Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Radiodiagnostik
Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si., MT
Disusun Oleh :
Kelompok 2 / 2B
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur atas
kehadiratnya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayahnya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Body Section Radiography” ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai sumber
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih pada semua sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari semua itu bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi terhadap pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
C. TUJUAN ..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
E. Blurring ...............................................................................................6
G. Ketebalan Irisan..................................................................................7
A. Kesimpulan ............................................................................................17
B. Saran ...................................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Stratigrafi (Vallebona)
Laminografi
Revolusi teknik baru ditemukan di inggris tahun 1972 yang disebut Computed
Tomography (CT) (Christensen’s,1984).
B. Definisi Tomografi
4
C. Komponen Pesawat Tomografi
Pesawat tomografi mempunyai komponen sebagai berikut:
o Tiang penghubung ( Telescopic Rod ) adalah yang menghubungkan
tabung rontgen dengan tempat kaset yang dapat bergerak sewaktu
eksposi ( movement cassette tray ) , tiang penghubung ini
menghubungkan fokus pada tabung sinar X sampai pada cassette tray.
o Fulcrum, merupakan titik gerak yang dapat diatur ketinggiannya sesuai
dengan kedalaman lapisan yang dikehendaki.
o Tabung sinar X , dapat bergerak selama eksposi.
5
Obyektif plane mewakili ketinggian, terjadi melalui pergerakan
tabung dan film yang berlawanan. Obyektif plane selalu paralel dengan
film.
E. Blurring
Lebar Blur
Obyek yang jauh dari film akan lebih blur dari pada obyek yang
berada didekat film.
F. Blur Margin
G. Ketebalan Irisan
7
yang sesungguhnya, maka gambarannya akan semakin tajam. Ketebalan irisan
berbanding terbalik dengan amplitude pergerakan tabung sinar-X. semakin
besar tomographic angle, maka irisannya akan semakin tipis.
Wide-angle tomography
Sudut yang digunakan pada zonografi kurang dari 10˚. Zonografi tidak
8
efisien bila menggunakan tomografi linear dan memerlukan pergerakan
tabung yang multi-direction (ke berbagai arah), biasanya dipilih yang
melingkar. Narrow-angle tomography menghasilkan gambaran yang tidak
mengalami perubahan bentuk dan tajam pada obyek yang berada pada bidang
fokal. Semua struktur diperlihatkan dalam focus yang tajam. Kualitas
gambaran yang dihasilkan menyerupai radiograf konvensional dan gangguan
dari bayangan yang mengganggu dapat diminimalisasikan.
Zonografi digunakan bila jaringan memeliki kontras alami yang
rendah. Teknik wide- angle mengurangi kontras, sedangkan narrow-angle
dapat menampakkan kontras alami.
TOMOGRAPHY
Tomographic arc lebih dari 10˚ Tomographic arc kurang dari 10˚
9
1. Circular Tomography
Keuntungan
Kelemahan
10
2. Phantom Images
11
Gambar 1. Prinsip Kerja Tomografi
50° 1,3 mm
20° 3,4 mm
10° 6,9 mm
4° 17,2 mm
2° 34,2 mm
Pergerakan tabung dan film pada teknik ini berupa garis lurus
yang sejajar tetapi arahnya berlawanan. Sehingga bidang obyek sejajar
dengan pergerakan tabung dan film pada setinggi fulcrum.
2. Arc to Arc Movement
13
yang konstan, tetapi masih bisa ditolerir dalam pandangan dari
hubungan antara subject-film yang terdekat dibandingkan dengan arc to
arc movement.
Selain itu ada juga jenis-jenis pergerakan tabung pada pesawat tomografi yaitu :
1).Pergerakan Rectilinear
Pengaburan yang disebabkan oleh pergerakan linier Tabung sinar –x
membentuk garis lurus searah dengan meja pemeriksaan namun berlawanan
arah. Menampilkan struktur gambaran yang memanjang. Pergerakan ini
biasanya digunakan untuk tomografi thorax, tulang iga yang letaknya tidak
sejajar dengan pergerakan tabung sinar –x.
2).Pergerakan Sirkular
Pergerakan tabung sinar-x dan film membentuk lingkaran sejajar satu sama
lain Pergerakan ini menghasilkan gambaran yang melingkar. Bentuk melingkar
ini dibentuk oleh tabung sinar x dan film yang sejajar, digunakan untuk tulang
tulang pada umumnya
3).Pergerakan Elips
Pergerakan ini menghasilkan gambaran yang elips. Bentuk elips ini dibentuk
oleh tabung sinar x dan film. Meskipun memiliki efisiensi gerakan
pengkaburan yang lebih tinggi dari gerakan linier, kualitas pengkaburan jauh
lebih sedikit dari pengkaburan dari pergerakan sirkular atau lebih kompleks
14
pergerakannya pada pergerakan secara hiposikloidal dan spiral. Pergerakan ini
baik untuk tulang tulang ekstremitas.
4).Pergerakan Hipocycloidal
Pergerakan tabung sinar-x dan film bergerak seperti clover leaf . Merupakan
pergerakan yang sangat komplek. Pergerakan ini mampu menampilkan gambaran
dengan nilai ketipisan kurang dari 1 mm, digunakan untuk tulang tulang telinga
dalam dan lainnya.
V = S.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Meredith, W.J. dan J.B. Massey. 1977. Fundamental Physics of Radiology, Third
Edition. Bristol : John Wright & Sons Ltd.
Plaats, G.J. Van Der. 1969. Medical X-Ray Technique, Third Revised and Enlarged Edition.
Netherlands : Centrex Publishing Company
18