Ni Ketut Sutariniasih
14 November 2009
Latar belakang
Untuk mendapatkan pencitraan traktus urinarius selain x-ray konvensional (IVP) telah dikembangkan teknik: 1. CT Urography : spatial resolusi bagus, cepat, anatomi baik, radiasi, kontras iodium. 2. MR Urography : non radiasi, spatial resolusi rendah, jaringan lunak baik, waktu lama, non kontras (T2W), kontras gadolinium(T1W)
Teknik MR Urography
1. Static-fluid MR urography / T2 weighted MR
urography/ MR hydrography : teknik T2W dg TR dan TE yang panjang. Protokol: Single shot, 3D
lanjutan
Dosis deuritik: 0.1 mg/kg (5- 10 mg untuk dewasa). Dosis gadolineum: standar 0.1 mmol/kg ,terlalu
Dosis yg dianjurkan paling rendah 0.01 mmol/kg. Menurut Nolte-Ernsting at all kontras yg ideal 0.05
mmol/kg.
Penatalaksanaan MR Urography
A. Persiapan
1. Ada surat dokter 2. Mengisi check list pasien safety : pace maker, alat bantu dengar, clip aorta, pen, alat elektronik, jam , kartu kredit, dll. 3. Tandatangan inform consent bila contrast, jelaskan reaksi alergi ( oleh radiolog) 4. minun air 2- 3 gelas, satu jam sebelum periksa.
Lanjutan
5. Melepas semua peralatan asesori, jam ,dompet ( credit card , debit card), elektronik, ganti baju. 6. Jelaskan ke pasien prosedur, lama pemeriksaan, intruksi tahan nafas, ada suara bising selama pemeriksaan.
Peralatan
Body coil/multi-phased array coil. Ear plugs atau headphone Respiratory/ sensor nafas Emergency bell
Posisi pasien
Posisi Pasien
Pasien tidur dengan posisi supine , sentrasi umbilicus Pasang sensor nafas diatas perut setinggi diafragma . Pasang headphone untuk mengurangi suara bising
dan pasien menjadi lebih rileks mendengarkan musik. Pasien dilengkapi dengan emergency bell Menjelaskan kepada pasien prosedur pemeriksaan .
lanjutan
4. Coronal abdomen ,pelvis, T2 SPIR , TR 1800 (msec), TE 70 (msec), Flip angle 90o, matrix 512x512, Slice Thickness 5 mm. 5. Coronal single shot , T2 W, 8000 (msec), TE 1200 (msec), Flip angle 90o, matrix 512x512, Slice Thickness 5 mm. 6. Coronal 3D, TR 1800 (msec), TE 1200 (msec), Flip angle 90o, matrix 512x512, Slice Thickness 1.5 mm.
lanjutan
4. Coronal abdomen ,pelvis, T2 SPIR , TR 1800 (msec), TE 70 (msec), Flip angle 90o, matrix 512x512, Slice Thickness 5 mm. 5. Post diuretic coronal ureter, bledder cine thick-slab teknik T1W FFE , TR 20 ( msec), TE 5,1 (msec), Flip angle 15o, matrix 256x256, Slice Thickness 50 mm. 6. Post gadolinium Axial Abdomen, 3D T1FFE (delay 20 dan 45 sec) , TR 18 (msec), TE 2,2 (msec), Flip angle 40o, matrix 256x256, Slice Thickness 2 mm
lanjutan
7. Axial Adomen, Pelvis dengan teknik 3D T1FFE dengan parameter TR 18 (msec), TE 2,2 (msec), Flip angle 40o, matrix 256x256, Slice Thickness 5 mm. 8. Coronal Abdomen, pelvis dengan teknik 3D T1FFE dengan parameter TR 18 (msec), TE 2,2 (msec), Flip angle 40o, matrix 256x256, Slice Thickness 2 mm.
contoh MR uro axial dan coronal T1W + gadolinium, tampak batu ginjal (staghorn calculus) kiri dan kanan .
Kesimpulan
1. MR Urography teknik non radiasi, non invasive menjadi pilihan untuk wanita yang sedang hamil. 2. MR urography menjadi pilihan bagi pasien alergi kontras iodium dan pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal bisa menggunakan teknik static-fluid (Heavily T2 Weighted).
lanjutan
3. Excretory MR Urography dengan teknik T1W dan Static-fluid MR Uro dg teknik T2W bersama dapat membantu menegakkan diagnosis , one-stop shop sekali periksa dapat mengevaluasi pembuluh darah ginjal (excretory), parenkim ginjal, saluran urinarius , buli-buli serta organ abdomen lainnya. 4. MR urography kelemahan pemeriksaan relatif lama, sensitif pergerakan pasien dan pembuluh darah, kendala pasien claustrophobia, artefak.
TERIMA KASIH