Anda di halaman 1dari 35

ii.

INDIKASI PEMERIKSAAN
CT Scan sangat membantu dalam mendiagnosis kelainan pada kepala dan organ organ
disekitar kepala. Adapun kelainan- kelainan patologis pada kepala diantaranya :
a. Trauma kepala
b. Stroke
c. Trauma intracranial
d. Sol
e. Metastase
f. Abses
g. Atrofi kepala
III. Persiapan ALAT / ALKES/OBAT
Pada pemeriksaan MSCT Kepala dengan kontras diperlukan alat dan bahannya meliputi
:
 Injector unit ( dual syringe atau single syringe )
 IV cath no.20 atau 21, IV line ( conector tubing )
 Y conector ( dual syringe )
 Bahan kontras media non ionic
 Saline NaCL : 50 cc
 Jika disuntikkan manual, dipakai spuit disposable 50 cc dengan wing neddle
no.18 – 21
IV. Persiapan pasien
Pemeriksaan MSCT kepala dapat dilakukan dengan dan tanpa kontras media positif.
a. Persiapan pemeriksaan MSCT kepala tanpa kontras media positif
Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan MSCT kepala tanpa kontras
media positif/ CT scan kepala polos. Yang diperlukan pada pemeriksaan ini
adalah pasien yang akan dikerjakan cukup kooperatif selama pemeriksaan CT
scan Kepala dan benda benda yang bersifat logam disekitar kepala ( anting,
kalung ) harus dilepaskan.
b. Persiapan pemeriksaan MSCT kepala dengan kontras media positif
Sebelum dilakukan pemeriksaan CT Scan dengan kontras ada persiapan
pasien yang perlu dilakukan antara lain :
1. Pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah fungsi ginjal (
ureum, kreatinin dan eGfr )
2. Pasien terlebih dahulu dipuasakan minimal 4 jam sebelum pemeriksaan
3. Untuk pasien dalam pengobatan diabetes/metformin, obat obatan duabet
harus dihentikan terlebih dahulu minimal 1 x 24 jam
4. Sebelum dilakukan tindakan pasien terlebih dahulu telah mendapat
penjelasan tentang prosedur tindakan
5. Sebelum dilakukan tindakan pasien mengisi form persetujuan tindakan (
informed concern)
6. Pasien sudah terpasang akses IV dengan baik
7. Lakukan test patensi untuk memastikan jalan kontras baik.

V.TEKNIK PEMERIKSAAN ( PROTOKOL CT SCAN )


A. Posisi pasien dan scanogram
1. Pasien diposisi kan supine diatas meja pemeriksaan dengan kepala masuk
dalam gantry CT scan ( Head first )
2. Posisikan kepala pasien sedapat mungkin simetris dan sejajar dengan
midcoronal plane dan mid sagital plane ( sejajar dengan red cross line
lamp pada gantry)
3. Lakukan pengambila scanogram dengan batas atas vertex kepala dan
bawah sympisis menti kepala

B. Proses scaning
Setelah didapatkan gambar scanogram kepala, lakukan scaning dari sympisis
menti sampai dengan vertex kepala.
Untuk CT Scan kepala tanpa kontras, scaning dilakukan 1 kali saja yaitu dari
sympisis menti sampai dengan vertex kepala.
Sedangkan untuk CT scan kepala dengan kontras proses scanningnya antara
lain :
 Scanning dilakukan 2 kali ( pre dan post kontras media )
 Jumlah kontras media positif yang digunakan sebanyak 40 -50 cc untuk
dewasa. NaCL yang digunakan sebanyak 50 cc ( untuk double syringe )
 Flow rate yang digunakan adalah 2,5 s/d 3 cc/dtk untuk dewasa,
sedangkan untuk bayi pemasukan bahan kontras media dilakukan
secara manual ( tidak dengan mesin injector )
 Saat akan dilakukan scanning, delay yang diberikan untuk kepala
selama 30 s/d 35 detik setelah penyuntikan
 Lakukan/tekan tombol scan bersamaan dengan tombol penyuntikkan
injector
VI. PARAMETER SCAN
 Scan type : Helical full 1 s
 Scan range : Inferior – superior
 Detektor coverage : 20 – 40
 Start location : Sympisis menti
 End location : Vertex
 Helical thickness : 1,25
 Pitch & speed (mm/rot) 0.984 : 1
 Spov : Head
 kV : 120
 mA : 400 – 600 mA ( smart mA)

VII. KRITERIA GAMBAR YANG BAIK


 Mencakup seluruh organ otak mulai dari basis crania sampai dengan
vertex
 Tampak struktur gyrus dan sulci pada otak/brain dengan baik
 Obyek tidak bergerak
 Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambar

VIII. POST PROCESSING


1. Post processing CT Scan kepala tanpa kontras
Umumnya CT Scan kepala tanpa kontras ini menggunakan slice thickness 5
mm dengan interval image 5 – 10 mm dan menggunakan window with 80
dan window level 40 dan filter algorithma smooth ( kondisi jaringan brain)
Untuk indikasi klinis pasien trauma/CKR/CKB, Selain kondisi jaringan brain
perlu juga diberikan kondisi tulang/bone dengan window with 1500 dan
window level 400 dan slice thickness 3 – 5 mm dengan interval image 5 – 10
mm ditambah filter algorithma enhacement / sharpness ( kondisi bone )
Jika ditemui kelainan, seperti pendarahan maka dilakukan pengukuran
volume pendarahannya.
2. Post processing CT Scan kepala dengan kontras media positif
Lakukan post processing tanpa kontras media kemudian dilanjutkan dengan
post processing dengan kontras media positif dengan slice thickness,
interval image, window with, window level dan filter algorithma yang sama
dengan CT Scan tanpa kontras media positif. Jika ditemui kelainan seperti
SOL, metastase dan tumor intracranial maka dilakukan pengukuran
terhadap kelainan tersebut.

No Pemeriksaan Slice Slice Window Window Keterangan


Thickness Interval Width level

1 Head routine 5 mm 5 – 10 mm 80 HU 40 HU Filter Algoritma


Smooth ( kondisi
jaringan)
2 Head contrast 5 mm 5- 10 mm 80 HU 40 HU 1.Filter Algoritma
smooth (kondisi
jaringan)
2. Dengan post
processing pre dan
post kontras media
3 Head trauma 5 mm 5- 10 mm 80 HU 40 HU Dengan 2 kali post
processing
1. Filter Algoritma
smooth ( kondisi
jaringan
3 mm 5 – 10 mm 1500 HU 400 HU 2. Filter algorithma
enhacement/sharp/
very sharp
CT-SCAN NASOFARING
I.ANATOMI
Nassofaring merupakan lubang sempit yang terdapat pada belakang rongga hidung. Bagian atap
dan dinding belakang dibentuk oleh basi sphenoid, basi occiput dan ruas pertama tulang belakang.
Bagian depan berhubungan dengan rongga hidung melalui koana. Orificium dari tuba eustachian
berada pada dinding samping dan pada bagian depan dan belakang terdapat ruangan terbentuk
koma yang disebut dengan torus tubarius. Bagian atas dan samping dari torus tubarius merupakan
rosenmuller Nasofaring berhubungan dengan orofaring pada bagian soft palatum 4,5.

