Pembimbing Oleh:
Indrawati,S.Kep.,Ns.,N.Kep
Disusun Oleh:
segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul laporan pendahuluan dyspepsia.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah tidak lain untuk disusun sebagai salah satu
syarat dalam masa orientasi praktik klinik.
Dalam penyusunan makalah ini, penukis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
banyak hambatan dan kesulitan , tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan semoga dapat bermanfaat dalam
menambah pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan medis.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , yang
artinya masih banyak kekurangan . maka dari itu penulis meminta saran kritik dari pembaca ,
guna memperbaiki dan membangun dalam pebuatan makalah selanjutnya.
Demikian akhir kata dari penulis , yang benar datangnya hanya semata dari ALLAH
SWT dan salah datangnya dari penulis , harap peulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya serta profesi perawat pada khusunya dalam segi teoritis. Dapat
membuka wawasan keilmuan , khususnya wawasan keperawatan . Amin.
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dysepsia merupakan suatu kumpulan gejala yag menyebabkan kita menduga adanya
kelainan saluran cerna bagian atas. Dyspepsia bukan merupakan satu diagnosis, tetapi
merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari perasaan tidak enak di bagian perut atas,
nyeri restrosternal, tidak suka makan (anoreksia), mual muntah kembung, merasa penuh,
cepat kenyang dan rasa panas di belakang dada.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari dyspepsia
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari dyspepsia
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak / sakit di
perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (arif, 2000). Dyspepsia merupakan
kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri uluh hati , mual , kembung , muntah , rasa
penuh atau cepat kenyang , sendawa (dharmika,2001).
Sedangkan menurut aziz (1997). Sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang sudah
dikenal sejak lama terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung , rasa penuh, serta mual-mual
B. Etiologi
Seringnya dyspepsia di sebabkan oleh ulkus Lambung atau penyakit acid Reflux. Jika anda
memiliki penyakit Acid reflux , asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus ( saluran
muskulo membranosa yang membentang dari Faring ke dalam lambung ).hal ini menyebabkan
Nyeri di dada. Beberapa obat-obatan , seperti obat anti - inflammantory, dapat Menyebabkan
dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat di temukan . Penyebab dispepsia secara
rinci adalah :
5. Kanker lambung
Perubahan pola makan yang tidak teratur , obat-obatan yang tidak jelas , zat-zat seperti
Nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan setres . Pemasukan makanan menjadi kurang
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding - dinding lambung .
Kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada Lambung , sehingga rangsangan di medulla oblongita membawa
impuls Muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan .
Pathway
STIMULAN KIMIAWI
TERMAL EROSIT
KECEMASAN DYSPEPSIA
NUTRISI KURANG
ANOREKSIA
DARI KEBUTUHAN
nyeri perut
rasa perih di uluh hati
mual , muntah
nafsu makan berkurang
rasa lekas kenyang
perut kembung
rasa panas didada dan perut
regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba )
E. KOMPLIKASI
Penderita sindrom dyspepsia selama lama tahun bisa bicara keberadaan rumit yang tidak
ringan. Rumit dari dyspepsia adalah sebagai berikut :
perdarahan
kankir lambung
mutah darah
ulkus peptikum
F. Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan radiologi yaitu OMD dengan kontras ganda serologi helicobacter pylori .
3. Endoskopy
b. Patologi anatomi
Golongan obat ini mudah didapat dan murah antasid akan menetralisir sekresi asam
lambung . Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat .
Pemberian antasid jangan terus menerus , sifatnya hanya simtomatis , untuk mengurangi rasa
nyeri . Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben
sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena bentuk
senyawa MgC12.
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena Kerja obat ini tidak spesifik . Obat yang agak selektif yaitu
pirenzepin berkerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asama lambung
sekitar 28-43% . Pirenzepin Juga memiliki efek sitoproktektif
3. Antagonis reseptor H²
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial
seperti tukak peptik . Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H² antara lain simetidin ,
ranitidin dan famotidin
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi
asam lambung . Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol , lansoprazol, dan
pantoprazol.
5. Sitoproktektif
Prostoglandin Sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2) . Selain bersifat
sitoproktektif , juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal . Surkralfat berfungsi
meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa , serta membentuk
lapisan proktektif yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas
6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini ,Yaitu sisaprid, domperidon dan metoklopramid .
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan
mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung ( mansjoer et al, 2007).
Pada pasien dengan dispepsia fungsional , karena tidak jarang keluhan Yang muncul
berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi (salwaludin,2005)
2. Menghindari faktor resiko seperti alkohol makanan yang pedas obat obatan yang
berlebihan , nikotin rokok, dan setres
H. Diagnosa Handing
Sebagian kasus PRGE tidak memperlihatkan kelainan Mukosa yang jelas. bila diduga
adanya PRGE , maka pemeriksaan PH esophagus dalam bentuk pemantauan 24 jam dapat
membedakannya dengan Dyspepsia
Keluhan klien harus dideskripsikan lebih spesifik pada IBS keluhan perut lebih bersifat
difus dan Terdapat ganguan pada defekasi
I. Prognosis
Dyspepsia yang ditegakkan setelah Pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat
mempunyai prognosis yang baik.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang Akan di lakukan yaitu :
mengkumpulkan data mengklompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang
berhubungan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di uluh hati , mual kadang-
kadang muntah , nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang , perut kembung , rasa panas di
dada dan perut , regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba- tiba )
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak
enak / sakit di perut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain , perasaan panas do
dada daerah jantung , regurgitasi , kembung , perut terasa penuh , cepat kenyang , sandawa ,
anoreksia , mual ,muntah dan beberapa keluhan lainnya ( warpadji sarwono , et all ,1996)
B. Diagnosa keperawatan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan
anoreksia
C. Intervensi Keperawatan
A. Tujuan :
Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri , dengan kriteria klien melaporkan
terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri
B. Intervensi :
3) anjurkan klien untuk mengindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan , anoreksia
A. Tujuan :
B. Intervensi :
2) timbang BB klien
4) catat status nutrisi pasien , turgor kulit , timbang berat badan , intergritas mukosa mulut ,
kemampuan menelan , adanya bising usus , riwayat mual muntah Atau diare .
7) catat adanya anoreksia , mual ,muntah dan tetapkan jika ada hubungannya dengan
medikasi awasi frekuensi , volume , kosistensi buang air besar (BAB).
A. Tujuan :
Menyatakan pengembangan faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk memperbaiki
defisit cairan , dengan kriteria mempertahankan / menunjukkan perubaan Keseimbangan cairan ,
dibuktikan stabil , membran mukosa lembab , turgor kulit baik.
B. Intervensi
1) awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler , status membran mukosa, turgor kulit
2) awasi jumlah dan tipe masukan cairan , ukur haluran urine dengan akurat
5) berikan hiperalimentasi IV
A. Tujuan :
B. Intervensi
2) berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan
semua keluhannya
Brunner & suddrat , 2002 , Keperawatan Medikal Bedah , Edisi 8 vol 2 jakarta , EGC
Inayah lin , 2004 , Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem percernaan , edisi
pertama , jakarta, salemba medika.
Suryono slamet , et al ,2001, buku Ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 ,edisi , jakarta , FKUI