Anda di halaman 1dari 8

Ulkus marjolin perubahan bentuk

ganas dari scar luka bakar

Ustra Tawulo
K1A1 13 062
Wd Sherly saera
K1A1 09 027

Supervisor :
dr. Saktrio Darmono Subarno, Sp.BP-RE
LATAR BELAKANG

Ulkus marjolin adalah lesi maligna dari scar/bekas luka karena trauma luka bakar, osteomyelitis kronik,
inflamasi kronik, atau fistula kronik. Tipe ulkus ini jarang ditemukan, biasanya pertumbuhannya progresif
pada luka yang tidak sembuh, disertai dengan trauma kronik terutama scar luka bakar. Ulkus marjolin
dapat membentuk tipe patologi yang berbeda. Karsinoma sel skuamosa adalah tipe histologi yang paling
sering. Sebelumnya, ada 3 kasus ulkus Marjolin di Indonesia.
Pada semua luka bakar yang akan menjadi ulkus Marjolin, hanya 1-2% dari luka bakar yang akan menjadi
ulkus ini. Tranformasi maligna akan bertahan hingga 20-40 tahun setelah trauma. Ada dua jenis ulkus
Marjolin. Pada Ulkus Marjolin akut, latensi rata-rata adalah 4 bulan (berkisar antara 1 minggu hingga 1 tahun),
pada tipe maiigna kronik perubahan terlihat 1 tahun setelah timbul, dengan latensi rata-rata adalah 36 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan ulkus Marjolin mengalami penurunan T-cell count, yang
mengindikasikan bahwa immunosupresi merupakan factor yang berkontribusi. Pada kebanyakan kasus, secara
histologi ulkus Marjolin paling banyak merupakan karsinoma sel skuamosa (SCC) sebesar 73% kemudian
diikuti basal sel karsinoma (BCC) sebesar 10%. Melanoma maligna, sarcoma (diantaranya: fibrosarcoma,
liposarcoma, dermatofibrosarcoma, protuberans, tumor mesenkimal), mixed tumor: SCC-BCC,SCC–
melanoma jarang terjadi.
PERSENTASI KASUS

Melaporkan kasus ulkus Marjolin di Rumah Sakit Dr. Soetomo sejak 2008 hingga 2016. Dua pasien
memiliki riwayat luka kronik yang tidak sembuh dan satu pasien memiliki riwayat luka bakar 27 tahun
yang lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan histologi, semua hasil menunjukkan karsinoma sel skumamosa.
Semua defek ditutup dengan flap. Salah satu defek pasien ditutup dengan flap latissimus dorsi, yang
lainnya dengan free flap paha anterolateral, dan yang terakhir ditutup dengan free flap latissimus dorsi.
Sisa-sisa permukaan lainnya ditutup menggunakan split thickness skin graft.
KESIMPULAN

• Ulkus Marjolin merukan lesi SCC yang jarang terjadi namun sangat agresif. Pembentukkan ulkus pada periode waktu
tertentu memainkan peran penting dalam kerjadinya Ulkus Marjolin. Berdasarkan perbedaan panjang periode pre-
dan post-ulserasi selama waktu laten, kerusakan kulit pada scar kronik dan ulkus kronik yang tidak sembuh adalah
dua penyebab utama dari ulkus Marjolin. Komplikasi fatal yang mungkin terjadi dapat dicegah dan diatasi dengan
managemen operatif dari trauma awal dan diagnose dini serta tatalaksana luka yang tidak sembuh. Pasien harus
dipantau seumur hidupnya, karena ulkus Marjolin ini lebih agresif dibandingkan karsinoma kulit yang lainnya.
Operasi adalah terapi utama untuk control local dan radioterapi memiliki peran tambahan yang harus disokong oleh
pengawasan ketat onkologi.
CONTOH KASUS
• Kasus 1

Laki-laki berusia 29 tahun dating ke klinik rawat jalan Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dengan keluhan

utama nyeri pada benjolan di kepalanya sejak 2 tahun yang lalu. Benjolan timbul dari bekas luka di kepalanya.

Awalnya ukurannya kecil namun kemudian membesar. Terdapat ulkus yang berbau dan pus diatasnya. Pasien merasa

tidak nyaman dengan kondisi isi dan dating ke klinik kami. Dia memiliki riwayat luka bakar ketika berusia 2 tahun

karena terkena minyak goreng panas. Dia mengatakan bahwa luka bakar tersebut telah ditangani dan sembuh dalam

3 bulan. Setelah trauma tersebut, tidak ada rambut yang tumbuh pada kepalanya. Pada usia 14 tahun, dia merasa

malu, dan menggunakan wig untuk menutupi kebotakannya. Dia telah menggunakan wig selama lebih dari 15 tahun.
•Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum dalam batas normal. Inspeksi pada region kepala menunjukkan tumor
berukuran 16x21x4 cm. Ada sebuah ulkus, pus, bagian terkelupas, dan darah. Massa bersifat solid, keras, rapuh, mudah berdarah,
terfiksasi pada dasar, dan nyeri. Terdapat scar hipertrofi pada leher.

Pemeriksaan kerokan kulit menunjukkan karsinoma sel skuamosa. Dari pemeriksaan radiologi, CT scan menunjukkan
massa padat heterogen pada temporoparietooccipitalis kiri, parenkim otak dalam batas normal. Pasien didiagnosa dengan ulkus
Marjolin karsinoma sel skuamosa T4N0M0.

Pasien mendapat tindakan berupa operasi eksisi luas oleh dokter bedah onkologi. Selama operasi, tumor menunjukkan
infiltrasi hingga calvaria dengan dimensi 6x4 cm. Defek pada calvaria ditutup oleh dokter bedah saraf menggunakan acrylic dan
miniplate. Dari tampilannya menujukkan bahwa tumor merupakan sel ganas, berupa karsinoma sel skuamosa, batas tumor dengan
tepi terdekat adalah 10 mm

Tindakan menutup defek dengan free flap muskulokutaneus latissimus dorsi. Kami menganastomose arteri dan vena
thoracodorsalis dengan arteri dan vena temporalis superficialis. Evaluasi 2 bulan setelah operasi menjukkan hasil yang memuaskan,
pasien merasa senang dengan hasilnya karena dia tidak mencium bau busuk lagi.
Gambar 2. Pemeriksaan CT scan Gambar 3. Selama operasi ditemukan
Gambar 1. Gambaran klinis pada infiltrasi ke calvaria, defek ditutup oleh
kepala tidak menunjukkan infiltrasi di
kunjungan awal di klinik rawat jalan dokter bedah saraf menggunakan
otak
acrylic dan miniplate

Gambar 4. Hasil post operatif. Defek


Gambar 5. Evaluasi satu bulan setelah
ditutup dengan free flap latissimus
operasi. Pasien puas dengan hasilnya.
dorsi, permukaan sisanya ditutup
dengan split thickness skin graft.

Anda mungkin juga menyukai