Fraktur costae merupakan kelainan yang sering terjadi akibat trauma tumpul pada
dinding toraks. Trauma tajam lebih jarang mengakibatkan fraktur iga, oleh karena luas
permukaan trauma yang sempit, sehingga gaya trauma dapat melalui sela iga. Fraktir costae
jamak dengan segmentasi rusuk yang patah menmbulkan gerakan paradoksal segmen terkait.
Clipping costae merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menyatukan costae yang
patah dengan cara pembedahan.
Pembukaan rongga toraks sebetulnya telah dikenal sejak zaman Hippocrates, yaitu
telah disebutkannya tentang drenase dari empiema, yang ditulis dalam Aphorismus nya,
bahwa cairan putih kental dapat dikeluarkan dari rongga toraks dengan memotong costa ke
tiga dan membuat lubang pada dinding toraks. Dalam cerita pewayangan pernah disebutkan
bahwa Puntadewa, si sulung Pandawa dianggap suci karena waktu dadanya ditusuk oleh
Dursasana, yang keluar adalah cairan berwarna putih, hingga Puntadewa berdarah warna
putih lambang kesucian.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelelitian tentang fiksasi interna flail chest muncul di tahun 1950. Teknik
bedah meliputi fiksasi dengan jahitan wire pada ujung fraktir dan rush rod fixation pada
segmen yang flail. Di akhir 1950, terapi internal splinting flail chest dengan positive
pressure ventilation menjadi popular dan berhasil memperbaiki outcome pasien pada kasus
yangvrelatif non operatif dini. Namun dila terjadi prolonged infection dapat memicu
secondary chest infection dengan angka mortalitas 10-36%.1
Clinical Indications
3 or more rib fractures with rib displacement of more than 1 rib cortical diameter
Flail segment
Pulmonary worsening with progressive volume loss on x-ray
Intubation/mechanical ventilation
Use of IV narcotics
Uncontrolled pain when using analgesia or Visual Analog Score (VAS) score >6
Lung impalement
Open chest defect
Stabilization on retreat of thoracotomy
Pulmonary herniation
Table 1: Indikasi klinis fiksasi costae dari the 2013 rib fracture consensus meeting.10
Pentingnya integritas dinding dada terletak pada fungsi utamanya yaitu sebagai sistem
pernafasan. Sebagian besar mekanika pernafasan dapat dijelaskan dengan Hukum Boyle,
yang menyatakan bahwa tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas yang sama. Saat
otot diafragma dan otot respirasi aksesori berkontraksi, dinding dada mencapai ekspansi
multidimensional untuk meningkatkan volume. Untuk mengakomodasi perubahan volume
ini, penurunan dramatis tekanan intrathoracic mengikuti seperti yang digambarkan oleh
Hukum Boyle. Hal ini menyebabkan aliran udara dari atmosfer ke dada melalui saluran udara
dan parenkim paru untuk mengurangi perbedaan tekanan ini. Tekanan intrapleural negatif
antara parenkim paru dan pleura parietal memandu perluasan dan pengekangan parenkim
paru dengan dinding dada sehingga bisa bertindak dengan cara tunggal. Karena jumlah
kekuatan yang diperlukan untuk merusak integritas dinding dada, patah tulang rusuk dapat
menjadi indikasi trauma pada jaringan dan organ vital. Destabilisasi tulang rusuk
mengganggu mekanik pernapasan spontan secara substansial. Kondisi ini diperparah dengan
adanya rasa sakit..11
Cedera fisik pada parenkim paru bisa terjadi akibat patah tulang rusuk juga. Tepi
tajam pada sisi fraktur juga bisa menusuk organ tubuh. Fraktur costae dapat menyebabkan
memar, robek, dan bergesernya struktur vital seperti paru-paru. Kerusakan yang diakibatkan
trauma langsung pada paru-paru ini biasanya disertai dengan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah paru, sehingga pada saat terjadinya cedera, akan mengakibatkan kegagalan
pernafasan progresif karena proses ekstravasasi cairan kaya protein dan penurunan difusi gas
pada tingkat alveolar.12,13 Kombinasi gangguan struktur anatomi dan patofisiologis sistem
pernafasan yang diakibatkan patah tulang rusuk dapat terbukti sangat mengerikan bagi pasien
dan memerlukan intervensi segera. Pada fraktur costae, trauma Diafragma juga berisiko dan
air mata dari fraktur tulang rusuk membuat pasien berisiko terkena hernia segera atau
tertunda.
