Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MRI LANJUT

MRI SHOULDER

Oleh :
Fira Zhanqy Putri Ramadhany
151810383040

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Magnetic Resonance Imaging atau MRI merupakan suat alat kedokteran
diaknostik yang menghasilkan visualisasi dari penampang tubuh/organ
manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,04-1,5
tesla dan resonansi getaran terhadapinti atom hidrogen. teknik penggambaran
MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak
parameter. bila pemilihan parameter tepat maka anatomi dan patologi tubuh
dapat dievaluasi dengan teliti dan akurat. salah satunya pada pemeriksaan MRI
Shoulder yang akan memberikan evaluasi mengenai anatomi dan patologi dari
Shoulder seorang pasien.

1.2.Tujuan
Dapat melakukan scanning pada pemeriksaan MRI Shoulder dengan
menentukan :
1. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan MRI Shoulder
2. Prosedur pemeriksaan
3. Penentuan Sequence
4. Penentuan irisan dan batas-batasnya
5. Penentuan parameter scanning
6. Rekonstruksi hasil citra
7. Dokumentasi citra (filming)

1.3.Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penulisan laporan ini adalah pembaca
dapat mengetahui macam squence, parameter scanning, cara penyiapan data,
proses post-processing dan filming dari pemeriksaan MRI Shoulder.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


2.1.1. Anatomi Shoulder

Bahu adalah sendi yang menghubungkan antara badan


dengan ekstermitas atas. fungsi utama sendi bahu adalah untuk
mengerakan lengan dan tangan kesegala posisi yang berhubungan
dengan tubuh. Konsekuensinya sendi bahu sangat dinamis,
sehingga relative tidak setabil (Suharti dkk, 2018). Sendi bahu
terbagi menjadi 5 sendi yaitu :

1. Sendi glenohumeral

2. Sendi akromioklavicular

3. Sendi sternoklavikular

4. Sendi subakromia

5. Sendi skapulo-thorax

Gambar 9.1 Anatomi shoulder (westbrook 2014)


2.1.2. Teknik Pemeriksaan MRI Shoulder

Pemeriksaan MRI Muskoloskeletal mulai banyak digunakan saat


ini. Hal ini dikarenakan MRI sangat unggul dalam menampilkan
jaringan lunak seperti seperti jaringan ligamen. MRI genu paling
banyak dilakukan saat ini untuk deteksi kelainan pada shoulder.

2.1.2.1. Indikasi

 Evaluation of shoulder pain


 Diagnosis of impingement syndrome
 Suspected rotator cuff tear
 Evaluation of recurrent dislocation (instability, subluxation,
dislocation)
 Hill–Sachs lesion, Bankart lesion, labrum lesion
 Frozen shoulder syndrome

2.1.2.2.Persiapan Pasien

 Lepaskan benda logam (ferromagnetic)


 Pasien diperiksa dengan metal detector
 Mengenakan baju yang telah disiapkan di ruang ganti baju
 Diberikan ear plug/ear phone
 Melakukan anamese dan memberikan penjelasan sebelum
pemeriksaan di mulai
 Meminta pasient untuk mengisi informed consent

2.1.2.3. Posisioning Pasien dan Objek

 Posisi pasien Supine (Head First)


 Letakkan shoulder pada coil shoulder
 Lengan dalam posisi netral rotation atau supination
 Lakukan fiksasi pada shoulder
 Atur posisi shoulder isocenter dengan medan magnet
2.1.2.4.Parameter

 Jenis coil : Shoulder coil/Surface Coil

 Slice Thicknes : 3 mm

 Slice gap : 0-0,3 mm

 Matrix : 320 x 256

 FOV 20

2.1.2.5. Squence

 Sagital T2WI FSE

 Sagital PD Fatsat/SPAIR

 Sagital T1WI

 Axial T2WI FSE

 Axial PD Fatsat/SPAIR

 Axial T1WI

 Coronal T2WI FSE

 Coronal PD Fatsat/SPAIR

 3D Proset /3D coherent GRE

(Fatsat/SPAIR bisa diaplikasikan pada T2 atau PD (pilih salah


satu) menyesuaikan keinginan dokter)

2.1.2.6.Planning Irisan

1) Irisan Axial
Pembuatan irisan axial dilakukan dari irisan sagital dan coronal.
Planing Irisan axial dimulai dari AC joint sampai ke proximal
humerus. Irisan sejajar dengan humeral shaft.
Gambar 2.2 Planning irisan axial
2) Irisan Coronal
Pembuatan irisan coronal dilakukan dari irisan axial dan sagital.
Planing irisan sagital sejajar dengan supraspinatus tendon.

Gambar 2.3. Planning irisan sagital

3) Irisan Sagital
Pembuatan irisan sagital dapat dilakukan dari axial dan coronal.
Planing irisan sagital sejajar dengan glenoid bone, irisan dimulai
dari mid scapula sampai deltod muscle.

Gambar 2.4. Planning irisan sagital


2.2. Metode Praktikum
1) Buka aplikasi Radiant Dicom Viewer
2) Buka file dicom mri cervical
3) Pilih data image yang akan diplanning
4) Pilih menu MPR
5) Lakukan simulasi planning irisan seperti pada teori meliputi :

a. Sagital T2WI FSE

b. Sagital PD Fatsat/SPAIR
c. Sagital T1WI

d. Axial T2WI FSE

e. Axial PD Fatsat/SPAIR
f. Axial T1WI

g. Coronal T2WI FSE

h. Coronal PD Fatsat/SPAIR
BAB III

HASIL DAN ANALISA

3.1. Hasil dan Analisa


1. Jelaskan masing-masing sequence yang dibuat meliputi parameter sequence,
tujuan pembuatan sequence, dan fungsinya.
a. Sagital T2WI FSE
Squence T2WI FSE ini sangat baik untuk menunjukan kelainan seperti
tumor atau multiple sklerois. Squence ini berguna untuk menilai cairan
dan lemak yang tampak lebih hiperintense dari soft tissue.

WL WW TR TE Thickness FS

1143 1983 4134 100 3.0 mm 1,5

b. Sagital PD Fatsat/SPAIR
Squence ini digunakan untuk mengobservasi lemak, tulang. Proses
patologis dari cairan.

WL WW TR TE Thickness FS

1338 2337 4908 30 3.0 mm 1,5

c. Axial T2WI FSE


digunakan untuk evaluasi patologi dari potongan axial pada squence ini
cairan terlihat hypointens. hal ini terjadi karena waktu yang dibutuhkan
untuk relaksasi jaringan lemak lebih banyak daripada cairan.

WL WW TR TE Thickness FS

1018 1770 4145 100 1,5


d. Axial FSE Fatsat
digunakan untuk melihat patologi dari potongan axial. pada hasil
praktikum yang menggunakan squence fatsat pada hasil data lemak
tampak hypointens dari cairan.
WL WW TR TE Thickness FS

1008 1753 7354,6 30 3.0 mm 1,5

e. Axial PD Fatsat/SPAIR
penggunaan squence ini akan menghambat laju relaksasi dari proton
hidrogrn lemak sehingga lemak tampak hitam.
WL WW TR TE Thickness FS

2110 3667 7354,6 30 3.0 mm 1,5

2. Rekonstruksi citra yang akan dilakukan print out meliputi :


a. Sagital T2WI FSE
b. Sagital PD Fatsat/SPAIR
c. Axial T2WI FSE
d. Axial PD Fatsat/SPAIR

DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin. Modul Praktikum MRI Lanjut. D4 Teknologi Radiologi Pencitraan UNAIR


: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai