Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan informasi citra

MRI Cervical pada variasi Time Echo sekuen STIR dengan indikasi Cervical

Syndrome irisan sagital.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Mayapada Hospital Jakarta Selatan

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2018

B. Kerangka Konsep

C.
Variabel Bebas Variabel Terikat
Variasi Time Echo Informasi Anatomi
TE 30 ms, 40 ms, 50 ms, 60 ms, KualitasCitra yang meliputi
70 ms dan 80 ms SNR dan CNR

Variabel Terkontrol
Voxel
Flip Angle
Slice Thickness (ST)
Time Repetition (TR)
NSA
FOV
Matrix

41
42

C. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah, adalah

sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi Time Echo, yang

menggunakan variasi TE yaitu 30 ms, 40 ms, 50 ms, 60 ms, 70 ms dan 80

ms.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah informasi Anatomi MRI cervical

dankualitas citra yang meliputi SNR,CNR,

3. Variabel Terkontrol

Variabel terkontrol dalam penelitian ini adalah : Voxel, Flip Angle, Slice

Thickness (ST), Time Repetition (TR), NSA, FOV, dan Matrix.

D. Definisi Operasional

1. Variasi Time Echo(TE) adalah waktu antara eksitasi pulsa dengan echo

yang terjadi. TE yang digunakan pada penelitian adalah TE 30 ms, 40 ms,

50 ms, 60 ms, 70 ms, dan 80 ms.

2. Kualitas citra adalah kemampuan suatu citra untuk memberikan informasi

anatomi cervical dan juga dinilai dengan menghitung SNR (Signal to

Noise Ratio) dan CNR (Contrast to Noise Ratio), dan Informasi anatomi.

3. SNR (Signal to Niose Ratio) adalah perbandingan antara nilai signal dan

noise. Nilai SNR didapat dengan cara memberikan ROI (Region of

Interest) pada beberapa jaringan yaitucorpus, discus, spinal cord, dan

CSF. Skala ukur data adalah rasio.


43

4. CNR (Contrast to Noise Ratio) adalah perbandingan antara nilai kontras

dan noise. Nilai CNR didapat dari selisih nilai SNR pada dua jaringan

yang berbeda yaitu corpus, discus, spinal cord, dan CSF. Skala ukur data

adalah rasio.

5. Informasi citra anatomi MRI Cervical adalah citra gambar yang

mempunyai hasil gambaran yang optimal dilihat dari gambaran anatomi

dan kontras yang dinilai dari gambar secara visualisasi. Informasi anatomi

yang dinilai adalah corpus, discus, spinal cord, dan CSF. Dalam hal ini

ditunjukkan hasil gambar MRI yang menurut responden adalah:

a. Skor 3 berarti “jelas”, diberikan apabila anatomi MRI Cervicalirisan

sagital yang diamati tampak mudah dilihat dan berbatas tegas.

b. Skor 2 berarti “cukup jelas”, diberikan apabila anatomi MRI Cervical

irisan sagital yang diamati tampak mudah dilihat, namun tidak

berbatas tegas.

c. Skor 1 berarti “kurang jelas”, yaitu bila anatomi MRI Cervical irisan

sagital yang diamati tampak sulit dilihat dan tidak berbatas tegas.

4. Voxel adalah gambaran digital terdiri dari pixel. Ukuran voxel yang

digunakan adalah1x1.35 mm.

5. Flip Angle menentukan beberapa banyak NMV yang dirotasikan kea rah

bidang transversal (XY). Flip angle pada penelitian ini adalah 25o.

6. Slice Thickness adalah tebal irisan sertadapat mempengaruhi jumlah

sinyal, seperti sharpness pada gambar. Slice Thickness pada penelitian

ini adalah 3 mm. Satuan slice thickness adalah milimeter (mm). Skala

ukur data adalah rasio.


44

7. Time Repetition (TR) adalah waktu yang diperlukan dari aplikasi radio

frekuensi satu ke radio frekuensi berikutnya. Nilai TR yang dipakai pada

penelitian ini adalah 3500 ms. Satuan TR adalah mili second (ms). Skala

ukur data adalah rasio.

8. NSAmenunjukkan berapa kali data tersebut diperoleh dan dicatat selama

scanning. Penelitian ini menggunakan NSA 2. Skala ukur data adalah

interval.

9. Field of View (FOV) merupakan luas area scanning yang dilakukan pada

pemeriksaan MRI Cervical. FOV merupakan data berskala rasio yang

dapat diatur pada kolom geometri FOV dengan ukuran Feet to Head (FH)

320 mm, Right to Left (RL) 39 mm dan anterior to posterior (AP) 160 mm.

10. Base Resolution (Matrix) adalah ukuran resolusi yang ingin diperoleh dari

suatu gambaran matrik sangat berhubungan dengan besaran pixel

semakin tingggi nilai matrix yang kita tentukan maka semakin kecil pixel

yang diambil dengan pixel yang kecil maka nilai resolusi dari gambaran itu

pun menjari tinggi pada penelitian ini base resolution atau matrix yang

ingin digunakan 160x162.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pemeriksaan MRI Cervical

dengan indikasi Cervical Syndrome di instalasi Radiologi Mayapada

Hospital Jakarta Selatan.

2. Sampel

Besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian dihitung

berdasarkan rumus Lemeshow yaitu sebagai berikut :


45

Keterangan :

n : Jumlah sampel
Z1-a/2 : nilai Z pada derajat kemaknaan (95%=1,96)
P : Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila
tidakdiketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50).
d : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang
diinginkan 5% (0,05)

Dengan menggunakan rumus tersebut diketahui jumlah sampel yang

dibutuhkan adalah 10 pasien pemeriksaan MRI Cervical denganindikasi

cervical syndrome. Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari

populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu

ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


46

1) Berjenis kelamin perempuan/laki-laki

2) Pasien dengan indikasi cervical syndrome

b. Kriteria Eksklusi

Yaitu ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai

sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Memiliki ketakutan berlebih pada ruang sempit (claustrophobia).

F. Alat dan Bahan Penelitian

1. Pesawat MRI 1,5 Tesla merk Philips Achieva

a. Jenis Magnet : Superkonduktor

b. Diameter Bore : 110 cm

c. Cooling System : Liquid

d. Standart Channels :8

e. Receiver Bandwidth : 300 kHz

2. Spine Coil

3. Operator consule, yang terdiri dari workstation unit, keyboard, mouse,

LCD Monitor, serta printer

4. Alat tulis

5. Kamera digital/handphone

6. Tabel hasil pengukuran kualitas citra

7. Check List

Check list berfungsi untuk mencatat hasil penilaian responden terhadap

informasi anatomi yang ditampilkan. Informasi anatomi yang ditampilkan

disesuaikan dengan keperluan radiolog.

G. Prosedur Penelitian
47

Dilakukan scanning MRI Cervical pada sekuen STIR irisan sagital dengan

prosedur sebagai berikut :

1. Pembuatan Citra :

a. Pasien diberi informed consent tentang maksud dan tujuan

penelitian, penjelasan tentang prosedur dan jalannya pemeriksaan

serta diyakinkan bahwa penelitian ini tidak berbahaya bagi mereka.

b. Pembuatan citra MRI Cervical diawali dengan membuat plane

localizer

c. Dilakukan pembuatan citra MRI Cervical potongan sagital dengan

sekuen STIR oleh radiografer yang telah berpengalaman yang

harus memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:

1) Pengalaman kerja dibidang MRI selama 5 tahun.

2) Memiliki Sertifikat Pelatihan di Bidang MRI

d. Setiap pasien discanning dengan perubahan nilai TE, sedangkan

parameter lainya di atur tetap.

e. Citra hasil penelitian tersebut disimpan dalam CD dengan format

DICOM tanpa ada keterangan identitas apapun, hanya diberikan

kode serial citra.

