Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan mulut merupakan komponen integral dari kesehatan umum. Hal ini

juga menjadi jelas bahwa faktor-faktor penyebab dan resiko penyakit mulut sering

sama dengan yang terlibat dalam penyakit umum. Kesehatan secara keseluruhan,

kesejahteraan, pendidikan dan pengembangan anak, keluarga dan masyarakat dapat

dipengaruhi oleh kesehatan mulut (Ramdhan dkk., 2016). Kesehatan gigi dan mulut

masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius

dari tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat gigi. Hal ini terlihat bahwa

penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia (Anitasari

dan Rahayu, 2005). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) menyatakan bahwa

terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup berperilaku dalam lingkungan sehat

dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan tujuan

utama di bidang kesehatan Indonesia.

Beberapa dekade terakhir terdapat peningkatan yang cukup besar dalam

kesehatan mulut anak-anak, tetapi angka karies gigi masih tetap menjadi salah satu

masalah kesehatan mulut yang paling sering terjadi pada anak di seluruh dunia.

Sebuah populasi yang cukup besar dari anak-anak di negara berkembang sedang

dipengaruhi oleh kerusakan gigi (karies) (Ramdhan dkk., 2016), salah satunya yaitu

penduduk Indonesia (Malohing dkk., 2013). Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (2013) menyatakan bahwa prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan

mulut adalah 25,9%. Indeks DMF-T menggambarkan tingkat keparahan kerusakan

1
2

gigi. Angka DMF-T pada umur 12 tahun mencapai angka 1,4. Data tersebut

menunjukkaan bahwa prevalensi karies anak dan dewasa muda di Indonesia masih

tergolong tinggi.

Sehubungan dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia

tersebut diatas menjadi kebutuhan yang mendasar untuk memenuhi pelayanan

kesehatan gigi pada anak sekolah. Pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah

mengacu pada program global World Health Organization (WHO) dalam bidang

kesehatan gigi dan mulut, yaitu WHO Global Oral Health Programme (GOHP),

menyarankan negara - negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan

pencegahan penyakit gigi dan mulut serta integrasi kesehatan gigi dengan

kesehatan mulut. Salah satu aksi GOHP, khususnya untuk anak sekolah adalah

promosi kesehatan gigi di sekolah. Indikator Global Goals for Oral Health 2020,

meliputi :

a. Berkurangnya rasa sakit yang dinilai dari berkurangnya hari absen disekolah

karena sakit

b. Peningkatan proporsi bebas karies pada usia 6 tahun

c. Penurunan komponen D dari DMF-T pada usia 12 tahun, dengan perhatian

khusus pada kelompok beresiko tinggi

d. Berkurangnya jumlah gigi diekstraksi karena karies pada usia 18 tahun.

(Kementerian Kesehatan RI, 2012)

Sejauh ini beberapa program sudah dilakukan pemerintah untuk menaikkan

derajat kesehatan gigi termasuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut dimulai pada

anak sekolah selain dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut
3

di Puskesmas juga diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS

dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). UKGS ialah upaya

kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan

gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang didukung dengan upaya

kesehatan perseorangan berupa upaya kuratif bagi peserta didik untuk melakukan

perawatan kesehatan gigi dan mulut. Program UKGS diarahkan kepada penanaman

kebiasaan pola hidup sehat sejak dini, agar para murid mempunyai pengetahuan,

kesadaran dan kemampuan dalam mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut

serta dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan yang

memadai sehingga tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal

(Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Kegiatan UKGS dilaksanakan di SDN Perumnas Condongcatur yang

sebelumnya telah menjalin kerjasama dengan Bagian Ilmu Kedokteran Gigi

Pencegahan dan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat FKG UGM. Kegiatan ini

merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut siswa-siswi di

SDN Perumnas Condongcatur, yang mana tenaga pelaksana dilakukan oleh

mahasiswa kepaniteraan di bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan dan Ilmu

Kesehatan Gigi Masyarakat FKG UGM angkatan 82 dengan dikelompokkan

menjadi tim-tim kecil untuk memeriksa siswa kelas I hingga VI dengan waktu

pelaksanaan selama 2 hari. Selanjutnya hasil pemeriksaan UKGS yang diperoleh

diserahkan kepada FKG UGM untuk ditindak lanjuti.


4

B. Pengertian UKGS

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012) dalam buku pedoman UKGS,

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) memiliki pengertian sebagai upaya

kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan

gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya

kesehatan perorangan berupa kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan

perawatan kesehatan gigi tersebut.

C. Kegiatan UKGS

Berdasarkan buku pedoman UKGS yang diterbitkan oleh Kementerian

Kesehatan RI (2012), bahwa kegiatan yang dilaksanakan pada UKGS adalah:

1. Kegiatan promotif, yaitu:

a. Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru

2. Kegiatan preventif, yaitu:

a. Sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II, dan III menggunakan pasta gigi

yang mengandung fluor minimal satu kali setiap bulan.

b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut.

3. Kegiatan kuratif, yaitu:

a. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit

b. Pelayanan medik gigi dasar baik berdasarkan permintaan maupun sesuai

dengan kebutuhan

c. Pencabutan gigi sulung yang telah goyah dan waktunya tanggal


5

d. Rujukan bagi siswa yang memerlukan bantuan

D. Tahap-Tahap UKGS

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012), UKGS memiliki tiga tahapan

yaitu :

1. UKGS Tahap I (paket minimal UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa yang belum terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang meliputi :

a. Pelatihan kepada guru pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh

dinas pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes

/ guru pembina UKS / dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku

(Buku Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan) utnuk semua murid kelas I-VI,

dilaksanakan minimal satu kali setiap bulan.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi

bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru

memakai pasta gigi yang megandung fluor.

2. UKGS Tahap II ( Paket Standar UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas. Kegiatannya sama dengan

UKGS tahap I, namun ditambah dengan kegiatan :

a. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.


6

b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran

diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal,

dengan persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan

dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi.

c. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan di

sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan), bila pada penjaringan murid kelas

I dijumpai murid dengan gigi tetap ada yang karies atau bila gigi susu karies

lebih dari 8 gigi, dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang

tumbuh.

d. Rujukan bagi yang memerlukan.

3. UKGS Tahap III (Paket Optimal UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai. Kegiatannya mencakup

seluruh kegiatan UKGS tahap II ditambah dengan pelayanan medik gigi dasar

atas permintaan pada murid kelas I hingga VI.

E. Sasaran UKGS

Menurut pedoman pelaksanaan UKGS (Kementerian Kesehatan RI, 2012),

sasaran pelaksanaan dan pembinaan meliputi:

1. Sasaran primer : peserta didik (murid sekolah) TK SD SMP SMA dan

sederajat

2. Sasaran sekunder : guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang tua

murid, serta TP UKS di setiap jenjang.


7

3. Sasaran tersier:

a. Lembaga pendidikan mulai dari tingakt pra sekolah sampai pada sekolah

lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren

beserta lingkungannya.

b. Sarana prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

c. Lingkungan yang meliputi:

i. Lingkungan sekolah

ii. Lingkungan keluarga

iii. Lingkungan masyarakat

F. Tujuan UKGS

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012), tujuan dilaksanakannya

kegiatan UKGS yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya pengetahuan, sikap, dan tindakan peserta didik dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut.

b. Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya

promotif dan preventif.

c. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik

yang memerlukan.
8

G. Tenaga Pelaksanaan UKGS

Pelaksanaan UKGS melibatkan tenaga pelaksana dan memiliki peranan

masing-masing yaitu

1. Kepala Puskesmas

a. Sebagai koordinator

b. Sebagai pembimbing dan motivator

c. Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan mulut

2. Dokter gigi

a. Penanggungjawab pelaksanaan operasional

b. Bersama perawat gigi menyusun rencana kegiatan, menentukan target

tahunan serta jadwal kegiatan bulanan, monitoring program dan evaluasi

c. Membina integrasi dengan unit-unit yang terkait di tingkat Kecamatan,

Lurah, PKK, Cabdin Pendidikan Kecamatan.

d. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat gigi, UKS,

guru SD dan dokter kecil

e. Bila tidak ada perawat gigi, dokter gigi dapat sebagai pelaksana UKGS

f. Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif

g. Pengarahan kepada tenaga UKS, guru SD, dokter kecil, dan orang tua murid

3. Perawat Gigi

a. Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD

b. Melakukan persiapan lokakarya mini untuk menyampaikan rencana

kegiatan

c. Membina kerja sama dengan tenaga UKS, guru SD/MI


9

d. Melakukan persiapan lokakarya mini untuk menyampaikan rencana

kegiatan pelaksana terkait

e. Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS (data sosiodemografis,

data epidemiologis)

f. Melakukan kegiatan analis teknis dan edukatif

- Pembersihan karang gigi

- Pelayanan medik gigi (menerima rujukan dari guru dan petugas

kesehatan lainnya)

g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

h. Evaluasi cakupan program, pencapaian target untuk menjadi dasar Rencana

Kegiatan Tahunan berikutnya.

i. Membuat dasar UKGS dan UKS

4. Petugas UKS

a. Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru, dokter kecil,

monitoring program, dan hubungan dengan Diknas

b. Pemeriksaan murid (screening)

c. Membuat grafik pencapaian jumlah SD UKGS dengan promotif dan

preventif setiap tahun

d. Melakukan rujukan

e. Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan pendidikan kesehatan

gigi

5. Guru SD

a. Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data/screening


10

b. Memberikan pendidikan kesehatan gigi pada murid

c. Pembinaan dokter kecil

d. Latihan menggosok gigi

e. Rujukan bila menemukan murid dengan keluhan penyakit gigi

f. Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam kesehatan

lingkungan, jajan, dan warung sekolah

g. Membantu guru dalam sikat gigi bersama

6. Dokter kecil

a. Membantu guru dalam memberikan dorongan agar murid berani untuk

periksa giginya

b. Memberi penyuluhan kesehatan gigi (membantu guru) kepada murid yang

lain

c. Mendampingi para murid yang dirujuk ke tempat berobat gigi (klinik gigi)

(Kementerian Kesehatan RI, 2012)

Anda mungkin juga menyukai