Anda di halaman 1dari 2

dr Samuel J. Haryono, SpB,K Onk.

OBATI KANKER PAYUDARA TANPA HILANGKAN ESTETIKA PAYUDARA


Apa, sih, BCT? BCT atau Breast Conserving Treatment suatu pengobatan kanker payudara yang mempertahankan estetika payudara. Tindakan BCT umumnya dengan pertimbangan kosmetikestetik, supaya payudara tetap utuh. BCT juga merupakan terapi modern karena minimal invasif. Artinya cara BCT tidak menyebabkan kecacatan maupun gangguan pasca bedah atau komplikasi akibatmorbiditas (penyakit akibat operasi), perawatan lebih lama, tidak ada gangguan seperti halnya pasca mastektomi (bedah kanker konvensional), dan sebagainya. Apa saja kriteria kanker payudara yang boleh disembuhkan dengan BCT? Antara lain ukuran tumor kurang dari 3 cm dan belum menyebar, baik kelenjar getah bening maupun metastase (penyebaran jauh), sumber tumor hanya satu. Kanker payudara demikian ini umumnya belum memiliki kelenjar getah bening. Sebaliknya kanker yang sudah lebih besar dianjurkan untuk melakukan tindakan konvensional (mastektomi). Siapa saja yang boleh mendapatkan tindakan BCT? Belum pernah melakukan penyinaran di daerah dada, tidak sedang hamil, tidak mengidap golongan penyakit kolagen. Bagaimana penderita kanker bisa tahu bahwa ukuran kanker masih kurang dari 3 cm? Memang sulit. Akan tetapi, secara umum telah mendapat edukasi tentang deteksi dini yang dinamakan sadari (Periksa Payudara Sendiri). Mereka yang sudah terbiasa melakukan sadari, ukuran 2 cm pun bisa teraba. Bahkan melalui skrining payudara dengan mammografi, yang belum teraba dengan "sadari" pun bisa terdeteksi. Peminatnya sudah cukup banyak, ya? Ya. Para penderita menginginkan kalau bisa terlebih dulu dilakukan BCT. Artinya, dengan adanya BCT, pasien kanker payudara sudah bisa melakukan penawaran tentang penyembuhan penyakitnya. Ini berbeda dengan paradigma lama yaitu kalau terkena kanker payudara, maka harus rela dibuang. Oleh sebab itu, cepat-cepatlah ke dokter. Kalau masih bisa dioperasi, berarti Anda masih beruntung. Bila sudah terlambat, dokter akan menolak karena kankernya sudah tidak bisa lagi dioperasi. Kalau pun mau dioperasi, payudaranya akan dibuang semuanya. Terbayang, kan, vonisnya begitu kejam. Dengan paradigma baru dimana sejak dini datang ke dokter, maka payudara masih bisa dipertahankan, dan kemungkinan tidak perlu menjalani pengobatan tambahan. Paradigma baru ini selain membantu menyosialisasikan BCT juga menekankan perlunya deteksi dini dengan sadari atau skrining payudara. Alhasil, peminat BCT tumbuh pesat setelah mereka tahu bahwa payudara bisa dipertahankan meski terkena kanker. Bagaimana dengan masalah biaya dan waktu penyembuhan?

BCT memang memerlukan waktu tindakan operasi lebih lama karena harus dikerjakan oleh tim dokter dari berbagai disiplin ilmu, antara lain dokter radiolog, patolog. Dengan cara mastektomi, karena jaringannya dibuang, radiolog maupun patolog tidak terlalu rumit kerjanya. Oleh sebab itu, biaya untuk tindakan BCT mungkin hampir sama dengan cara mastektomi. Namun harap diingat, cara mastektomi memerlukan rawat inap 7 10 hari, sedangkan dengan BCT pasien cukup 2-3 hari dirawat inap. Jadi lebih menguntungkan, bukan? Sejak kapan BCT berkembang? Sudah ada sejak dekade 90. Hanya saja, di Indonesia baru berkembang beberapa tahun belakangan. Ini karena BCT memerlukan multidisiplin ilmu kedokteran. Kini BCT di Rumah Sakit (RS) Dharmais, tempat saya bekerja, sudah menjadi terapi unggulan. Kalau bisa, pasien kanker payudara diupayakan menjalani BCT terlebih dulu. Semua keunggulan tadi membuat Anda tertarik untuk mendalami BCT? Orang yang melakukan BCT sudah pasti karena stadium kankernya masih dini. Sebaliknya, kalau stadiumnya lanjut enggak mungkin dilakukan BCT. Di sisi lain, penyebaran kanker di kelenjar getah bening pun pasti nol. Jadi, mengapa harus dibuang? Padahal kelenjar getah bening adalah salah satu pertahanan tubuh. Oleh sebab itu perlu dilacak dengan sentinel. Inilah yang saya pelajari pada awalnya. Lalu, saya belajar BCT yang kebetulan sedang tren dalam pengobatan kanker payudara

Anda mungkin juga menyukai