S DENGAN PRIORITAS
MASALAH KEBUTUHAN DASAR : PERSONAL HYGIENE DI WATES MOJOKERTO
MATA KULIAH
KEPERAWATAN GERONTIK
TA 2022
Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 3902
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta semesta,
manusia dan kehidupan beserta segala isinya, atas berkat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas gerontic dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S
dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar : Personal Hygiene di Wates
Mojokerto”. Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
tugas Keperawatan gerontik di Program Studi S1 Keperawatan fakultas
Keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI Mojokerto.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Orisinalitas
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................4
1.2.1 Tujuan Umum..............................................................................4
1.2.2 Tujuan Khusus.............................................................................4
1.3 Manfaat.................................................................................................4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri...................................................6
2.1.1 Pengertian Perawatan Diri............................................................6
2.1.2 Tingkat Kemampuan Perawatan Diri..........................................7
2.1.3 Macam-macam Perawatan Diri...................................................9
2.1.4 Manifestasi Klinik......................................................................13
2.1.5 Tujuan Perawatan Diri...............................................................14
2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri...................14
2.1.7 Dampak Perawatan Diri.............................................................16
2.1.8 Upaya Perawat Dalam Melakukan Perawatan Diri....................16
2.2 Konsep Dasar Lansia...........................................................................17
2.2.1 Pengertian Lansia.......................................................................17
2.2.2 Proses Menua.............................................................................18
2.2.3 Batasan Lansia...........................................................................18
2.2.4 Tipe-tipe Lansia.........................................................................19
2.2.5 Perubahan Pada Lansia..............................................................19
2.2.6 Perubahan Kognitif....................................................................21
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus...............................................................22
2.3.1 Pengkajian...................................................................................22
2.3.2 Analisa Data...............................................................................25
2.3.3 Masalah Keperawatan................................................................27
2.3.4 Intervensi Keperawatan.............................................................27
2.3.5 Implementasi dan Evaluasi........................................................32
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................36
3.2 Saran....................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil karya tulis imiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi insitusi
penyelenggara pendidikan Diploma III keperawatan khususnya dalam
mengembangkan suatu panduan bagi mahasiswa di dalam mempersiapkan
mahasiswa untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien lansia
dengan defisit perawatan diri. Selain itu, hasil karya tulis ilmiah ini juga
dapat digunakan oleh institusi untuk membantu mhasiswa bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan dasar klien lansia dan meningkatkan
kemampuan mahasiswa membantu klien lansia dalam pemenuhan
kebutuhan dasar.
b. Bagi Praktek Keperawatan
Hendaknya meningkatkan komunikasi terapeutik terhadap klien lansia
sehingga asuhan keperawatan dapat tercapai. Selain itu juga ditingkatkan
hubungan kerjasama antara pihak rumah sakit dan keluarga dalam
perawatan baik di rumah sakit maupun setelah klien lansia pulang ke
rumah.
d. Bagi Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
yang bermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan defisit perawatan diri.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
7 Mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0
9 Makan Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tergantung 0
Nilai ADL = 19 : Mandiri
15 – 18 : Ketergantungan Ringan
10 – 14 : Ketergantungan Sedang
5–9 : Ketergantungan Berat
0 –4 : Ketergantungan Total
2. Mandi
Mandi adalah bagian perawatan diri total. Mandi dapat dikategorikan
sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi di tempat tidur yang lengkap
diperlukan bagi individu dengan ketergantungan total dan memerlukan
perawatan diri total. Keluasan mandi individu dan metode yang digunakan
untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan kebutuhan
tingkat perawatan diri yang diperlukan. Individu yang bergantung dalam
kebutuhan perawatan dirinya sebagian atau individu yang terbaring di
tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak mampu mencapai semua
bagian badan memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Pada lansia,
mandi biasanya dilakukan dua kali sehari atau lebih sesuai selera dengan air
dingin atau air hangat. Diusahakan agar satu kali mandi tidak dibawah
pancuran atau konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi yang akan
memberi kenikmatan, relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran
tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan
alat kelamin (perineum). Gosokan dimulai dari sisi alat kelamin kearah
dubur. Bagi wanita, puting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian
dikeringkan. Setelah selesai mandi keringkan badan, termasuk rongga
telinga, lipatan-lipatan kulit dan celah-celah jari kaki untuk menghindarkan
timbulnya infeksi jamur, juga pada semua lipatan-lipatan kulit lainnya
(Setiabudhi, 2002).
3. Perawatan Mulut
Perawatan mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Menggosok, membersihkan gigi dari partikel partikel
makanan, plak, dan bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Beberapa penyakit yang muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang
buruk adalah karies, radang gusi, dan sariawan. Perawatan mulut yang baik
memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan.
Golongan lansia sering mengalami tanggalnya gigi geligi. Salah satu sebab
adalah karena proses penuaan dan penyebab lain yang lebih sering adalah
kurang baiknya perawatan gigi dan mulut. Osteoporosis dan periodontitis
pada lansia menyebabkan akar gigi agak longgar dan dicelah-celah ini
sering tersangkut sisa makanan. Inilah penyebab terjadinya peradangan.
Karies timbul antara lain akibat fermentasi sisa makanan yang menempel
pada gigi oleh kuman yang lambat laun mengakibatkan lobang pada enamel
gigi dan bila tidak ditambal akan menyebabkan radang dan kematian syaraf
gigi karena infeksi. Setelah konsumsi makanan dan minuman yang bersifat
asam, gigi perlu dibersihkan yaitu kumur-kumur dengan air. Maka penting
untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dan sangatlah
dianjurkan untuk berkumur-kumur atau menggosok gigi setiap kali selepas
makan (Setiabudhi, 2002).
7. Perawatan Genetalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Seseorang
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah yang beresiko
terbesar memperoleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan
perawatan diri dapat dibantu oleh keluarga untuk melakukannya.
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang individu berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Praktik hygiene lansia dapat berubah
dikarenakan situasi kehidupan. Misalnya, lansia yang tinggal di rumah
perawatan tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungan yang baru.
Mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk membungkuk keluar masuk
bak mandi kecuali kamar mandi telah dibentuk untuk mengakomodasi
keterbatasan fisik mereka.
4. Pengetahuan
Pengetahuan akan pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktek hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Seseorang juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan
diri sehingga akan terus meningkatkan perawatan dirinya.
5. Variabel Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan
hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik
perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering
menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri.
6. Pilihan Pribadi
Menurut pilihan dan kebutuhan pribadi, setiap individu memiliki
keinginan dan pilihan tentang kapan untuk melakukan perawatan diri dan
bagaimana ia melakukannya.
7. Kondisi Fisik
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran
terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan
peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di
dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan
orang lain.
2.1.7 Dampak Perawatan Diri
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan
fisik pada kuku.
2. Gangguan psikosoial
Masalah sosial yang berhubungan dengan defisit perawatan diri adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
aktualisasi diri menurun dan gangguan dalam interaksi sosial.
Alamat Panti :-
Asrama :-
No Rekam Medik :-
I. IDENTITAS
Nama : NY. S
Alamat : Wates
Status : Menikah
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Sumber pendapatan :-
Riwayat Pekerjaan :-
Keluhan yang dirasakan saat ini : Sering merasakan gatal pada tubuh
(3) Nadi : 84
(4) Respirasi : 20
1.Kepala :
Kebersihan : kotor/bersih
Keluhan : ya/tidak
2. Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
3. Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
5. Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
6. Leher
7. Dada
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
8. Abdomen
Bentuk : distensi/flat/lainnya
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
9. Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10. Ekstremitas
Kekuatan otot
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Deformitas : ya/tidak,
Tremor : ya/tidak
Refleks
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee - -
Achiles - -
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11. Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan gatal pada seluruh badan dan sering menggaruk
garuk daerah yang gatal
Cemas : tidak
Stabilitas emosi
(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar
Motivasi penghuni panti/tinggal bersama keluarga:
1. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan (ya)
(2) Ada masalah atau banyak pikiran (tidak)
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain (tidak)
