Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DYSPEPSIA

Pembimbing Oleh:

Indrawati,S.Kep.,Ns.,N.Kep

Disusun Oleh:

Meilisa Mardiana (18021)

AKADEMI KEPERAWATAN DIAN HUSADA


MOJOKERTO
2019/2020
KATA PENGANTAR

segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ laporan pendahuluan dyspepsia”.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah tidak lain untuk disusun sebagai salah satu
syarat dalam masa orientasi praktik klinik.
Dalam penyusunan makalah ini, penukis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
banyak hambatan dan kesulitan , tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan semoga dapat bermanfaat dalam
menambah pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan medis.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , yang
artinya masih banyak kekurangan . maka dari itu penulis meminta saran kritik dari pembaca ,
guna memperbaiki dan membangun dalam pebuatan makalah selanjutnya.
Demikian akhir kata dari penulis , yang benar datangnya hanya semata dari ALLAH
SWT dan salah datangnya dari penulis , harap peulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya serta profesi perawat pada khusunya dalam segi teoritis. Dapat
membuka wawasan keilmuan , khususnya wawasan keperawatan . Amin.

BAB 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Dysepsia merupakan suatu kumpulan gejala yag menyebabkan kita menduga adanya
kelainan saluran cerna bagian atas. Dyspepsia bukan merupakan satu diagnosis, tetapi
merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari perasaan tidak enak di bagian perut atas,
nyeri restrosternal, tidak suka makan (anoreksia), mual muntah kembung, merasa penuh,
cepat kenyang dan rasa panas di belakang dada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari dyspepsia?


2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari dyspepsia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari dyspepsia
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari dyspepsia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep medis

A.Pengertian
Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak / sakit di
perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (arif, 2000). Dyspepsia merupakan
kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri uluh hati , mual , kembung , muntah , rasa
penuh atau cepat kenyang , sendawa (dharmika,2001).

Sedangkan menurut aziz (1997). Sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang sudah
dikenal sejak lama terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung , rasa penuh, serta mual-mual

B. Etiologi

Seringnya dyspepsia di sebabkan oleh ulkus Lambung atau penyakit acid Reflux. Jika anda
memiliki penyakit Acid reflux , asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus ( saluran
muskulo membranosa yang membentang dari Faring ke dalam lambung ).hal ini menyebabkan
Nyeri di dada. Beberapa obat-obatan , seperti obat anti - inflammantory, dapat Menyebabkan
dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat di temukan . Penyebab dispepsia secara
rinci adalah :

1. Menelan Udara (aerofagi)

2. Regurgitasi (air balik refluks) asam dari lambung

3. Iritasi lambung (gastritis)

4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis

5. Kanker lambung

6. Peradangan kandung empedu (kolesisitis)

7. Intoleransi laktosa ( ketidakmampuan mencerna susu dan Produknya )

8. Kelainan gerakan usus

9. Stres psikologis , kecemasan atau depresi

10. Infeksi helicobacter pylory


C. Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur , obat-obatan yang tidak jelas , zat-zat seperti
Nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan setres . Pemasukan makanan menjadi kurang
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding - dinding lambung .
Kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada Lambung , sehingga rangsangan di medulla oblongita membawa
impuls Muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan .

Pathway
STIMULAN KIMIAWI
TERMAL EROSIT

IRITASI LAMBUNG NYERI EPIGASTRIUM

KECEMASAN DYSPEPSIA

NUTRISI KURANG
ANOREKSIA
DARI KEBUTUHAN

PERUBAHAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


D.TANDA DAN GEJALA

 nyeri perut
 rasa perih di uluh hati
 mual , muntah
 nafsu makan berkurang
 rasa lekas kenyang
 perut kembung
 rasa panas didada dan perut
 regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba )

E. KOMPLIKASI

Penderita sindrom dyspepsia selama lama tahun bisa bicara keberadaan rumit yang tidak
ringan. Rumit dari dyspepsia adalah sebagai berikut :

 perdarahan
 kankir lambung
 mutah darah
 ulkus peptikum

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : lebih banyak di tekankan untuk menyingkirkan Penyebab organic lainnya


seperti Antara lain pankreasitis kronis , DM pada dispepsia biasanya hasil laborat dalam batas
normal .

2. Pemeriksaan radiologi yaitu OMD dengan kontras ganda serologi helicobacter pylori .

3. Endoskopy

a. CLO (rapid uren test)

b. Patologi anatomi

c. Kultur mikroorganisme jaringan

d. PCR (polymerase chain reaction )


G. Penatalaksanaan

Berdasarkan konsensus nasional penanggulangan helicobacter pylori 1996, ditetapkan


selama penatalaksanaan dispepsia , yang di bedakan bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli
( gastroentrolog atau intemis ) yang di sertai fasilitas endoskopi dengan penatalaksanaan dipepsia
di masyarakat pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat , yaitu :

1. Antasid 20-150 ml / hari

Golongan obat ini mudah didapat dan murah antasid akan menetralisir sekresi asam
lambung . Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat .
Pemberian antasid jangan terus menerus , sifatnya hanya simtomatis , untuk mengurangi rasa
nyeri . Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben
sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena bentuk
senyawa MgC12.

