PENYAKIT DISENTRI
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Nur Muji Astuti, S.kep., M Kes.
DISUSUN OLEH :
LULU ANTIKA
1820027
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan pendahuluan dengan
mata kuliah KMB 1 Pendidikan Profesi D-3 Keperawatan sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam
menyelesaikan mata KMB 1 sebagai mahasiswa baru ilmu keperawatan reguler.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta berpartipasi
dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat
sedikit banyak menambah pengetahuan para pembaca.
Penyusun
1.1.KONSEP PENYAKIT
Demam;
Mual;
Muntah; dan
Gejala dapat timbul 1-7 hari setelah penderita terinfeksi dan berlangsung
selama 3-7 hari, pada disentri basiler. Untuk penderita disentri amuba, gejala
dapat timbul 10 hari sejak pengidap terinfeksi dan dapat disertai dengan gejala
mengigil, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, nyeri saat buang air
besar, serta perdarahan pada dubur.
1.1.4. WOC
Disentri basiler
1) Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-
24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah
dan lendir dalam tinja.
2) Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
3) Muntah-muntah.
4) Anoreksia.
5) Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
6) Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang,
sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi)
Disentri amoeba
1) Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
2) Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
3) Sakit perut hebat (kolik)
4) Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
1.1.7. Penatalaksanaan
1) Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang,
lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan
darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis,
berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya
syok sepsis.
2) Komponen terapi disentri, antara lain :
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit, Seperti pada kasus diare akut
secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan
disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status
hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet, Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya.
Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi.
Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk
menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga
mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat
diberikan sinbiotik dan preparat seng oral. Dalam pemberian obat-obatan,
harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus
sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang masa
sakit.
c. Antibiotika
Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan
terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan
mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian.
Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol
(trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi
dalam 2 dosis, selama 5 hari.
Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian
kotrimoksazol dibandingkan placebo10.
Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4 dosis o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone
50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat
55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan
darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2
hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan
alternatif lain.
Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah
Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila
disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik
dalam 2-3 hari terapi.
1) Data Subjektif
Pasien mengeluh nyeri perut
Pasien mengeluh Mual dan muntah
Pasien merasa Cemas
Pasien mengeluh lemas
BAB > 3x / hari
2) Data Objektif
Turgor kulit buruk
Mukosa bibir kering
Terdapat lendir dan/atau darah pada feses
Hipertermi
1.2.4. Implementasi
1.2.5. Evaluasi
Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran :
Jakarta
Doengoes, Marilyann E Dkk.1993 Rencana Asuhan Keperawatan .Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Perawatan.Jakarta:EGC
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III . Fakultaskedokteran UI : Jakarta. Davis K.,
2007
NANDA, 2013. Diagnosa Nanda (Nic & Noc), Disertai Dengan Discharge Planning.