Asuhan Keperawatan
A. Contoh kasus dengan Scabies
An M usia 12 tahun seorang pelajar kelas 6 SD datang dengan keluhan gatal pada sela-sela
jari tanganya sejak 3 hari yng lalu. Rasa gatal lebih terasa ketika malam hari. Akibat rasa gatal
tersebut klien tidak tahan sehingga sering menggaruk sela-sela jarinya. namun yang dirasakan
klien, garukan tersebut bukan melegakan namun semakin terasa gatal dan memancing klien
untuk terus menggaruk, sehingga luka tampak semakin memburuk dan terasa nyeri, skala nyeri 2
dengan gambaran: nyeri terasa gatal, nyut-nyut, dan terasa mengeliat seperti ada banyak hewan
yang menggrogoti disela jarinya sehingga kadang terasa keram. Akibat nyeri karena gatalnya
tersebut, klien sering mengalami kesulitan tidur, badan terasa panas dingin.
Klien mengatakan awal sebelum munculnya lesi, klien sering berinteraksi dengan teman
sejawatnya yang juga teman satu kamar dan satu tempat tidur di asrama pondoknya, kegiatan
apapun mereka selalu bersama, disaat kondisi tersebut teman sejawatnya sedang mengalami
gatal-gatal pada kulitnya kurang lebih 10 hari berlangsung, namun karena ketidaktahuan akan
kondisi tersebut, klien berinteraksi enjoy dengan teman nya tanpa ada batasan. Sentuhan tangan,
kadang pinjam meminjam pakaian masih mereka lakukan seperti biasa. Pernyataan klien, akibat
luka pada jari tanganya, klien tampak minder ketika berinteraksi dengan teman-temanya,
aktifitasnya juga terganggu untuk menulis pelajaran dan mengikuti kegiatan baik di sekolah
maupun pondok.
Dari hasil pemeriksaan, inspeksi: pada lesi tampak tererosi, memerah, terdapat papula dan
vesikel. Pada mata tampak membentuk kantong mata dan menghitam, mata tampak sayup, dan
sering menguap, akral hangat, wajah memerah, tampak menggigil kedinginan. Ketika diajak
wawancara klien tampak menundukkan kepala tidak menatap wajah lawan bicara dan seolah-
olah lesi di jarinya di sembunyikan, tampak wajah yang sedih dan pernyataanya akibat klien
tidak bisa mengikuti pelajaran secara maksimal, menulis pun tidak bisa, wajah tampak
menyeringai. Mandi jarang kadang 1-2 x/hari, makan dengan gizi seimbang juga jarang.
Pemeriksaan TTV: TD (90/70 mmHg), N(89 x/mnt), RR(20x/mnt), S(380C). Dx Medis: Scabies
B. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Identitas
Nama : An M
Umur : 12 tahun
MRS : 03 Oktober 2014
Pekerjaan : Pelajar
Dx Medis : Scabies
b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
Pasien megeluh gatal pada sela-sela jari tanganya
- Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 03 Oktober 2014 pasien datang dengan keluhan gatal pada sela-sela jari
tanganya sejak 3 hari yang lalu. Klien mengatakan awal sebelum munculnya lesi, klien sering
berinteraksi dengan teman sejawatnya yang juga teman satu kamar dan satu tempat tidur di
asrama pondoknya, kegiatan apapun mereka selalu bersama, disaat kondisi tersebut teman
sejawatnya sedang mengalami gatal-gatal pada kulitnya kurang lebih 10 hari berlangsung, namun
karena ketidaktahuan akan kondisi tersebut, klien berinteraksi enjoy dengan teman nya tanpa ada
batasan. Sentuhan tangan, kadang pinjam meminjam pakaian masih mereka lakukan
seperti Karena kondisi tersebut klien dibawa keluarga ke RSUD.NGIMBANG LAMONGAN.
- Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
- Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit seperti ini sebelumnya
2. Data Obyektif
- Kondisi umum : lemah
- GCS : 3-4-5 (composmentis)
- Observasi TTV :
TD: 90/70 mmHg RR: 30x mnt
N : 80 x/mnt S : 38oC
a. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
- Inspeksi : dada simetris, tidak terlihat adanya retraksi dada, dan penggunaan oto
bantu napas
- Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : tidak ada suara tambahna (vesicular)
2. B2 ( Blood)
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : PMI teraba
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : S1, S2 bunyi tunggal
3. B3 ( Brain)
- Kesadaran :composmentis
- Penglihatan :baik
- Pendengaran :baik
- Penciumsn :baik
- Perabaan :penurunan sensasi raba akibat adanya lesi pada epidermis jari tangan
4. B4 (Bladder)
- Produksi urin : normal
- Frekuensi : lancer (3-4 x/hari)
- Konsistensi : cair jernih
- Bau : aroma khas
- Warna : kuning, jernih
5. B5 ( Bowel)
- Frekuensi BAB : 1 x/hari
- Konsistensi : lembap, berbentuk
- Bau : aromatik
- Bissing usus : normal (10x/mnt)
- Tidak terdapat distensi abdomen
6. B6 (Bone)
- Kemampuan pergerakan sendi :
sendi pada jari tangan mengalami keterbatasan gerak, tampak antara sela-sela jari melebar seperti
tertarik dan ruas sendi pada digit tangan paling atas sedikit menekuk.
- Integritas kulit :
Pada epidermis tangan tampak terdapat lesi pada sela jari, lesi tampak tererosi, memerah,
terdapat papula dan vesikel.
Akral hangat, wajah memerah, tampak menggigil kedinginan
Mata tampak sayup, dan sering menguap
c. ANALISA DATA
Symptom Etiologi Problem
DS: Sarcoples Scabies Gangguan rasa
Px mengatakan gatalcelah jari Sosial ekonomi rendah nyaman
tangan, rasa gatal lebih terasa Hygineyg buruk ( nyeri)
ketika malam hari, karena tidak Gizi kurng
tahan, klien sering Imunodefisiensi
menggaruknya Hubungna seksual yang
luka
tampak semakin promiskuitas
memburuk dan terasa nyeri,
skala nyeri 2 dengan gambaran:
nyeri terasa gatal, nyut-nyut, dan
Menyerang melalui media
terasa mengeliat seperti ada
penularan
banyak hewan yang menggrogoti
disela jarinya sehingga kadang
Tungu membuat terowongan
terasa keram
pada epidermis kulit dan
meninggalkan lesi
DO:
Skala nyeri 3 (nyeri ringan )
Infeksi pada kulit, ditemukan
Nyeri terasa gatal, nyut-nyut, papil, vesikel, uertika
menggeliat, dan keram
Ekspresi wajah menyeringai
wajah memerah
Infeksi pada kulit
tampak menggigil kedinginan.
0
S(38 C)
perlawanan Ag dan AB,
mekanisme autoregulasi
terganggu
Hipertermi
DS : Sarcoples Scabies Gangguan
Px mengatakan rasa gatal pada integritas kulit
celah jari tangan
gangguan istirahat-tidur
DS: Lesi pada jari tangan akibat Gangguan citra
Px mengatakan akibat luka pada infeksi oleh hewan saccoples tubuh
jari tanganya, klien tampak scabies
minder ketika berinteraksi
dengan teman-temanya, Akibat lesi yang menjalar
sehingga terjadi keterbatasan
DO: gerak pada persendian jari
Ketika diajak wawancara klien
tampak menundukkan kepala
tidak menatap wajah lawan
Penurunan rasa percaya diri
bicara
untuk berinteraksi dengan
seolah-olah lesi di jarinya di
lingkungan sekitar
sembunyikan
wajah yang sedih
d. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) berhubungan dengan lesi pada epidermis celah jari tangan
2. Hipertermi berhubungan dengan gangguan autoregulasi tubuh terhadap lesi scabies
3. Gangguan integritas kulit berhubungna dengan inflamasi epidermal akibat scabies
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan kemampuan sendi jari tangan
5. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya lesi pada epidermal celah jari tangan
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan akibat lesi
scabies pada celah jari tangan
7. Ketidaktahuan informasi tentang penyakit berhubungan dengan rasa ingin tahu yang tinggi
2(terasa melilit/terpukul)
3(terasa keram)
4(terasa perih)
5(terasa tertekan)
6(terasa terbakar)
*keterangan:
Skala ringan (1-3)
Daignosa keperawatan 2:
Hipertermi berhubungan dengan gangguan autoregulasi tubuh terhadap lesi scabies
Tujuan :
Panas menurun setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam
Kriteria Hasil :
- Suhu normal (36-37,50C)
- Bebas dari kedinginan
- Wajah tidak memerah
Intervensi Rasional
1. Lakukan tindakan pendekatan dan
komunikasi pada pasien dan keluarga pasien Tercipta saling percaya antara
peawat dan keluarga pasien
3. Pemberian HE:
Anjurkan keluarga membatasi aktifitas
pasien
Beri kompres dengan air dingin (air biasa)
Menstabilkan autoregulasi tubuh
pada daerah axial, lipat paha, temporal
Anjurkan keluarga untuk memakaikan
pakaian yang dapat menyerap keringat:
katun
4. Berikan obat sesuai yang diprogamkan:
Paracetamol
Menurunkan panas tubuh
Cairan RL
Dx Keperawatan 3:
Gangguan integritas kulit berhubungna dengan inflamasi epidermal akibat scabies
Tujuan :
Lesi pada kulit berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam
Kriteria Hasil:
- Lesi berkurang
- Menunjukkan regenerasi jaringan
- Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka
Intervensi Rasional
1. Lakukan tindakan pendekatan dan
komunikasi pada pasien dan Tercipta saling percaya antara peawat dan
keluarga pasien keluarga pasien.
Dx keperawatan 4:
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan kemampuan sendi jari tangan
Tujuan:
Mobilisasi sendi jari tangan bisa dilakukan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24
jam
Kriteria Hasil :
- pasien mampu melakukan aktivitas yang diinginkan
Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien untuk melakukan Melatih klien agar dapat beradaptasi
permainan dan aktivitas yang dan mentoleransi terhadap
ringan. aktifitasnya.
2. Bantu klien untuk memilih aktifitas Melatih klien agar dapat
sesuai usia, kondisi dan tolerananterhadap aktifitas.
kemampuan.
3. Ajarkan latihan rentan gerak sendi Meningkatkan kemampuan mobilisasi
pasien secara optimal
4. Berikan periode istirahat setelah Mencegah kelelahan berkepanjangan
melakukan aktifitas
Dx Keperawatan 5:
Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya lesi pada epidermal celah jari tangan
Tujuan:
Istirahat tidur tidak terganggu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam
Kriteria hasil:
- Lingkaran mata tidak mengitam
- Mata tidak sayup
- Frekuensi menguap tidak berulang-ulang
- Kondisi tubuh yang segar
Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien untuk melakukan
Melatih klien agar dapat beradaptasi dan
permainan dan aktivitas yang
mentoleransi terhadap aktifitasnya.
ringan.
2. Pemberian HE (Health Education) :
Beri suasana lingkungan yang
Diagnosa Keperawatan 6:
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan akibat lesi
scabies pada celah jari tangan
Tujuan :
Pasien tidak minder dan rasa percaya dirinya meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1X24 jam
Kriteia Hasil :
- Tampak lebih percaya diri
- Tidak menyembunyikan kekuranganya
- Menghadap ketika diajak bicara
- Wajah ceria, menyatakan penerimaan situasi diri
- Interaksi dengan lingkungan sekitar
- Memasukkan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negativf.
Intervensi Rasional
1. Bina hubungan saling percaya Menjalin keakraban antara pasien,
keluarga dan perawat
Mengajak pasien berintropeksi diri
guna meningkatkan rasa percaya diri
2. Mengajak pasien untuk mereview kembali
pasien
kehidupan relaita:
Ajak pasien bersadar diri bahwa diluar
Diagnosa keperawatan 7:
Ketidaktahuan informasi tentang penyakit berhubungan dengan rasa ingin tahu yang tinggi
Tujuan
Pasien mengetahui masalah kesehatanya setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1X24 jam
Kriteria Hasil :
- Pasien memahami masalah kesehatanya: baik pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penularan,
pencegahan,dan engobatanya.
Intervensi Rasional
1. Bina hubungan saling percaya Terjalin hubungan teraupetik
2. Berikan pemahaman kepada pasien tentang Memberikan pemahaman kepada
scabies dan penularanya, yang diataranya: pasien dan keluarga perihal
Kontak langsung atau kontak kulit dengan mengenai scabies khususnya cara
kulit misalnya bejabat tangan, tidur penularanya
bersama dan hubungan seksual.
dengan air yang sangat panas dan Mencegah terjadinya kondisi yang
dikeringkan dengan alat pengering- panas lebih berbahaya
karena kutu skabies ternyata dapat hidup
sampai 36 jam pada linen.
pasien harus mengoleskan salep seperti
9. Implementasi
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara actual, resiko, atau pdilakukan otensial.
Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai.
10. Evaluasi
Disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan mencapai criteria hasil. Sehingga dapat
diputuskan apakah intervensi dapat dilanjutkan atau dihentikan atau diganti jika tindakan yang
dilakukan tidak berhasil.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh sarcoptes scabiei yang menyebabkan
iritasi kulit. Parasit ini menggali parit-parit didalam epidermis sehingga menimbulkan gatal-gatal
dan merusak kulit penderita. (Soedarto, 1992).
Penyebab dari scabies adalah sarcoptes scabiei var homini. Cara penularan (transmisi)
penyakit ini ada dua macam, yaitu secara langsung dan tidak langsung :
- Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan
hubungan sekseual.
- Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.
Manifestasi klinis:
- Pruritus nokturna, yakni gatal pada malam hari. Ini terjadi karena aktivitas tungau lebih tinggi
pada suhu yang lebih lembab dan panas, dan pada saat hospes dalam keadaan tenang atau tidak
beraktvitas.
Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok. Misalnya, dalam sebuah keluarga,
biasanya seluruh anggota keluarga dapat terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, misalnya asrama atau penjara.
.
III.2 SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita selalu
menjaga kesehatan yaitu misanya dengan mandi minimal 2x sehari kemudian, selalu berhati-hati
dengan orang yang menderita penyakit menular salah satunya adalah scabies, konsumsi makanan
dengan gizi yang seimbang,
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adhi, dkk. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI
2. Muttaqin Arif, dkk. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.Jakarta: Salemba
Medika
3. Prabu. 1996. Penyakit-penyakit infeksi umum. Jakarta: Widya Medika
4. Soedarto. 1996. Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia. Jakarta: Widya Medika
5. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasanya.
Jakarta: Erlangga