Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Pemeriksaan Penunjang : Peran Perawat


dalam Pengambilan Spesimen Rontgen
Thorax/Dada
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan II
Dosen Pengampu : I Putu Juni Andika

Disusun Oleh :
Bay jevi ( 211100503)
Rasti pradipta permana ( 211100481)
Maria G fatruan ( 211100521 )
Novita andriani ( 211100493)
Windha widyastuti ( 211100494)
Yensisca aderiani sinaga ( 211100489)

Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya , Adapun tema dari makalah ini
adalah peran perawat dalam pengambilan specimen rontgen thorax / dada.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebenar besarnya kepada dosen
mata kuliah IDK yang telah memberikan tugas terhadap kami . kami berharap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita mengenai persiapan untuk pemeriksaan rontgen . makalah ini masih jauh dari
sempurna , maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik

Yogyakarta, 8 Juni 2022


Penyususn

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Rontgen Thorax (Chest radiograph)..........................................................................6
2.2 Tujuan Pengambilan Spesimen Rontgen Thorax.........................................................................6
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Untuk Melakukan Rontgen Thorax..................................................7
2.4 Persiapan Pasien Sebelum Melakukan Foto Rontgen.................................................................8
2.5 Prosedur Pengambilan Spesimen Rontgen Thorax.....................................................................9
2.6 Interpretasi Rontgen Thorax......................................................................................................15
2.7 Gejala-Gejala Kesehatan yang Memerlukan Rontgen Thorax....................................................16
2.8 Penyakit yang dapat Diketahui Melalui Rontgen Thorax..........................................................16
2.9 Efek Samping dari Pengambilan Spesimen Rontgen Thorax.....................................................17
BAB III..................................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menilai seorang pasien petugas kesehatan tidak hanya melakukan dengan
fisiknya, akan tetapi juga memerlukan data dari pemeriksaan lainnya, antara lain
pemeriksaan radiologi ( foto thorax/rontgen). Informasi yang diperoleh dari foto thorax
menjadi penting, karena perawat sebagai petugas kesehatan yang mendampingi pasien
juga perlu mengetahui pemeriksaan ini, selain pemeriksaan fisik. Apabila perawat dapat
memahami dan mengerti mengenai thorax, maka perawat dapat mengenali sedini mungkin
kelainan yang terjadi pada pasien sehingga keadaan yang lebih lanjut bahkan kematian
dapat diatasi dengan cepat.
1. Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu
tepatnya sejak 8 november 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan jerman,
conrad rontgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya yang kemudian diberi label
X.
2. Sinar ini mampu menembus bagian bagian tubuh manusia, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk memotret bagian bagian dalam tubuh.
3. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan sehingga ia
mendapat penghargaan nobel di tahun 1901.
4. Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film
agar bisa dilihat hasilnya.
5. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa di proses secara
digital tanpa film.
6. Sementara hasilnya bisa disimpan bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai
belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah secara umum yang akan
dikembangkan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari rontgen thorax?
2. Apa saja tujuan dari pengambilan rontgen thorax?
3. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi untuk melakukan rontgen thorax?
4. Apa saja persiapan pasien sebelum melakukan foto rontgen?
5. Bagaimana prosedur pengambilan rontgen?
6. Bagaimana interprestasi rontgen thorax?
7. Apa saja gejala-gejala kesehatan yang memerlukan rontgen thorax?
8. Apa saja penyakit yang dapat dideteksi melalui rontgen?
9. Bagaiman efek samping dari pengambilan specimen rontgen thorax?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari rontgen thorax.
2. Mengetahui tujuan dari pengambilan rontgen thorax.
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi untuk melakukan rontgen thorax
4. Mengetahui apa saja persiapan pasien sebelum melakukan foto rontgen
5. Mengetahui prosedur pengambilan rontgen
6. Mengetahui interprestasi rontgen thorax
7. Mengetahui gejala-gejala kesehatan yang memerlukan rontgen thorax
8. Mengetahui penyakit yang dapat dideteksi melalui rontgen
9. Mengetahui efek samping dari pengambilan specimen rontgen thorax
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rontgen Thorax (Chest radiograph)


Rontgen dada atau rontgen thorax adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi
gelombang elektromagnetik/sinar-X guna menilai tampilan gambar bagian dalam rongga
dada. Melalui rontgen dada, kita dapat melihat gambaran jantung, paru-paru,saluran
pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa. Rontgen dada juga bisa menunjukkan
tulang belakang dan dada, termasuk tulang payudara, tulang rusuk, tulang selangka dan
bagian atas tulang belakang. Biasanya, jenis rontgen ini dilakukan untuk menemukan
masalah dalam rongga dada.Bagian yang dinilai pada pemeriksaan rontgen toraks adalah
jantung, paru-paru, apeks paru, pintu atas rongga toraks, sudut kostrofrenikus, bagian
bawah hemidiafragma,daerah di belakang jantung, dan sudut kardiofrenikus.

2.2 Tujuan Pengambilan Spesimen Rontgen Thorax


Rontgen thorax merupakan pemeriksaan umum yang akan dilakukan sebagai prosedur
awal pada pasien dengan penyakit jantung atau gangguan paru-paru, terutama untuk
mendiagnosis penyebab kondisi sesak napas, batuk kronis, demam, nyeri dada, atau
cedera. Tujuan melakukan foto thorax lainnya adalah mendiagnosis serta
memantau/mengecek respon dan keberhasilan pengobatan dari beberapa penyakit, seperti
emfisema paru dan kanker.
Rontgen thorax dapat menunjukkan berbagai macam kondisi kesehatan dalam tubuh,
termasuk :
1. Kondisi Paru-paru
Rontgen dada dapat mendeteksi kanker, infeksi, atau pengumpulan udara di ruang
di sekitar paru-paru (pneumothorax), yang bisa menyebabkan paru-paru kolaps.
Pemeriksaan ini juga dapat menunjukkan kondisi paru-paru kronis, di antaranya
seperti emfisema atau fibrosis kistik, serta komplikasi yang terkait dengan kondisi
ini.
2. Masalah Paru-paru yang Berhubungan dengan Jantung
Rontgen thorax dapat menunjukkan perubahan atau masalah pada paru-paru yang
berasal dari masalah jantung.
Misalnya, cairan di paru-paru (pulmonary edema) bisa menjadi akibat dari gagal
jantung kongestif.
3. Ukuran dan Batas Jantung
Rontgen thorax dapat menentukan ukuran dan bentuk jantung.
Perubahan ukuran dan bentuk jantung mungkin dapat menjadi tanda dari gagal
jantung, cairan di sekitar jantung (efusi perikardial) atau masalah pada katup
jantung.
4. Pembuluh Darah
Garis besar pembuluh darah besar di dekat jantung, aorta dan arteri serta vena
pulmonalis terlihat pada rontgen dada.
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kondisi aneurisma aorta, masalah pembuluh
darah lainnya, atau penyakit jantung bawaan.
5. Deposit Kalsium
Pemeriksaan thorax dapat mendeteksi keberadaan kalsium di jantung atau
pembuluh darah. kalsium dalam jantung ini bisa menjadi pertanda adanya
kerusakan dalam katup jantung, arteri koroner, otot jantung, ataupun kantong
pelindung yang mengelilingi jantung. Deposit kalsium dalam paru-paru, biasanya
berasal dari infeksi lama yang belum sembuh.
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan lemak dan zat lain di pembuluh darah.
6. Patah Tulang (Fraktur)
Patah tulang rusuk atau tulang belakang atau masalah lain dengan tulang dapat
terlihat pada rontgen dada.
7. Prosedur Sebelum Operasi
Biasanya foto thorax dilakukan sebelum operasi untuk menilai kesehatan organ
pasien dikarenakan efek dari pembiusan dapat memengaruhinya.
8. Perubahan Pasca Operasi
Rontgen dada berguna untuk memantau pemulihan setelah menjalani operasi di
dada, seperti di jantung, paru-paru atau kerongkongan.
Dokter dapat melihat selang atau saluran apa pun yang ditempatkan selama operasi
untuk memeriksa kebocoran udara dan area penumpukan cairan atau udara.
9. Alat Pacu Jantung, Defibrilator, atau Kateter
Alat pacu jantung (pacemakers) dan defibrillator memiliki kabel yang terpasang
pada jantung untuk membantu mengontrol detak jantung dan ritme.
Kateter adalah tabung kecil yang digunakan untuk memberikan obat atau untuk
dialisis.
Pemeriksaan thorax biasanya dilakukan setelah penempatan perangkat medis
tersebut untuk memastikan semuanya diposisikan dengan benar.
10. Pemantauan Respons Terhadap Pengobatan
Dengan membandingkan hasil tes sinar-X sebelum dan sesudah perawatan, dokter
dapat mengetahui apakah pengobatan yang diberikan pada pasien telah
menghasilkan efek yang diinginkan. Misalnya, rontgen dada setelah pengobatan
kanker paru-paru diharapkan akan menunjukkan lebih sedikit jejak kanker.

2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Untuk Melakukan Rontgen Thorax


 INDIKASI PEMERIKSAAN
 Sesak napas akut/kronis
 Batuk persisten/ Batuk kronis
 nyeri dada
 cedera/ trauma dada, untuk menilai adanya kebocoran udara, hemothorax, atau
pelebaran mediastinum
 hemoptisis (Batuk berdarah)
 kecurigaan terhadap massa dan keganasan paru
 pneumothorax
 asthma
 penyakit paru obstruktif kronis (Emfisema dan bronkitis kronis)

Infeksi traktus respiratorius bawah (TBC Paru, bronkitis, pneumonia,
bronkiolitis)
 Tumor
 Metastase neoplasma
 Penyakit paru akibat kerja
 Aspirasi benda asing (benda asing pada saluran napas, umumnya pada
intrathoracic tracheobronchial tree untuk menilai udara yang terperangkap dan
kolaps paru)
 KONTRAINDIKASI PEMERIKSAAN
 Tidak terdapat kontraindikasi absolut pada pemeriksaan rontgen toraks. Secara
umum, manfaat dari pemeriksaan rontgen toraks jauh lebih besar daripada
risiko minimal yang dapat terjadi akibat paparan radiasi sinar X minimal
sebesar 0,1 mSv yang memiliki risiko rendah terjadinya keganasan pada
jangka panjang.
 Namun, terdapat kontraindikasi relatif dari pemeriksaan toraks yaitu wanita
yang kemungkinan atau sedang hamil karena efek radiasi dapat teratogenik,
karsinogenik, atau mutagenik. Efeknya berkaitan langsung dengan tingkat
pajanan dan tahap perkembangan janin terutama selama organogenesis dan
tahap awal janin. Risiko yang terjadi sangat minimal karena dosis paparan
radiasi pada pemeriksaan rontgen toraks pada janin hanya sebesar 0,0010
sampai 0,0045 Gy (0.10 to 0.45 rad). Perlu dipertimbangkan lebih lanjut
terkait waktu yang tepat untuk melakukan radiologi pada ibu hamil.

2.4 Persiapan Pasien Sebelum Melakukan Foto Rontgen


1. Memakai pakaian yang nyaman dan longgar agar mudah untuk membukanya
2. Mencopot perhiasan, jam atau alat-alat yang mengandung logam pada tubuh
3. Lapor jika pasien memiliki implantasi metalik di dalam tubuh dari operasi
sebelumnya
4. Pada pemeriksaan organ abdomen (perut) pasien diharuskan berpuasa beberapa
jam
5. Sebelum pemeriksaan saluran kemih, pasien akan diminta untuk meminum
banyak air atau dan menahan kencing
6. Saat melakukan pemeriksaan dada dengan proyeksi posterior anterior (PA)
pasien akan diminta untuk menahan napas
7. Jika pemeriksaan ini dilakukan pada daerah tengkorak, penjepit atau hiasan
rambut, kacamata, dan gigi palsu harus dipindahkan
8. Pastikan tidak sedang hamil karena radiasi dapat menyebabkan gangguan
pembentukan organ pada janin
2.5 Prosedur Pengambilan Spesimen Rontgen Thorax
 Alat dan Bahan
1. X-ray Generator
X-ray generator merupakan komponen utama dalam peralatan pemeriksaan
rontgen toraks. Terdapat 3 bagian utama pada x-ray generator, yaitu x-ray tube,
sumber daya listrik bertegangan tinggi, dan unit kontrol.