II. INDIKASI PEMERIKSAAN


CT Scan sangat membantu dalam mendiagnosis kelainan pada Nasofaring dan organ disekitar
Nasofaring. Adapun kelainan kelainan patologis pada Nasofaring diantaranya:
a. Trauma Nasofaring
b. Tumor Nasofaring
c. Abses

III. PERSIAPAN ALAT/ALKES/OBAT


Pemeriksaan MSCT Nasofaring dapat dilakukan dengan dan tanpa kontras Media positif.

A. Persiapan pemeriksaan MSCT Nasofaring tanpa kontras media positif.


Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan MSCT Nasofaring tanpa kontras media
positif/CT Scan Nasofaring polos. Yang diperlukan pada pemeriksaan ini adalah pasien yang
akan dikerjakan cukup kooperatif selama pemeriksaan CT Scan Nasofaring dan benda yang
bersifat logam di sekitar leher(anting,kalung) harus dilepaskan.

B. Persiapan pemeriksaan MSCT Nasofaring dengan kontras media positif


Sebelum dilakukan pemeriksaan CT Scan dengan kontras ada persiapan pasien yang perlu
dilakukan antara lain:
1. Pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah fungsi ginjal(Ureum,Creatinin
dan eFGR)
2. Pasien terlebih dahulu dipuaskan minimal 4 jam sebelum pemeriksaan.
3. Untuk pasien dalam pengobatan diabetes/metformin,obat obatan diabet harus di
hentikan terlebih dahulu minimal 1x24 jam.
4. Sebelum dilakukan tindakan pasien terlebih dahulu telah mendapat penjelasan
tentang prosedur tindakan.
5. Sebelum dilakukan tindakan pasien mengisi form persetujuan tindakan (informed
concern)
6. Pasien sudah terpasang sureflow dengan baik.
7. Lakukan test patensi untuk memastikan jalan kontras baik.
V. TEKNIK PEMERIKSAAN (PROTOKOL SCAN)
A.

VII. KRITERIA GAMBARAN


 Mencakup seluruh organ nasofaring mulai dari basis crani sampai aspex paru
 Tampak struktur area soft tissueleher.
 Obyek tidak bergerak
 Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambar

VIII. POST PROCESSING


1. Post processing CT scan Nasofaring tanpa kontras

CT scan Nasofaring tanpa kontras ini menggunakan slice thickness 5mm dengan interval
image 5mm dan menggunakan window with 120 dan window level 60 dan filter algorithma
smooth (kondisi jaringan larinx).

2. Post processing CT scan Nasofaring dengan kontras media positif

untuk post processing ct scan Nasofaring tanpa dan dengan kontras media maka dilakukan
post processing tanpa kontras media maka dilakukan post processing dengan kontras media
positif dengan slice thicknes, interval image, window with, window level dan filter algorithma
yang sama dengan CT Scan tanpa kontras media postif. Buat dengan potongan axial, coronal
dan sagital.

Adapun jika ditemui kelainan sperti abses, metastase dan tumor intra nasofaring maka
dilakukan pengukuran terhadap kelainan tersebut.
NO PEMERIKSAAN SLICE SLICE WINDOW WINDOW KETERANGAN
THICKNESS INTERVAL WIDTH LEVEL
NECK ROUTINE 5 mm 5-10 mm 120 HU 60 HU Filter Algoritma
Smooth ( kondisi
Jaringan )

NECK KONTRAS 5 mm 5 – 10 mm 120 HU 60 HU 1. Filter Algoritma


Smooth (kondisi
Jaringan )
2.Filter algoritma
3 – 5 mm 5 – 10 mm 1500 HU 400 HU Enhacement/sharp/
very sharp
3.Dengan post
processing pre
dan post kontras
media
CT SCAN SINUS PARANASAL
I. INDIKASI PEMERIKSAAN
CT Scan sangat membantu dalam mendiagnosis kelainan pada sinus paranasal dan
organ organ disekitar sinus paranasal. Adapun kelainan patologis pada sinus paranasal
diantaranya:
a. Sinusitis sinus paranasal
b. Tumor sinus paranasalis
c. Abses
d. Trauma sinus paranasal
II. PERSIAPAN ALAT / ALKES / OBAT
Pada pemeriksaan MSCT Sinus paranasal alat dan bahannya meliputi :
- Pesawat CT Scan
- Dry View Laser Imager Printer dan printer berwarna
- Injector unit ( Dual syringe atau single syringe )
- IV cath no.20 atau 21, IV line (conector tubing )
- Y conector
- Bahan kontras media non ionic 50 cc
- Saline NaCL : 50 cc
- Jika disuntikkan manual dipakai spuit disposable 50 cc dengan wing needle no.18 –
21
III. Persiapan pasien
Pemeriksaan MSCT sinus paranasal dapat dilakukan dengan dan tanpa kontras media
positif.
A. Persiapan pemeriksaan MSCT sinus paranasal tanpa kontras media positif.
Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan MSCT sinus paranasal tanpa kontras
media positif/ CT Scan sinus paranasal polos. Yang diperlukan pada pemeriksaan ini
adalah pasien yang akan dikerjakan cukup kooperatif selama pemeriksaan CT scan
sinus paranasal.
B. Persiapan pemeriksaan MSCT sinus paranasal dengan kontras media positif
Sebelum dilakukan pemeriksaan CT Scan dengan kontras ada persiapan pasien
yang perlu dilakukan antara lain:
1. Pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah fungsi ginjal ( ureum dan
creatinin) dengan range normal Ureum 20 – 40 dan creatinin 0,5 – 1,4
2. Pasien terlebih dahulu dipuaskan minimal 4 jam sebelum pemeriksaan
3. Sebelum dilakukan tindakan pasien terlebih dahulu telah mendapat penjelasan
tentang prosedur tindakan
4. Sebelum dilakukan tindakan pasien mengisi form persetujuan tindakan (
informed concern )
5. Pasien sudah terpasang surflow dengan baik
6. Lakukan test patensi untuk memastikan jalan kontras baik.
IV. Teknik pemeriksaan ( protocol scan )
A. Posisi pasien dan scanogram ‘
1. Pasien diposisi kan supine diatas meja pemeriksaan dengan sinus paranasal
masuk kedalam gantry CT Scan ( Head first)
2. Posisikan kepala pasien sedapat mungkin simetris dan sejajar dengan
midcoronal plane dan mid sagital plane ( sejajar dengan res croos line lamp
pada gantry)
3. Lakukan pengambilan scanogram dengan batas atas vertex kepala dan batas
bawah sympisis menti kepala

B. Proses scanning
Setelah didapatkan gambar scanogram kepala, lakukan scanning dari sinus frontalis
sampai dengan 3 cm dibawah os palatum
Untuk CT Scan sinus paranasal tanpa kontras, scanning dilakukan 1 kali saja yaitu
dari sinus frontalis sampai dengan 3 cm dibawah os palatum
Sedangkan untuk CT scan sinus paranasal dengan kontras proses scanningnya
antara lain :
- Scanning dilakukan 2 kali ( pre dan post kontras media )
- Jumlah kontras media positif yang digunakan sebanyak 40-50 cc untuk dewasa
atau 1 cc/kg berat badan pada bayi, NaCL yang digunakan sebanyak 50 cc ( untuk
double syringe)
- Flow rate yang digunakan adalah 2,5 sd 3 cc/dtk untuk dewasa, sedangkan untuk
bayi pemasukan bahan kontras media dilakukan secara manual ( tidak dengan
mesin injector)
- Saat akan dilakukan scanning, delay yang diberikan untuk sinus paranasal selama
20 sd 25 detik setelah penyuntikkan
- Lakukan / tekan tombol scan bersamaan dengan tombol penyuntikkan injector
V. Parameter scan
- Pesawat CT Scan
- Scan type : helical full 1 s
- Scan range : inferior- superior
- Start location : sinus frontalis
- End location : sinus maxilaris
- SPOV : Head
- kV : 120
- mA : 400 – 600 mA ( smart mA)
- Detector coverage : 20 – 40
- Helical thickness : 0.625
- Pitch & speed ( mm/rot) 0,984 : 1
VI. Kriteria gambar yang baik
- Mencakup seluruh organ sinus mulai dari sinus frontalis sampai sinus maksilaris
- Obyek tidak bergerak
- Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambar
VII. Post processing
1. Post processing CT Scan sinus paranasal tanpa kontras
CT Scan sinus paranasal tanpa kontras ini menggunakan slice thickness 3 mm
dengan interval image 3 mm dan menggunakan window with 2000 dan window
level 450 dan filter algorithma enhacement/sharpness ( kondisi bone )
2. Post processing CT san sinus paranasal tanpa dan dengan kontras media positif
Untuk post processing ct scan sinus paranasal tanpa dan dengan kontras media
positif, setelah dilakukan post processing tanpa kontras media maka dilakukan post
processing dengan kontras media positif dengan slice thickness, interval image,
window with, window level dan filter algoritma yang sama dengan ct scan tanpa
kontras media positif. Adapun jika ditemui kelainan seperti SOL, metastase dan
tumor intracranial maka dilakukan pengukutan terhadap kelainan tersebut

CT SCAN THORAX
MSCT SCAN Thorax adalah pemeriksaan diagnostic paru – paru dan saluran
pernafasan untuk mendapatkan kelainan patologi pada paru dengan atau tanpa
kontras media
High resolution computer tomografi ( HRCT ) Thorax adalah pemeriksaan MSCT
Thorax Khusus untuk menilai bronchi dan bronchus. Sangat sensitive untuk
mengamati parenkim paru

II. Tujuan dan indikasi pemeriksaan


 Mencari kelainan/ lesi yang akan memberi perbedaan densitas dengan struktur
disekitarnya. Sehingga lesi terlihat sebagai suatu space accupying lesions/s.o.l
 Melihat perubahan struktur anatomi yang berubah dalam ukuran/
bentuk/kedudukan. Membesar, melebar, menyempit atau mengecil
 Menilai efek penyegatan kontras pada lesi yang dapat bersifat hipervaskuler
atau hipovaskuler melalui pemberiamn kontras iodium
III. Persiapan pasien
 Puasa 4 – 6 jam sebelum pemeriksaan
 Cek laboratorium : ureum, creatinin dan Egfr
 Diharuskan minum air putih menjelang pemeriksaan dan stelah pemeriksaan
sebanyak 2- 3 gelas
 Obat diabetes harus dihentikan sehari sebelum pemeriksaan dan sehari setelah
pemeriksaan dan sehari setelah pemeriksaan CT Scan dilakukan seperti
Glucopak,kecuali obat-obatan rutin boleh diminum
IV. Persiapan ALAT/ALKES/OBAT/PASIEN SEBELUM TINDAKAN
Persiapan alkes dan obat – obatan
1. NaCL 0.9 %” 500 ml
2. Infuse set
3. Kapas alcohol / alcohol swab
4. Stuwing
5. Optiva 22
6. Vecavix
7. Micropore / plester
8. Injector 2 syringe pump A: kontras B : NaCL
9. Kalmetason / decadril
Persiapan Alat CT Scan :
1. Pastikan Alat CT – scan siap dipergunakan
2. Pastikan ruangan pemeriksaan telah dirapikan dan siap menerima pasien
Persiapkan injector :
1. Pasang dual injector syringe
A : Kontras media iodine 75 cc
B : Saline ( NaCL) 50 cc
2. Atur flow Rate 2,5 – 3 cc/s
3. Atur pressure/tekanan syringe sebesar 250 psi
4. Pasang IV line dengan infuse jarum 22
Persiapan pasien sebelum tindakan :
 Ganti baju pasien
 Pasang infuse
 Latih nafas
V. TEKNIK PEMERIKSAAN ( PROTOKOL SCAN )
 Posisi pasien : supine dengan kedua tangan keatas kepala ( feet first )
 Atur landmark apex paru
 Masukkan data pasien dan demografi pasien
 Pilih protocol CT Thorax
 Buat topogram / scout / scanogram daerah thorax AP dan Lateral
 Buat CT Thorax
a. Atur batas atas pada apex paru
b. Atur batas bawah pada lower diafragma
c. Atur injector siap masuk kontras
d. Tekan bersama – sama injector dan scan
e. Instruksikan pasien untuk tarik nafas tahan
NB : “one breath hold “ : untuk scan thorax
“ multi breath hold” : untuk scan HRCT

VI. PARAMETER SCAN


 Protokol Name : Rutin chest 0,4 d
 Scan type : Helical full 0,4 s
 Scan range : superior – inferior
 Detector coverage : 40
 Start location : upper thorax
 End location : diafragma
 Helical thickness : 5 mm
 Pitch & speed (mm/rot) 0,984:1
 SFOV : Large body
 kV : 120
 mA : 400-600 mA ( smart mA)
 recon type : stand plus
 ASSIR 20 %
 Prep group ( parenkim phase ) : 45 s

VII.Kriteria gambaran
 Mencakup seluruh organ thorax mulai dari upper thorax sampai dengan diafragma
 Parenkim phase memperlihatkan vena pulmonalis
 Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambar

VIII. PENCETAKKAN FILM ( POST PROCESSING )


MSCT Thorax kontras :
1. Pre contras : potongan axial 5 mm 1 lembar film ( window mediastinum )  khusus
nodul / tumor
2. Parenkim phase : potongan axial 5 mm 1 lembar film ( window mediastinum )
3. Parenkim phase : potongan coronal 5 mm 1 lembar film ( window lung )
4. Parenkim phase : potongan axial 5 mm 1 lembar film ( window lung )
5. Parenkim phase : potongan sagital 5 mm 1 lembar film ( window lung )

CT SCAN WHOLE ABDOMEN


1. PENGERTIAN
CT whole abdomen adalah pemeriksaan CT Scan Abdomen atas dan abdomen bawah
dengan menggunakan kontras media yang dimasukkan melalui oral, rectal dan intravena
guna mengetahui kelainan patologis di daerah abdomen

II . TUJUAN DAN INDIKASI PEMERIKSAAN


Mengetahui gangguan penyakit pada organ abdomen seperti hati, ginjal, tulang belakang,
Pancreas, kantung empedu, aorta abdominalis, vena porta, kelenjar getah bening, limpa,
prostat, buli- buli, ovarium, rahim dan organ panggul lainnya.
Beberapa kelainan yang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan CT Whole abdomen
 Mendiagnosa usus besar seperti : diverticulitis, cancer dan appendicitis radang usus
buntu
 Mendiagnosa usus kecil seperti : obstruksi tumor
 Hati seperti : massa , kista radang, kanker, infeksi
 Pancreas seperti : peradangan , infeksi, tumor
 Ginjal seperti : massa , infeksi , kista
 Peritoneum seperti : massa, pendarahan, infeksi, perforasi
 Aneurisma aorta abdominalis
 Trauma pada perut dan panggul
 Lambung seperti : massa , kanker
 Limpa seperti infeksi , massa
 Kolesistitis
 Mengidentifikasi pembesaran kelenjar getah bening
IV. PERSIAPAN PASIEN

 Puasa 4-6 jam sebelum pemeriksaan


 Cek laboratorium : ureum, creatinin dan Egfr
 Diharuskan minum air putih menjelang pemeriksaan dan setelah pemeriksaan sebanyak
2 – 3 gelas
 Obat diabetes harus dihentikan sehari sebelum pemeriksaan dan sehari setelah
pemeriksaan CT Scan dilakukan seperti glucopak, kecuali obat – obatan rutin boleh
diminum

V. PERSIAPAN KONTRAS ORAL ( minum )


Tujuan
Mengisi lambung lumen usus halus sampai dengan usus besar, sehingga dapat dibedakan
antara usus dengan jaringan atau organ sekitarnya
Komposisi
 15 ml Urografin 76% dicampur dengan air menjadi 800 cc larutan ( 4 gelas air ) boleh
ditambah sirup
 Atau microbar cat2 ( barium ) dicampur dengan 850 cc air matang
Aturan minum
 Minum dan habiskan secara bertahap larutan 700 cc dalam waktu 30 menit setelah
cairan diberikan dan sisanya 150 -200 cc diminum saat pemeriksaan akan dimulai
 90 menit ( satu setengah jam ) sejak habis diminum pemeriksaan akan dilakukan

IV. Persiapan ALAT/ALKES/OBAT/PASIEN SEBELUM TINDAKAN


Persiapan alkes dan obat – obatan
1. NaCL 0.9 %” 500 ml
2. Infuse set
3. Kapas alcohol / alcohol swab
4. Stuwing
5. Optiva 22
6. Vecavix
7. Micropore / plester
8. Injector 2 syringe pump A: kontras B : NaCL
9. Kalmetason / decadril
10. Urografin
11. Nierbeken
12. Rectal tube
13. Spuit 50 cc cateter tip

Persiapan Alat CT Scan :


1. Pastikan Alat CT – scan siap dipergunakan
2. Pastikan ruangan pemeriksaan telah dirapikan dan siap menerima pasien
Persiapkan injector :
5. Pasang dual injector syringe
A : Kontras media iodine 80 cc
B : Saline ( NaCL) 50 cc
6. Atur flow Rate 2,5 – 3 cc/s
7. Atur pressure/tekanan syringe sebesar 275 psi
8. Pasang IV line dengan infuse jarum 22
Persiapan pasien sebelum tindakan :
 Ganti baju pasien
 Pasang infuse
 Latih nafas
V. TEKNIK PEMERIKSAAN ( PROTOKOL SCAN )
 Persiapan minum kontras oral sudah dilakukan
 Pastikan pasien bebas dari benda – benda yang menyebabkan artifact,
dengan menggunakan baju ganti pasien.
 Pasang infuse (IV line ) dengan menggunakan optiva ukuran 22
 Persiapan kontras rectal : campur 10 – 15 ml urografin dan air menjadi 200
– 250 cc masukan ke anus pasien dengan menggunakan rectal tube dan
spuit 50 cc
 Persiapkan injector syring
 Atur landmark pada daerah diafragma
 Masukkan data pasien ( nama pasien, tanggal lahir, berat badan, jenis
kelamin, diagnose )
 Pilih protokol
 Buat CT Whole abdomen
1. Scout / topografi
2. Pre kontras
3. Vein phase / portal Vein ( 60 – 90 c setelah injeksi kontras )
4. Delayed phase ( 180 – 200 s setelah injeksi kontras )

VI. PARAMETER SCAN


 Scan type : Helical full 0,5 s
 Scan range : superior – inferior
 Detector coverage : 20 - 40
 Start location : upper diafragma
 End location : lower sympisis pubis
 Helical thickness : 1,25 mm
 Pitch & speed (mm/rot) 0,984:1
 SFOV : Large body
 kV : 120
 mA : 400-600 mA ( smart mA)
 prep group ( vena phase ) : 65 s
 prep group ( delayed ) : 180 s
 reformat cetak dengan ukuran thickness : 10 mm untuk axial : 55 mm
untuk coronal dan sagital

