Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT DISENTRI

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Nur Muji Astuti, S.kep., M Kes.

DISUSUN OLEH :
LULU ANTIKA
1820027

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan pendahuluan dengan
mata kuliah KMB 1 Pendidikan Profesi D-3 Keperawatan sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan.

Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam
menyelesaikan mata KMB 1 sebagai mahasiswa baru ilmu keperawatan reguler.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta berpartipasi
dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat
sedikit banyak menambah pengetahuan para pembaca.

Surabaya, 26 Januari 2020

Penyusun
1.1.KONSEP PENYAKIT

1.1.1. Anatomi fisiologis

Sistem pencernaan terdiri dari oesophagus, gaster, intestinum yang


berasal dari praenteron, mesenteron, dan metenteron yang terletak di dalam
cavitas abdominis. Oesophagus merupakan tabung untuk melewatkan
makanan, sedangkan gaster, intestinum, dan glandulae bertanggung jawab
terhadap pencernaan dan ekskresi makanan yang tidak dicerna. Hasil
pencernaan makanan akan memasuki epitel gaster dan epitel intestinum untuk
kemudian diserap ke dalam pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Setelah itu makanan dibawa melalui vena portae hepatis ke dalam hepar.
Systema digestorium mempunyai mekanisme spinchter pada daerah pharyngo-
oesophageal, gastro-oesophageal, pylorus, dan ileocolica.
Praenteron terdiri dari oesophagus, gaster, dan duodenum bersama
pancreas, hepar dan splen. Mendapat perdarahan dari arteria coeliaca dan aliran
balik darah menuju vena portae hepatis. Persarafan parasimpatis berasal dari
nervus vagus dan Universitas Kristen Maranatha 7 simpatis dari nervus
splanchnicus major. Oesophagus berfungsi untuk menyalurkan makanan,
gaster untuk menyimpan makanan, gaster bersama duodenum dengan sekresi
yang dihasilkan hepar dan pancreas berfungsi untuk mencerna makanan.
Metenteron terdiri dari jejunum, ileum, colon ascendens, dan colon
transversum. Bagian ini mendapat darah dari arteria mesenterica superior dan
darah vena mengalir menuju vena portae hepatis melalui vena mesentarica
superior. Persarafan parasimpatis dari nervus vagus dan simpatis dari nervus
splanichus minor. Fungsi utama jejunum dan ileum adalah absorbsi makanan
sedangkan colon ascendens dan colon transversum untuk penyerapan air.
Metenteron terdiri dari colon descendens, colon sigmoideum dan
rectum. Mendapat darah dari arteria mesentarica inferior dan vena mengalir
melalui vena mescentarica inferior ke vena portae hepatis. Persarafan
parasimpatis oleh nervus vagus dan simpatis oleh nervus splanchnicus
lumbalis. Colon descendens mempunyai fungsi menyerap cairan dan membuat
feses menjadi padat, colon sigmoid untuk menyimpan feses dan rectum beserta
anus untuk mengelurkan feses
Intestinum tenue terdiri dari duodenum, jejunum, ileum, panjang usus
ini sekitar 5–7 M, jejunum membentuk 2 /5 bagian proksimal sedangkan ileum
3 /5 bagian distal. Bagian usus ini melekat dengan dinding belakang abdomen
dengan perantara radix mesentarii. Mendapat darah dari arteria mescenterica
superior memberi darah mulai dari sekitar pertengahan duodenum sampai dua
pertiga colon transversum bagian proksimal. Persarafan parasimpatis diurus
oleh nervus vagus untuk mempercepat gerakan peristaltik, persarafan simpatis
oleh nervus splanchnicus minor.
Intetinum crassum atau usus besar mempunyai panjang 11 /2–2 M.
Terdiri dari caecum dan appendix vermiformis, colon ascendens, colon
transversum, colon descendens, colon sigmoideum, rectum dan canalis analis.
Diameter terbesar terdapat pada appendix dan mengecil secara bertahap ke arah
distal. Persarafan parasimpatis untuk colon ascendens, termasuk caecum, dan
appendix vermiformis dan colon transversum berasal dari nervus vagus melalui
plexus mesentericus inferior. Persarafan simpatis melalui nervus splanchnicus
lumbali

1.1.2. Pengertian Pernyakit

Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan sering kali


menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain.Penyakit
ini dapat disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri
amoeba).
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang
disebut sebagai sindroma disentri, yakni :
1. Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmu
2. Berak-berak, dan
3. Tinja mengandung darah dan lendir
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman
penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang
dibawahnya. Penyakit ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,
baik karena kebersihan diri atau individu maupun kebersihan masyarakat dan
lingkungan. (NANDA NIC NOC,2013)

1.1.3. Tanda dan Gejala

Gejala umum disentri, antara lain:

 Diare disertai darah atau lendir;

 Demam;

 Mual;
 Muntah; dan

 Kram dan nyeri perut.

Gejala dapat timbul 1-7 hari setelah penderita terinfeksi dan berlangsung
selama 3-7 hari, pada disentri basiler. Untuk penderita disentri amuba, gejala
dapat timbul 10 hari sejak pengidap terinfeksi dan dapat disertai dengan gejala
mengigil, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, nyeri saat buang air
besar, serta perdarahan pada dubur.

1.1.4. WOC

1.1.5. Manimestasi Klinis

Disentri basiler
1) Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-
24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah
dan lendir dalam tinja.
2) Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
3) Muntah-muntah.
4) Anoreksia.
5) Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
6) Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang,
sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi)

Disentri amoeba
1) Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
2) Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
3) Sakit perut hebat (kolik)
4) Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).

1.1.6. Pemeriksaan Penunjang

II. Pemeriksaan tinja


 Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan
bentuk trofozoit dalam tinja
 Benzidin test
 Mikroskopis : leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal .
III. Biakan tinja
 Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.
3. Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-
kadang dapat ditemukan leucopenia.
4. Endoscopy : memberikan visualisasi area yang terlibat.

1.1.7. Penatalaksanaan
1) Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang,
lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan
darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis,
berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya
syok sepsis.
2) Komponen terapi disentri, antara lain :
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit, Seperti pada kasus diare akut
secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan
disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status
hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet, Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya.
Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi.
Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk
menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga
mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat
diberikan sinbiotik dan preparat seng oral. Dalam pemberian obat-obatan,
harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus
sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang masa
sakit.
c. Antibiotika
 Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan
terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan
mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian.
 Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol
(trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi
dalam 2 dosis, selama 5 hari.
 Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian
kotrimoksazol dibandingkan placebo10.
 Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4 dosis o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone
50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat
55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
 Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan
darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2
hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan
alternatif lain.
 Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah
Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila
disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik
dalam 2-3 hari terapi.

1.2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1.2.1. Pengkajian

1) Data Subjektif
 Pasien mengeluh nyeri perut
 Pasien mengeluh Mual dan muntah
 Pasien merasa Cemas
 Pasien mengeluh lemas
 BAB > 3x / hari
2) Data Objektif
 Turgor kulit buruk
 Mukosa bibir kering
 Terdapat lendir dan/atau darah pada feses
 Hipertermi

1.2.2. Diagnose Keperawatan

1. Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri) b.d. terangsannya reseptor nyeri


terhadap diare .

2. Risiko Kekurangan Volume Cairan b.d. Kehilangan sekunder terhadap


diare .
3. Defisiensi Pengetahuan b.d Kurang terpajan/mengingat dan salah
interpretasi informasi.

1.2.3. RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Gangguan Rasa Setelah Manajemen nyeri :
Nyaman (Nyeri) dilakukan askep 1. Lakukan pegkajian nyeri
b.d. terangsannya
reseptor nyeri selama … x 24 secara komprehensif
terhadap diare. jam tingkat termasuk lokasi,
kenyamanan karakteristik, durasi,
pasien
meningkat, dan frekuensi, kualitas dan
dibuktikan faktor presipitasi.
dengan level 2. Observasi reaksi nonverbal
nyeri: pasien dari ketidaknyamanan.
dapat 3. Gunakan teknik komunikasi
melaporkan terapeutik untuk mengetahui
nyeri pada pengalaman nyeri pasien
petugas, sebelumnya.
frekuensi nyeri, 4. Kontrol faktor lingkungan
ekspresi wajah, yang mempengaruhi nyeri
dan menyatakan seperti suhu ruangan,
kenyamanan pencahayaan, kebisingan.
fisik dan 5. Kurangi faktor presipitasi
psikologis, TD nyeri.
120/80 mmHg, 6. Pilih dan lakukan
N: 60-100 penanganan
x/mnt, RR: 16- nyeri(farmakologis/nonfarm
20x/mnt akologis).
Control nyeri 7. Ajarkan teknik non
dibuktikan farmakologis (relaksasi,
dengan pasien
melaporkan distraksi dll) untuk
gejala nyeri dan mengetasi nyeri..
control nyeri.
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
9. Evaluasi tindakan
pengurang nyeri/kontrol
nyeri.
10. Kolaborasi dengan dokter
bila ada komplain tentang
pemberian analgetik tidak
berhasil.
11. Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri.
Administrasi analgetik
:.
1. Cek program pemberian
analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
2. Cek riwayat alergi.
3. Tentukan analgetik pilihan,
rute pemberian dan dosis
optimal.
4. Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik.
5. Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri
muncul.
6. Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan gejala
efek samping.
2. Risiko Kekurangan Setelah NOC
Volume Cairan dilakukan askep
1. Pertahankan catatan
b.d. Kehilangan selama … x 24
intake dan output yang
sekunder terhadap jam diharapkan akurat.
diare pasien 2. Monitor status hidrasi
(kelembaban membrane
memenuhi mukosa, nadi adekuat,
Kriteria hasil : tekanan darah
NIC ortostatik), jika
diperlukan
1. Mempertahanka 3. Monitor vitalsign
n urine output 4. Monitor masukan
sesuai dengan makanan / cairan dan
usia dan BB hitung intake kalori
2. Tekanan darah, harian
nadi suhu tubuh 5. Monitor status nutrisi
dalam batas 6. Kolaborasikan
normal. pemberian cairan IV
3. Tidak ada 7. Dorong keluarga untuk
tanda-tanda membantu pasien
dehidrasi, makan
elastisitas tugor
kulit baik,
membrane
mukosa lembab,
tidak ada rasa
haus yang
berlebihan.
3. Defisiensi Setelah NOC
Pengetahuan b.d dilakukan askep
1. Berikan penilaian
Kurang selama … x 24
tentang tingkat
terpajan/mengingat jam diharapkan pengetahuan pasien
dan salah pasien tentang proses penyakit
interpretasi memenuhi yang spesifik
informasi Kriteria hasil : 2. Jelaskan patofisiologi
NIC dari penyakit dan
bagaimana hal ini
1. Pasien dan
berhubungan dengan
keluarga
anatomi fisiologi,
menyatakan
dengan cara yang tepat.
pemahaman
3. Gambarkan tanda dan
tentang
gejala yang basa
penyakit,
muncul pada penyakit,
kondisi,
dengan cara yang tepat
prognosis dan
4. Gambarkan proses
program
penyakit , dengan cara
pengobatan.
yang cepat
2. Pasien dan 5. Identifikasikan
keluarga kemungkinan
mampu penyebab, dengan cara
melaksanakan yang tepat.
prosedur yang
dijelaskan
secara benar
3. Pasien dan
keluarga
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya.

1.2.4. Implementasi

Implementasi/pelaksanaan pada klien dengan Disentri dilaksanakan


sesuai dengan perencanaan perawatan yang meliputi tindakan-tindakan
yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien.

1.2.5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan


melihat respon klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan
proses yang menentukan sejauah mana tujuan telah tercapai.
Daftar Pustaka

Mooehead,Sue dkk.2004 . Nursing Outcomes Classification (NOC).Jakarta: Mosby


Elevier

Anonim, 2008. Disentri. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Disentri_Amuba.


Sya’roni
A. Hoesadha Y. 2006.

Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran :
Jakarta
Doengoes, Marilyann E Dkk.1993 Rencana Asuhan Keperawatan .Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Perawatan.Jakarta:EGC
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III . Fakultaskedokteran UI : Jakarta. Davis K.,
2007
NANDA, 2013. Diagnosa Nanda (Nic & Noc), Disertai Dengan Discharge Planning.

Anda mungkin juga menyukai