THORAX
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah TR. Thorax, Abdomen, dan Kepala
Kelas 1C
Jl. Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah
50268 Telp./Fax. (024) 7460274
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
makalah “Makalah Teknik Radiografi Thorax”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok pada Mata kuliah Teknik Radiografi Thorax, Abdomen, dan
Kepala. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pemeriksaan radiografi Thorax
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dartini, SKM, M.Kes sebagai
dosen pengampu bidang Mata Kuliah Teknik Radiografi Thorax, Abdomen, dan
Kepala yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. ANATOMI....................................................................................................3
B. INDIKASI...................................................................................................11
C. PROYEKSI.................................................................................................17
D. TUJUAN.....................................................................................................18
E. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT..........................................................19
F. PP, PO, CR, CP, KRITERIA & GAMBARAN..........................................19
G. Gambaran Radiograf...................................................................................23
BAB III..................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
A. Kesimpulan.................................................................................................24
B. Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
memahami prinsip-prinsip dasar anatomi , fisiologi yang sangat diperlukan
dalam melakukan diagnosa secara tepat. Berbagai macam pemeriksaan
radiologi juga harus dikuasai oleh seorang ahli radiologi sehingga ia dapat
menentukan jenis pemeriksaan radiologi yang sesuai denagn indikasi
pasien sekaligus memberikan hasil diagnosa yang tepat. Setiap modalitas
pemeriksaan dalam bidang radiilogi memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing dan hal tersebut sebaiknya diketahui dengan baik oleh
seorang ahli radiologi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI
3
Rangka dada atau thorax tersusun dari tulang dan tulang rawan.
dari pada di atas dan di belakang lebih panjang dari pada bagian depan.
kanan dibentuk oleh kedua belas pasang iga yang melingkari badan
(Pearce, 2011).
Keterangan :
1. Manubrium sterni
2. Klavikula
3. Skapula
4. Tulang rusuk
5. Vertebra torakalis
6. Prosessus xipoideus
7. Korpus sterni
b. Dinding Thorax
4
jantung, paru-paru dan beberapa organ abdomen (misalnya hepar).
Kerangka torak terdiri dari:
d. Dasar Toraks
Dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus
dan merupakan struktur yang menyerupai kubah (dome-like structure).
Diafragma membatasi abdomen dari rongga torak serta terfiksasi pada
batas inferior dari sangkar toraks. Diafragma termasuk salah satu otot
utama pernapasan dan mempunyai lubang untuk jalan Aorta,Vana Cava
Inferior serta esophagus.
5
e. Rongga Thorax (Cavitas Thoracis)
2. Mediastinum Inferior
Mediastinum inferior dibagi menjadi : mediastinum anterior,
medius, dan superior.
a. Mediastinum anterior dibatasi oleh :
- Anterior : Sternum
- Posterior : Pericardium
- Lateral : Pleura mediastinalis
- Superior : Plane of sternal angle
6
- Inferior : Diafragma. (Rofiq, 2008)
b. Mediastinum anterior terdiri dari : Timus, lemak, dan kelenjar
limfe (Lawrence M).
Mediastinum medius dibatasi oleh :
- Anterior : Pericardium
- Posterior ; Pericardium
- Lateral : Pleura mediastinalis
- Superior : Plane of sternal angle
- Inferior : Diafragma (Rofiq, 2008)
7
Batas-batas yang membentuk rongga di dalam thorax adalah
sternum dan tulang rawan iga-iga di depan, kedua belas ruas tulang
dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
darah besar, esofagus, duktus torasika, aorta desendens, dan vena kava
superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe
(Pearce, 2015).
g. Paru-Paru
yang terletak di setiap sisi rongga thorax. Paru-paru kanan terdiri atas
tiga lobus, yaitu lobus superior (atas), tengah, dan inferior (bawah) yang
dibagi oleh dua celah yang dalam. Fisura inferior, yang memisahkan
dua lobus, yaitu lobus superior (atas) dan inferior (bawah) yang
berdinding ganda yang halus, atau membran, yang disebut pleura, yang
8
dapat divisualisasikan baik dalam gambar bagian depan maupun bagian
dalam dinding dada dan diafragma dan disebut parietal pleura. Lapisan
satu atau yang lainnya selama bernafas. Ketika udara atau cairan
secara radiografi. Udara atau gas yang ada di rongga pleura ini
Keterangan :
1. Trakea
2. Kelenjar tiroid
3. Apek paru
4. Fisura
5. Dasar paru
6. Diafragma
7. Sudut kostoprenikus
8. Jantung
9. Kelenjar timus
10. Pembuluh darah besar
9
di sebelah kiri bidang median.
dan vena cava superior, aorta, dan arteri dan vena pulmonalis besar.
jantung dari bagian atas tubuh. Vena cava inferior adalah vena besar
bagian : aorta asenden (keluar dari hati); arkus aorta, dan aorta
Keterangan :
1. Esofagus
2. Vena cava superior
3. Aorta asenden
4. Vena cava inferior
5. Aorta abdominalis
6. Jantung
7. Arteri pulmonalis
8. Arkus aorta
9. Kelenjar timus
10. Kelenjar tiroid
11. Trakea
10
B. INDIKASI
Indikasi pemeriksaan Rontgen toraks dilakukan karena beberapa
manifestasi klinis berupa sesak napas akut/ kronis, batuk persisten, nyeri
dada, cedera/ trauma dada, hemoptisis, serta kecurigaan terhadap massa
dan keganasan. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai penunjang diagnosis,
seperti tuberkulosis dan pneumonia, serta monitor keberhasilan terapi.
Pemeriksaan Rontgen toraks dilakukan pada beberapa penyakit respiratori,
kardiovaskular, dan fraktur costae.
1. Indikasi Respiratori
2. Indikasi Kardiovaskular
11
benar sebesar 3-14%. Posisi ETT dapat dikonfirmasi dengan
pemeriksaan foto Rontgen toraks.
12
Malposisi pemasangan chest tube terjadi pada sekitar 10% yang
membuat tube tidak berfungsi dan komplikasi dapat terjadi. Posisi chest
tube yang benar adalah triangle of safety dengan penempatan tube lebih
dekat ke batas superior dari tulang rusuk di bawah dalam ruang
interkostal sehingga menghindari cedera neurovaskuler interkostal.
1. Radang bronkus
2. Radang paru
3. Abses paru
B. Emfisema
13
Emfisema adalah suatu keadaan dimana paru lebih banyak berisi udara
sehingga ukuran paru bertambah, baik anterior-posterior maupun ukuran
paru secar vertikal kearah diafraghma.
1. Emfisema lobaris
Biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir dengan kelainan tulang
rawan bronkus, mukosa bronkial yang tebal, sumbatan mukus,
penekanan bronkus dari luar oleh anomali pembuluh darah.
2. Hiperlusen idiopatik unilateral
Ialah emfisema yang unilateral dengan hipoplasi arteri pulmonalis dan
gambaran bronkiektasis.
3. Emfisema hipertrofik kronik
4. Emfisema bulla
Merupakan emfisema vesikuler setempat dengan ukuran antara 1 – 2
cm atau lebih besar yang kadang-kadang sukar dibedakan dengan
pneumothoraks. Penyebabnya sering tidak diketahui, tapi dianggap
sebagai suatu penyakit paru yang menyebabkan sumbatan seperti
bronkiolitis atau peradangan akut lainnya dan peradangan / iritasi gas
terhisap.
5. Emfisema kompensasi
Keadaan ini merupakan usaha tubuh secara fisiologik menggantikan
jaringan paru yang tidak berfungsi ( atelektasis ) atau mengisi thorax
bagian paru yang terangkat pada pneumoektomi.
6. Emfisema senilis
Merupakan akibat proses degeneratif orang tua pada columnavertebralis
yang mengalami kyposis dimana ukuran anterior – posterior thorax
bertambah sedangkan tinggi thorax secara vertikal tidak berubah.
Keadaan ini akan menimbulkan atropi septa alveolar dan jaringan paru
berkurang dan akan diisi oleh udara.