2. Antikolinergik

Perlu diperhatikan, karena Kerja obat ini tidak spesifik . Obat yang agak selektif yaitu
pirenzepin berkerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asama lambung
sekitar 28-43% . Pirenzepin Juga memiliki efek sitoproktektif

3. Antagonis reseptor H²

Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial
seperti tukak peptik . Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H² antara lain simetidin ,
ranitidin dan famotidin

4. Penghambat pompa asam ( protom pump inhibitor =PPI )

Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi
asam lambung . Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol , lansoprazol, dan
pantoprazol.

5. Sitoproktektif
Prostoglandin Sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2) . Selain bersifat
sitoproktektif , juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal . Surkralfat berfungsi
meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa , serta membentuk
lapisan proktektif yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas

6. Golongan prokinetik

Obat yang termasuk golongan ini ,Yaitu sisaprid, domperidon dan metoklopramid .
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan
mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung ( mansjoer et al, 2007).

7. Psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti depresi dan cemas )

Pada pasien dengan dispepsia fungsional , karena tidak jarang keluhan Yang muncul
berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi (salwaludin,2005)

Sedangkan Penatalaksanaan non farmakologinya adalah sebagai berikut:

1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

2. Menghindari faktor resiko seperti alkohol makanan yang pedas obat obatan yang
berlebihan , nikotin rokok, dan setres

3. Atur pola makan

H. Diagnosa Handing

1. Penyakit refluks Gastro esofadeal (PRGE)

Sebagian kasus PRGE tidak memperlihatkan kelainan Mukosa yang jelas. bila diduga
adanya PRGE , maka pemeriksaan PH esophagus dalam bentuk pemantauan 24 jam dapat
membedakannya dengan Dyspepsia

2. Iritable bowel syndrome (IBS)

Keluhan klien harus dideskripsikan lebih spesifik pada IBS keluhan perut lebih bersifat
difus dan Terdapat ganguan pada defekasi
I. Prognosis

Dyspepsia yang ditegakkan setelah Pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat
mempunyai prognosis yang baik.

2.2.Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang Akan di lakukan yaitu :
mengkumpulkan data mengklompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang
berhubungan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di uluh hati , mual kadang-
kadang muntah , nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang , perut kembung , rasa panas di
dada dan perut , regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba- tiba )

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak
enak / sakit di perut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain , perasaan panas do
dada daerah jantung , regurgitasi , kembung , perut terasa penuh , cepat kenyang , sandawa ,
anoreksia , mual ,muntah dan beberapa keluhan lainnya ( warpadji sarwono , et all ,1996)

B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri Epigastrium berhubungandengan iritasi pada mukosa lambung

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan
anoreksia

3. Perubahan keseimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan adanya mual muntah

4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

C. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk


mengulangi masalah keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan .

1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

A. Tujuan :

Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri , dengan kriteria klien melaporkan
terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri

B. Intervensi :

1) kaji tingkat nyeri , beratnya ( skala 0-10 )

2) berikan istirahat dengan posisi semi flower

3) anjurkan klien untuk mengindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung

4) anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya


5) observasi TTV tiap 24 jam

6) diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi

7) kolaborasi dengan pemberian Obat analgesik

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan , anoreksia

A. Tujuan :

Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu ,


dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi

B. Intervensi :

1) pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat

2) timbang BB klien

3) berikan makanan sedikit tapi sering

4) catat status nutrisi pasien , turgor kulit , timbang berat badan , intergritas mukosa mulut ,
kemampuan menelan , adanya bising usus , riwayat mual muntah Atau diare .

5) kaji pola diet klien yang di sukai/ tidak disukai

6) monitor intake dan output secara periodik .

7) catat adanya anoreksia , mual ,muntah dan tetapkan jika ada hubungannya dengan
medikasi awasi frekuensi , volume , kosistensi buang air besar (BAB).

3. Perubahan Keseimbangan cairan Elektrolit berhubungan dengan Adanya mual, muntah

A. Tujuan :
Menyatakan pengembangan faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk memperbaiki
defisit cairan , dengan kriteria mempertahankan / menunjukkan perubaan Keseimbangan cairan ,
dibuktikan stabil , membran mukosa lembab , turgor kulit baik.

B. Intervensi

1) awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler , status membran mukosa, turgor kulit

2) awasi jumlah dan tipe masukan cairan , ukur haluran urine dengan akurat

3) diskusikan strategi untuk menghentikan muntah .

4) identifikasi rencana untuk meningkatkan keseimbangan cairan optimal misalnya : jadwal


masukan cairan

5) berikan hiperalimentasi IV

4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

A. Tujuan :

Mendemoskrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan ,


dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya .

B. Intervensi

1) kaji tingkat kecemasan

2) berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan
semua keluhannya

3) jelaskan semua prosedur dan pengobatan

4) berikan dorongan spiritual


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddrat , 2002 , Keperawatan Medikal Bedah , Edisi 8 vol 2 jakarta , EGC

Inayah lin , 2004 , Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem percernaan , edisi
pertama , jakarta, salemba medika.

Menjoer , A , et al , 2000 , kapita selekta kedokteran , edisi 3, jakarta medikal acusculapeus

Suryono slamet , et al ,2001, buku Ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 ,edisi , jakarta , FKUI

Doengoes E, M , et al , 2000. Rencana Asuhan keperawatan , edisi 3 jakarta , EGC

Warpadji sarwono , et al , 1996 , ilmu penyakit dalam, jakarta , FKUI

Anda mungkin juga menyukai