Dosen Pengampu
Disusun oleh :
SUCI MADURINI
NIM. 02.22.05.421
(ATRO BALI)
2023
Nama : Suci Madurini
NIM : 022205421
Kelas : AJE
1. Coba dijelaskan apa yang anda ketahui tentang prosedur pemeriksaan CT Spine
thoraco-lumbal dengan kasus trauma dan kasus massa CV spine.
Jawaban :
5. Fraktur flexion
6. Fraktur translation
Teknik Pemeriksaan CT-Scan Vertebra Thorakolumbal
A. Persiapan Alat
Pastikan alat CT-Scan siap digunakan
Pastikan ruang pemeriksaan telah dirapikan dan siap
digunakan
Alat fiksasi
Baju pasien
Selimut
Dry View laser Image Printer atau priter berwarna
B. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan CT Scan
thorakolumbal tanpa kontras media positif/CT-Scan thorakolumbal
Polos. Yang diperlukan pada pemeriksaan ini adalah pasien yang
dikerjakan cukup kooperatif selama pemeriksaan dan melepas
semua benda logam yang ada disekitar objek pemeriksaan.
C. Protokol Pemeriksaan
Posisi Pasien dan Scanogram
o Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan
posisi feet first
o Posisikan thorakolumbal pasien sedapat mungkin simetris
dan sejajar dengan MCP dan MSP (sejajar dengan red cross
line lamp pada gantry), tubuh berada pada pertengahan meja
pemeriksaan dengan lampu indicator horisontal tepat pada
axillay line
o Kedua tangan pasien diletakaan di atas kepala atau di atas
dada. Memberikan alat fiksasi pada pasien untuk
meminimalisir pergerakan
o Entry data pasien terlebih dahulu meliputi : nama, nomor rekam
medis, tanggal lahir, jenis kelamin, dokter pengirim, diagnosa
klinis, asal ruangan atau poli, dokter radiolog dan radiografer yang
melaksanakan pemeriksaan.
o Setelah semua data selesai dilakukan selajutnya memilih protokol
pemeriksaan Spine
o Lakukan pengambilan scanogram dengan batas atas leher
(V.TH 1) dan bagian bawah sacrum
Proses Scanning
setelah didapatkan gambar scanogram thoracolumbal, lakukan
scanning dari upper thorakal sampai sacrum.
Parameter Scan
Protocol name : thorakolumbal 0,4 s
Scan type : helical full 0,4 s
Range : inferior – superior
Detector coverage : 40
Star location : upper thorax
End location : sacrum
Helical thickness : 5 mm
Pitch & speed (mm/rot) : 0.984;1
SFOV : head
kV : 120
mA : 400 – 600 mA (smart mA)
recon type : bone plus
D. Kriteria Gambar
Menckup seluruh thorakolumbal
Tidak ada artefak gambar dan noise yang mengganggu gambaran
E. Post Processing
Menggukan kondisi tulang/bone dengan window width 1500 dan
window level 400 dan slice thickness 3mm dengan interval image
3 mm ditambah filter algorithma enchancement/sharpness
(kondisi bone) umtuk potongan, coronal, sagittal, axial pada
daerah diskus
Irisan coronal
Potongan coronal
Potongan sagital
Potongan axial
d
Gambaran radiologi tumor ganas pada tulang
belakang
e) Tehnik Scaning
pada pelacak bolus tracking media kontras. Selain itu untuk melihat
persiapan pasien.
o Fase kedua atau yang biasa disebut dengan late arterial phase
atau fase vena dilakukan 40 detik dari awal media kontras
masuk. Pengaturan delay dimaksudkan agar pembuluh darah
arteri dan jaringan dapat terlihat bersamaan, sehingga pembuluh
darah yang memperdarahi tumor dapat terlihat dengan jelas.
o Fase ketiga yang disebut dengan portal venous phase atau fase
delay dilakukan 60-70 detik awal media kontras masuk.
Tujuannya untuk melihat peningkatan enhancement pada tumor.
Fase ini digunakan untuk melihat enhancement pada parenkim
hepar.
g) Rekonstruksi Gambar
o Setelah scanning pre dan post kontras selesai, kemudian
dilakukan rekonstruksi gambar pada hasil scanning pre dan post
kontras tersebut dengan parameter slice thickness 1.5 mm, kernel
B41s medium +, Window Abdomen, FoV 310 mm. Setelah hasil citra
direkonstruksi dengan parameter diatas kemudian dilakukan
reformat gambar 3D MPR untuk memperoleh hasil citra secara
axial, coronal dan sagital.
o Pada hasil citra pre dan post kontras reformat MPR yang diambil
adalah potongan axial dan coronal dengan slice thickness 5 mm dan
increment 5 mm. Langkah terakhir dalam rekonstruksi adalah
filming. Filming pada pemeriksaan CT Abdomen tiga fase terdiri
dari 2 – 3 lembar film.
Alasan pemberian kontras sebelum pemeriksaan peroral bertujuan
agar media kontras diharapkah dapat diserap oleh colon sehingga
dapat dievaluasi terutama pada lesi atau massa yang terdapat
didaerah colon sehingga dapat memudahkan dalam membedakan
jaringan normal dan jaringan abnormal.
Alasan penggunaan slice thickness setelah scanning yaitu 5 mm dengan
slice gab 5 mm. Hal ini dilakukan agar informasi citra pada masing-
masing irisan dapat dievaluasi, pemilihan slice thickness yang tipis
bertujuan agar informasi citra yang ingin dievaluasi ikut teriris
sehingga gambaran memiliki detail yang tinggi. Slice gab yang
digunakan sama dengan thickness agar jarak antar slice dapat
dievaluasi dengan detail, sedangkan jika slice gab yang digunakan
terlalu jauh terdapat bagian yang tidak teriris sehingga tidak dapat
dievaluasi secara lebih detail.
Tehnik pemeriksaan 3 Phase dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi
hepar baik tumor maupun metastase yang disebabkan karena ca
Rectum. Lesi atau tumor primer dihepar akan terlihat lebih enhance
pada fase arteri sedangkan pada fase vena dan delay ehance akan
menurun. Kebalikan dari lesi atau tumor primer, jika pada hepar
disebabkan karena metastasis maka pada fase arteri tidak akan terlihat
enhance, sedangkan pada fase vena dan delay akan terlihat enhance.
Maka dari itu penggunaan teknik tiga fase tersebut bertujuan untuk
membedakan lesi primer ataupun metastase yang terjadi dihepar.
fase arteri digunakan untuk mengevaluasi pembuluh darah arteri pada
rongga abdomen sehingga aneurisma dapat dievaluasi, fase vena
bertujuan untuk mengevaluasi pada lesi hipervaskular, lambung, usus,
parenkim pancreas, spleen dan korteks luar ginjal sehingga akan
terlihat enhance. Sedangkan pada fase delay untuk melihat massa yang
merserap lebih banyak media kontras.
ROI