MANDIBULEKTOMI
KELOMPOK IV
Marta Simamora 8322 Tita Arum Sari 8342 Ardhian Rahma 8370
Kemal Faiz Setyawan 8328 Bekti Setyaningsih 8352 Finsa Tisna 8376
YOGYAKARTA
2011
PENDAHULUAN
Dalam ilmu bedah mulut terdapat beberapa teknik pembedahan, yaitu teknik pembedahan
yang dilakukan di dalam rongga mulut dan teknik pembedahan yang dilakukan pada rahang.
Pembedahan di dalam rongga mulut contohnya frenektemi, alveolektomi, dan lain-lain,
sedangkan pembedahan pada rahang contohnya mandibulektomi. Mandibulektomi adalah teknik
pembedahan atau pengambilan satu segmen tulang rahang mandibular dan dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu mandibulektomi marginal atau pengambilan tepi rahang saja untuk
tetap menjaga kontinuitas, biasanya tepi basiliar; mandibulektomi segmental yaitu pengambilan
seluruh rahang mandibular, termasuk tepi basiliar dan akan kehilangan mandibular; hemi
mandibulektomi adalah pengangkatan jaringan yang mengganggu dan yang mempengaruhi hemi
mandibula. (Envidio por, 2011)
Marginal mandibulektomi merupakan perawatan untuk lesi yang ada pada dasar mulut
atau gingiva lingual mandibular yang memerlukan insisi mukosa yang ditempatkan paling tidak
1 cm dari mukosa yang mengalami abnormalitas (Werning,2007). Insisi meluas dari periosteum
alveolar ridge bagian mesial dan distal dari tumor. Marginal mandibulektomi diindikasikan untuk
mendapatkan tepi tiga dimensi yang memuaskan di sekitar tumor, dan untuk erosi minimal
prosesus alveolaris mandibula (Shah, dkk., 2003).
Marginal mandibula dapat dilakukan untuk reseksi processus alveolaris, lingual plate atau
kombinasi dari processus alveolaris dan lingual plate dari mandibula pada tumor anterior rongga
mulut (Shah, dkk., 2003).
Reseksi segmen mandibular pada segmental mandibulektomi diperlukan ketika terdapat
kerusakan tulang, invasi tumor pada bagian cancellous tulang, invasi kanal alveolar inferior, atau
lesi primer atau metastasis pada mandibular (Shah, dkk., 2003).
PENGERTIAN DAN JENIS MANDIBULEKTOMI
Hemimandibulektomi
Segmental mandibulektomi atau hemimandibulektomi merupakan pola yang sama
dengan eksisi blok yang diperluas yang mungkin saja melibatkan pembuangan angulus, ramus
atau bahkan pada beberapa kasus dilakukan pembuangan kondilus. Pembuangan bagian anterior
mandibula sampai ke regio simfisis tanpa menyisakan border bawah mandibula akan
mengakibatkan perubahan bentuk wajah yang dinamakan ” Andy Gump Deformity”. (Keith,
1992).
Reseksi mandibula dilakukan setelah trakeostomi dan diseksi leher radikal (bila
diperlukan) telah dilakukan. Akses biasanya diperoleh dengan insisi splitting bibir bawah. Bibir
bawah dipisahkan dan sebuah insisi vertikal dibuat sampai ke dagu. Insisi itu kemudian
dibelokkan secara horizontal sekitar ½ inchi dibawah border bawah mandibula. Kemudian insisi
diperluas mengikuti angulus mandibula sampai mastoid. Setelah akses diperoleh, di dekat
foramen mentale mungkin saja dapat terjadi pendarahan karena adanya neurovascular (Keith,
1992).
Permukaan dalam mandibula secara perlahan-lahan dibuka dengan mendiseksi mukosa
oral. Dengan menggunakan gergaji gigi, pemotongan dilakukan secara vertikal di daerah
mentum. Hal ini akan memisahkan mandibula secara vertikal. Mandibula terbebas dari otot yang
melekat antara lain muskulus depressor labii inferior, depressor anguli oris dan platysma. Bagian
mandibula yang akan direseksi dibebaskan dari perlekatannya dari mukosa oral dengan hati-hati.
Setelah itu, komponen rahang yang mengandung massa tumor dieksisi dengan margin yang
cukup. Bagian margin dari defek bedah harus dibiopsi untuk pemeriksaan untuk menentukan
apakah reseksi yang dilakukan cukup atau tidak. Jika bagian itu bebas dari tumor, bagian ramus
dan kondilus mandibula harus dipertahankan untuk digunakan pada rekonstruksi yang akan
datang. Ramus paling baik dipotong secara vertikal. Ketika mandibula disartikulasi, maka ada
resiko pendarahan karena insersi temporalis dan otot pterygoid lateral dipisahkan. Hal ini dapat
dihindari dengan membiarkan kondilus dan prosessus koronoid berada tetap in situ. Setelah
hemimandibulektomi, penutupan luka intraoral biasanya dilakukan dengan penjahitan langsung.
(Keith, 1992).
Marginal mandibulektomi.
Pemotongan mandibula yang terkena tumor hanya melibatkan tulang kortikal dan
periosteum. Marginal mandibulektomi berupa eksisi parsial pada bagian superior mandibula
dalam bidang vertikal. Secara umum, satu permukaan kortikal dan sebagian dari cavitas medula
dihilangkan/ dipotong. Sebagian inferior mandibula tetap utuh sehingga menjaga kontinuitas
mandibula dan memungkinkan pasien untuk mengunyah. Bertentangan dengan segmental
mandibulektomi, seluruh segmen mandibula dipotong, sehingga mandibula mengalami
diskontinuitas.( Mukherji dkk, 2001)
Marginal mandibulektomi diindikasikan untuk mendapatkan tepi tiga dimensi yang
memuaskan di sekitar tumor, ketika tumor primer mendekati mandibula, dan untuk erosi
minimal prosesus alveolaris mandibula(Shah dkk., 2003 ).
1. Tumor oral benigna dan maligna yang meliputi tulang dan periosteum
Hemangioma adalah tumor yang berasal dari pembuluh darah yang bersifat
konginetal dan terdiri dari kapiler dan kavernosa. Perawatan hemangioma dapat
dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah ektirpasi, bedah krio, pemberian
sklerotik agen, radioterapi, kauterisasi, pemberian kortiosteroid, embolisasi dan yang
terbaru adalah dengan terapi laser. Indikasi pengambilan hemangioma umumnya
disebabkan karena telah terjadi pendarahan akibat trauma, atau karena pertimbangan
kosmetik, atau karena mengganggu fungsi pengunyahan dan bicara, juga tergantung pada
umur, posisi, dan ukuran lesi. Pembedahan mungkin merupakan pilihan perawatan yang
paling optimal untuk lesi yang tidak memberikan respon sampai usia anak 5-7 tahun
2. Kehamilan
Pada kehamilan, sering terjadi kondisi hipertensi dan diabetes mellitus yang meskipun
sifatnya hanya temporer, akan lenyap setelah melahirkan, tetapi cukup dapat menimbulkan
masalah saat dilakukan tindakan bedah yang melibatkan perusakan jaringan dan pembuluh
darah. Kesulitan yang sering timbul pada tindakan bedah pada ibu hamil adalah keadaan
psikologisnya yang biasanya tegang. Jika status umum pasien kurang jelas, maka dokter gigi
akan mengkonsulkan terlebih dahulu ke dokter bagian obsgin.
3.Penyakit Kardiovaskular
Jika ditemukan pasien dengan tanda-tanda sesak napas, kelelahan kronis, palpitasi, sukar
tidur dan vertigo maka perlu dicurigai bahwa pasien tersebut menderita penyakit jantung.
Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut yang teliti dan akurat, misalnya
pemeriksaan tekanan darah. Pada penyakit kardiovaskuler, denyut nadi pasien meningkat,
tekanan darah pasien naik yang menyebabkan bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong
sehingga terjadi perdarahan. Pasien dengan penyakit kardiovaskular memerlukan konsultasi
dokter spesialis jantung.
4. Kelainan Darah
a. Purpura Hemoragik
Perlu ditanyakan kepada pasien tentang riwayat perdarahan pasca bedah, atau
pengalaman pendarahan lain. Selanjutnya diteruskan pada pemeriksaan darah yaitu
waktu pendarahan dan penjendalan darah, juga konsentrasi protrombin
b. Leukemia
Pada leukemia terjadi perubahan proliferasi dan perkembangan leukosit dan
prekursornya dalam darah dan sumsum tulang sehingga mudah infeksi dan terjadi
perdarahan.
c. Anemia
Ciri-ciri anemia yaitu rendahnya jumlah hemoglobin dalam darah sehingga
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi berkurang.
d. Hemofilia
Agar tidak terjadi komplikasi pasca bedah perlu ditanyakan adakah kelainan
perdarahan perdarahan seperti waktu perdarahan dan waktu penjendalan darah yang
tidak normal pada penderita.
5. Hipertensi
Pada penderita hipertensi, denyut nadi pasien meningkat dan tekanan darah naik sehingga
jendalan darah yang telah terbentuk terdorong dan terjadi perdarahan terus menerus.
6. Jaundice
Tindakan bedah mulut dapat menyebabkan “prolonged hemorrhage”, yaitu perdarahan
yang terjadi berlangsung lama sehingga penderita yang akan dilakukan pembedahan
dikirimkan dahulu kepada dokter ahli yang merawatnya atau sebelum tindakan dilakukan
premedikasi dahulu dengan vitamin K.
7. AIDS
Macam-macam manifestasi infeksi HIV pada mulut dapat berupa infeksi jamur, infeksi
bakteri, infeksi jamur, dan neoplasma. Bila pasien sudah terinfeksi dan memerlukan
premedikasi, maka upayakan untuk mendapatkan perawatan medis terlebih dahulu.
8. Sifilis
Sifilis adalah penyakit infeksi yang diakibatkan Treponema pallidum. Pada penderita
sifilis, daya tahan tubuhnya rendah sehingga mudah terjadi infeksi sehingga penyembuhan luka
terhambat.
9. Toxic Goiter
Ciri-ciri penderita penyakit ini adalah tremor, emosi tidak stabil, tachycardia dan
palpitasi, keringat keluar berlebihan, glandula tiroidea membesar secara difus (kadang tidak
ada), exophthalmos (bola mata membesar), berat badan susut, rata-rata basal metabolic naik,
kenaikan pada tekanan pulsus, gangguan menstruasi, nafsu makan berlebih. Tindakan bedah
mulut dapat menyebabkan krisis tiroid, tanda-tandanya yaitu setengah sadar, sangat gelisah,
dan tidak terkontrol meskipun telah diberi obat penenang.
KONTRAINDIKASI:
(A) Jika terdapat invasi ke bagian tulang spongiosa yang total dengan hilangnya banyak
jaringan lunak.
(B) Pasien yang pernah mengalami irradiasi mandibula edentulous atau dengan atropi
signifikan pada prosesus alveolaris.
Menurut Shah dkk. (2003), indikasi lain dilakukannya marginal mandibulektomi adalah
untuk lesi alveolar, tumor yang secara klinis melekat pada mandibula, atau untuk bukti radiografi
dari keterlibatan tulang. Keterlibatan tulang tidak berkorelasi dengan lokasi tumor, stadium,
kelas atau luasnya penyakit metastatik nodal. Dilakukannya marginal mandibulektomi hanya
ketika tidak ada bukti radiografi dari tulang yang erosi dan kurang dari 50% dari mandibula yang
terlibat oleh tumor. Marginal mandibulektomi dapat juga dilakukan untuk pengobatan pada
keganasan yang lebih kecil dari dasar mulut, dan segmental mandibulektomi untuk tumor yang
lebih besar (Greenberg & Joachim, 2002).
KONTRAINDIKASI:
(A) Ko – morbiditas berat
1. RESEKSI MANDIBULA
Pertama, Insisi dengan membelah bibir bawah pada garis tengah, diteruskan melewati
dagu lalu dibelokkan ke lateral, horisontal ke belakang sampai pada regio submandibula
membelok ke atas pada angulus mandibula sampai di anterior prosesus mastoideus. Insisi
horisontal dibuat sesuai garis lipatan kulit dan berjarak dua jari (4 cm) di bawah batas mandibula
untuk mencegah cedera ramus mandibularis n. fasialis. Kedua, dengan insisi tipe visor flap, pada
alternatif ini tidak dilakukan insisi membelah bibir.
Insisi kulit kemudian diperdalam lapis demi lapis dengan memotong m. platisma dan
fascia servikalis pada garis yang sama. Kemudian dibuat flap ke atas melewati batas bawah
mandibula dengan mempreservasi ramus mandibula n. fasialis.
Arteri dan vena fasialis anterior diligasi dan dipotong sedekat mungkin dengan kapsul
kelenjar submaksilaris. Langkah ini bertujuan mempreservasi ramus mandibula n. fasialis karena
syaraf tersebut terletak di superfisial menyilang pembuluh darah tersebut.
Sisi lateral mandibula diekspose dengan memisahkan tempat melekatnya m. masseter
pada angulus mandibula. Setelah m. masseter dipotong, otot dapat dipisahkan dari tulang dengan
menggunakan periosteal elevator. Langkah ini juga akan mengangkat jaringan lunak pada wajah
termasuk di dalamnya kelenjar parotis dan cabang-cabang nervus fasialis.
Full thickness cheek flap disisihkan ke lateral dengan cara memotong mukosa sulkus
ginggivobukalis ke belakang sampai fossa retromolar dan ke depan sampai 2 cm melewati batas
tumor. Batas tulang normal yang akan dipotong tergantung pada sifat dari lesi. Pada
ameloblastoma jarak 1 cm dari batas lesi secara radiologis cukup aman untuk dilakukan reseksi.
Tulang mandibula dipotong dengan menggunakan gergaji Gigli. Evaluasi secara makroskopis
apakah masih terdapat lesi ameloblastomanya, apabila ada maka reseksi harus ditambah lagi.
Hemostasis dilakukan, perdarahan permukaan tulang yang dipotong dihentikan dengan bone
wax.
Bagian mandibula beserta tumor diangkat dengan cara meng-insisi mukosa sisi lingual,
memotong origo m. milohioid pada sisi medial mandibula sepanjang linea milohioid. Hemostasis
dengan ligasi dan diatermi. Selanjutnya dilanjutkan dengan rekonstruksi.
Reseksi marginal mandibula adalah pembuangan bagian prosesus alveolaris dan tulang
basalis mandibula disekitarnya dengan menyisakan batas inferior mandibula.
Teknik Operasi
• Insisi dengan cutting diatermi.
• Gingiva dan periosteum diinsisi paralel dengan mandibula pada sisi buccal dan sisi
lingual.
• Jaringan lunak kemudian dipisahkan dengan tulang dengan menggunakan periosteal
elevator
• Dibuat mucoperiosteal flap
• Segmen alveolus mandibula kemudian direseksi dengan bor cutting atau dengan betel
hammer.
• Mucoperiosteal flap dijahit dengan jahitan interupted menggunakan benang yang
absorsable.
A. Indikasi
• Tumor ganas intra oral yang meluas ke gingiva diatas prosesus alveolaris atau
menginfiltrasi mandibula dan tumor meluas dari prosesus alveolaris sampai ke sisi lateral
mandibula atau sampai ke bagian cancellous mandibula.
• Tumor ganas mandibula
• Tumor jinak mandibula (misal ameloblastoma)
B. Teknik operasi
1. Posisi pasien
B. Teknik Operasi
1. Desain insisi
(http://bedahunmuh.wordpress.com)
5. REKONSTRUKSI MANDIBULA
4. Tidak boleh menimbulkan deformitas sekunder kecuali tidak ada pilihan lain
6. Prosedur rekonstruksi yang lama sebaiknya tidak dilakukan bila dapat diganti dengan
prostese dengan hasil yang memuaskan.
• Jika setelah tiga hari penderita makan peroral tidak ditemukan masalah infeksi atau
kebocoran maka penderita diperbolehkan keluar rumah sakit.
(http://images.kingsts.multiply.multiplycontent.com)
Prosedur Mandibulektomi Total (Di Rumah Sakit Aira)
Sebelum
Pembedahan Sebelum pembedahan
Sebelum pembedahan
Gigi biasanya diimobilisasi terlebih dahulu dalam arah atau hubungan oklusal yang
dikehendaki dengan menggunakan fiksasi maksilomandibula (dengan menggunakan patokan
oklusi). Periosteum/masseter diangkat ke arah lateral hanya agar ramus posterior terbuka dari
sigmoid notch sampai ke angulus. Osteotomi ramus vertikal dilakukan dengan menggunakan
gergaji dengan sudut potong yang sesuai dengan arah gergaji bolak-balik. Potongan yang dibuat
dengan ketebalan penuh melalui ramus posterior ke foramen alveolar inferior, meluas dari titik
sigmoid hingga ke regio tepat di anterior angulus.
Segmen proksimal biasanya dipendekkan melalui eksisi ujung korteks inferior untuk
memperkecil kemungkinan nekrosis. Segmen proksimal tersebut kemudian ditempatkan di
lateral ramus tanpa dilakukan fiksasi atau distabilisasi dengan menggunakan transeous tunggal.
Daerah operasi kemudian diirigasi dengan menggunakan larutan garam steril dan larutan
antibiotik. Penutupan dilakukan dengan teknik kontinu menggunakan bahan yang dapat
diabsorbsi. Pada daerah operasi dapat dipasang pembalut muka dengan tekanan yang dibiarkan
selama 24 jam hingga 48 jam. Sebelum pasien pulang dibuatkan foto pasca bedah terlebih dahulu
(Pedersen, 1996).
KESIMPULAN
3. Marginal mandibulektomi berupa eksisi parsial pada bagian superior mandibula dalam
bdang vertikal. Secara umum, satu permukaan kortikal dan sebagian dari cavitas medula
dihilangkan/ dipotong. Sebagian inferior mandibula tetap utuh sehingga menjaga
kontinuitas mandibula dan memungkinkan pasien untuk mengunyah.
Archer WH. 1976. Oral and Maxillofacial Surgery. 5th edition. Saunders
Booth, PW.; Schendel, SA.; Hausamen, JE. 2007. Maxillofacial Surgery, 2nd Edition. Churchill
Livingstone Elsevier. St. Louis
Envidio por, Javier Alfaro el. 2011. Wikbio Health Education: Mandibulectomy.
http://wikbio.com/en/dictionary/definition-of/mandibulectomy. Diunduh: 25 Oktober
2011
Greenberg, A.M. & Joachim, P. 2002. Craniomaxillofacial Reconstructive and Corrective Bone
Surgery: Principle of Internal Fixation Using the AO/ASIF Technique. Springer-Verlag:
New York.
Murkherji, S.K; Isaacs, D.L; Creager, Andrew .2001. CT Detection of Mandibular Invasion by
Squamous Cell Carcinoma of the Oral Cavity . AJR : 177
Nielsen FL. 2008. Progress in Oral Cancer Research. Nova Science Publisher. New York
Pedersen, GW. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. EGC. Jakarta
Shah, Jatin P. Johnson, Newell W. dan Batsakari, John G. 2003. Oral Cancer. Thieme. New
York.
Werning, John, W. 2003. Oral Cancer: Diagnosis, Management, and Rehabilitation. Thieme
Medical Publishers. New York