GASTER
PENDAHULUAN
Perforasi gaster merupakan perforasi
gastroduodenal umum, yang sering
disebabkan oleh karena komplikasi
ulkus peptikum (ulkus gaster dan ulkus
duodenum).
ANATOMI
Lambung merupakan bagian sistem gastrointestinal
yang terletak di antara esofagus dan duodenum.
Cardia.
Fundus
Body
Pyloric part
FISIOLOGI
Fungsi utama lambung
- Penerima makanan dan minuman fundus dan
korpus.
- Penghancur dikerjakan oleh antrum
Motilitas Fungsi ini diatur oleh n.vagus
Cairan lambung 500-1500 ml/hari ( lendir,
pepsinogen, faktor intrinsik dan elektrolit, terutama
larutan HCl.)
PERFORASI GASTER
Pada orang dewasa, perforasi ulkus peptik adalah
penyebab umum dari morbiditas dan mortalitas akut
abdomen.
Ulkus duodenum 2-3 kali lebih sering dari perforasi
ulkus gaster.
Satu pertiga perforasi gaster berkaitan dengan
karsinoma gaster
Perforasi gaster oleh karena perforasi ulkus peptikum
lebih banyak dijumpai pada laki-laki (3-4 kali) dengan
peak insiden antara usia 50-70 tahun. Lokasi ulkus atau
perforasi tersering ditemukan pada daerah antrum
kurvatura minor.
ETIOLOGI
1.
TRAUMA
1. Cedera tembus
2. Cedera tumpul
3. Luka yang
berhubungan
dengan endoskopi
4. Benda asing
2.
3.
4.
5.
6.
7.
NON-TRAUMA
Mengkonsumsi NSAID
dan SAID dalam waktu
lama dewasa]
Obesitas, kehamilan
Inflamasi pada
lambung dan usus
akut dan kronis,
obstruksi
Infeksi bakteri,
peritonitis
Perforasi sekunder dari
iskemik usus (kolitis
iskemik)
Malignansi
Radioterapi
PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal, lambung relatif bersih dari
bakteri dan mikroorganisme lain karena kadar asam
intraluminalnya yang tinggi.
Kebanyakan orang yang mengalami trauma
abdominal memiliki fungsi gaster normal dan tidak
berada dalam resiko kontaminasi bakteri setelah
perforasi gaster.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, leukositosis baru
dijumpai apabila telah terjadi peritonitis bakterial,
dan kadang tidak dijumpai pada pasien usia lanjut.
Pemeriksaan kimia darah seperti fungsi hati dan
ginjal, serum elektrolit dan asam basa adanya
komplikasi sistemik seperti gangguan keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam basa serta gangguan
fungsi organ (MOF)
TERAPI
Manajemen utama pada perforasi gaster adalah
pembedahan yang bersifat urgensi.
Sebelum tindakan pembedahan dilakukan beberapa
hal yang harus diperhatikan untuk memperbaiki
keadaan umum penderita antara lain : koreksi
gangguan kesembangan cairan dan elektrolit untuk
mengurangi resiko sepsis.
Pemberian antibiotika sistemik spektrum luas
(bakteri aerob, anaerob dan gram-negatif) untuk
eradikasi kuman dan mengurangi komplikasi
postoperatif.
LAPAROSCOPY
Terapi perforasi ulkus peptic dengan menggunakan a
patch of biodegradable material like a "stamp" diluar
dari gaster .
Laparoscopic surgery menjadi pilihan pada
management of perforated peptic ulcer
keuntungannya less pain, a short hospital stay, and an
early return to normal activity
Laparoscopic aman, nyaman, dan dengan morbidity
dan mortality lebih kecil dibandingkan dengan
conventional open technique.
PROGNOSIS
Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik
berspektrum luas cepat dilakukan maka prognosisnya
dubia ad bonam.
Sedangkan bila diagnosis, tindakan, dan pemberian
antibiotik terlambat dilakukan maka prognosisnya
menjadi dubia ad malam.
Hasil terapi meningkat dengan diagnosis dan
penatalaksanaan dini.
Usia lanjut
Adanya penyakit yang mendasari sebelumnya
Malnutrisi
Timbulnya komplikasi
ILUSTRASI KASUS
2.1 Keterangan Umum
Nama
: Tn. K
Umur
: 50 tahun
Jenis kelamin
: Laki laki
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Air Sekamanak
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Status
: Menikah
No RM
: 11-27-80
Tanggal masuk RS : 15 April 2016
2.2 Anamnese
2.2.1 Keluhan Utama
Nyeri seluruh lapang perut dialami os 1 hari
sebelum masuk rumah sakit
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
2 minggu yang lalu SMRS pasien mengeluh nyeri
perut yang lebih berat dari biasanya. Nyeri dirasakan
awalnya di bagian ulu hati, terasa lebih sakit setelah
makan dan keluhan berkurang bila minum obat. BAB
dan BAK lancar, mual (+) muntah (-).