VII.Kriteria gambaran
 Mencakup seluruh organ abdomen mulai dari diafragma sampai dengan sympisis pubis
 Vena phase harus memperlihatkan portal vein
 Delayed harus memperlihatkan ureter yang sudag terisi kontras
 Tidak ada artefak gambar noise yang mengganggu gambar

IX. PENCETAKKAN FILM ( POST PROCESSING )


Gambar yang perlu dicetak :
6. Pre contras : potongan axial 2 lembar film ( window abdomen )
7. Vein phase : potongan axial 2 lembar film ( window mediastinum )
8. Delayed phase : : potongan axial 2 lembar film ( window mediastinum )
9. Vein phase : potongan coronal 2 lembar film ( window mediastinum)
10. Vein phase : potongan sagital 2 lembar film ( window mediastinum)

CT SCAN PELVIS
I. PENGERTIAN
Pemeriksaan CT Scan pelvis adalah pemeriksaan daerah pelvis menggunakan modalitas
imajing CT Scan yang bertujuan untuk deteksi, penilaian, penentua derajat dan tindak
lanjut kelainan – kelainan yang terjadi pada daerah pelvis
II. INDIKASI PEMERIKSAAN
Indikasi pemeriksaan MSCT Pelvis , namun tidak terbatas pada indikasi di bawah ini,
antara lain :
1. Trauma ( jenis fraktur dan pergeseran fragmen fraktur, dislokasi )
2. Tumor tulang ( lokasi, ekstensi , matriks mineralisasi, reaksi periosteal, perluasan
jaringan lunak, adanya fraktur patologis )
3. Degenerasi
4. Infeksi
5. Arthritis
6. Osteonekrosis
7. Kelainan congenital atau tumbuh kembang pada pelvis
8. Deformitas pelvis sehubungan dengan keadaan patologis atau trauma, dan lain-lain
III. PERSIAPAN PASIEN
Secara umum, tidak diperlukan persiapan khusus untuk pemeriksaan MSCT Pelvis,
kecuali diperlukan penyuntikan bahan kontras intravena
Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
- Foto radiografi konvensional atau modalitas lain beserta hasil ekspertise harus
disertakan apabila tersedia
- Lepaskan benda benda yang dapay menimbulkan artefak , seperti resleting, peniti,
klip dan lain lain
- Ganti baju pasien dengan baju yang telah disediakan
IV. PERSIAPAN ALAT
- Pastikan Alat CT scan siap digunakan
- Alat bantu fiksasi seperti bantal pengganjal, sand bag , sponge pad, strap band,
tersedia dan dapat digunakan

V. TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Posisi pasien
Posisi yang umumnya dilakukan adalah posisi feet first, supine, namun apabila
keadaan pasien tidak memungkinkan dapat dilakukan posisi selain supine ( prone,
LLD , atau RLD )
Pelvis simetris , bila memungkinkan. Atur lamndmark pada 3 – 5 cm di atas Krista
illiaka atau pada pertengahan pelvis setinggi spina illiaka ( tergantung vendor _
Atur posisi kedua tangan berada di atas kepala atau diatas dada untuk menghindari
artefak

2. Protokol scan
- Masukkan data demografi pasien ( nama , ID, Tanggal lahir , dll)
- pilih scan protocol : feet first supine atau posisi lain sesuai keadaan pasien
- Pilih organ : pelvis
- buat scout / scanogram / topogram pada daerah pelvis dengan batas atas setinggi
vertebrae lumbal 4 dan batas bawah sepertiga proksimal os femur
- buat scan area pada daerah pelvis, dengan baras atas setinggi vertebrae lumbal 4
dan batas bawah sepertiga proksimal os femur. Atau dapat dikurangi atau di
tambahkan sesuai luas lesi / kelainan

VI. PARAMETER SCAN


PARAMETER
KV 120
Scan Mode Helical / spiral
mA 200
Slice thickness 3 - 5 mm
Rotation time 0.8 - 1 s
Pitch 0.5 - 1
Slice thickness untuk rekontruksi MPR dan 3D ( recon ) 0.5 - 1.5 mm
Soft Tissue and Bone Algoritma / Kernel Yes / B30 - B80
Detector Configuration 32 x 0.6 mm s/d
Scan time 32 x 1.2 mm
1 - 12 second

VII. KRITERIA GAMBAR YANG BAIK


- Daerah pelvis batas atas vertebrae lumbal 4 dan batas bawah 1/3 proksimal femur tercakup
- Tidak ada artefak yang mengganggu atau artefak minimal

VIII. POST PROCESSING


- Buat rekontruksi atau retro recon 0.5 - 1.5 mm dengan algoritma / kernel soft tissue dan bone untuk
penggambaran Multiplanar recontruction ( MPR ) dan rekrontuksi 3D
- Buat potongan axial, coronal, dan sagital dengan slice thickness 5 mm dari hasil rekrontruksi algoritma
/ kernel soft tissue untuk kasus - kasus yang berhubungan dengan kelainan - kelainan pada soft tissue
atau jika menggunakan kontras media
- buat rekontruksi 3D potong / hapus gambaran yang mengganggu obyek
CT SCAN CERVICAL

I. INDIKASI PEMERIKSAAN
CT Scan sangat membantu dalam mendiagnosis kelainan pada cervical dan organ - organ disekitar
cervical. Adapun kelainan- kelainan patologis pada cervical diantaranya :
a. Trauma cervical
b. Tumor cervical
c. Abses
d. Fraktur
e. Dislokasi
f. Herniasi Disc
g. Osteoporosis
h. Radioculopathy
i. Infeksi

II. PERSIAPAN ALAT


Persiapan Alat CT- Scan :
1. Pastikan alat CT Scan siap dipergunakan
2. Pastikan ruangan pemeriksaan telah dirapikan dan siap menerima pasien
3. Dry view laser imager printer dan printer berwarna

III.PERSIAPAN PASIEN
Pemeriksaan MSCT Cervical tanpa kontras media positif
A. Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan MSCT cervical tanpa kontras media positif/CT Scan
cervical polos. Yang diperlukan pada pemeriksaan ini adalah pasien yang akan dikerjakan cukup
kooperatif selama pemeriksaan CT scan cervical dan benda - benda yang bersifat logam di sekitar leher (
anting, kalung ) harus dilepaskan
B. Persiapan pemeriksaan MSCT cervical dengan kontras media positif
Sebelum dilakukan pemeriksaan CT Scan dengan kontras ada persiapan yang perlu dilakukan antara lain
:
1. Pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah fungsi ginjal ( ureum dan creatinin dan eGFR )
2. Pasien terlebih dahulu dipuasakan minimal 4 jam sebelum pemeriksaan
3. Untuk pasien dalam pengobatan diabetes / metformin obat obatan diabet harus di hentikan
terlebih dahulu minimal 1 x 24 jam
4. Sebelum dilakukan tindakan pasien terlebih dahulu telah mendapat penjelasan tentang prosedur
tindakan
5. Sebelum dilakukan tindakan pasien mengisi form persetujuan tindakan ( informed concern )
6. Pasien sudah terpasang sureflow dengan baik
7. Lakukan test patensi untuk memastikan jalan kontras baik

IV. TEKNIK PEMERIKSAAN ( PROTOKOL SCAN )


A. Posisi pasien dan scanogram
1. Pasien diposisi kan supine diatas meja pemeriksaan dengan cervical masuk kedalam gantry CT
Scan ( Head first )
2. Posisikan cervical pasien sedapat mungkin simetris dan sejajar dengan midcoronal plane dan mid
sagital plane ( sejajar dengan red croos line lamp pada gantry )
3. Lakukan pengambilan scanogram dengan batas atas MAE sampai dengan Vert.Thoracal III.
Sedangkan untuk CT scan cervical dengan contras proses scanningnya antara lain :
 Scanning dilakukan 2 kali ( pre dan post kontrras media )
 Jumlah kontras media positif yang digunakan sebanyak 40 - 50 cc untuk dewasa atau 1 cc / kg berat
badan pada bayi. Nacl yang digunakan sebanyak 50 cc ( untuk double syringe )
 Flow rate yang digunakan adalah 2,5 sd 3 cc/dtk untuk dewasa, sedangkan untuk bayi pemasukan
bahan kontras media dilakukan secara manual ( tidak dengan mesin injector )
 Saat akan dilakukan scanning, delay yang diberikan untuk cervical selama 20 sd 25 detik setelah
penyuntikan
 Lakukan / tekan tombol scan bersamaan dengan tombol penyuntikan injector

V. PARAMETER SCAN
 Protokol name : cervical 0.4 s
 Scan type : Helical full 0.4s
 Scan range : inferior - superior
 Detector coverage 40
 Start location : MAE
 End location : lower apex paru
 Helical thickness : 5 mm
 Pitch & speed (mm/rot) 0.984 : 1
 SFOV : Head
 kV : 120
 mA : 400 - 600 mA
 Recon type : bone plus

VI. KRITERIA GAMBAR YANG BAIK


 Mencakup seluruh cervical spine mulai dari C1 sampai dengan C7
 Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambar

VII. POST PROCESSING


1. Post processing CT scan cervical tanpa kontras

Untuk CT scan cervical kondisi tulang/bone dengan window with 1500 dan window level 400 dan slice

thickness 3 mm dengan interval image 3 mm ditambah filter algorithma enhacement/sharpness ( kondisi

bone ) untuk potongan coronal , sagital, axial pada daerah diskus

2. Post processing CT scan cervical dengan kontras media positif

Untuk post processing ct scan cervical tanpa dan dengan kontras media positif, setelah dilakukan

post processing tanpa kontras media maka dilakukan post processing dengan kontras media positif

dengan slice thickness, interval image, window with, window level dan filter algorithma yang sama

dengan CT Scan tanpa kontras media positif. Adapun jika ditemui kelainan seperti abses, metastase dan

tumor intracervical maka dilakukan pengukuran terhadap kelainan tersebut.

No PEMERIKSAAN SLICE SLICE WINDOW WINDOW KETERANGAN

THICKNESS INTERVAL WIDTH LEVEL

1 Neck routine 5 mm 5-10 mm 120 HU 60 HU Filter Algorithma

smooth ( kondisi

jaringan )
2 5 mm 5-10 mm 120 HU 60 HU 1. Filter Algorithma

Neck contrast smooth (kondisi

3-5 mm 5-10 mm 1500 HU 400 HU jaringan)

2. Filter algorithma

enhacement/sharp

/verysharp

3. Dengan post

processing pre dan

post kontras media

CT SCAN THORACAL

I. INDIKASI PEMERIKSAAN

CT Scan sangat membantu dalam mendiagnosis kelainan pada thoracal dan organ organ disekitar

thoracal. Adapun kelainan kelainan patologis pada thoracal diantaranya :

a. Trauma thoracal

b. Tumor thoracal

c. Abses

d. Fraktur

e. Dislokasi

f. Herniasi disc

g. Osteoporosis
h. Radioculopathy

i. Infeksi

II. PERSIAPAN ALAT / ALKES / OBAT

Persiapan Alat CT-Scan

1. Pastikan Alat CT - Scan siap dipergunakan

2. Pastikan ruangan pemeriksaan telah dirapikan dan siap menerima pasien

3. Dry view imager printer dan printer berwarna

III. PERSIAPAN PASIEN

Pemeriksaan MSCT Thoracal dapat dilakukan dengan dan tanpa kontras media positif

A. Persiapan pemeriksaan Thoracal dapat dilakukan dengan dan tanpa kontras media positif

Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan MSCT Thoracal tanpa kontras media positif / CT Scan

thoracal polos. Yang diperlukan pada pemeriksaan ini adalah pasien yang akan dikerjakan cukup

kooperatif selama pemeriksaan CT Scan Thoracal dan benda benda yang bersifat logam di sekitar leher (

anting, kalung) harus dilepaskan.

B. Persiapan pemeriksaan MSCT Thoracal dengan kontras media positif

Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan dengan kontras ada persiapan pasien yang perlu dilakukan

antara lain :

1. Pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah fungsi ginjal ( ureum, creatinin dan eGFR)

2. Pasien terlebih dahulu dipuasakan minimal 4 jam sebelum pemeriksaan

3. Untuk pasien dalam pengobatan diabetes/metformin, obat - obatan diabet harus di hentikan terlebih

dahulu minimal 1 x 24 jam

4. Sebelum dilakukan tindakan pasien terlebih dahulu telah mendapat penjelasan tentang prosedur
tindakan

5. Sebelum dilakukan tindkaan pasien mengisi form persetujuan tindakan ( informed concern )

6. Pasien sudah terpasang sureflow dengan baik

7. Lakukan test patensi untuk memastikan jalan kontras baik

IV. TEKNIK PEMERIKSAAN ( PROTOKOL SCAN )

A. Posisi pasien dan scanogram

1. Pasien diposisi kan supine diatas meja pemeriksaan dengan thoracal masuk ke dalam gantry CT

Scan ( feet first )

2. Posisikan thoracal pasien sedapat mungkin simetris dan sejajar dengan midcoronal plane dan

mid sagital plane ( sejajar dengan red cross line lamp pada gantry )

