Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

BODY SECTION RADIOGRAPHY

Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si MT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 KELAS 2A

Rosy Amelia Azhari (P1337430119007)


Rahma Andini Fauziah (P1337430119008)
Salsabila Siti Tania (P1337430119011)
Anisya Shafi C (P1337430119012)
Rachmalia Azzahra (P1337430119018)
Riska Afisatul Azizah (P1337430119022)
Muhammad Lutfi Baharuddin(P1337430119026)
Renolia Widyaningrum (P1337430119030)
Windar Budi Prasetyo (P1337430118039)

RADIOLOGI SEMARANG PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Body Section Radiography”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Fisika
Radiodiagnostik. Selain itu, makalahini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
penulisan karangan yang sesuai dengan kaidah kebahasaan dan bersifat informatif.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Mulyati, S.Si, MT selaku dosen
Fisika Radiodiagnostikyang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Penulis tekuni. Tak lupa, Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Penulis sangan mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 16 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi………………………………………………………………………………... ii

Abstrak………………………………………………………………………………….. iv

BAB I “PENDAHULUAN”

1.1 Latar Belakang……………………………………..…………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………… 2

BAB II “PEMBAHASAN”

2.1 Definisi Body Sectional Radiography…………………………………………. 3


2.2 Macam Pesawat Body Sectional Radiography………………………………… 3
2.2.1 Panoramic……………………………………………………………...
2.2.2 Tomography…………………………………………………………...
2.2.3 Computed Tomography Scan (CT Scan)……………………………...
2.2.4 Magnetic Resonance Imaging (MRI)………………………………….
2.2.5 Single Photon Emission Tomography (SPECT)………………………
2.2.6 Positron Emission Tomography (PET)………………………………..

BAB III “PENUTUP”

3.1 Kesimpulan……….……………………………………………………………. 13
3.2 Kritik dan Saran………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

DAFTAR BANK SOAL…………………..……………………………………………..

KUNCI JAWABAN……………………………………………………………………..

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan studi
dan penerapan teknologi pencitraan seperti sinar-X dan radiasi untuk mendiagnosa dan
mengobati penyakit. Sesuai dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, modalitas
pencitraan pencitraan yang digunakan yang digunakan dalam bidang radiologi diagnostik
semakin bervariasi. bervariasi. Salah satu modalitas yang sangat berkembang pesat saat ini
ialah Body Section Section Radiography atau Radiografi Irisan Tubuh atau yang lebih
dikenal sebagai Tomografi.
Sejarah tomografi berawal jauh sebelum ditemukannya teknik pengolahan citra digital,
yaitu pada tahun 1917 ketika Radon mempublikasikan artikelnya yang kemudian dikenal
sebagai transformasi Radon. Selama bertahun-tahun orang tidak tahu kegunaan dari
transformasi ini, hingga pada era 1960-an ketika beberapa peneliti mengembangan teknik
tomografi transmisi sinar-X. Transmisi tomografi sinar-X merupakan generasi pertama dari
sejarah perkembangan tomografi hingga tercipta modalitas yang lebih mutakhir yang
memanfaatkan prinsip tomografi. Salah satu modalitas dengan teknologi tinggi yang
menggunakan prinsip tomografi dikembangkan oleh Godfrey Hounsfield dan Allan
Cormack. Kedua orang ini merupakan orang pertama yang membangun pesawat CT
(Computed Tomography atau Computerized Tomography) pada Tomography atau
Computerized Tomography) pada tahun 1971.
Perkembangan modalitas dalam radiologi diagnostik sekarang telah memasuki tahapan
yang sangat kompleks. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa radiologi untuk
mengetahui definisi, komponen pesawat dan prinsip kerja pesawat dari tiap-tiap modalitas
terutama pada modalitas yang menjadi topik pembahasandiatas yang menjadi topik
pembahasan pada makalah ini, yaitu modalitas Body Section Section Radiography.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Body Sectional Radiografi?
2. Apa saja macam dari modalitas untuk pemeriksaan body sectional radiografi?
3. Bagaimana prinsip kerja dari masing masing modalitas?
3
4. Seperti apa rupa modalitas dalam pemeriksaan body sectional radiografi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui definisi dari body sectional radiografi
2. Mengetahui macam dari modalitas pemeriksaan body sectional radiografi
3. Mengetahui prinsip kerja dari masing masing modalitas
4. Mengetaui bentuk dan rupa tiap modalitas dalam pemeriksaan body sectional radiografi

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat bagi pembaca :
1. Pembaca dapat mengetahui, memahami konsep dasar body sectional radiografi
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami makalah dan macam macam modalitas
3. Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan
mengenai body sectional radiografi
4. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang ilmu tambahan
sebidang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi body sectional radiografi


Body Section Radiography (Radiografi Irisan Tubuh) merupakan teknik radiografi
khusus menggunakan sinar-X untuk memperlihatkan struktur tubuh yang diperiksa secara
lebih jelas dengan mengaburkan bayangan dari struktur yang berada di bawah dan di atas
obyek yang akan diperiksa. Body section radiography bukan metode untuk meningkatkan
ketajaman dari semua gambaran radiograf. Pada tahun 1962, International Commission on
Radiologic Unit and Measurement memberikan istilah tomografi untuk menggambarkan
semua tipe dari teknik-teknik body section. Istiah lain yang umum digunakan adalah:
1. Planigrafi (Zienies des Plantes, Bartelink)
2. Stratigrafi (Vallebona)
3. Laminografi
Beberapa hal yang penting dalam tomografi antara lain, tabung sinar-X, film, dan
sebuah penghubung yang dapat berotasi pada sebuah fulcrum yang tetap. Ketika sebuah
tabung bergerak pada satu arah, film akan bergerak ke arah yang lainnya. Film ditempatkan
pada sebuah tempat dibawah meja pemeriksaan jadi pergerakan film ini tidak akan
mengganggu pasien.

5
Fulcrum merupakan sebuah titik yang tetap pada system ini. Amplitude pergerakan
tabung sinar-X diukur dalam satuan derajat (˚), dan disebut sebagai tomographic angle.
Bidang yang setinggi fulcrum merupakan bidang yang tetap focus. Sedangkan, bidang di
atas atau dibawahnya akan tampak kabur. Manfaat utama dari pergerakan linear ini adalah
dapat diterapkan pada sebuah pesawat sinar-X standard dan tidak memerlukan peralatan
tambahan yang mahal.
Prinsip Dasar
Radiografi konvensional menghasikan 2 gambar dimensional dari semua struktur tanpa
kedalaman obyek diantara tabung sinar-x dan film. Konsekuensinya adalah semua struktur
berada pada arah yang tepat pada garis tengah dari film yang saling bertumpuk. Bayangan
yang tidak diinginkan dihilangkan dengan cara difusi telah lama dilakukan untuk daerah
spesifik dengan dikontrol menggunakan pergerakan pernafasan dan teknik jarak pendek.
Obyektif plane mewakili ketinggian, terjadi melalui pergerakan tabung dan film yang
berlawanan. Obyektif plane selalu paralel dengan film.
Terminologi-terminologi dalam tomografi:
1. Blurring (pengaburan) merupakan distorsi (perubahan bentuk) dari penggambaran
obyek yang tidak berada dalam bidang focus.
2. Fulkrum merupakan titik sumbu (perpotongan) dari arm yang berrotasi.
3. Focal plane merupakan bidang dari focus maksimal dan mewakili sumbu (fulcrum) dari
tabung sinar-X dan film yang berrotasi.
4. Focal plane level merupakan ketinggian focal plane di atas meja pemeriksaan.
5. Tomographic angle merupakan amplitude yang dinyatakan dalam satuan derajat.
6. Exposure angle merupakan sudut dimana berkas sinar-X (Central Ray) bergerak selama
eksposi berlangsung.
Blurring
Tujuan utama dari tomografi adalah untuk mengubah bentuk yang mengganggu persesi
kita pada gambaran radiorafi yang khusus. Pada tomografi, istilah “blur” digunakan pada
obyek diluar bidang fokal, dan istilah ini tidak digunakan pada ketidaktajaman gambaran
inheren (inherent unsharpness) pada tomografi.
Lebar Blur
Lebar blur tergantung pada jarak dimana gambaran sebuah obyek tersebar pada film.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:
6
1. Amplitudo pergerakan tabung
Lebar blur merupakan fungsi linear langsung dari derajat pergerakan tabung. Jika
amplitude pergerakan tabung meningkat, maka lebar blur juga akan meningkat.
2. Jarak dari bidang fokal
Semakin jauh suau obek dari bidang fokal, maka obyek akan semakin blur. Sayangnya,
dalam radiologi diagnostic, kita tidak dapat mengendaikan jarak ini. Sementara,
hubungan antara anatomi tubuh dan lesi patologi pada pasien adalah tetap.
3. Jarak dari film
Obyek yang jauh dari film akan lebih blur dari pada obyek yang berada didekat film.
4. Orientasi dari pergerakan tabung
Banyak bagian tubuh manusia yang panjang, sempit dan memiliki sumbu longitudinal.
Ketika sumbu longitudinal dari sebuah obyek diorientaskan pada arah yang sama
dengan arah pergerakan tabung sinar-X, gambaran dari obyek tidak akan tampak blur,
bahkan jika berada di luar bidang focal.
Blur Margin
Dengan tomografi linear, seluruh gambaran akan di-blur-kan secara seragam dan
gambarannya akan terlihat tidak jelas pada ujung-ujungnya secara bertahap. Dengan
pergerakan tabung sinar-X yang melingkar, blur pada gambaran yang dihasilkan tidak
seragam. Pada bagian tepinya akan terlhat lebih putih dan digambarkan secara lebih tajam
pada film dari pada bagian yang lain. Tabung bergerak sejajar dan menyilang terhadap
sumbu obyek dengan porsi yang berbeda sepanjang pergerakannya. Blur maksimal terjadi
ketika tabung bergerak menyilang terhadap sumbu obyek. Dan bagian dari eksposi ini
menghasilkan pusat dari pola blur. Sediki blur terjadi ketika tabung sinar-X bergerak sejajar
dengan sumbu obyek.
Ketebalan Irisan
Pada teorinya, bidang fokal tidak memiliki ketebalan. Gambaran yang kita lihat sebenarnya
dibentuk oleh bidang tipis yang saling bertumpuk satu dengan yang lainnya. Semakin dekat
bidang-bidang ini dengan bidang fokal yang sesungguhnya, maka gambarannya akan
semakin tajam. Ketebalan irisan berbanding terbalik dengan amplitude pergerakan tabung
sinar-X. semakin besar tomographic angle, maka irisannya akan semakin tipis.
NARROW vs. WIDE-ANGLE TOMOGRAPHY

7
Kita dapat menggunakan tomografi untuk berbagai macam tujuan. Satu system
menggunakan tomographic arc yang lebar, system lainnya menggunakan tomograpic yang
sempit dan disebut sebagai zonography. Zonografi bertujuan untuk memperlihatkan
gambaran keseluruhan obyek tidak mengalami perubahan bentuk dan memiliki ketajaman
yang tinggi. Pemilihan antara keduanya tergantung pada tipe jaringan yang diperiksa dan
masalah yang dihadapi.
Wide-angle tomography
Tujuan dari wide-angle tomography untuk menambah batas visibilitas Roentgen untuk
memungkinkan kita mampu melihat obyek yang mengganggu karena ada bayangan pada
radiograf konvensional. Kelemahan tomografi ini adalah mengurangi kontras pada
gambaran. Bagian tubuh menghasilkan kontras yang lebih tinggi dari pada bagian tubuh
yang tipis dengan kerapatan yang sama dan karena tomografi ini menghasilkan irisan yang
tipis, hal ini akan mengurangi kontras.
Ketajaman semua gambaran akan menurun jika menggunakan teknik wide-angle
tomography. Semakin lebar tomographic arc, maka gambaran yang dihasilkan semakin
tidak tajam. Secara teori, gambaran dari bidang fokal seharusnya berada dalam focus yang
tajam, tetapi dalam kenyataanya, mustahil untuk mengkoordinir pergerakan tabung sinar-X
dan film secara sempurna. Getaran kecil dapat menyebabkan ketidaktajaman pada
gambaran bidang fokal.
Narrow-angle tomography (Zonography)
Sudut yang digunakan pada zonografi kurang dari 10˚. Zonografi tidak efisien bila
menggunakan tomografi linear dan memerlukan pergerakan tabung yang multi-direction
(ke berbagai arah), biasanya dipilih yang melingkar. Narrow-angle tomography
menghasilkan gambaran yang tidak mengalami perubahan bentuk dan tajam pada obyek
yang berada pada bidang fokal. Semua struktur diperlihatkan dalam focus yang tajam.
Kualitas gambaran yang dihasilkan menyerupai radiograf konvensional dan gangguan dari
bayangan yang mengganggu dapat diminimalisasikan.
Zonografi digunakan bila jaringan memeliki kontras alami yang rendah. Teknik wide-angle
mengurangi kontras, sedangkan narrow-angle dapat menampakkan kontras alami.
2.2 Macam Modalitas Pesawat Body Sectional Radiografi
2.2.1 Panoramik

8
Radiograf panoramik adalah scanning gigi X-ray panorama rahang atas dan
bawah. Ini menunjuk Ini menunjukkan tampilan dua kan tampilan dua dimensi dari
setengah lingkaran dari telinga dari setengah lingkaran dari telinga ke telinga.
Radiografi panoramik adalah bentuk tomography; dengan demikian, gambar dari
beberapa beberapa pesawat pesawat yang diambil diambil untuk membuat
membuat gambar panorama panorama komposit, komposit, di mana rahang atas
dan rahang bawah berada di palung fokus dan struktur yang dangkal dan mendalam
untuk palung adalah kabur.

Prinsip kerja pesawat panoramik menggunakan tiga pusat putaran. Hasilnya


sangat memuaskan karena dapat mengatasi masalah-masalah yang ada sebelumnya
yaitu terjadi banyak superpo yaitu terjadi banyak superposisi pada sisi pada gigi
bagian posterio gigi bagian posterior. Pada pesawat ini Pada pesawat ini pasien 7
dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan film berputar mengelilingi pasien,
gerakan kurva film kaset berputar pada sumbunya dan bergerak mengelilingi
pasien.
Sumber  sinar-X dan tempat kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu
sama lain. Celah sempit pada tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu
pasien mengenai film yang berputar berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu
sumbu konsentris untuk  region anterior pada rahang (tepatnya di sebelah incisivus

9
pada region premolar). Dan dua sumbu rotasi eksentris untuk bagian samping
rahang (tepatnya di belakang molar tiga kiri dan kanan (Langland, 1989).
Pasien diinstruksikan untuk melepas perhiasan pada kepala dan leher. Pasien
sebelumnya menggunakan apron yang berisi timbal saat pasien terpapar, dagu
pasien diposisikan di posisi pengganjal, kepala pasien berada dalam satu garis
vertikal dengan posisi dagu, pasien diinstruksikan untuk oklusi sentrik dengan
menggigit bite block yang diletakkan diantara gigi depan, dan posisi lidah berada di
palatum (Korner dkk, 2007). Radiopak atau bayangan putih menandakan kepadatan
tulang yang tinggi. Radiolusen atau bayangan hitam menandakan bahwa sinar-X
dapat menembus objek tersebut (Lestari, 2015).

2.2.2 Tomografi
Tomografi ialah cara pembuatan foto sinar x terhadap irisan badan. Dasar
pembuatan foto ini adalah dengan menggunakan lapisan yang ingin dilihat jelas
bagaimana sumbu putar sumber sinar dan film masing masing berjalan berlawanan
arah. Cara ini makin dianggap penting, karena memungkinkan melihat jelas tanpa
adanya kelainan tubuh, besarnya dan perluasan lesi dalam tubuh. Seperti yang
diketahui, foto sinar X merupakan foto proyeksi tubuh dan jika ada superposisi,
maka organ di muka atau dibelakang tulang tidak dapat dilihat.

10
Sesuai dengan cara gerakan sumber sinar tomografi dapat dibedakan, linier,
sirkuler, dan trans axial. Di Jepang ternyata tomografi trans axial telah lama
digunakan dalam klinik sejak tahun 1946, disebut rotatografi. Mendahului negara
negara lain (Takahasi dalam Takahasi et al, 1988).
Hasil foto tomogram ternyata belum dapat memberikan gambaran yang jelas
disebabkan masih ada pengaruh lapisan di muka dan dibelakang lapisan yang jadi
objek foto, dan ada resolusi yang masih rendah. Dengan dilengkapinya pesawat
roenegnt ini dengan computer, maka daya resolusi dapat dinaikkan dan hasil foto
juga dapat sangat jelas. Tomografi konvensional hanya bisa membedakan jaringan
lunak satu sama lain, jika ada perbedaan transmisi sinar lebih dari 5%, sedang CT
bias membedakan jaringan lunak pada beda transmisi 0,5% (General Electrik,
1976).
2.2.3 Computed Tomografi Scan (CT Scan)
CT scan merupakan rekontruksi oleh computer bidang tomografik objek atau
irisan dan ini terjadi dari pengukuran pengukuran absorbs sinar x yang multiple
sekitar objek. Komputer disini dipergunakan untuk mensintesiskan image dan unit
sintesis dasar yang disebut unsur volume (Ambrose dalam Fekson, 1977; General
Electric, 1976).
Perkembangan CT dalam penggunaan klinik yang pertama berhasil adalah usaha
Godfrey Mounsfield di Central Research Laboratories EMI Ltd. Di Inggris, pada
tahun 1967. Bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan Sosial Inggris and
juga dengan Dr James Ambrose, ahli radiologi konsultan, Mounsfrield berhasil
memeriksa tumor otak (General Electric, 1976)

11
Tujuan dari alat ini adalah untuk Mendapatkan gambaran suatu obyek dalam
bentuk volume sehingga memungkinkan tidak adanya gambaran yang overlapping
antara organ satu dengan yang lain.
Untuk mendapatkan gambaran dalam bentuk volume dibutukan beberapa
komponent yaitu Gantry yang dimana didalamnya terdapat Tabung Rontgen yang
dapat berputar 360 ° dengan kecepatan berputar yang tinggi, Detektor yang dapat
merubah radiasi yang telah melalui obyek menjadi sinar tampak.,fotokatode yang
mengubahcahaya tampak mennjadi sinyal-sinyal listrik, System komputer yang
mampu mengubah signal elektrik, menjadi bayangan digital dan sistem mampu
menampilkan gambaran dalam bentuk gambar organ yang diperiksa. Meja
pemeriksaan/pasen yang mampu bergerak selama tabung berputar sambil
memancarkan radiasí.
A. Persiapan Pasien
Untuk mendapatkan foto yang baik, maka untuk foto perut pada
khususnya perlu pasien dipersiapkan dengan baik, sedang untuk foto lain tidak
perlu. Pasien dianjurkan untuk diet residu sehari sebelum pemeriksaan dan
pantang makan pada hari pemeriksaan. Hal ini sama seperti dikerjakan pada
saat foto BNO atau IVP.
Sebelum dilakukan pemeriksaan, sebaiknya pasien diberi penjelasan
seperlunya perihal prosedur foto dan hal hal yang perlu diperhatikan, agar foto
berhasil baik, memngingat pengambilan foto scan memerlukan waktu agak
lama dan posisi yang tetap.
Menghadapi anak yang nakal dan banyak gerak, perlu diberikan obat
penenang dan jika tidak berhasil kadang diberikan anastesi umum. Ini juga pelu
diberikan pada orang tua yang kesakitan dan banyak bergerak.
Untuk mengatasi gerak peristaltic yang dapat mengganggu dapat diberikan
suntukan Buscopan intramuskuler atau dengan glucagon yang menurut Moss et
al. (1978) memberi hasil baik (Sakuma & Ishigaki dalam Takahasi et al, 1988)
B. Penggunaan CT Scan
Keistimewaan CT yag dapat dibanggakan ialah daya resolusi yang tinggi
tetapi sebaiknya masih juga ada kekurangannya dalam hal beban radiasi yang
masih tinggi dan di samping itu kemungkinan terjadinya artefak yang cukup
12
banyak. DIharapkan dalam kemajuan teknologi, beban radiasi dapat diperkecil
dan kemungkinan artefak dapat ditekan.
Penggunaan CT Scan pertama tama untuk memeriksa kelainan di otak,
kemudian berkembang bias untuk seluruh bagian tubuh. CT bias digunakan
untuk mendeteksi kelainan anatomic, juga untuk pemeriksaan dinamik suatu
sistem.

2.2.4 Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Perkembangan teknologi yang semakin pesatini ditandai dengan munculnya
berbagai macam teknologi mutakhir untuk mendiagnosa suatu penyakit pada
manusia, salah satu contoh adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI).
MRImenghasilkan gambar potongan tubuh pasien yangdiperiksa dengan
menggunakan medan magnet.

13
Berdasarkan sifat magnetiknya inti atom terdiri dari proton dan neutron. Proton
memiliki pergerakan presisi pada sumbu (spinning) muatannya seperti bumi,
sehingga mempunyai kutub utara dan kutub selatan yang akan menghasikan medan
magnet eksternal. Spinning inilah yang menghasilkan moment dipole magnetic
disebut juga dengan spin (Brown dan Samelka, 2003)

Pada MRI atom hidrogen dipilih untuk digunakan menghasilkan sinyal resonansi.
Atom hidrogen selain berlimpah dalam jaringan biologi juga mempunyai moment
dipole magnetic yang kuat, sehingga akan menghasilkan konsentrasi yang besar
dan kekuatan yang kuat per inti. Hal tersebut menyebabkan sinyal hidrogen yang
dihasilkan 1000 kali lebih besar dari lainnya. Dalam keadaan normal, spinning
proton atom hidrogen adalah acak sehingga orientasi dalam jaringan tubuh manusia
tidak menimbulkan nilai magnetisasi atau sama dengan nol.
A. Persiapan Pemeriksaan MRI
Meskipun MRI aman digunakan, pastikan Anda menjelaskan setiap
kondisi kesehatan Anda. Termasuk operasi-operasi yang telah Anda jalani,
14
alergi, atau kemungkinan Anda untuk hamil kepada dokter radiologi Anda.
Dokter spesialis radiologi mungkin memberikan aturan makan dan minum
sebelum pemeriksaan MRI dilaksanakan. Selain itu mungkin ada rekomendasi
obat-obatan yang perlu dihentikan untuk sementara, sampaikan seluruh obat-
obatan rutin yang Anda konsumsi kepada dokter radiologi Anda. Jangan
kenakan perhiasan pada saat pemeriksaan MRI dan gunakan pakaian yang
nyaman, sebab Anda akan diminta menggunakan pakaian khusus radiologi. Jika
Anda memiliki kegelisahan atau trauma terhadap ruang sempit, sampaikan
kepada dokter radiologi Anda.
B. Prosedur Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien rawat inap maupun rawat
jalan. Pasien akan diposisikan pada meja pemeriksaan yang dapat dipindahkan.
Akan dipasang strap pada tubuh pasien sebagai pengaman agar membantu
pasien tetap diam saat bagian tubuh tertentu sedang diperiksa. Pada beberapa
kasus, pasien mungkin akan diberikan cairan kontras dengan suntikan/infus
pada tangan antau lengan.
Selesai pemeriksaan, tim radiologi pasien akan meminta pasien untuk
menunggu saat tim radiologi melihat hasil MRI dan memastikan tidak ada lagi
gambar radiologi yang dibutuhkan. Lama pemeriksaan bergantung pada jenis
dan tujuan pemeriksaan MRI, namun umumnya memakan waktu 30-50 menit.

2.2.5 Single Photon Emission Tomography (SPECT)

15
SPET Scan atau SPECT Scan adalah pencitraan fungsional otak dengan
tomografiemisi foton tunggal (single photon emission tomography/SPET), juga
dikenal sebagai tomografi emisi foton tunggal terkomputeriasai (single photon
emissioncomputed tomography/SPECT) yang memungkinkan gambar tiga dimensi
dari aliran darah serebral yang berasal dari data dua dimensi. Tomografi emisi
positron ini dapat digunakan untuk mengukur metabolisme serebral regional dan
karakteristik neurotransmitter reseptor lain.
SPECT membentuk citra transversal distribusi nuklida pemancar sinar x atau
gamma dalam pasien. Citra proyeksi planar standar diperoleh dari putaran 180°
(umumnya SPECT untuk jantung) dan 360° (untuk SPECT bukan jantung).
Umumnya SPECT menggunakan satu atau lebih head/kepala sintilasi kamera yang
bergerak mengelilingi pasien.

SPECT membentuk citra transversal distribusi nuklida pemancar sinar x atau


gammadalam pasien. Citra proyeksi planar standar diperoleh dari putaran 180°
(umumnya SPECTuntuk jantung) dan 360° (untuk SPECT bukan jantung).
Umumnya SPECT menggunakansatu atau lebih head/kepala sintilasi kamera yang
bergerak mengelilingi pasien.
Pembentukan citra dilakukan dengan kepala kamera bergerak mengelilingi
pasienmengambil data dari berbagai sudut. Pengambilan data dapat secara kontinu
(continuesacquisition) selama kepala kamera bergerak, ataupun pada saat kepala

16
kamera berhenti padasuatu sudut tertentu (step and shoot acquisition). Bila kepala
kamera dapat membentuk citraideal, maka gerakan kepala kamera dari atas dan
bawah pasien secara berbarengan dengangerakan 180° harusnya telah dapat dipakai
untuk rekonstruksi citra transversal.
Untuk mengurangi keterbatasan SPECT akibat kolimator dan waktu
pengambilandata, telah dibuat SPECT yang dilengkapi dengan dua atau tiga
kamera sintilasi yang dapat bergerak mengelilingi pasien. Dengan multi kepala
kamera dimungkinkan untukmenggunakan kolimator resolusi relatif tinggi pada
suatu batas kuantum mottle dalam pencitraan dibanding dengan kepala kamera
tunggal.

2.2.6 Positron Emission Tomography (PET)


Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas
kedokteran nuklir, yang untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet
pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat pada sekitar tahun 1952, sedangkan
alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General Hospital, Boston
pada tahun 1970. Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali
diperkenalkan oleh PAM Dirac pada akhir tahun 1920-an.
PET adalah metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop
pemancar positron. Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang
menggambarkan fungsi organ tubuh. Fungsi utama PET adalah mengetahui
17
kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan konvensional
lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan
metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi tubuh
yang lain seperti foto rontgen, computed tomography (CT), magnetic resonance
imaging (MRI) dan single photon emission computerized tomography (SPECT).
Pencitraan dengan PET ini sangat berguna dalam mengetahui tahapan atau
stadium kanker, dektesi kekambuhan penyakit, begitu juga dengan pengawasan
respon pengobatan pada terapi kanker.

Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain.
Salahsatu karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih
tinggi glukosauntuk energi. Ini adalah langkah-langkah proses biologis PET.
Positron emisi tomografi(PET) membangun sistem pencitraan medis gambar 3D
dengan mendeteksigammasinarradioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan
radioaktif) tertentu disuntikkan kepada pasien.
Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat
aktivitasyang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian
tubuh.PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida
glukosa- based) dari jarum suntik ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh
pasien itumemancarkan radiasi gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari
mana aktivitas kimiadalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia
abnormal mungkin merupakantanda bahwa terdapat tumor.
18
Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari
bahanradioaktif bertabrakan dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang
dihasilkanmenghasilkan sepasang foton sinar gamma yang berasal dari situs
tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur
di sekitar pasien.Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan
ratusan tabung photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar
pasien. Kilau Kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi
dan diperkuat oleh PMTS

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Body Sectional Radiografi adalah teknik pencitraan radiografi menggunakan sinar x
dengan mengedepankan prinsip membagi tubuh dengan ketebalan tertentu supaya dapat
digunakan untuk mendeteksi lokasi serta ukuran kelainan pada tubuh seperti tumor dan
kanker. Terdapat banyak modalitas yang dapat digunakan yang semakin berjalannya waktu
teknologi juga akan makin berkembang, seperti panoramic, tomografi, ct scan, spect dan
pet. Semua modalitas digunakan sesuai indikasi dan kebutuhan pasien.
3.2 Kritik dan Saran

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Suroyo. 1986. Berkala Ilmu Kedookteran : Journal of the Medical Sciences. Yogyakarta
: Fakultas Kedokteran Gadjah Mada. ISSN 0126-1312. Jilid XVIII.
2. Wedayanti, Luh Deva. Sudiyono, Nurdopo Baskoro. 2019. Journal Imejing
Diognostik :Uji Quality Control Pesawat Magnetic Resonance Imaging Siemens
Magnetom Concerto0,2 Tesla di Instalasi Radiologi RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan. Semarang : Poltekkes Kemenkes
3. Akhadi, Mukhlis. 2020. Sinar-x : Menjawab Masalah Kesehatan. Sleman : Deepublish
4. Balya Subarkah, Dr. Endro Yulianto ST., MT., Tri bowo indrato ST., MT. 2017.
Modifikasi Pengaturan Parameter Exposure Pada Kontrol Dental X-RayPanoramic
Merk Panoradix Dengan Sistem Digital. Surabaya : Politeknik Kesehatan. Seminar
Tugas Akhir.
21
5. Dimas AchmadNur Sa’id. Hidayatul Mustafid, Selfiana Claudiana, Karina Widya
Nastiti. 2017. Sistem Kerja Positron Emission Tomogrpahy ( Pet ) Scanpositron
Emission Tomography(Spect). Semarang : Politeknik Kesehatan Semarang. Makalah.

BANK SOAL
1. Modalitas dalam body sectional radiography yang memanfaatkan kekuatan medan
magnet ialah…
a. CT Scan
b. PET
c. Panoramic
d. MRI
e. SPECT
2. Modalitas dalam body sectional radiography yang sering digunakan untuk
memeriksa patologi pada area kepala khususnya gigi ialah…
a. CT Scan
22
b. PET
c. Panoramic
d. MRI
e. SPECT
3. Salah satu metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop
pemancar positron ialah menggunakan modalitas…
a. CT Scan
b. PET
c. Panoramic
d. MRI
e. SPECT
4. Syarat dalam dilakukannya pemeriksaan radiologi menggunakan modalitas MRI
yang paling penting ialah…
a. Tidak terdapat benda logam didalam tubuh pasien
b. Berpuasa minimal sehari sebelum pemeriksaan
c. Tidak mengkonsumsi obat obatan
d. Perhitungan siklus mestruasi
e. Istirahat yang cukup
5. Prinsip kerja yang paling menjadi cirikhas modalitas tomografi ialah…
a. Tidak menggunakan sinar x
b. Menggunakan medan magnet
c. Menangkap dan menghancurkan sel pathogen
d. Objek dapat di fokuskan di area tertentu dan yang lain kabur
e. Objek terpisah antara jaringan, organ dan peredaran darah dengan jelas

6. International commission on radiologic unit and measurement memberikan


untilah tomograpi untk menggambarkan semua tipe dari teknik-teknik pada
tahun ….
a. 1961
b. 1962
c. 1972
d. 1982
e. 1963

23
7. Teknik radiografi untk memperlihatkan struktur jaringan anatomi yang berada
pada sebuah bidang jaringan, dimana struktur anatomis diatas dan dibwahnya
terlihat kabur disebut….
a. Radiologi
b. CT Scan
c. Usg
d. Tomograpi
e. Semua jawaban salah

8. Komponen pesawat tomografi adalah ……


a. Tuang penghubung
b. Fulcrum
c. Panel control
d. Semua benar
e. Semua jawaban salah

9. Tebal lapisan gambar yang tergambar dalam foto tomografi tergantung pada …
a. Factor eksposi
b. Grid
c. Objek
d. Besar kecilnya sudut peregrakan tabung
e. Semua jawaban salah

10. Pererakan tabung sinar x dan film bergerak seperti gelombang dan diguanakan
untuk tulang- tulang kecil seperti foramen opticum disebut….
a. Pergerakan spiral
b. Pergerakan elips
c. Pergerakan sine wave
d. Pergerakan rectilinear
e. Semua jawaban salah

11. Pergerakan tabung sinar x dan film membentuk lingkaran sejajar satu sama lain
peregerakan ini menghasilkan gambaran yang melingkar disebut……..
a. Pergerakan sirkular
b. Pergerakan elips
c. Pergerakan spiral
d. Pergerakan sine wave
e. Semua jawaban salah

12. Tomogrgphic angle adalah…

24
a. Merupakan sudut dimana berkas sinar x bergerak selama eksposi
berlangsung
b. Merupakana distorsi ( perubahan bentuk) dari penggambatran obyek
yang tidak berada dalam dibang focus
c. Jarak dari bidang focal
d. Merupakan amplitudo yang dinyatakan dalam satuan derajat
e. Semua jawaban salah

13. Tujuan zonografi adalah …


a. Untuk memeperlihatkan gambaran keseluruhan objek tidak mengalami
perubahan bentuk dan memiliki kekaburan yang tinggi
b. Untuk memeperlihatkan gambaran keseluruhan objek mengalami
perubahan bentuk dan memiliki kekaburan yang tinggi

25
c. Untuk memeperlihatkan gambaran keseluruhan objek tidak mengalami
perubahan bentuk dan memiliki ketajaman yang tinggi
d. Untuk memeperlihatkan gambaran keseluruhan objek mengalami
perubahan bentuk dan memiliki ketajaman yang tinggi
e. Semua jawaban salah

14. Istilah lain dari zonografi adalah ….


a. Eksposure
b. Focal plane level
c. Narrow angle tomography
d. Planigraphy
e. Semua jawaban salah

15. Tujuan dari wide angle tomography adalah…..


a. Menambah batas visibilitas rontgen untuk memungkinkan melihat objek
yang mengganggu karena ada bayangan pada radiograf konvensional
b. Mengurangi batas visibilitas rontgen untuk memungkinkan melihat
objek yang mengganggu karena ada bayangan pada radiograf
konvensional
c. Untuk memeperlihatkan gambaran keseluruhan objek tidak mengalami
perubahan bentuk dan memiliki ketajaman yang tinggi
d. Untuk memeperlihatkan gambaran keseluruhan objek mengalami
perubahan bentuk dan memiliki ketajaman yang tinggi
e. Semua jawaban salah

Kunci jawaban
1. d
2. c
3. b
4. a
5. d
6. b
7. d
8. d
9. d
10. c
11. a
12. d
13. c
1
14. c
15. a

Anda mungkin juga menyukai