1) Kode “A” untuk variasi TE 30 ms

2) Kode “B” untuk variasi TE 40 ms

3) Kode “C” untuk variasi TE 50 ms

4) Kode “D” untuk variasi TE 60 ms

5) Kode “E” untuk variasi TE 70 ms

6) Kode “F” untuk variasi TE 80 ms

7) Kode “I” untuk pasien pertama


48

8) Kode “II” untukpasien kedua

9) Kode “III” untukpasien ketiga

10) Kode “IV” untukpasien keempat

11) Kode “V” untukpasien kelima

12) Kode “VI” untukpasien keenam

13) Kode “VII” untukpasien ketujuh

14) Kode “VIII” untukpasien kedelapan

15) Kode “IX” untukpasien kesembilan

16) Kode “X” untukpasien kesepuluh

2. Penilaian Citra

a. Penilaian dilakukan oleh 2 orang dokter spesialis radiologi yang

mempunyai pengalaman kerja selama 5 tahun dan telah

berpengalaman dalam mengekspertisi pemeriksaan MRI, untuk

informasi anatomi dilakukan memberikan tanda checklist(√) pada

kuesioner yang disediakan sesuai dengan petunjuk.

b. Dari irisan citra sekuens STIRirisan sagital yang dihasilkandilakukan

penilaianpada corpus, discus, spinal cord dan CSF pada Cervical.

Objek yang dinilai tersebut dilakukan ekspertise oleh respondendan

melakukan ROI untuk menilai nilai SNR. Pada display monitor akan

tertera nilai mean dan standar deviasi (SD) yang diproses oleh

automatic software pada masing-masing daerah terukur. Nilai yang

sudah didapatkan kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai SNR

setiap daerah ROI dengan cara membagi sinyal rata-rata daerah

terukur dengan standar deviasi noise (daerah background).


49

c. Hasil pengukuran SNR dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel.

Kemudian dari nilai SNR di dapatkan nilai CNR yang didapat dari

selisih nilai SNR pada dua jaringan yang berbeda yaitu antar corpus

dengan CSF, discus dengan CSF, spinal cord dengan CSF, spinal

cord dengan corpus, spinal cord dengan discus, dan corpus dengan

discus.Dalam tabel tersebut juga terdapat nilai SNR untuk setiap

variasi TE dari setiap pasien.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Setelah pengumpulan data dilakukan kemudian data di periksa, dan

diolah dengan urutan sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah pengecekan dan pengkoreksian data yang telah

terkumpul, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan

yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi

b. Coding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang

termasuk dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang

dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk

atau identitas pada suatu informasi atau data yang dianalisa.

d. Tabulasi

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah

diberikan kode sesuai dengan analisis. Dalam melakukan tabulasi

diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.


50

2. Analisis Data

Semua data statistik yang didapatkan dari hasil kuesioner

terhadap responden dianalisa dengan software SPSS 21 dengan

perincian sebagai berikut:

a. Untuk data kualitas citra yang merupakan data rasio, Jika data

berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah

Anova yang dilanjutkan dengan Post Hocuntuk mengetahui

variabel yang berbeda dari K sampel. sedangkan jika data tidak

berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji

Friedman yang dilanjutkan dengan uji Wilcoxon dengan tingkat

kepercayaan (level of significance) 95% (α=0,05).

b. Untuk data informasi anatomi yang merupakan data ordinal,

terlebih dahulu dilakukan uji Cohen’s Kappauntuk menilai

kesepakatan antar kedua responden. Setelah itu, dilakukan uji

Friedman untuk mengetahui adanya perbedaan informasi anatomi,

selanjutnya digunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan

(level of significance) 95% (a=0,05).

c. Untuk menentukan nilai TE yang optimal dalam menghasilkan

kualitas citra dan informasi anatomi, dapat dilihat pada nilai mean

rank dari hasil uji statistik yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai