TUTORIAL SKENARIO 2
Dosen Tutorial :
drg. M. Herry Septianoor
Perawatan di - saat
Dirawat
- sesudah
RM
Prognosis
Radioterapi
Tidak Dirawat
Sasaran Belajar
1. Definisi Radioterapi
2. Jenis-Jenis Radioterapi (beserta dosis-dosisnya)
3. Indikasi dan Kontra Indikasi Radioterapi
4. Efek Samping Radioterapi (secara Umum dan di Rongga Mulut)
5. Prosedur Radioterapi
6. Perawatan Sebelum Radioterapi
7. Perawatan Saat Radioterapi
8. Perawatan Sesudah Radioterapi
9. Prognosis Apabila Dilakukan Perawatan Dahulu Sebelum Radioterapi
10. Prognosis Apabila tidak Dilakukan Perawatan Dahulu Sebelum Radioterapi
11. Radioterapi apa yang digunakan pada skenario?
1. Definisi Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi merupakan terapi non-bedah terpenting
untuk pengobatan kuratif kanker. Perawatan penyakit dengan radiasi ionisasi untuk
merusak sel-sel ganas atau mencegah berkembangnya sel-sel tersebut (Ireland,
2015) (Fitriatuzzakiyah, 2017).
2. Jenis-Jenis Radioterapi
Berdasarkan radiasi pengion :
a. Radiasi Elektromagnetik
Radiasi ketika energi dibawa oleh osilasi medan listrik dan medan magnet
yang merambat pada kecepatan cahaya, contohnya : radiasi sinar-X dan sinar-𝑦
(Fitriatuzzakiyah, 2017).
b. Radiasi Partikel
Radiasi partikel merupakan radiasi yang terdiri dari partikel atom atau
subatomik (elektron dan proton) yang membawa energi dalam bentuk energi kinetik
atau massa yang bergerak. Radiasi partikel terdiri dari elektron, proton, dan neutron
beams. Electron beams merupakan salah satu metode konvensional yang telah lebih
dulu digunakan. Biasanya digunakan dalam terapi radiasi sehari-hari dan sangat
berguna untuk terapi tumor yang dekat dengan permukaan tubuh karena tidak
menembus kedalam jaringan. Proton beams merupakan radiasi partikel yang lebih
baru digunakan untuk mengobati kanker karena memiliki distribusi dosis yang lebih
baik karena profil penyerapannya yang unik dalam jaringan dan dikenal sebagai
puncak Bragg (Bragg peak) sehingga memungkinkan terjadi pengendapan energi
destruktif secara maksimal di likasi tumor dan meminimalkan kerusakan di jaringan
sehat (Fitriatuzzakiyah, 2017).
Berdasarkan Jenis Terapi :
a. Terapi Kuratif
Terapi kuratif biasanya berbentuk terapi tunggal untuk penyembuhan
suatu kanker, contohnya digunakan untuk kasus limfoma Hodgkin tahap awal,
kanker nasofaring, beberapa kanker kulit, dan kanker glotis awal (Fitriatuzzakiyah,
2017).
b. Terapi Paliatif
Terapi paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan cara
menghilangkan gejala-gejala kanker dengan menerapkan dosis radiasi paliatif.
Penerapannya antara lain pada kasus maternal otak dan tulang serta sindroma vena
cava superior (Fitriatuzzakiyah, 2017).
c. Terapi Profilaksis
Terapi Profilaksis bertujuan untuk mencegah kemungkinan metastasis atau
kejadian berulang melalui penerapan radioterapi, contohnya adalah whole-brain
radiotherapy untuk leukimia limfoblastik akut dan kanker paru-paru sel kecil
(Fitriatuzzakiyah, 2017).
Berdasarkan Waktu Penggunaannya :
a. Radioterapi Adjuvan : diberikan setelah dilakukan metode pengobatan
tertentu.
b. Radioterapineadjuvan : dilakukan sebelum dilakukannya tindakan dengan
metode lain, misalnya radioterapi preoperasi.
c. Radiokemoterapi : Pemberian radioterapi yang dilakukan bersamaan dengan
kemoterapi (Fitriatuzzakiyah, 2017).
Berdasarkan Penghantaran Radiasi terhadap Lokasi Kanker :
a. Radioterapi Eksternal : Radioterapi yang dipaparkan ke tubuh secara
eksternal menggunakan mesin perawatan .
b. Brachytherapy (endocurientherapy atau sealed-source radiotherapy):
Sumber radiasi temporer atau permanen ditempatkan ke dalam rongga tubuh,
metode ini digunakan dalam perawatan rutin kanker ginekologi dan prostat
serta pada perawatan berulang (Fitriatuzzakiyah, 2017).
Dosis Radiasi
Dosis radiasi pada pasien kanker kepala dan leher tergantung dari ukuran
dan keparahan tumor. Untuk stage awal bervariasi antara 66-74 Gy (2.0Gy/fraksi,
setiap hari selama 7 minggu). Radioterapi yang bersamaan dengan kemoterapi
dosisnya lebih dari sama dengan 70Gy (2.0 Gy/ fraksi). Pada kasus terapi radiasi
post-operative dosisnya antara 60-66 Gy (2.0 Gy/fraksi, selama 6 minggu atau
lebih) (Gupta, 2015).
5. Prosedur Radioterapi
a. Radioterapi eksterna : dilakukan dengan cara menembakkan sinar pengion ke
target radiasi dari luar dengan menggunakan pesawat teleterapi. Pesawat radiasi
yang banyak digunakan untuk radiasi eksterna antara lain telecobalt-60 yang
memancarkan sinar gamma yang dihasilkan dari peluruhan radioaktif cobalt-60
dan akselerator linear yang menggunakan bangkitan elektron yang menabrak
target sehingga menghasilkan sinar-X (Kodrat, 2016)
b. Radioterapi Brakiterapi : Ada 2 teknik yang digunakan yaitu teknik
interstisial yang dilakukan dengan menempatkan sumber radioaktif di dalam
tumor, misalnya pada kasus kanker prostat risiko rendah. Teknik plesio-
radioterapi terbagi menjadi beberapa jenis lagi yaitu brakiterapi intrakaviter
(sumber radiasi diletakkan dekat dalam tumor pada rongga tertentu, misalnya
pada rongga nasofaring pada kanker nasofaring), intraluminal (sumber radiasi
diletakkan pada kasus kanker bronkus atau esofagus), endovaskuler, dan
brakiterapi mould (diletakkan pada kasus kanker payudara atau kanker kulit)
(Kodrat, 2016).