DOSEN PEMBIMBING :
Dedi Irawandi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun oleh :
1. Elsa Oktaviana (1820014)
2. Erian Ayu Meiyanti (1820015)
3. Fadhila Ayu F (1820016)
4. Muhammad Ismail (1820031)
5. Nuril Rahmawati (1820042)
6. Octaviana Shinta Devi (1820043)
7. Oktalia Lestari (1820044)
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….......2
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………………..………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..……3
2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan…………………………………………..3
2.2 Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan………….
…………………………….3
A. Antitukak………………………………….………………………….…3
B. Regulator GIT, Anti Inflamasi, Anti Flatulen.………………………..…4
C. Digestiva…………………………………….………………………..…4
D. Transkuiler…………………………………………………..…………..5
E. Antispasmodik………………………………………………………..…6
F. Antidiare……………………………………………………………..…..6
G. Laksatif………………………………………………………………….7
H. Hepatoprotektor…………………………………………………….…..7
I. Obat Hemoroid…………………………………………………………..8
J. Kolagoga………………………………………………………………....8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….….9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...9
3.2 Saran…………………………………………………………………...…..9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..10
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari obat pencernaan ?
3. Apa saja efek yang dapat ditimbulkan dari obat pencernaan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari obat sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari obat sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan obat sistem pencernaan dengan tepat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi obat sistem pencernaan.
3. Mahasiswa dapat memahami efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem
pencernaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Obat yang menghambat pompa proton, obat ini menekan sekresi asam
lambung . Contoh obat omeprazol, dan pentaprazol
Golongan yang meningkatkan pertahanan mukosa, cara kerja pada saat
terpapare asam lambung, sukralfat, akan membentuk lapisan yang
melindungi luka/tukak.
C. Digestiva
Digestiva asalah obat-obatan yang digunakan untuk membantu proses
pencernaan lambung usus terutama pada keadaan defisiensi zat pembantu
pencernaan. Penggolongan digestive antara lain :
4
Enzim Pankreas, dikenal sebagai pankreatin dan panrelipase. Enzim ini
dirusak asam lambung sehinga harus dibuatdalam bentuk tablet enteral.
Enzimpankreas sedikit sekali menyebabkan efek samping. Dosis tinggi
dapat menyebabkan mual, diare dan hipertensi.
Pepsin, enzim proteolitik yang kurang penting disbanding depan enzim
pancreas. Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan
yang adekuat disebut akillia gastrika, sering terjadi pada pasien anemia
pernisiosa dan karsinoma lambung.
Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, Zat empedu yang
penting untuk manusia ialah garam natrium asam kolat dan asam
kenodeoksikolat. Obat ini berguna untuk mengatasi batu kolesterol
kandung empedu pada pasien tertentu. Asam kenodoksikolat bekerja
dengan menurunkan obsorpsi kolesterol dari ususdan menurunkan sistesis
kolesterol.
5
E. Antispasmodik
Antispasmodik merupakangolongan obat yang memiliki sifat sebagai
relaksan otot polos. Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki
efek anti kinelgik dan antagonis reseptor-dopamin tertentu. Meskipun
antispasmodic dapat mengurangi spasme usus, tetapi penggunaannya dalam
dispepsia bukan tukak,sindrom usus irritable dan penyakit divertikular hanya
bermanfaat sebagai pengobatan tambahan.
Antispasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada
saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, tukakpeptik, dan sebagainya.
Beberapa contoh penggolongan pbat antispasmodic antara lain :
Hyoscine, obat ini bereaksi pada system saraf otonom dan mencegah
kejang otot. Obat ini biasanya digunakan untuk pra pengobatan untuk
mengosongkan sekresi paru-paru
Clidinium, kombinasi chlordizepoxide dan clidinium bromide digunakan
untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi obat ini membantu
mengobati kram perut dan abdominal. Obat ini harus dikonsumsi secara
teraturagar pengobatanyya efektif.
Mebeverine, digunakan untuk mengobati keram dan kejang pada perut
dan usus. Mebervine khususnya digunakan dalam pengobatan irritable
bowel syndrome dan kondsi sejenis
Papaverine, digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien
dengan masalah sirkulasi darah.Ppaparine bekerja dengan merelaksasi
saluran darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan
seluruh tubuh.
Timepidium, diindikasi untuk sakit akibat spasme atau kejang otot halus
ang disebabkan oleh gastritis, ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit
kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria.
Pramiverine, diindikasi untuk spasme atau kejang dan kolik yang sangat
sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih,
dismenore, nyeri setelah operasi.
