Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

MRI LANJUT
“MRI Upper Abdomen”

Disusun Oleh:

Fatma Kumalahesti Sucipto

151910383040

D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Dapat melakukan scanning pada pemeriksaan MRI kepala tanpa kontras dengan menentukan :
1. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan MRI MRCP
2. Prosedur pemeriksaan
3. Penentuan Sequence
4. Penentuan irisan dan batas-batasnya
5. Penentuan parameter scanning
6. Rekonstruksi hasil citra
7. Dokumentasi citra (filming)

1.2 Dasar Teori


MRCP merupakan pemereksiaan canggih dan modern untuk dapat menampilkan gambaran
sistem bilier dengan sangat baik tanpa menggunakan obat kontras

Gambar 1 Anatomi liver dan sistem bilier


Gambar 2. Biliary track
a. Indikasi
o Focal lesions and staging of neoplasms
o Benign hepatic disease, especially haemangioma and focal nodular hyperplasia
o Haemochromatosis
o Gallbladder disease
o Biliary duct obstruction
o Evaluation of liver infiltrants such as iron or fat

b. Persiapan Pasien
o Puasa 8 jam sebelum pemeriksaan
o Cek GFR atau BUN dan creatinin apabila ada indikasi tumor
o Lepaskan benda logam (ferromagnetic)
o Pasien diperiksa dengan metal detector
o Mengenakan baju yang telah disiapkan di ruang ganti baju
o Diberikan ear plug/ear phone
o Melakukan anamese dan memberikan penjelasan sebelum pemeriksaan di mulai
o Meminta pasient untuk mengisi informed consent
o Pengaturan posisi pasien dan objek
o Posisi pasien Supine (Head First)
o Letakkan bagian abdomen atas didalam coil abdomen
o Atur posisi abdomen atas isocenter dengan medan magnet
o Pasang respiratory gatting

c. Parameter
o Jenis coil : Abdomen Coil
o Slice Thicknes : 5-7mm
o Slice gap : 0,5-1 mm
o Matrix : 320 x 192
o FOV : 21

d. Sequence yang harus dibuat


o Coronal bFFE / T2* GRE
o Coronal T2WI FSE Fatsat
o Axial bFFE / T2* GRE
o Axial T2WI FSE Fatsat
o Axial T1WI Fatsat
o 3D MRCP
o 2D MRCP thick slab
Post kontras
o Axial & Coronal T1WI Fatsat
o DWI

e. Planning irisan
o Irisan Coronal
Pembuatan irisan coronal dari irisan axial, pastikan FOV tidak terpotong

o Irisan Axial
Pembuatan irisan axial dilakukan dari coronal. Pastikan FOV tidak terpotong
o 3D MRCP
Pembuatan 3D MRCP dilakukan dari irisan axial dan coronal
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


1. Laptop atau computer
2. Aplikasi Radiant Dicom Viewer
3. File dicom MRI abdomen

2.2 Tata Laksana Percobaan


1) Buka aplikasi Radiant Dicom Viewer
2) Buka file dicom mri cervical
3) Pilih data image yang akan diplanning
4) Pilih menu MPR
5) Lakukan simulasi planning irisan seperti pada teori meliputi :
a. Coronal bFFE / T2* GRE
b. Coronal T2WI FSE Fatsat
c. Coronal T1WI Fatsat
d. Axial bFFE / T2* GRE
e. Axial T2WI FSE Fatsat
f. Axial T1WI Fatsat
g. 3D MRCP
h. 2D MRCP thick slab
6) Tentukan parameter masing-masing sequence yang dibuat
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


a. Coronal BFFE/ T2* GRE

b. Coronal T2WI FSE Fatsat

c. Coronal T1WI Fatsat

d. Axial BFFE/ T2* GRE


e. Axial T2WI FSE Fatsat

f. Axial T1WI Fatsat

g. 3D MRCP

h. 2D MRCP thick slab


3.2 Pengolahan Data
a. Coronal BFFE/ T2*GRE

b. Coronal T2WI Fatsat


c. Axial BFFE/ T2* GRE

d. Axial T1WI Fatsat


e. MRCP

3.3 Analisa Hasil


a. Coronal BFFE/ T2*GRE
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR<50 ms, TE 15 ms, flip angle (FA)
sebesar 20-50°. Hasil citra pada sequence ini menampakkan gambaran fat yang hiperintens
dibandingkan dengan cairan. Sequence ini biasa digunakan untuk mengevaluasi kasus
tumor atau lesi.
b. Coronal T2WI FSE Fatsat
Parameter scanning yang digunakan pada sequence ini adalah TR 3000 ms, TE 60 ms, dan
ETL 16+. Gambaran fat pada sequence ini akan tampak hipointens kare terjadi disupresi
pada fat. Sequence ini biasa digunakan untuk mengevaluasi patologi berupa cairan
sehingga gambaran patologi akan tampak hiperintens.
c. Coronal T1WI Fatsat
Parameter yang digunakan pada sequence ini adalah TR 600-800 ms dan TE 30-70
ms. Waktu scanning pada sequence ini relative cepat dan biasa digunakan untuk
mengevaluasi anatomi serta patologi yang memiliki densitas hampir serupa dengan fat.
Gambaran fat akan tampak hipointens karena fat mengalami disupresi.
d. Axial bFFE/ T2* GRE
Parameter yang digunakan pada sequence ini adalah TR<50, TE 15, dan flip angle 20-50°.
Gambaran fat pada sequence ini akan tampak hyperintense dibandingkan dengan cairan.
Pemeriksaan dengan menggunakan sequence ini termasuk lebih cepat dan sensitif terhadap
susceptibility artefak. Sequence ini biasa digunakan untuk mengevaluasi kasus perdarahan
serta klasifikasi.
e. Axial T2WI FSE Fatsat
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR 4000 ms dan TE 100ms.
Sequence ini biasa digunakan untuk evaluasi patologi dengan densitas serapa dengan cairan
yang nantinya akan tampak hiperintens di hasil citra.
f. Axial T1WI Fatsat
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR 600-800 ms dan TE 30-70 ms.
Gambaran fat pada sequence ini akan tampak hipointens karena fat mengalami disupresi.
Sequence ini memiliki waktu scanning yang cepat dan biasa digunakan untuk evaluasi
anatomi dan patologi yang memiliki densitas hampir serupa dengan fat.
g. 3D MRCP
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR 25-50.s, TE 100ms, serta flip
angle 20-30°. Sequence ini menghasilkan gambaran sistem biliary secara 3D sehingga
dapat dirotasikan dan dilihat dari berbagai arah. Tujuan dari pembuatan sequence ini adalah
untuk evaluasi gall bladder, IHBD, dan CBD.
h. 2D MRCP thick slab
Parameter scanning yang digunakan pada sequence ini adalah TR 28-45 ms, TE minimum,
serta flip angle 40-60°. Tujuan dibuatnya sequenci ini adalah untuk mendapatkan gambaran
supresi fat serta untuk melihat BD.PD secara komprehensif sebagai guid dari think-slab
acquisitions.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Mark A. and Semelka, Richard C. 2010. MRI Basic Principles and Applications, Fourth
Edition. Amerika Serikat : Wiley-Blackwell.

Dale, et al. 2015. MRI Basic Principle and Applications, Fifth Edition. John Wiley and Sons Inc :
New Jersey

Modul Praktikum MRI Lanjut Abdomen

Westbrook, Chaterine and Kaut, Carolyne, 2011, MRI in Practice, Fourth Edition. Blackwell
Science Ltd : United Kingdom.
LAPORAN PRAKTIKUM

MRI LANJUT
“MRI Lower Abdomen”

Disusun Oleh:

Fatma Kumalahesti Sucipto

151910383040

D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Dapat melakukan scanning pada pemeriksaan MRI kepala tanpa kontras dengan menentukan :
1. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan MRI MRCP
2. Prosedur pemeriksaan
3. Penentuan Sequence
4. Penentuan irisan dan batas-batasnya
5. Penentuan parameter scanning
6. Rekonstruksi hasil citra
7. Dokumentasi citra (filming)

1.2 Dasar Teori


MRI pelvis merupakan pemereksiaan canggih dan modern untuk dapat menampilkan
gambaran organ reproduksi wanita dengan sangat baik dan mampu menunjukkan kelainan
disekitarnya.

Gambar 1 Anatomi female pelvis


a. Indikasi
- Assessment of congenital abnormalities of the urogenital tract
- Cervical lesions
- Uterine lesions
- Benign uterine tumours, for example, leiomyoma and fibroids
- Bladder lesions
- Rectal lesions
- Infertility

b. Persiapan Pasien
- Cek GFR atau BUN dan creatinin apabila ada indikasi tumor
- Lepaskan benda logam (ferromagnetic)
- Pasien diperiksa dengan metal detector
- Mengenakan baju yang telah disiapkan di ruang ganti baju
- Diberikan ear plug/ear phone
- Melakukan anamese dan memberikan penjelasan sebelum pemeriksaan di mulai
- Meminta pasient untuk mengisi informed consent
c. Pengaturan posisi pasien dan objek
- Posisi pasien Supine (Head First)
- Letakkan bagian abdomen atas didalam coil abdomen
- Atur posisi abdomen atas isocenter dengan medan magnet
d. Parameter
- Jenis coil : Abdomen Coil
- Slice Thicknes : 5-7mm
- Slice gap : 0,5-1 mm
- Matrix : 320 x 192
- FOV : 21

e. Sequence yang harus dibuat


- Sagital T2WI FSE
- Sagital T2WI FSE Fatsat
- Sagital T1WI
- Axial T2WI FSE
- Axial T2WI FSE Fatsat
- Axial T1WI
- Coronal T2WI FSE
- Coronal T2WI FSE Fatsat
- Post kontras
- Axial, Sagital, & Coronal T1WI Fatsat
- DWI
f. Planning irisan
- Irisan Coronal
Pembuatan irisan coronal dari irisan axial, pastikan FOV tidak terpotong

Gambar 6.2 Planning irisan Coronal


- Irisan Sagital
Pembuatan irisan sagital dilakukan dari coronaldan axial. Pastikan FOV tidak terpotong

Gambar 6.3 Planning irisan Sagital


- Irisan Axial
Pembuatan irisan axial dilakukan dari coronal dan sagital. Pastikan FOV tidak terpotong.