2. Bucky Stand X-ray


Bucky stand x-ray merupakan alat yang terpasang pada dinding berbentuk kotak
dilengkapi dengan bucky protector dan faceplate yang berisi film sinar X atau
pelat khusus yang dapat merekam gambar secara digital.

3. X‐ray Cassettes
X-ray cassettes umumnya kaku dengan sisi belakangnya terbuat dari bahan
timah untuk mengurangi backscatter serta terdapat karet atau kain untuk kontak
dengan screen film system dan sisi depannya terbuat dari plastik atau karbon.

4. X‐ray Films
X-ray films menampilkan gambar radiografi yang terdiri dari emulsi (tunggal
atau ganda) dari silver halide, paling umum silver bromide (AgBr), yang ketika
terpapar cahaya akan menghasilkan ion perak (Ag+) dan elektron. X-ray fisik
sudah mulai tergantikan di banyak rumah sakit dengan sistem digital.

5. Meja Baring
Meja baring dilengkapi dengan matras dibutuhkan untuk pemeriksaan rontgen
toraks dengan posisi terlentang. X-ray cassettes dan film ditempatkan dibagian
bawah pasien.

6. Portable X-ray Machine


Mesin portable x-ray merupakan mesin x-ray yang dapat dibawa ke tempat tidur
pasien atau ruang gawat darurat. X-ray tube terhubung ke flexible arm yang
diperpanjang di atas pasien sementara x-ray film atau plat perekam gambar
ditempatkan di bawah pasien.

 Proyeksi Posisi Pasien


Posisi pasien dalam pemeriksaan Rontgen toraks sangat bervariasi sesuai tujuan
serta struktur/ bagian yang ingin terlihat lebih jelas. Semua film harus diberikan
label posisi. Berikut adalah posisi pemeriksaan rontgen toraks, yaitu:
1. Proyeksi Toraks PA (Postero-Anterior) paru posisi berdiri
Proyeksi PA pada Rontgen toraks digunakan dalam evaluasi paru-paru,
rongga dada, mediastinum, dan aorta untuk membantu diagnosis kondisi akut
dan kronis. Pada pengambilan gambar PA, pasien berdiri tegak menghadap
reseptor gambar dengan regio anterior ditempelkan pada film (dimana tubuh
pasien membelakangi tube x-ray, dan dada pasien menempel pada kaset),
aspek superior dari reseptor sekitar 5 cm di atas sendi bahu, dagu dinaikkan,
bahu diputar secara anterior untuk memungkinkan skapula bergerak secara
lateral dari bidang paru-paru, tangan ditempatkan pada aspek posterior
pinggul, siku sebagian ditekuk, serta bahu ditekankan ke depan untuk
memindahkan klavikula di bawah apeks paru. Pada gambaran PA diharapkan
bagian puncak (apeks) paru harus terlihat jelas. Oleh karena itu, pasien harus
melakukan inspirasi penuh sehingga tampak iga 10 posterior di atas
diafragma dan iga 6 anterior, costophrenic angles (sudut kostofrenikus)
terlihat pada dua sisi, bagian bawah diafragma, serta paru-paru dan tulang
belakang yang terlihat di belakang jantung. Teknis pemeriksaan: bahu
penderita diposisikan ke depan dengan ditekan, diminta untuk menarik napas
panjang, dan menahan napasnya saat foto diambil.