14
C. Atelektasis
Adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan
berkembang secara sempurna / collaps sehingga aerasi paru berkurang atau
sama sekali tidak berisi udara. Karena kondisi paru yang tidak normal,
maka daerah ini akan lebih radiodense dan bisa menyebabkan trachea dan
jantung bergeser kearah daerah yang mengalami kelainan. Penyebabnya :
bronkus tersumbat dan tekanan extrapulmoner.
D. Bronkiektasis
Pelebaran bronchi atau bronkiolus yang disebabkan oleh infeksi atau
obstruksi yang berulang. Daerah dinding bronchial rusak dan
mengakibatkan peradangan kronik yang menyebabkan peningkatan
produksi mucus, akibatnya timbul batuk kronis
1. Efusi pleura
15
c. Chylothorax, terjadi bila cairan berbentuk seperti susu, hal ini
disebabkan oleh adanya perlukaan atau tersumbatnya main
lymphatic duct pada thorax.
d. Hemothorax, terjadi bila cairan berupa darah. Penyebab yang umum
adalah karena karena gagal jantung, trauma, pulmonary infark,
pancreatitis atau abses subphrenic.
2. Pneumothorax,
3. Penebalan pleura
4. Tumor pleura
1. Mediastinitis akut
2. Mediastinitis kronik
3. Tumor mediastinum
H. Tuberkulosis
16
2. Tuberkulosis sekunder, biasanya terjadi pada orang dewasa dan bisa
dilihat adanya kalsifikasi yang ireguler pada lobus atas paru.
1. Hamartoma
2. Massa jinak pada pulmo yang sering ditemui secara umum terdapat
pada daerah peripheral paru.
3. Kista paru
F. PROYEKSI
1. Proyeksi PA
Posisi Pasien :
Erect/duduk. (Pasien berdiri dengan dada menepel kasett / stand
chest dan batas atas kaset kira-kira 3-5 cm di atas shoulder joint)
Posisi Objek :
1. Tempatkan MSP tubuh berada pada tengah kaset, letakkan dagu
pada atas kaset/chest stand.
2. Letakkan kedua punggung tangan di atas crista iliaka / hip dan
rotasikan kedua elbow ke anterior sehingga shoulder menyentuh
bagian kaset dan scapula tertarik ke arah lateral (untuk
menghindari superposisi scapula dengan paru-paru)
3. Usahakan pasien inspirasi penuh pada saat eksposi
17
4. Usahakan kedua shoulder simetris kanan kiri untuk menghindari
ketidaksimetrisan paru
CR : Tegak lurus film
CP : Pada MSP, kira-kira pada vertebra thoracal V/Angulus
Inferior Scapularis
FFD : 120-180 cm
FE : 63 kV, 16 mAs (dengan grid)
2. Proyeksi AP
Posisi Pasien : Supine dengan kedua tangan di samping
tubuh
Posisi Objek :
MSP tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan / tengah
kaset, batas atas 3-5 cm di atas shoulder joint.
1. Jika memungkinkan fleksikan elbow, pronasikankan tangan serta
letakkan kedua tangan pada hips untuk meminimalkan gambaran
scapula ke arah lateral.
2. Usahakan shoulder simetris kanan kiri dan inspirasi penuh jika
memungkinkan
CR : Sinar tegak lurus film
CP : Menuju manubrium (vertebra thoracal VII)
SID : 120-180 cm
FE : 63 kV, 16 mAs (dengan grid)
3. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien :
Pasien berdiri true lateral dengan bagian yang diperiksa menempel
film menempel kaset / stand chest dan batas atas kaset kira-kira 3-5
cm di atas shoulder joint. Batas atas servikal VII.
Posisi Objek :
a) Tempatkan MSP pasien sejajar dengan garis tengah kaset.