3. Lakukan pengambilan scanogram dengan batas atas leher dan bawah SIAS.

B. Proses scanning

Setelah dilakukan gambar scanogram Thoracal, lakukan scanning dari upper thorax sampai dengan SIAS

Untuk CT scan Thoracal tanpa kontras, scanning dilakukan 1 kali saja yaitu dari upper thorax sampai

dengan SIAS

Sedangkan untuk CT Scan Thoracal dengan kontras proses scanningnya antara lain :

 Scanning dilakukan 2 kali ( pre dan post kontras media )

 Jumlah kontras media positif yang digunakan sebanyak 40 - 50 cc untuk dewasa atau 1 cc / kg berat

badan pada bayi. Nacl yang digunakan sebanyak 50 cc ( untuk double syring )

 Flow rate yang digunakan adalah 2,5 sd 3 cc/dtk untuk dewasa, sedangkan untuk bayi pemasukan

bahan kontras media dilakukan secara manual ( tidak dengan mesin injector )

 Saat akan dilakukan scaning, delay yang diberikan untuk thoracal selama 20 sd 25 detik setelah

penyuntikkan
 Lakukan / tekan tombol scan bersamaan dengan tombol penyuntikkan injector

V. PARAMETER SCAN
 Protokol name : Thoracal 0.4 s
 Scan type : Helical full 0.4s
 Scan range : inferior - superior
 Detector coverage 40
 Start location : upper thorax
 End location : SIAS
 Helical thickness : 5 mm
 Pitch & speed (mm/rot) 0.984 : 1
 SFOV : Head
 kV : 120
 mA : 400 - 600 mA
 Recon type : bone plus

VI. KRITERIA GAMBARAN YANG BAIK


 Mencakup seluruh thoracal spine mulai dari T1 sampai dengan T12
 Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambar

VII. POST PROCESSING


1. Post processing CT scan Thoracal tanpa kontras
Untuk CT scan thoracal kondisi tulang / bone dengan window with 1500 dan window level 400 dan slice
thickness 3 mm dengan interval image 3 mm ditambah filter algorithma enhacement/sharpness (
kondisi bone ) untuk potongan, coronal,sagital, axial pada daerah diskus.
2. Post processing CT scan thoracal dengan kontras media positif

Untuk post processing ct scan thoracal tanpa dan dengan kontras media positif, setelah dilakukan post

processing tanpa kontras media maka dilakukan post processing dengan kontras media positif

dengan slice thickness, interval image, window with, window level dan filter algorithma yang sama

dengan CT Scan tanpa kontras media positif. Adapun jika ditemui kelainan seperti abses, metastase

dan tumor intracervical maka dilakukan pengukuran terhadap kelainan tersebut.

No PEMERIKSAAN SLICE SLICE WINDOW WINDOW KETERANGAN

THICKNESS INTERVAL WIDTH LEVEL


1 Thoracal routine 5 mm 5-10 mm 120 HU 60 HU Filter Algorithma

smooth ( kondisi

jaringan )

2 5 mm 5-10 mm 120 HU 60 HU 4. Filter Algorithma

Thoracal contrast smooth (kondisi

3-5 mm 5-10 mm 1500 HU 400 HU jaringan)

5. Filter algorithma

enhacement/sharp

/verysharp

6. Dengan post

processing pre dan

post kontras media


CT SCAN LUMBAL

I. INDIKASI PEMERIKSAAN

CT Scan sangat membantu dalam mendiagnosis kelainan pada Lumbal dan organ organ disekitar lumbal.

Adapun kelainan kelainan patologis pada lumbal diantaranya :

j. Trauma Lumbal

k. Tumor Lumbal

l. Abses

m. Fraktur

n. Dislokasi

o. Herniasi disc

p. Osteoporosis

q. Infeksi

II. PERSIAPAN ALAT / ALKES / OBAT

Persiapan Alat CT-Scan

4. Pastikan Alat CT - Scan siap dipergunakan

5. Pastikan ruangan pemeriksaan telah dirapikan dan siap menerima pasien

6. Dry view imager printer dan printer berwarna

III. PERSIAPAN PASIEN

Pemeriksaan MSCT Lumbal dapat dilakukan dengan dan tanpa kontras media positif

B. Persiapan pemeriksaan Lumbal dapat dilakukan dengan dan tanpa kontras media positif

Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan MSCT Lumbal tanpa kontras media positif / CT Scan

thoracal polos. Yang diperlukan pada pemeriksaan ini adalah pasien yang akan dikerjakan cukup
kooperatif selama pemeriksaan CT Scan Lumbal dan benda benda yang bersifat logam di sekitar perut

harus dilepaskan.

B. Persiapan pemeriksaan MSCT Lumbal dengan kontras media positif

Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan dengan kontras ada persiapan pasien yang perlu dilakukan

antara lain :

8. Pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah fungsi ginjal ( ureum, creatinin dan eGFR)

9. Pasien terlebih dahulu dipuasakan minimal 4 jam sebelum pemeriksaan

10. Untuk pasien dalam pengobatan diabetes/metformin, obat - obatan diabet harus di hentikan

terlebih dahulu minimal 1 x 24 jam

11. Sebelum dilakukan tindakan pasien terlebih dahulu telah mendapat penjelasan tentang prosedur

tindakan

12. Sebelum dilakukan tindkaan pasien mengisi form persetujuan tindakan ( informed concern )

13. Pasien sudah terpasang sureflow dengan baik

14. Lakukan test patensi untuk memastikan jalan kontras baik

IV. TEKNIK PEMERIKSAAN ( PROTOKOL SCAN )

B. Posisi pasien dan scanogram

4. Pasien diposisi kan supine diatas meja pemeriksaan dengan Lumbal masuk ke dalam gantry CT

Scan ( feet first )

5. Posisikan Lumbal pasien sedapat mungkin simetris dan sejajar dengan midcoronal plane dan mid
sagital plane ( sejajar dengan red cross line lamp pada gantry )

6. Lakukan pengambilan scanogram dengan batas atas SIAS dan batas bawah sacrum

B. Proses scanning

Setelah dilakukan gambar scanogram Thoracal, lakukan scanning dari upper thorax sampai dengan SIAS

Untuk CT scan Lumbal tanpa kontras, scanning dilakukan 1 kali saja yaitu dari batas SIAS dan batas

bawah sacrum

Sedangkan untuk CT Scan Lumbal dengan kontras proses scanningnya antara lain :

 Scanning dilakukan 2 kali ( pre dan post kontras media )

 Jumlah kontras media positif yang digunakan sebanyak 40 - 50 cc untuk dewasa atau 1 cc / kg berat

badan pada bayi. Nacl yang digunakan sebanyak 50 cc ( untuk double syring )

 Flow rate yang digunakan adalah 2,5 sd 3 cc/dtk untuk dewasa, sedangkan untuk bayi pemasukan

bahan kontras media dilakukan secara manual ( tidak dengan mesin injector )

 Saat akan dilakukan scaning, delay yang diberikan untuk thoracal selama 20 sd 25 detik setelah

penyuntikkan

 Lakukan / tekan tombol scan bersamaan dengan tombol penyuntikkan injector

V. PARAMETER SCAN
 Protokol name : Lumbal 0,4 s
 Scan type : Helical full 0.4s
 Scan range : inferior - superior
 Detector coverage 40
 Start location : SIAS
 End location : Sacrum
 Helical thickness : 5 mm
 Pitch & speed (mm/rot) 0.984 : 1
 SFOV : Head
 kV : 120
 mA : 400 - 600 mA
 Recon type : bone plus

VI. KRITERIA GAMBARAN YANG BAIK


 Mencakup seluruh thoracal spine mulai dari L1 sampai dengan L5
 Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambar

VII. POST PROCESSING


1. Post processing CT scan Lumbal tanpa kontras
Untuk CT scan Lumbal kondisi tulang / bone dengan window with 1500 dan window level 400 dan slice
thickness 3 mm dengan interval image 3 mm ditambah filter algorithma enhacement/sharpness (
kondisi bone ) untuk potongan, coronal,sagital, axial pada daerah diskus.

2. Post processing CT scan Lumbal dengan kontras media positif

Untuk post processing ct scan Lumbal tanpa dan dengan kontras media positif, setelah dilakukan post

processing tanpa kontras media maka dilakukan post processing dengan kontras media positif

dengan slice thickness, interval image, window with, window level dan filter algorithma yang sama

dengan CT Scan tanpa kontras media positif. Adapun jika ditemui kelainan seperti abses, metastase

dan tumor intracervical maka dilakukan pengukuran terhadap kelainan tersebut.

No PEMERIKSAAN SLICE SLICE WINDOW WINDOW KETERANGAN

THICKNESS INTERVAL WIDTH LEVEL

1 Lumbal routine 5 mm 5-10 mm 120 HU 60 HU Filter Algorithma

smooth ( kondisi

jaringan )

2 5 mm 5-10 mm 120 HU 60 HU 7. Filter Algorithma

Lumbal contrast smooth (kondisi

3-5 mm 5-10 mm 1500 HU 400 HU jaringan)

8. Filter algorithma
enhacement/sharp

/verysharp

9. Dengan post

processing pre dan

post kontras media


CT-SCAN SHOULDER JOINT
I. PENGERTIAN
Pemeriksaan CT Scan Shoulder Joint adalah pemeriksaan shoulder joint (sendibahu)
menggunakan modalitas imajing CT Scan yang bertujuan untuk deteksi, penilaian, penentuan
derajat dan tindak lanjut kelainan-kelainan yang terjadi pada daerah tersebut.
II. INDIKASI PEMERIKSAAN
Indikasi pemeriksaan MSCT shoulder joint, namun tidak terbatas pada indikasi di bawah ini
antara lain :
1. Trauma (jenis fraktur dan pergeseran fragmen fraktur, di lokasi).
2. Tumor tulang (lokasi, ekstensi, matriksmineralisasi, reaksi periosteal,
perluasanjaringanlunak, adanyafrakturpatologis).
3. Degenerasi
4. Infeksi
5. Arthritis
6. Osteonecrosis
7. Kelainankongenitalatautumbuhkembangpada shoulder
8. Deformitas shoulder joint sehubungandengankeadaanpatologisatau trauma, dan lain-
lain.
III. PERSIAPAN PASIEN
Secaraumum, tidakdiperlukanpersiapankhususuntukpemeriksaan MSCT shoulder joint,
kecualiapabiladiperlukanpenyuntikanbahankontras intra vena a
Namunadabeberapahal yang dapatdilakukandiantarayaadalah :
 Fotoradiografikonvensionalataumodalitaslainbesertahasilekspertiseharusdisertaka
n, apabilatersedia.
 Lepaskanbenda-benda yang dapatmenimbulkanartefak, peniti, klip, dan lain-lain.
IV. PERSIAPAN ALAT
 PastikanAlat CT Scan siapdigunakan
 Alat bantu fiksasisepertibantalpengganjal, sand bag,sponge pad, strap band,
tesediadandapatdigunakan.
V. TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Posisipasien
 Posisi supine
2. PosisiObyek
 Shoulder joint diposisikandalamkeadaanposisianatomi (supinasi)
bilamemungkinkan.
 atur landmark padadaerahbatasatasbahuataupertengahanbahu
3. Protocol Scan
 Masukkan data demografipasien(Nama, ID, tanggallahir, dll)
 Pilih scan protocol : Head first supine
 Pilih organ : Upper extremity
 BuatScout / Scanogram / Topogrampadadaerah shoulder joint,
denganbatasataspadadaerah cervical III danbatasbawahsepertiga distal os.
Humerus
 Buatscan areapadadaerahshouder joint, denganbatasatasdaerah cervical III
danbatasbawahsepertiga distal os. Humerus.
Ataudapatdikurangiatauditambahkansesuailuaslesi/kelainan.
4. Kriteriagambar yang baik
 Daerah Shoulder Joint batasatasdaerahsetinggi vertebra cervical III dan distal
humerustercakup.
 Tidakadaartefak yang menggangguatauartefak minimal.

5. parameter scan

Parameter
Topogram Length 256 mm
Topogram KV/mA 120/25
Topogram scan time 3 – 4 second
Scan KV 120
Scan mode Helical / spiral
Effective mAs 90
Slice thickness 3 – 5 mm
Rotation time 0,8 – 1 s
Pitch 0,5 – 1
Slice thickness untuk rekontruksi MPR dan 3D ( recon) 0,5 – 1,5 mm
Soft tissue and bone algorithma / kernel Yes / B30 – B80
Detector configuration 32 x 0,6 mm s/d 32 x 1,2 mm
Scan time 1 – 12 second
CTDi Vol 10,51 mGy ( 32 cm)

7. Percetakaan
 Multiplanar Reconstruction (MPR) potongan axial, coronal, sagitaldicetak di film ukuran
35x43 cm atau 14x17 inchi.
 Gunakan Window jaringanbilakelainanmelibatkanjaringanlunak, gunakan window
bonebilakelainanmelibatkantulang.
 Gambar 3D shoulder joint dicetak di kertas glossy photo paper
ataukertasbiasadenganpercetakanwarnabilatersedia.

Anda mungkin juga menyukai