
BAB III

TELAAH RESEP

A. Resep
Seseorang membawa resep dari dokter spesialis penyakit dalam untuk
pengobatannya yang berumur 45 tahun.

6
B. Copy Resep

Apotik Simulasi Farma


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang
Telp (0711) 352671
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt

Salinan Resep

Nomor :
Dari Dokter : dr. Lenita, M.Sc.SsPD
Tertulis tanggal : 13 Februari 2020
Pro : Ny. Tini (45 tahun)
R/ Kotrimoksazol tablet XX
S 2 dd 1 Tab det

R/ New Diatab XII


S 2 dd 1 Tab det

R/ Amlodipin 5 mg XXX
S 1 dd 1 Tab det

Palembang, 13 Februari 2020

PCC

7
C. Monografi Obat
1. Kotrimoksazol tablet

a. Kandungan
Sulfametoksazol dan Trimetroprem 200 mg dan 400 mg
b. Indikasi
Infeksi saluran kemih oleh e-coli, klebsiela, enterabochter, proterve
c. Konttraindikasi
Ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan pada wajah, sakit kepala parah
dan sesak nafas
d. Dosis
Dewasa : 2x sehari 480mg
Anak-anak : 2x sehari 240 mg
e. Cara Penggunaan
Konsumsi pada waktu yang sama setiap hari
f. Perhatian/Peringatan
Sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan makan
g. Interaksi Obat
Berisiko menimbulkan kematian jika digunakan dengan leucovorin.
h. Efek samping
Nafsu makan turun, muntah, pusing berputar-putar, kejang, ruam, dan
mual.

8
2. New Diatab

a. Kandungan
Activated Attapulgite 600 mg
b. Indikasi
Digunakan untuk pengobatan simtomatik pada diare non spesifik yaitu
diare yang tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.
c. Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien konstipasi, hipersensitif
activated attapulgite
d. Dosis
Dewasa dan anak-anak (12 tahun atau lebih) 2 tablet setiap setelah
buang air besar, makan 12 tablet dalam waktu 24 jam.
Anak-anak (6-12 tahun) 1 tablet setiap setelah buang air besar, maka
penggunaannya 6 tablet dalam waktu 24 jam.
e. Cara penggunaan
Sebelum dan setelah makan
f. Peringatan/Perhatian
Jangan diberikan pada anak > 3 tahun kecuali dengan resep dokter
g. Interaksi obat
Digoksin, anti mual, anti histamine
h. Efek samping
Nyeri perut, kembung, mual dan sakit kepala

9
3. Amlodipin

a. Kandungan
Amlodipine besylate 5mg – 10 mg
b. Indikasi
Obat darah tinggi/hipertensi/tekanan darah
c. Kontraindikasi
Perut kembung, sakit kepala,
d. Dosis
Dewasa 5-10 mg / hari
Anak-anak (6 – 17 tahun) 2,5 – 5 mg/ hari
e. Cara penggunaan
Minum air putih sebelum dan sesudah makan
f. Perhatian/Peringatan
Jangan memberikan obat ini kepada anak dibawah umur 6 tahun
g. Interaksi obat
Simvastatin
h. Efek samping
Merasa lelah, pusing, mual, pembengkakan tungkai, dan jantung
berderbar.

10
D. Perhitungan bahan
1. Kotrimoksazol tablet 480 mg
Diambil kotrimoksazol 480 mg tab = 20 tablet
2. New diatab
Diambil new diatab 600 mg tab = 12 tablet
3. Amlodipine 5 mg
Diambil amlodipine 5 mg tab = 30 tablet

E. Perhitungan dosis
-
F. Aturan Pakai
1. Kotrimoksazol tablet 480 mg = Dua kali sehari satu tablet setelah makan
2. New diatab = Dua kali sehari satu tablet setelah makan
3. Amlodipine 5 mg = Satu kali sehari satu tablet setelah makan

G. Cara Pengerjaan Resep


1. Pasien dating lalu menyerahkan resep kepada TTK bagian kasir
2. Kemudian TTK menerima dan memvalidasi resep melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Konfirmasi nama dan identitas pasien
b. Konfirmasi nama dan alamat dokter penulis resep
c. Konfirmasi umur pasien
d. Pastikan keaslian resep
3. Setelah menerima dan memvalidasi resep TTK kemudian
menginterpretasi resep melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membaca resep dan menginterpretasi resep
b. Mengidentifikasi jika ada interaksi obat
4. TTK menyiapkan obat untuk memastikan stok obat dalam persediaan bila
obat yang dibutuhkan tersedia dilakukan perhitungan harga obat
kemudian TTK melakukan konfirmasi harga kepada pasien. Namun
apabila obat tidak tersedia maka dapat diganti dengan merk dagang lain
yang mengandung zat aktif yang sama atas persetujuan pasien dan untuk

11
mengganti obat-obat khusus TTK wajib menelpon dokter dan meminta
ACC dari apoteker.
5. Setelah TTK melakukan konfirmasi harga dan pasien setuju maka
pembayaran harga obat dapat dilakukan.
6. Resep diberi nomor urutan resep, selanjutnya nomor resep tersebut
diserahkan kepada pasien untuk mengambil obat pada bagian
penyerahan obat.
7. Resep asli diserahkan kepada TTK dan menginstruksikan untuk
menyiapkan obat
8. TTK mengambil obat dan menulis pengeluaran obat yang diambil di kartu
stok obat masing-masing dan membuat etiket obat serta mengemas obat
dan membuat salinan resep.
9. Setelah selesai obat dicek kembali dan diserahkan kepada pasien.
10. TTK kemudian menyerahkan obat dan salinan resep kepada pasien
melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memanggil nomor antri pasien
b. Mengambil kembali nomor antrian
c. Mencocokkan nomor antrian dengan nomor antrian pada resep asli
d. Melakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor resep, nama pasien,
kebenaran obat, jumlah dan etiketnya
e. Menyerahkan obat serta salinan resep kepada pasien disertai dengan
pemberian informasi mengenai aturan pakai, cara penggunaan dan
efek samping obat
11. Setelah selesai menyerahkan obat, TTK menyimpan resep asli yang
diurutkan menurut nomor urut dan tanggal resep, TTK pun juga
melakukan pencatatan obat yang sudah keluar dalam buku penjualan

12
H. Etiket
1. Kotrimoksazol tablet 480 mg

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711)352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014
No.R/ Nama : Ny. Tini Tanggal : 13 Februari 2020

Duakali sehari satu Tab / Capsul / Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok the (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama
Nama / Jumlah Obat : Kotrimoksazol 480 mg 20 tablet
Tanggal Kadaluarsa : Oktober 2021

2. New Diatab

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711)352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014
No.R/ Nama : Ny. Tini Tanggal : 13 Februari 2020

Duakali sehari satu Tab / Capsul / Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok the (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama
Nama / Jumlah Obat : New Diatab 12 tablet
Tanggal Kadaluarsa : Oktober 2021

13
3. Amlodipin 5 mg

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711)352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014
No.R/ Nama : Ny. Tini Tanggal : 13 Februari 2020

Satu kali sehari satu Tab / Capsul / Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok the (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama
Nama / Jumlah Obat : Amlodipin 5 mg 30 tablet
Tanggal Kadaluarsa : Oktober 2021

14
SKENARIO

Suatu hari seorang bapak datang ke apotik hendak menebus obat untuk
dirinya sendiri.

TTK : “Selamat siang pak, selamat dating di Apotik Farmasi Simulasi.


Adayang bisa saya bantu?”

Pasien : “Iya, siang mbak, saya mau menebus resep ini.” (sambil menyerahkan
resep)

TTK : “Ini resep bapak sendiri ya?”

Pasien : “Iya mbak”

TTK : “Baik pak, sebelumnya saya akan cek terlebih dahulu ya. Resep atas
nama bapak , berobat di dr. Lenita M.Sc.SpPD. Benar ya bu?”
Umur ibu berapa ya bu?

Pasien : “Umur saya 45 tahun”

TTK : “Oh iya, resepnya ditebus semua bu?”

Pasien : “Iya benar mbak”

TTK : “Sebentar ya bu, kita cek kesediaan obat dulu, ibu bisa duduk dulu
disana”

Pasien : “Oh ya” (seraya menuju kursi)

Setelah itu TTK mengecek harga dan mengecek persediaan obat yang akan
ditebus.

TTK : (memanggil pasien bahwa obat yang tersedia di apotik dan sekaligus
memberitahu total harga obatnya Rp. 150.000)

Pasien : “Ya saya tebus semua mbak”

TTK : “Baiklah bu, kami minta alamat dan no hp nya”

Pasien : “Oh, iya mbak. Alamat saya di jalan bendung no 5. Nomor hp


081390309867 mbak”

TTK : “Baik tunggu sebentar ya bu, saya buat no antriannya dulu. Ini no
antriannya, ibu bisa tunggu dulu disana, kami akan siapkan obatnya ya
bu”

Pasien : “Iya mbak”

TTK menyiapkan obat, mengecek kembali, dan memberi etiket pada setiap obat.

15
TTK : Pasien atas nama Ibu Tini dengan nomor antri ………

Pasien : Ya saya mbak

TTK : Maaf bu boleh saya minta nomor antrinya?

Pasien : Oh iya mbak ini nomor antriannya

TTK : Bu ini obatnya 3 macam. Kotrimoksazol ini obat antibiotic diminum 2x


sehari 1 tablet setelah makan dan harus dihabiskan ya bu. Yang ini new
diatab, obat diare diminum 2x sehari 1 tablet setelah makan. Dan yang
ini amlodipine obat darah tinggi diminum 1x sehari 1 tablet setelah
makan.

Pasien : Baik mbak

TTK : Obatnya disimpan di suhu ruangan saja ya bu dan jangan terkena sinar
matahari langsung

Pasien : Baik mbak, terimakasih. Berapa jadi harganya mbak?

TTK : Rp. 150.000,- bu

Pasien : (mengambil uang) ini uangnya mbak.

TTK : baiklah, uangnya pas ya pak. Ini obat dan copy resepnya, ada yang
bisa saya bantu lagi bu?

Pasien : Tidak mbak, terima kasih

TTK : Sama-sama bu, semoga lekas sembuh.

TTK mencatat penjualan di buku penjualan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10478786/FARMAKOLOGI_-OBAT_PENCERNAAN
[Diakses pada 13 Februari 2020]

https://www.alodokter.com/gangguan-pencernaan [Diakses pada 13 Februari


2020]

Joint national Committee e on prevention, detection, evaluation and treatment of


high bloodpressure (JNC) VII, 2003.

17

Anda mungkin juga menyukai