Tiemonium, diindikasi untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan
billary and seperti gastroenteritis, diare, disentri, billary coloc,
enterocolitis, cholecystitis, colonopathies
F. Antidiare
Antidiare adalah obat-obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau
mengobati penyakit yang disebebkan oleh bekeri atau kuman, virus, cacing
atau keracunan makanan. Antidiare yang ideal harus bekerja cepat, tidak
menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak
mempunyai efek buruk terhadap system saraf pusat, tidak menyebabkan
ketergantungan
Penggolongan obat-obatan yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat
berupa :
6
Obstipansia, untuk terapi simtomatis dengan tujuan untuk menghentikan
diare,yaitu dengan cara :
- menekan peristaltik usus, misalnya loperamid
- menciutkan selaput usus atau astringen, contohnya tannin
- memberikan adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri
atau racun penyebab diare yang lain misalnya melindungi selaput
lender usus yang luka
- pemberian mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka
Spasmolitik, zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut pada
diare misalnya Atropin sulfat.
Kemoterapi, untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab
penyakit digunakan obat golongan sulfonamide atau antibiotic.
G. Laksatif
Pencahar atau laxantia adalah obat-oabatan/ zat yang dapat mempercepat
peristaltic usus sehingga mempermudah/melancarkan buang air besar.
Mekanisme kerjanya adalah dengan cara meragsang susunan saraf otonom
para-simpatis agar usus mengadakan gerakan peristaltic dan mendorong
isinya keluar.
Golongan obat pencahar yang bisa dogunakan :
Buling Agents. Buking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil,
dan metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
Pelunak Tinja, Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap
oleh tinja.
Minyak Mineral, Minyak mineral kan melunakkan tinja dan
memudahkan nya keluar dari tubuh.
Bahan Osmotik, Bahan-bahan osmotic mendorong sejumlah besar air ke
dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan dan mudah
dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar
dan merangsang kontraksi.
Pencahar Perangsang, mengandung substansi yang dapat mengiritasi
seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil, atau minyak kastor, yang
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi
sering menyebabkan kram perut.
H. Hepatoprotektor
Obat-obat protector hati adalah obat-obatan yang digunakan sebagai
vitamin tambahan untuk melindungi, meringankan, atau menghilangkan
gangguan fungsi hati karena adanya bahan kimia, penyakit kuning, atau
gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati. Pada umumnya obat-obatan
ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma dan
7
zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Methioninmemiliki peranan
penting dalam metabolism hati sehingga digunakan untuk melawan
keracunan yang disebebkan oleh hepatoksin. Sedangkan choline adalah zat
dapat mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan
juga bekerja melawan keracunan. Obat-obatan ini sebaiknya jangan
digunakan pada penderita penyekit hati yang berat karena pada dosis besar
dapat memperparah keadaan.
I. Obat Hemeroid
Hemoroid (wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung
pembuluh balik dan terletak di dinding rectum atau anus. Wasir bisa terjadi
karena mengeluarkan darah, terutama setelah buangair besar, sehingga tinja
mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar
mandi.
Kandungan obat hemoroid bisa dijabarkan sebagai berikut :
Polidocanol, untuk wasir/hemoroid dalam bentuk sediaan injeksi
Senyawa ismuth dan kombinasinya, terdapat kombinasi dengan
hydrokortiso,sediaan obat wasir ini bisa dalam bentuk suppositoria.
Ekatrak tumbuh-tumbuhan, banyak zat berkhasiat dari ekstrak tumbuh-
tumbuhan yang digunakan untuk mengurangi gejala penyakit, seperti
graptophyllum pictum, sophora japonica, rubia cordifolia, coleus
astropurpureus, sanguisorba, offcinalis, kaemferiaeangustifoliae, curcuma
heyneanae.
Senyawa flucortolone dan kombinasinya, sediaan yang tersedia untuk
obat wasir dengan kandungan zat aktif ini adalah sippositoria dank rim
untuk pemakaian local. Selain obat di atas juga ada kombinasi lainnya
senyawa aluminium, senyawa zink, hydrokortison dan ludokaim dalam
bentuk krim.
J. Kolagoga
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau
penghancur batu empedu. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di
saluran atau kandung empedu. Faktor pencetusnya meliputi
hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran empedu dan rahang saluran
empedu. Terapi batu empedu dengan obat perannya relative kecil bila
dibandingkan dengan tekhnik pembedahan atau endoskopi endoskopi dan
laparoskopi.
Terapi dengan obat cocok untuk pasien yang gejalannya ringan :
Fungsi kandung empedu tidak terganggu
Ukuran batu empedu kecil sampai sedang
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : menerima
makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah, membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat pencernaan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Antitukak, Regulator GIT Anti Inflamasi & Anti
Flatulen, Digestiva, Transkuillizre, Antispasmodik, AntiDiare, Laksatif,
Hepatoprotektif, Obat Hemoroid, dan Kolagoga. Dari sekian obat yang
disebutkan di atas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang berbeda sesuai
dengan golongan obat tersebut.
3.2 Saran
Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat dapat
menyediakan ataupun memberikan informasi obat yang benar, objektif dan
lengkap akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan
keamanan penggunaan obat.
9
Daftar Pustaka
http://meidinasinaga.wordpress.com/2009/11/12/obat-antitukak/
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)
http://apotik.medicastore.com/artikel-obat/obat-anxietas
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)
http://id.scribd.com/doc/42559346/OBAT-SISTEM-PENCERNAAN
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)
http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-pencernaan.html
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)
10