Tempatkan tangan ke atas dengan elbow fleksi serta kedua
18
antebrachi bersilang diletakkan di belakang kepala seperti
bantalan dengan kedua tangan memegang elbow.
b) Usahakan pasien bernapas dan ekspirasi penuh untuk
memaksimalkan area paru-paru
CR : Sinar tegak lurus film
CP : 5 cm kearah anterior menuju mid axillary line pad
vertebra thoracal VII
SID : 120-180 cm
FE : 125 kV, 12 mAs (dengan grid) atau 60 kV, 50 mA
(dengan grid)
G. TUJUAN
1. Persiapan Pasien
19
1. Pesawat Sinar-X
2. Computed Radiography
3. Imaging Plate
4. Gonad shield
5. Softbag
6. Marker
7. Grid/ bucky
1. Proyeksi PA
Posisi Pasien :
Erect/duduk. (Pasien berdiri dengan dada menepel kasett / stand
chest dan batas atas kaset kira-kira 3-5 cm di atas shoulder joint)
Posisi Objek :
a) Tempatkan MSP tubuh berada pada tengah
kaset, letakkan dagu pada atas kaset/chest
stand.
b) Letakkan kedua punggung tangan di atas
crista iliaka / hip dan rotasikan kedua elbow
ke anterior sehingga shoulder menyentuh
bagian kaset dan scapula tertarik ke arah
lateral (untuk menghindari superposisi scapula dengan paru-paru)
c) Usahakan pasien inspirasi penuh pada saat eksposi
d) Usahakan kedua shoulder simetris kanan kiri untuk menghindari
ketidaksimetrisan paru
CR : Tegak lurus film
CP : Pada MSP, kira-kira pada vertebra thoracal V/Angulus
Inferior Scapularis
SID : 120-180 cm
FE : 63 kV, 16 mAs (dengan grid)
20
Kriteria Radiograf :
a) Tampak area paru dari apek sampai sinus
costophrenicus
b) Tidak ada rotasi, di tandai sterro clavicular
joint berjarak sama dari columna vertebrae
c) Tampak udara trakea pada pertengahan
d) Scapula di proyeksikan di luar area dari
pulmo
e) Diafragma bawah tampak sampai costae
posterior 10
f) Costae dan bagian superior vertebrae thorakal tampak superposisi
dengan gambaran jantung
g) Penanda paru tampak dari hilus pada perifer paru-paru
2. Proyeksi AP
Posisi Pasien : Supine dengan kedua tangan di samping
tubuh
Posisi Objek :
21
CP : Menuju manubrium (vertebra thoracal VII)
SID : 120-180 cm
FE : 63 kV, 16 mAs (dengan grid)
Kriteria Radiograf :
a) Bagian medial pada clavicula berjarak
dari collum vertebrae
b) Tampak udara thacea pada
pertengahan
c) Clavicula tergambar di horizontal dan
apex lebih kabur daripada proyeksi PA
d) Costae dan vertebrae thoracal berada
pada bayangan jantung
e) Tampak darah paru, dari apex samapai sudut costo phrenicus
3. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien :
Pasien berdiri true lateral dengan bagian yang diperiksa menempel
film menempel kaset / stand chest dan batas atas kaset kira-kira 3-5
cm di atas shoulder joint. Batas atas servikal VII.
Posisi Objek :
b. Tempatkan MSP pasien sejajar dengan
garis tengah kaset. Tempatkan tangan
ke atas dengan elbow fleksi serta
kedua antebrachi bersilang diletakkan
di belakang kepala seperti bantalan
dengan kedua tangan memegang
elbow.
c. Usahakan pasien bernapas dan ekspirasi penuh untuk
memaksimalkan area paru-paru
CR : Sinar tegak lurus film
22
CP : 5 cm kearah anterior menuju mid axillary line pad
vertebra thoracal VII
SID : 120-180 cm
FE : 125 kV, 12 mAs (dengan grid) atau 60 kV, 50 mA
(dengan grid)
Kriteria Radiograf :
a) Costae posterior superposisi dengan columna
vertebrae
b) Lengan atau jaringan soft tissue tidak
superposisi dengan bagian superior paru-paru
c) Tidak ada rotasi sternum pada posisi lateral
d) Penetrasi pada daerah paru dan jantung
e) Hilus pada oertengahan radiograf
J. Gambaran Radiograf
23
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
24
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://dadang-saksono.blogspot.com/2010/07/teknik-pemeriksaan-radiografi-
thorax.html?m=1 (diakses tanggal 22 Januari 2021)
25
https://radiologitop.wordpress.com/2013/12/26/pemeriksaan-radiografi-thorax/
(diakses tanggal 22 Januari 2021)
26