Daftar Pustaka
1.Puruhito. Buku Ajar Primer Ilmu Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular. Surabaya. Airlangga University Press.
2013:1-7
2. Fitxpatric DC, Denard PJ, Phelan D, Long WB, Madey SM, Bottlang M. Operative
stabilization of flail chest injuries: review of literature and fixation options Eur J Trauma
Emerg Surg 2010
3. Ayudika M, Puruhito, Joalsen I, Sembiring YE, Soebroto H, Prasmono A, Tahalele PL, 2015. A Retrospective
Study of The Management of Thoracic Injury in Surabaya, Indonesia: Twenty-eight Years Experiences (1987-
2014). Buletin HBTKVI edisi Januari-Maret 2015 halaman 10-14.
4. Howell NJ, Ranasinghe AM, Graham TR. Man- agement of rib and sternal fractures.
Trauma 2005;7:4754.
5. Weinberg JA, Croce MA. Chest wall injury. In: Flint L, JW Meredith, CW Schwab, Trunkey DD, LW Rue,
PA Taheri (eds). Trauma: Contemporary principles and therapy (1st edn). Philadelphia: Lip- pincott Williams &
Wilkins 2008:35860.
6. Lloyd JW, Smith AC, O'Connor BT. Classification of chest injuries as an aid to treatment. Brit Med. J.
1965;1:151823.
7. Duan Y, Smith CE, Como JJ. Cardiothoracic trau- ma. In: Wilson WC, Grande CM, Hoyt DB (eds). Trauma:
emergency resuscitation perioperative an- esthesia surgical management (Vol. 1). New York: Informa Healthcare
2007:46999.
8. Sjamsuhidajat, R. De Jong, W. (2005) Dinding toraks dan pleura. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta: EGC.
9. Brunicardi, F.C., Onan, B., Oz., (2006) Chest Wall, Lung Mediastinum and Pleura. Dalam Schwartz Manual
of Surgery8th Edition. USA: Mc-Graw Hill
10. iaz J, Shiroff AM, Gasparri M, Lottenberg L, Pohlman T, et al. (2013) Special report: Integrating surgical rib
fixation into clinical practice: A report from the rib fracture consensus meeting. General Surgery News.
11. Attinger EO, Segal MS (1959) Mechanics of breathing : The physical properties of the lung. Am Rev Respir
Dis 80: 38-45.
12. Aufmkolk M, Fischer R, Voggenreiter G, Kleinschmidt C, Schmit-Neuerburg KP, et al. (1999) Local effect
of lung contusion on lung surfactant composition in multiple trauma patients. Crit Care Med 27: 1441-1446.
13. Cohn SM, Zieg PM (1996) Experimental pulmonary contusion: Review of the literature and description of a
new porcine model. J Trauma 41: 565-571.
14. Moya MD, Nirula R, Biffl W, Rib fixation: Who, What, When? in Trauma Surgery and Acute Care Open
2017 : 1-4. Diunduh dari http://tsaco.bmj.com/ pada 26 Juli 2017.
15. Fitxpatric DC, Denard PJ, Phelan D, Long WB, Madey SM, Bottlang M. Operative
stabilization of flail chest injuries: review of literature and fixation options Eur J Trauma
Emerg Surg 2010
LAMPIRAN
Gambar 3. Clipping costae
Gambar 4, Jenis jenis Plate
\
Gambar 5. Foto Post Operasi