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter (tidak)
(5) Cenderung mengurung diri (ya)
Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka
masalah emosional ada atau ada gangguan emosional
Gangguan emosional
Kesimppulan : terdapat ganggguan emosional
SKALA DEPRESI GERIATRIK
Tdk
Selalu Kadang2
No Fungsi URAIAN Pernah
(2) (1)
(0)
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
II. MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Skor Skor
Maksimum Lansia
ORIENTASI
REGISTRASI
3 (3)
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk
tiap benda . Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama
tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah , ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah ( bola, kursi, sepatu )
( Jumlah percobaan .............................. )
BAHASA
Total score 11
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001)
Interpretasi: 11 High nutritional risk
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6≥ : High nutritional risk
Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur : 4 – 6 jam
Gangguan tidur berupa : Sulit mengawali
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur : diam saja
Pola eliminasi BAB
Frekwensi BAB : 1 kali sehari
Konsisitensi : Lembek
Gangguan BAB : Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK : 4 – 6 kali sehari
Warna urine : Putih jernih
Gangguan BAK : Tidak ada
Pola aktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan : Menggambar
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi : tidak
Memakai sabun : tidak
Sikat gigi : tidak
Menggunakan pasta gigi : tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih : tidak pernah
Pengkajian Fungsional berdasar Barthel Indeks :
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 5 10 5
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan 5 -10 15 5
sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur
3. Kebersian diri, mencuci muka, menyisir, 0 5 0
mencukur dan mengosok gigi
4. Aktivitas toilet 5 10 10
5. Mandi 0 5 0
6. Berjalan di jalan yang datar ( jika tidak 10 15 10
mampu berjalan lakukan dengan kursi roda )
7. Naik turun tangga 5 10 5
8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 5 10 5
9. Mengontrol defekasi 5 10 10
10. Mengontrol berkemih 5 10 10
JUMLAH 60
KRITERIA NILAI
Membungkuk 0
**tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misalnya
pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan usaha-
usaha yang keras untuk bangun
berbalik 0
**berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang
objek untuk dukungan
Jumlah 3
NO LANGKAH
Interpretasi hasil:
Score: >30 detik, gangguan mobilitas dan risiko jatuh tinggi
≤ 10 detik : risiko jatuh rendah
11 -19 detik : risiko jatuh rendah-sedang
20 –29 detik : risko jatuh sedang – risiko tinggi
≥ 30 detik : gangguan mobilitas dan risiko jatuh tinggi
mampu menjaga
2. Dengan
melakukan kebersiha
menjelaskan
berhias/be n diri.
pentingnya
rpakaian c. Jelaskan
berdandan/ber
secara cara-cara
hias diharapkan
baik. melakukan
dapat
4. Klien mampu kebersihan
membantu
melakukan diri.
merubah
makan/minum d. Latih
penampilan
klien
dengan baik. klien supaya
5. Kilen mampu memprak
terlihat lebih
melakukan tekkan
BAB/BAK rapih.
secara mandiri. cara
3. Dengan
menjaga
melatih klien
kebersih
cara makan
an diri.
yang benar
2. Latih klien
bias/dapat
berdandan/
melakukan
berhias
makan sesuai
a. Berpakaian.
dengan tahapan
b. Menyisir
makan yang
rambut.
baik.
c. Berhias.
3. Latih klien 4. Dengan klien
makan
mengetahui
/minum secara
cara BAB/BAK
mandiri
yang baik
a. Jelaskan
diharapkan
cara
klien mampu
mempers
BAB/BAK di
iapkan
makan/ tempat yang
minum. sesuai dan
b. Jelaska dapat
n cara melakukan
makan/ BAB/BAK
minum
dengan baik.
yang
tertib.
c. Jelaskan
cara
merapik
an
peralata
n
makan/
minum
setelah
dipakai.
d. Praktek
makan
sesuai
dengan
tahapan
makan
yang
baik.
4. Ajarkan klien
melakukan
BAB/BAK
secara mandiri
a. Jelaskan
tempat
BAB/BAK
secara
mandiri.
b. Jelaskan cara
membersihka
n diri setelah
BAB/BAK
c. Jelaskan cara
membersihka
n tempat
BAB/BAK.
Tujuan dan kriteria hasil NIC 1. Gangguan
Gangguan :
1. Minimalkan kognitif
Kognitif NOC
ketakutan, merupakan
1. Klien dapat
kekhawatiran, ancaman
membuat
keputusan. firasat atau terhadap
2. Klien dapat ketidaknyamana harga diri,
menunjukkan n hubungan
proses pikir Pantau dan perawat-
yang logis, modifikasi klien yang
terorganisasi. lingkungan positif
3. Klien dapat untuk fisik dapat
berespon untuk membantu
dengan tepat meningkatkan klien
terhadap isyarat keamanan. mengekspr
komunikasi dan esikan rasa
3. Persiapkan
lingkungan. takut dan
untuk
4. Klien akan merasa
mencapai fungsi berinteraksi
aman
kognitif yang dalam
optimal dengan kontak
lingkungan
Klien mampu mata dan
berpartisipasi dimana ia
dalam kegiatan sentuhan, jika
berada.
keagamaan. diperlukan.
2. Respon
4. Beri dukungan kognitif
kepada klien biasanya
dan keluarga mencakup
saat periode gangguan
disorientasi sensori dan
klien persepsi
yang dapat
5. Beri umpan
membahay
balik positif dan
akan
penguatan
keamanan
untuk perilaku
klien.
yang sesuai.
3. Hubungan
yang baik
antara
perawat
dan klien
dapat
memudahk
an perawat
dalam
melakukan
intervensi
keperawata
n.
4. Hubungan
yang penuh
perhatian
dengan
orang lain
akan
meningkat
kan konsep
diri yang
positif,
komunikasi
dengan
orang yang
terdekat
sering kali
dapat lebih
mudah
dimengerti
daripada
komunikasi
dengan
orang
5. Memberika
n umpan
balik dapat
membuat
seseorang
merasa
dihargai.
2.3.5 Implementasi dan Evaluasi
Mandiri
a. Menjelaskan
tempat
BAB/BAK
secara mandiri.
b. Menjelaskan
cara
membersihkan
diri setelah
BAB/BAK.
c. Menjelaskan
cara
membersihkan
tempat
BAB/BAK
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada Ny. S yang dimulai dari
Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi disimpulkan diagnosa
keperawatan yang di peroleh dari Ny. S adalah :
1. Defisit perawatan diri (mandi, berhias, makan/minum dan eliminasi)
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas sendiri ditandai dengan klien lansia hanya
mandi 1x sehari, tidak mengganti pakaian setelah mandi, tidak
memotong kuku tangan dan kaki.
2. Gangguan kognitif berhubungan dengan gangguan proses pikir
ditandai dengan klien jarang bergaul maupun bersosialisai dengan
orang lain karena takut adanya penolakan.
Adapun intervensi dan implementasi yang utama dilakukan pada Ny. S telah
diperbuat adalah meningkatkan kemampuan klien lansia untuk melakukan dan
menyelesaikan perawatan diri secara mandiri dengan perencanaan sebelumnya
sehingga hasilnya sudah mendekati kriteria hasil yang sudah ditetapkan.
Sedangkan evaluasi hasil dari asuhan keperawatan Ny. S dengan masalah defisit
perawatan diri di Kelurahan Wates dimana kedua masalah itu belum teratasi
sepenuhnya dan intervensi masih perlu untuk dilanjutkan dibantu oleh keluarga.
3.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan
pemahaman tentang asuhan keperawatan pada klien lansia dengan masalah defisit
perawatan diri, penulis menekankan pentingnya mengatasi atau mengurangi
masalah defisit perawatan diri yang bisa terjadi pada klien lansia dapat terpenuhi
dengan baik.
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi informasi
tambahan bagi institusi pendidikan keperawatan dalam mempersiapkan
mahasiswa untuk dapat memberikan asuhan keperawatan professional
pada lansia yang mengalami defisit perawatan diri.
b. Bagi Praktek Keperawatan
Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal dalam
pemenuhan kebutuhan dasar klien lansia yang mengalami defisit
perawatan diri dan melibatkan keluarga dalam merawat klien lansia.
c. Bagi Klien Lansia
Sebaiknya klien lansia mampu menjalin kerja sama yang baik dengan
perawat dan tim kesehatan lainnya, serta untuk mempercepat proses
perawatan klien lansia sekaligus meningkatkan kesiapan keluarga dalam
merawat klien lansia.
d. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya
lebih dahulu memahami tentang kebutuhan dasar klien lansia yang
terkait dengan masalah defisit perawatan diri sehingga mahasiswa dapat
memberikan asuhan keperawatan yang bersifat komprehensif.
DAFTAR
PUSTAKA
Mubarak, W.I. (2005). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Potter, A.P. & Perry, A.G. (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi Keempat, Jakarta: EGC.