Gambar 6.4 Planning irisan axial


BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


4. Laptop atau computer
5. Aplikasi Radiant Dicom Viewer
6. File dicom MRI abdomen

2.2 Tata Laksana Percobaan


7) Buka aplikasi Radiant Dicom Viewer
8) Buka file dicom mri cervical
9) Pilih data image yang akan diplanning
10) Pilih menu MPR
11) Lakukan simulasi planning irisan seperti pada teori meliputi :
a. Sagital T2WI FSE
b. Sagital T2WI FSE Fatsat
c. Sagital T1WI
d. Axial T2WI FSE
e. Axial T2WI FSE Fatsat
f. Axial T1WI
g. Coronal T2WI FSE
h. Coronal T2WI FSE Fatsat
12) Tentukan parameter masing-masing sequence yang dibuat
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


a. Sagital T2WI FSE

b. Sagital T2WI FSE Fatsat

c. Sagital T1WI

d. Axial T2WI FSE


e. Axial T2WI FSE Fatsat

f. Axial T1WI

g. Coronal T2WI FSE

h. Coronal T2WI FSE Fatsat


3.2 Pengolahan Data
a. Sagital T2WI FSE

b. Sagital T2WI FSE Fatsat


c. Axial T2WI FSE

d. Axial T2WI FSE Fatsat


e. Coronal T2WI FSE Fatsat

3.3 Analisa Hasil


a. Sagital T2WI FSE
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR 2000 ms, TE 90 ms, dan
ETL 16+. Gambaran fat pada sequence ini akan tampak hiperintens dibandingkan dengan
cairan. Sequence inibiasa digunakan untuk mengevaluasi tumor atau lesi.
b. Sagital T2WI FSE Fatsat
Parameter scanning yang digunakan pada sequence ini adalah TR 4000 ms dan TE
100 ms. Gambaran fat pada sequence ini akan tampak hipointens karena fat disupresi.
Sequence ini biasa digunakan untuk evaluasi patologi yang berbentuk cairan sehingga
gambarannya akan tampak hiperintens seperti infeksi atau neoplasma yang berisi cairan
atay cyst.
c. Sagital T1WI
Parameter yang digunakan pada sequence ini adalah TR 600-800 ms dan TE 30.
Sequence ini memiliki waktu scanning yang cepat dan biasa digunakan untuk
mengevaluasi anatomi pada organ female pelvis.
d. Axial T2WI FSE
Parameter yang digunakan pada sequence ini adalah TR 4000 ms, TE 100 ms, dan
ETL 16+. Sequence ini biasa digunakan untuk mengevaluasi patologi pada regio pelvis.
e. Axial T2WI FSE Fatsat
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR 4000 ms dan TE 100 ms.
Sequence ini biasa digunakan untuk evaluasi patologi dengan densitas serapa dengan cairan
yang nantinya akan tampak hiperintens di hasil citra.
f. Axial T1WI
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR 600-800 ms dan TE 30-70
ms. Gambaran fat pada sequence ini akan tampak hipointens dibandingkan dengan cairan
karena fat mengalami disupresi. Sequence ini memiliki waktu scanning yang cepat dan
biasa digunakan untuk evaluasi anatomi female pelvis pada irisan axial.
g. Coronal T2WI FSE
Parameter yang digunakan untuk sequence ini adalah TR 4000 ms, TE 100 ms, dan
ETL 16+. Sequence ini biasa digunakan untuk evaluasi patologi pda organ pelvis irisan
coronal.
h. Coronal T2WI FSE Fatsat
Parameter scanning yang digunakan pada sequence ini adalah TR 4000 ms, TE 100
ms, dan ETL 16+. Sequence ini biasa digunakan untuk evaluasi patologi pada organ pelvis
irisan coronal. Gambaran fat akan tampak hypointense kare disupresi.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Mark A. and Semelka, Richard C. 2010. MRI Basic Principles and Applications, Fourth
Edition. Amerika Serikat : Wiley-Blackwell.

Dale, et al. 2015. MRI Basic Principle and Applications, Fifth Edition. John Wiley and Sons Inc :
New Jersey

Modul Praktikum MRI Lanjut Abdomen

Westbrook, Chaterine and Kaut, Carolyne, 2011, MRI in Practice, Fourth Edition. Blackwell
Science Ltd : United Kingdom.

Anda mungkin juga menyukai