2. Proyeksi Toraks lateral paru posisi berdiri


Proyeksi lateral bertujuan untuk mengevaluasi paru-paru, tulang pada rongga
toraks, mediastinum, aorta, serta menilai ruang retrosternal dan retrocardiac
yang tidak dapat diperoleh dari proyeksi lainnya. Pada gambaran lateral
diharapkan bagian apeks paru harus terlihat, tulang sternum (tulang dada)
terletak pada garis tengah dan harus terlihat secara keseluruhan dalam
pandangan lateral (tampak lurus dari depan), serta bagian bawah diafragma
terlihat jelas. Teknis pemeriksaan: posisi penderita berdiri tegak atau agak
sedikit membungkuk (condong ke depan) dengan sisi kiri atau kanan toraks
berdekatan dengan reseptor gambar, kedua tangan diangkat lurus ke depan
(kedua lengan terangkat di atas kepala), dagu dinaikkan, menarik napas
dalam lalu menahan sebentar sementara foto diambil.
3. Proyeksi Toraks lateral paru posisi duduk
Hasil yang diharapkan dan teknis pemeriksaan sama seperti toraks PA posisi
berdiri, tetapi yang ini dilakukan dalam posisi duduk
4. Proyeksi Thorax Antero-Posterior (AP) paru posisi duduk
Gambaran AP untuk evaluasi paru-paru, rongga dada, mediastinum, dan
aorta. Bayangan mediastinum akan lebih besar karena peningkatan jarak
jantung dari reseptor gambar dan beam divergence. Pada proyeksi AP, harus
terlihat bagian atas paru-paru, pajanan dilakukan pada saat inspirasi penuh,
kedua costophrenic angles dan bagian bawah diafragma terlihat jelas, serta
paru-paru dan tulang belakang harus terlihat di belakang jantung. Teknik
pemeriksaan: Dilakukan pada penderita yang tidak mampu berdiri sehingga
dilakukan posisi duduk dengan sudut 45-90 derajat dari bidang datar, tubuh
pasien menghadap ke tube x-ray dan punggung pasien menempel pada kaset,
dagu dinaikkan, kedua tangan diletakkan pada kedua sisi pasien, serta bahu
posisi tertekan untuk memindahkan klavikula di bawah apeks paru.

5. Proyeksi Toraks (Antero-Posterior) AP paru posisi berbaring


Dilakukan pada penderita yang hanya bisa berbaring. Hasil yang diharapkan
dan teknis pemeriksaan sama seperti toraks PA posisi berdiri, tetapi yang ini
dilakukan dalam posisi berbaring.
6. Proyeksi Toraks AP (Antero-Posterior) apikal (lordotik)
Proyeksi AP Apikal (lordotik) digunakan untuk evaluasi area apeks paru
yang terkadang tampak tertutup oleh jaringan lunak di atasnya, tulang rusuk
atas, atau klavikula pada gambaran PA/AP. Umumnya, pemeriksaan Rontgen
toraks lordotik dilakukan pada sebagian besar kasus tuberkulosis paru. Posisi
pasien saat pengambilan gambar lordotik adalah berdiri dengan kaki sekitar
30 cm dari reseptor gambar dengan punggung melengkung ke atas, bahu dan
kepala berlawanan dengan reseptor gambar, bahu dan siku ke arah depan,
sudut yang terbentuk antara mid coronal body plane, dan reseptor gambar
sekitar 45 derajat. Pada gambaran lordotik, bagian apeks paru harus terlihat
dengan jelas. Teknis pemeriksaan: penderita berdiri atau duduk condong ke
belakang dengan bahu bersandar pada tempat film, kedua tangan diletakkan
di belakang kepala, penderita menarik napas dalam dan menahannya
beberapa waktu saat gambar diambil.

7. Proyeksi Toraks dekubitus lateral


Gambaran ini merupakan proyeksi khusus yang digunakan untuk
mengevaluasi cairan di dalam rongga pleura (efusi pleura minimal),
pneumothorax, serta benda asing pada saluran napas. Teknis pemeriksaan:
penderita berbaring pada sisi kanan (PA) atau kiri (AP) dengan arah sinar
mendatar (horisontal) sesuai dengan posisi cairan yang dicurigai, pada bagian
bahu dan pinggang diberi bantal keras (bagian rongga dada tanpa bantal) agar
cairan dapat menempati bagian terendah, fleksi lutut dan pinggul, kedua
lengan direntangkan di atas kepala, penderita mengembuskan napas, dan
menahan napas saat gambar diambil.

8. Proyeksi Iga Anterior-Posterior (AP)


Gambaran ini merupakan proyeksi spesifik yang digunakan dalam penilaian
tulang rusuk posterior untuk mengevaluasi struktur tulang. Posisi pasien
untuk proyeksi ini adalah tegak menghadap x-ray tube dengan bagian
posterior bertumpu pada detektor, dagu dinaikkan, serta kedua tangan
diletakkan pada sisi tubuh.
9. Proyeksi Iga Postero-Anterior (PA)
Gambaran ini merupakan proyeksi spesifik pada tulang rusuk anterior. Posisi
untuk pengambilan gambar adalah tegak menghadap reseptor gambar, dagu
dinaikkan, bahu diputar secara anterior, tangan ditempatkan pada aspek
posterior pinggul, siku sebagian ditekuk, serta bahu diposisikan tertekan agar
posisi klavikula berada di bawah apeks paru.
10. Proyeksi Iga Oblik
Gambaran ini menunjukkan bagian axillary ribs. Posisi pasien saat
pengambilan gambar adalah berdiri, duduk tegak atau terlentang dengan sisi
kanan atau posterior kiri berdekatan dengan reseptor gambar membentuk
sudut 45 derajat, lengan pasien diangkat dan ditempatkan di kepala serta
tangan lainnya di pinggul.
Teknis pemeriksaan posisi berdiri atau duduk : penderita dalam posisi berdiri
atau duduk dengan kedua tangan diangkat ke atas kepala (jika tidak mampu
mengangkat tangan, sedapatnya tangan dijauhkan dari batang tubuh),
penderita menarik napas dalam lalu menahannya saat gambar diambil.

Teknis pemeriksaan posisi berbaring: penderita telentang dengan posisi oblik


kanan atau kiri, posisikan bantal di bawah kepala dan punggung (untuk
menahan posisi menyamping penderita), jika penderita miring ke kanan
tangan kiri diletakkan di hadapan wajah (lengan bawah sejajar wajah) sejauh
mungkin dari badan dan berlaku sebaliknya saat miring ke kiri, penderita
menarik napas panjang lalu menahan napas saat gambar diambil.

11. Toraks PA bayi


Teknis pemeriksaan: jika bayi posisi berdiri, orang dewasa mengangkat
kedua tangan bayi setinggi mungkin dan berdiri di belakang anak, punggung
anak bersandar pada bagian depan tempat film, orang dewasa yang
memegangi anak harus mengenakan apron timbal dan sedapat mungkin
mengenakan sarung tangan timbal, dan mengusahakan mengambil foto saat
anak sedang inspirasi. Jika posisi bayi telentang, satu orang dewasa
memegang kedua tangannya dan satu lagi memegang kakinya, kedua orang
dewasa mengenakan apron dan sarung tangan timbal, dan mengusahakan
mengambil foto anak saat sedang inspirasi.
 Langkah Pengambilan
Secara umum, rontgen thoraks hanya berlangsung sekitar 10-15 menit dengan
proses pemeriksaan sebagai berikut:
1. Pasien akan diminta melepaskan pakaian, perhiasan, atau aksesori lainnya
karena dapat mengganggu jalannya pemeriksaan.
2. Pasien akan diminta mengenakan pakaian khusus dari rumah sakit.
3. Pasien akan diminta berbaring, duduk, atau berdiri, tergantung pada gambar
rontgen dada yang dibutuhkan.
4. Pada gambar yang diambil dalam posisi berdiri atau duduk, pasien akan
diminta mendorong bahu ke depan pelat sinar x yang ada di dalam ruangan.
Pasien kemudian akan diminta menarik napas panjang dan menahannya
hingga pengambilan gambar dilakukan.
5. Bila pasien tidak bisa menahan napas, teknisi medis (radiolog) akan
mengambil gambar sambil memperhatikan gerakan napas pasien.
6. Pasien tidak boleh bergerak selama pemeriksaan. Gerakan dapat
mempengaruhi kualitas gambar rontgen.
7. Bila gambar rontgen harus diambil dari samping, pasien akan diminta
menghadap kanan atau kiri dan mengangkat lengan di atas kepala.
8. Radiolog akan berdiri di belakang jendela khusus selama gambar rontgen
diambil.

2.6 Interpretasi Rontgen Thorax


Assessment of Quality / Airway
Sebelum memulai interpretasi, seorang dokter harus memeriksa dahulu apakah identitas
yang tertera di rontgen toraks sesuai identitas dengan pasien yang diperiksa. Pastikan
nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis pasien sesuai. Cek juga tanggal dan waktu
pengambilan rontgen toraks untuk mencegah dokter memeriksa rontgen toraks yang
salah.Setelah itu, untuk mendapatkan interpretasi yang benar, diperlukan teknik dan
prosedur yang benar saat menjalankan rontgen toraks. Maka perlu dipastikan apakah
kualitas dari rontgen toraks layak untuk dibaca.Untuk menilai apakah sebuah foto layak
dibaca, ada sebuah mnemonic PIER untuk memudahkan :
 Position: melihat posisi dalam pengambilan gambar, apakah foto diambil dalam
posisi supine, posteroanterior (PA), anteroposterior (AP) atau lateral.
 Inspiration: foto yang baik dilakukan jika pasien mengambil inspirasi yang cukup
dalam. Inspirasi yang baik akan memperlihatkan iga posterior nomor 10 dan 11 dari
pasien.
 Exposure: foto yang baik akan mempunyai densitas yang baik sehingga dapat
melihat struktur vaskular paru dengan baik (bahkan hingga ke bagian perifer), dapat
melihat batas jantung, aorta, diafragma, juga garis spinal column.
 Rotation : untuk menilai apakah pasien berdiri tegak lurus, dapat dilihat apakah
jarak dari mid klavikula kanan dan kiri ke vertebra sama dan sejajar.
2.7 Gejala-Gejala Kesehatan yang Memerlukan Rontgen Thorax
Rontgen dada adalah pemeriksaan yang akan dianjurkan oleh dokter bila dokter
menduga adanya penyakit jantung atau paru. Berikut gejala-gejala kesehatan yang
biasanya memerlukan rontgen dada:
1. Batuk membandel
2. Batuk berdarah
3. Batuk yang tidak kunjung sembuh
4. Nyeri dada karena cedera atau disebabkan masalah jantung.
5. Kesulitan bernapas
6. Demam dengan tanda-tanda infeksi
Pemeriksaan ini juga dianjurkan pada orang yang mengalami gejala-gejala tuberkulosis,
kanker paru, ataupun penyakit dada atau paru lainnya

2.8 Penyakit yang dapat Diketahui Melalui Rontgen Thorax


Rontgen thorax merupakan prosedur yang dilakukan untuk melihat kondisi jantung,
paru-paru, pembuluh darah, saluran udara, tulang dada, dan tulang belakang secara
keseluruhan.
1. Radang Paru-Paru
Radang paru-paru, atau yang dikenal dengan istilah pneumonia adalah infeksi bakteri
atau virus yang menyerang kantung udara (alveoli). Infeksi tersebut memicu
penumpukan cairan di dalam paru-paru, sehingga kapasitas organ dalam menampung
oksigen menjadi berkurang.
Radang paru-paru adalah penyakit serius, apalagi saat dialami oleh bayi, anak-anak,
anak dengan gangguan imun, atau anak dengan malnutrisi. Gejala umum radang paru-
paru ditandai dengan batuk berdahak, dengan warna kekuningan atau kehijauan
2. Gagal Jantung dan Masalah Jantung
Gagal jantung atau gagal jantung kongestif adalah kondisi yang terjadi saat otot
jantung kehilangan fungsinya untuk memompa darah. Padahal, jantung yang normal
dibutuhkan, agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Pengidap gagal jantung
ditandai dengan sejumlah kondisi berikut ini:Sesak napas ,Cepat Lelah,
Pembengkakan pada tungkai, Batuk yang memburuk pada malam hari,Perubahan
drastis pada berat badan ,Cemas dan gelisah Penurunan nafsu makan , Perut terasa
kembung.
3. Emfisema
Emfisema adalah penyakit paru-paru yang biasanya berkembang setelah menjadi
perokok bertahun-tahun.
Meski gejala umumnya muncul secara mendadak, kerusakan paru yang dialami sudah
terjadi selama bertahun-tahun. Pengidap akan mengalami kerusakan di dinding
kantung udara (alveoli). Jika sudah rusak, paru-paru tidak akan pernah kembali ke
kondisi semula.Pengidap emfisema ditandai dengan sejumlah kondisi berikut ini:
Sesak napas saat beraktivitas ,Batuk berdahak terus-menerus,Mengi atau napas
berbunyi ,Sesak atau nyeri di bagian dada.Saat penyakit berkembang semakin parah,
pengidap akan mengalami penurunan nafsu makan, infeksi berulang pada organ paru-
paru, mudah lelah, sakit kepala saat bangun tidur, peningkatan detak jantung, kebiruan
pada bibir dan kuku, gangguan tidur, bahkan depresi.
4. Kanker Paru-Paru
Sama seperti namanya, kanker paru-paru terjadi akibat pertumbuhan abnormal pada
sel-sel di dalam organ paru. Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalaminya. Pengidap kanker paru-paru ditandai dengan sejumlah kondisi berikut
ini:Batuk kronis ,Suara serak ,Tubuh lemas , Penurunan berat badan Nyeri pada
dada ,Sesak napas.
Jika kanker sudah menyebar ke area di sekitar paru-paru, maka gejala dapat berubah
menjadi nyeri tulang atau sendi, sakit kepala, kekuningan pada kulit dan mata,
penurunan fungsi kognitif, serta gangguan keseimbangan.Selain mengetahui beberapa
penyakit tersebut, rontgen thorax berfungsi untuk mendeteksi perubahan ukuran dan
bentuk jantung, cairan di sekitar jantung, serta masalah katup jantung.

2.9 Efek Samping dari Pengambilan Spesimen Rontgen Thorax


Komplikasi akut atau mengancam jiwa tidak ditemukan pada pemeriksaan rontgen
toraks karena pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan noninvasif yang aman untuk
dilakukan sekalipun pada wanita hamil. Paparan dosis radiasi dari pemeriksaan rontgen
toraks pada janin hanya 0,10-0,45 rad.
Risiko yang terjadi dari pemeriksaan rontgen toraks terhadap kejadian terancamnya
kesejahteraan embrio dan janin yang sedang berkembang (organogenesis) sangat minimal
pada dosis radiasi <0,05 Gy (<5 rad). Risiko kehamilan lainnya dan malformasi meningkat
secara signifikan dengan dosis radiasi 0,05 sampai >0,5 Gy (5 sampai >50 rad). Sehingga,
perlu dipertimbangkan lebih lanjut terkait waktu yang tepat untuk melakukan radiologi
pada ibu hamil.
Rontgen dada umumnya tidak mengakibatkan efek samping. Radiasi yang dihasilkan
rontgen dada juga tergolong kecil, sehingga pemeriksaan ini aman untuk dilakukan.
Namun, bila sebelum melakukan rontgen dada, kamu diberikan zat kontras terlebih
dahulu, terutama dengan bahan yang disuntikkan ke dalam tubuh, beberapa efek samping
mungkin bisa muncul. Efek samping yang mungkin muncul adalah nyeri, bengkak, dan
kemerahan pada area yang disuntik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rontgen dada atau rontgen thorax adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi
gelombang elektromagnetik/sinar-X guna menilai tampilan gambar bagian dalam rongga
dada. Melalui rontgen dada, kita dapat melihat gambaran jantung, paru-paru,saluran
pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan pada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah SWT yang tak luput dari salah, khilah, alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Radiograf_dada
https://www.halodoc.com/kesehatan/rontgen -dada
https://www.alomedika.com /Tindakan-medis/radiologi/rontgen-toraks/Teknik
https://www.sehatq.com/kesehatan /rontgen- dada
https://www.orami.co.id/magazine/pemeriksaan-thorax
repository.unimal.ac.id
https://www.alomedika.com
https ://hellosehat.com/pernapasan/rontgen-dada
https://www.orami.co.id/magazine/amp/rontgen
https://www.halodoc.com/artikel/ini -4-penyakit-yang-bisa-diketahui-melalui-
rontgen-thorax-1

Anda mungkin juga menyukai