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Thorax :
-Paru
:
Inspeksi : Normochest, simetris, kelainan kulit (-/-),
sudut arcus costa dalam batas normal, ICS dalam
batas normal, pengembangan pernafasan paru normal
Palpasi
: Simetris (N/N), Nyeri tekan (-/-), ICS
dalam batas normal, taktil, fremitus sulit dinilai
Perkusi : Kanan-kiri sonor seluruh lapang paru
-Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V 1-2 cm ke arah
medial
midclavikula sinistra, thrill (-), pulsus
epigastrium (-),
pulsus parasternal (-), sternal
lift (-)
Perkusi : batas atas : ICS II linea parasternal sinistra
pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinsitra
batas kanan bawah : ICS V linea sternalis dextra
kiri bawah : ICS V 1-2 cm ke arah medial
midclavicula
sinistra
konfigurasi jantung (dalam batas normal)
Auskultasi : regular, Suara jantung murni: SI,SII (normal)
reguler.
suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Ekstremitas atas
: warna kulit normal, turgor kulit
menurun,
hematom (-/-), deformitas (-/-)
edema (-/-),
parestesi (-/-), nyeri (-/-),
akral hangat (+/+),
Capillary refill time <2
detik, akral dingin (-/-)
Ekstremitas bawah: warna kulit normal, turgor kulit
menurun,
hematom (-/-), deformitas (-/-)
edema (-/-),
parestesi (-/-), nyeri (-/-), akral
hangat (+/+),
Capillary refill time <2 detik,
akral dingin (-/-)
Rectal Toucher
: M. Sphincter ani masih
mencengkram kuat,
mucosa recti licin,
tidak teraba massa, ampula
recti tidak
kolaps, sarung tangan : darah (-),
feces (+),
nyeri pada perabaan di seluruh arah
jarum jam.
Status lokalisata
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Rujukan
13,8
g/dl
14,0 16,0
16.000
sel/mm3
4.500 10.000
35
35 48
262.000
sel/mm3
150.000 450.000
CT
Menit
<15 menit
BT
Menit
1-6
Golongan darah
Basofil
01
Eosinofil
13
Neutrofil segment
81
50 70
Limfosit
30
20 40
Monosit
28
GDS
95
mg/dl
55 180
SGOT
26
mg/dl
0 40
SGPT
32
mg/dl
0 41
Ureum
26
mg/dl
15 39
0,94
mg/dl
0,9 1,3
HbsAg
Negatif
negatif
anti HIV
Negatif
negatif
Elektrolit
Na+
147
mmol/L
135 148
K+
4,1
mmol/L
3,5 5,5
Cl-
116
mmol/L
95 105
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Creatinin
Rencana Terapi
Terapi non-operatif
Observasi keadaan umum dan vital sign
Pasang NGT, DC, puasa
IVFD RL 30 gtt/i
Inf. Metronidazole 500 mg
Inj. Ceftriaxone 2 gram
Terapi definitif
Pro laparotomi eksplorasi dengan persiapan
( informed consent, Ro. Thorax, EKG, DL dan konsul
anestesi )
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Laporan Operasi
Tanggal
S:
O:
A:
P:
22 April 2016
Nyeri perut (+)
Flatus (+)
Muntah (-)
Status generalis
Sens : compos mentis
TD : 110/80 mmHg
HR : 80 x/m
RR : 22x/m
T : 36,5c
Ku : sedang
Kesadaran : compos mentis
Abdomen : distensi (-)
Peristaltik (+) N
Meteorismus (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas
(-)
Post laparotomi a/i peritonitis ec perforasi gaster
Mobilisasi
Diet susu 6x150 cc
Banyak minum
Ekstra protein telur 4 buah
IVFD aminofluid : D5 1 : 3
Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram
Inf. Metronidazole 3 x 500 mg
Tanggal
S:
23 April 2016
Nyeri perut (-)
Flatus (+)
O:
Status generalis
Sens : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
HR : 82 x/m
RR : 20 x/m
T : 36,3c
Ku : sedang
Kesadaran : compos mentis
Abdomen : distensi (-)
Peristaltik (+) N
Meteorismus (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
A:
P:
Tanggal
24 April 2016
S:
Keluhan (-)
O:
Status generalis
Sens : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/m
RR : 22x/m
T : 36,5c
Ku : sedang
Kesadaran : compos mentis
Abdomen : distensi (-) Peristaltik (+) N
Meteorismus (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
A:
P: