Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TERAPI OBAT PADA SISTEM PENCERNAAN

DOSEN PEMBIMBING :
Dedi Irawandi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
1. Elsa Oktaviana (1820014)
2. Erian Ayu Meiyanti (1820015)
3. Fadhila Ayu F (1820016)
4. Muhammad Ismail (1820031)
5. Nuril Rahmawati (1820042)
6. Octaviana Shinta Devi (1820043)
7. Oktalia Lestari (1820044)

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugrahnya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyusun
Makalah yang berjudul “Terapi Obat pada Sistem Pencernaan” dapat
terselesaikan. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan laporan kepada
dosen yang bersangkutan.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi. Penulis
mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen Pembimbing yaitu Dedi Irawandi.,
S.Kep.,Ns.,M.Kep dan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
partisipasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang luas kepada pembaca, walaupun makalah ini memiliki kekurangan
dan kelebihan. Penulis mohon saran dan kritiknya. Terima Kasih.

Surabaya, 04 Mei 2019

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….......2
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………………..………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..……3
2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan…………………………………………..3
2.2 Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan………….
…………………………….3
A. Antitukak………………………………….………………………….…3
B. Regulator GIT, Anti Inflamasi, Anti Flatulen.………………………..…4
C. Digestiva…………………………………….………………………..…4
D. Transkuiler…………………………………………………..…………..5
E. Antispasmodik………………………………………………………..…6
F. Antidiare……………………………………………………………..…..6
G. Laksatif………………………………………………………………….7
H. Hepatoprotektor…………………………………………………….…..7
I. Obat Hemoroid…………………………………………………………..8
J. Kolagoga………………………………………………………………....8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….….9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...9
3.2 Saran…………………………………………………………………...…..9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..10

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu. Adapun gangguan pada sistem pencernaan
seperti gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis dan maag. Masalah pencernaan
dari kategori ringan hingga berat harus segera diatasi jika tidak akan dapat
memperburuk keadaan.
Salah satu cara untuk mengatasi sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi
obat , yang termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida,
H2 reseptor antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik ,
Proton pompa inhibitor, Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui
dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena
diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan
gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan obat
juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat menimbulkan
efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh sebab itu,
penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung
dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga
dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari obat pencernaan ?
3. Apa saja efek yang dapat ditimbulkan dari obat pencernaan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari obat sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari obat sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan obat sistem pencernaan dengan tepat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi obat sistem pencernaan.
3. Mahasiswa dapat memahami efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem
pencernaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan


Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal
dan hepatobiliar. Sistem Pencernaan berfungsi :
 Menerima makanan
 Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan)
 Menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah
 Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

2.2 Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan


Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya,
antitukak, Regulator GIT Anti inflamasi & Anti Flatulen, Digestiva,
Transkuilizer, Anti Spasmodik, Anti Diare, Laksatif, Hepatoprotektif, Obat
Hemeroid, dan Kolagoga.
A. Antitukak
Tukak lambung adalah kondisi patologis pada lambung duodenum, esophagus
bagian bawah, dan stroma gasterostomi (setelah bedah lambung). Tujuan
terapi tukak lambung ialah meringankan atau menghilangkan gejala
mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius (hemoragik,
ferforasi, abstruksi) dan mencegah kambuh.
Golongan obat Antitukak :
 Antasida, obat dengan kandungan aluminium dan atau magnesium yang
bekerja scara kimiawi dengan mengikat kelebihan HCl dalam lambung.
Sediaan yang mengandung magnesium dapat menyebabkan diare,
sedangkan persediaan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan
konstipasi, maka biasanya dua senyawa ini di kombinasikan.
Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit. Antasida
tergolong obat bebas mengandung magnesium, aluminium, atau kalsium
dan simitikon
 Antagonis Resepyor H2, semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan
tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi sekresi asam
lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2, menekan pembebasan
asam yang diproduksi oelh gastrin, menghambat sekresi asam basa dan
sekresi asam yang distimulasi oleh histamine.
 Antimuskarinik yang selektif, mengandung zat aktif pirenzepin.
 Khelator dan senyawa kompleks, mengandung zat aktif trikalium
disitratobismutat, dan sukralfat

3
 Obat yang menghambat pompa proton, obat ini menekan sekresi asam
lambung . Contoh obat omeprazol, dan pentaprazol
 Golongan yang meningkatkan pertahanan mukosa, cara kerja pada saat
terpapare asam lambung, sukralfat, akan membentuk lapisan yang
melindungi luka/tukak.

B. Regulator GIT, Antinflamasi & Antiflatulen


Pada kelompok obat ini adalah obat-obat yang berfungsi sebagai:
1. Pengatur fungsi dan gerak dari gastrointestinal atau sering disebut
sebagai regulator GIT
2. Obat kembung atau infltulen digunakanuntuk metorisme
3. Anti radang atau pembengkakan pada saluran cernaatau disebut inflamasi
Beberapa obat kembung yang beredar di Indonesia :
 Cisapride, obat yang meningkatkan pergerakan atau kontraksi
darilambung dan usus.
 Dimethicone dan derivatnya, Dimethicone mempunyai namalain
dimethilpholysiloxane. Derivetnya adalah simethicone yang merupalan
campuran polysiloxane, yang merupakan obat antifomiting yang
diperuntukkan untuk mengurangi kembung ketidaknyamanan dan sakit
yang disebebkan kelebihan gas pada saluran cerna dan usus.
 Clebopride, diindikasikan untuk mual & muntah yang disebebkan
berbagai hal baik obat maupun penyaki.
 Metoclopamide,merupakan benzamida tersubstitusi yang merangsang
motilitas saluran pencernaan makanan tanpa mempengaruhi sekresi
lambung, empedu, dan pancreas.
 Domperidone, merupakan antagonis dopamine yang mempunyai kerja
antiemetik prokinetik, dengan efek seperti metoclopramide, karena obat
ini tidak menembus aliran darah reaksi ekstrapuramidal jarang sekali
terjadi
 Hyoscine, merupakan alkaloid yang bersifat antikolinergik dengan fungsi
untuk gangguan kontraksi saluran pencernaan, kandung empedu, saluran
saluran kemih,dan saluran kelamin wanita.
 Mesalazine, termasuk golongan obat aminosalisilat. Obat ini digunakan
untuk mengurangi pembengkakan pada rahang usus besar.

C. Digestiva
Digestiva asalah obat-obatan yang digunakan untuk membantu proses
pencernaan lambung usus terutama pada keadaan defisiensi zat pembantu
pencernaan. Penggolongan digestive antara lain :

4
 Enzim Pankreas, dikenal sebagai pankreatin dan panrelipase. Enzim ini
dirusak asam lambung sehinga harus dibuatdalam bentuk tablet enteral.
Enzimpankreas sedikit sekali menyebabkan efek samping. Dosis tinggi
dapat menyebabkan mual, diare dan hipertensi.
 Pepsin, enzim proteolitik yang kurang penting disbanding depan enzim
pancreas. Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan
yang adekuat disebut akillia gastrika, sering terjadi pada pasien anemia
pernisiosa dan karsinoma lambung.
 Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, Zat empedu yang
penting untuk manusia ialah garam natrium asam kolat dan asam
kenodeoksikolat. Obat ini berguna untuk mengatasi batu kolesterol
kandung empedu pada pasien tertentu. Asam kenodoksikolat bekerja
dengan menurunkan obsorpsi kolesterol dari ususdan menurunkan sistesis
kolesterol.

D. Transkuiller (Obat Penenang)


Transkuiller memiliki efek yang minimal dalam mencegah dan
mengobati tukak. Obat ini mengurangi perangsangan vegal dan menurunkan
kecemasan. Contohnya Librax, yaitu kombinasi ansiolitik klordiasepoksid
(librum) dan antiolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam mengobati
tukak.
Adapun golongan obat penenang :
 Benzodiasepin, obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan
cara mengurangi aktivitas saraf didalam otak, tetapi benzodiasepin bisa
menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus
sangat berhati-hati. Obat cemas dari golongan benzodiasepin adalah
alparozalam, klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam, oksazolam
(oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.
 Buspirone, obat cemas ini merupakan anti assietas yang efek sedatifnya
relative ringan dan tidak bereaksi dengan alkohol. Resiko timbulnya
toleransi dan ketergantungan juga kecil. Efeknya baru timbul 10-15
hari . sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit kecemasan
menyeluruh.
 Hdroxyzine, diindikasi untuk menghilangkan gejala ansietas dan
ketegangan yang berhubungan dengan psikoneurosis atau terapi
tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan kecemasan.
Hydroxyzine dapat menyebabkan kantuk dan menghilangkan kesadaran,
juga dapatmenyebabkan kekeringan pada mulut,hidung, dan
tenggorokan.

5
E. Antispasmodik
Antispasmodik merupakangolongan obat yang memiliki sifat sebagai
relaksan otot polos. Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki
efek anti kinelgik dan antagonis reseptor-dopamin tertentu. Meskipun
antispasmodic dapat mengurangi spasme usus, tetapi penggunaannya dalam
dispepsia bukan tukak,sindrom usus irritable dan penyakit divertikular hanya
bermanfaat sebagai pengobatan tambahan.
Antispasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada
saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, tukakpeptik, dan sebagainya.
Beberapa contoh penggolongan pbat antispasmodic antara lain :
 Hyoscine, obat ini bereaksi pada system saraf otonom dan mencegah
kejang otot. Obat ini biasanya digunakan untuk pra pengobatan untuk
mengosongkan sekresi paru-paru
 Clidinium, kombinasi chlordizepoxide dan clidinium bromide digunakan
untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi obat ini membantu
mengobati kram perut dan abdominal. Obat ini harus dikonsumsi secara
teraturagar pengobatanyya efektif.
 Mebeverine, digunakan untuk mengobati keram dan kejang pada perut
dan usus. Mebervine khususnya digunakan dalam pengobatan irritable
bowel syndrome dan kondsi sejenis
 Papaverine, digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien
dengan masalah sirkulasi darah.Ppaparine bekerja dengan merelaksasi
saluran darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan
seluruh tubuh.
 Timepidium, diindikasi untuk sakit akibat spasme atau kejang otot halus
ang disebabkan oleh gastritis, ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit
kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria.
 Pramiverine, diindikasi untuk spasme atau kejang dan kolik yang sangat
sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih,
dismenore, nyeri setelah operasi.
 Tiemonium, diindikasi untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan
billary and seperti gastroenteritis, diare, disentri, billary coloc,
enterocolitis, cholecystitis, colonopathies

F. Antidiare
Antidiare adalah obat-obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau
mengobati penyakit yang disebebkan oleh bekeri atau kuman, virus, cacing
atau keracunan makanan. Antidiare yang ideal harus bekerja cepat, tidak
menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak
mempunyai efek buruk terhadap system saraf pusat, tidak menyebabkan
ketergantungan
Penggolongan obat-obatan yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat
berupa :

6
 Obstipansia, untuk terapi simtomatis dengan tujuan untuk menghentikan
diare,yaitu dengan cara :
- menekan peristaltik usus, misalnya loperamid
- menciutkan selaput usus atau astringen, contohnya tannin
- memberikan adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri
atau racun penyebab diare yang lain misalnya melindungi selaput
lender usus yang luka
- pemberian mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka
 Spasmolitik, zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut pada
diare misalnya Atropin sulfat.
 Kemoterapi, untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab
penyakit digunakan obat golongan sulfonamide atau antibiotic.

G. Laksatif
Pencahar atau laxantia adalah obat-oabatan/ zat yang dapat mempercepat
peristaltic usus sehingga mempermudah/melancarkan buang air besar.
Mekanisme kerjanya adalah dengan cara meragsang susunan saraf otonom
para-simpatis agar usus mengadakan gerakan peristaltic dan mendorong
isinya keluar.
Golongan obat pencahar yang bisa dogunakan :
 Buling Agents. Buking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil,
dan metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
 Pelunak Tinja, Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap
oleh tinja.
 Minyak Mineral, Minyak mineral kan melunakkan tinja dan
memudahkan nya keluar dari tubuh.
 Bahan Osmotik, Bahan-bahan osmotic mendorong sejumlah besar air ke
dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan dan mudah
dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar
dan merangsang kontraksi.
 Pencahar Perangsang, mengandung substansi yang dapat mengiritasi
seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil, atau minyak kastor, yang
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi
sering menyebabkan kram perut.

H. Hepatoprotektor
Obat-obat protector hati adalah obat-obatan yang digunakan sebagai
vitamin tambahan untuk melindungi, meringankan, atau menghilangkan
gangguan fungsi hati karena adanya bahan kimia, penyakit kuning, atau
gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati. Pada umumnya obat-obatan
ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma dan

7
zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Methioninmemiliki peranan
penting dalam metabolism hati sehingga digunakan untuk melawan
keracunan yang disebebkan oleh hepatoksin. Sedangkan choline adalah zat
dapat mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan
juga bekerja melawan keracunan. Obat-obatan ini sebaiknya jangan
digunakan pada penderita penyekit hati yang berat karena pada dosis besar
dapat memperparah keadaan.

I. Obat Hemeroid
Hemoroid (wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung
pembuluh balik dan terletak di dinding rectum atau anus. Wasir bisa terjadi
karena mengeluarkan darah, terutama setelah buangair besar, sehingga tinja
mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar
mandi.
Kandungan obat hemoroid bisa dijabarkan sebagai berikut :
 Polidocanol, untuk wasir/hemoroid dalam bentuk sediaan injeksi
 Senyawa ismuth dan kombinasinya, terdapat kombinasi dengan
hydrokortiso,sediaan obat wasir ini bisa dalam bentuk suppositoria.
 Ekatrak tumbuh-tumbuhan, banyak zat berkhasiat dari ekstrak tumbuh-
tumbuhan yang digunakan untuk mengurangi gejala penyakit, seperti
graptophyllum pictum, sophora japonica, rubia cordifolia, coleus
astropurpureus, sanguisorba, offcinalis, kaemferiaeangustifoliae, curcuma
heyneanae.
 Senyawa flucortolone dan kombinasinya, sediaan yang tersedia untuk
obat wasir dengan kandungan zat aktif ini adalah sippositoria dank rim
untuk pemakaian local. Selain obat di atas juga ada kombinasi lainnya
senyawa aluminium, senyawa zink, hydrokortison dan ludokaim dalam
bentuk krim.

J. Kolagoga
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau
penghancur batu empedu. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di
saluran atau kandung empedu. Faktor pencetusnya meliputi
hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran empedu dan rahang saluran
empedu. Terapi batu empedu dengan obat perannya relative kecil bila
dibandingkan dengan tekhnik pembedahan atau endoskopi endoskopi dan
laparoskopi.
Terapi dengan obat cocok untuk pasien yang gejalannya ringan :
 Fungsi kandung empedu tidak terganggu
 Ukuran batu empedu kecil sampai sedang

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : menerima
makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah, membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat pencernaan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Antitukak, Regulator GIT Anti Inflamasi & Anti
Flatulen, Digestiva, Transkuillizre, Antispasmodik, AntiDiare, Laksatif,
Hepatoprotektif, Obat Hemoroid, dan Kolagoga. Dari sekian obat yang
disebutkan di atas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang berbeda sesuai
dengan golongan obat tersebut.

3.2 Saran
Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat dapat
menyediakan ataupun memberikan informasi obat yang benar, objektif dan
lengkap akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan
keamanan penggunaan obat.

9
Daftar Pustaka

http://meidinasinaga.wordpress.com/2009/11/12/obat-antitukak/
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)
http://apotik.medicastore.com/artikel-obat/obat-anxietas
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)

http://id.scribd.com/doc/42559346/OBAT-SISTEM-PENCERNAAN
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)

http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-pencernaan.html
(Diakses pada tgl 4 Mei 2019)

Setiadi.(2017). Dasar-Dasar Farmakologi Untuk Keperawatan. Yogyakarta :


Indonesia Pustaka

10

Anda mungkin juga menyukai