Disusun oleh :
Kelompok 10
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN........................................................................................................3
3.1 Mata.............................................................................................................................3
3.2.1 Penjelasan umum mengenai mata........................................................................3
3.2.2 Anatomi mata.......................................................................................................3
3.2.3 Patofisiologi mata (katarak).................................................................................4
3.2 Telinga.........................................................................................................................5
3.2.1 Penjelasan umum mengenai telinga.....................................................................5
3.2.1 Anatomi telinga....................................................................................................5
3.2.1 Patofisiologi telinga (selulitis).............................................................................6
3.3 Hidung.........................................................................................................................6
3.3.1 Penjelasan umum mengenai hidung.....................................................................6
3.3.2 Anatomi hidung....................................................................................................7
3.2.1 Patofisiologi hidung (ISPA).................................................................................7
3.4 Lidah............................................................................................................................7
3.4.1 Penjelasan umum mengenai lidah........................................................................7
3.4.2 Anatomi lidah.......................................................................................................8
3.2.1 Patofisiologi lidah (leukoplakia)..........................................................................8
3.5 Kulit.............................................................................................................................9
3.5.1 Penjelasan umum mengenai kulit.........................................................................9
3.5.2 Anatomi kulit.......................................................................................................9
3.5.3 Patofisiologi kulit (herpes).................................................................................10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................12
4.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAAN
2.1 Mata
2.1.1 Penjelasan umum mengenai mata
Merupakan salah satu panca indera yang memiliki fungsi yaitu, melihat. Mata
mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls elektrokimia pada sel saraf.
Cahaya masuk ke mata melalui urutan berikut. Kornea - Aqueous humor - pupil -
lensa - vitreous humor - retina.
Gambar 2.1.1
No Jaringan Fungsi
.
1. Koroidea Koroid adalah lapisan pembuluh darah pada mata, yang
terletak di antara retina dan sklera. Koroid berfungsi
mengalirkan oksigen dan nutrisi ke retina.
Gambar 2.1.3
2.2 Telinga
2.2.1 Penjelasan umum mengenai telinga
Terdapat 3 bagian pada telinga, yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga
luar terdiri dari aurikula dan liang telinga sampai membrane timpani. Aurikula terdiri
dari kartilago dan kulit. Pada sepertiga lateral kulit liang telinga terdapat banyak
kelenjar serumen. Pada duapertiga medial hanya sedikit kelenjar serumen. Serumen
adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, dan epitel kulit, dan
partikel debu. Pada telinga tengah dan dalam merupakan penghubung rangsangan dan
menangkap rangsangan getaran suara yang nantinya akan di hubungkan ke otak.
Gambar 2.2.2
2.2.3 Patofisiologi Telinga (selulitis)
c. Gejala dan tandanya yaitu terdapat indurasi, terasa hangat, kulit berwarna
merah, eritema, nyeri tekan dan demam. Gejala dan tanda ini juga dapat akut apabila
tidak ada penanganan setelah beberapa minggu seja terjadinya trauma.
d. Hal ini terjadi ketika ada kulit yang terbuka, seperti goresan atau lecet, dan
bakteri masuk. Alhasil bakteri menyebar dan terjadilah infeksi yang menyebabkan
pembekakkan, kemerahan, maupun nyeri.
2.3 Hidung
2.3.1 Penjelasan umum mengenai hidung
Pada bagian depan rongga hidung ada vestibulum yang dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng berkeratin. Yang di dalam vestibulum terdapat kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, dan bulu-bulu hidung yang memiliki peran untuk menyaring udara
yang masuk. Di antara konka dan dinding lateral, terdapat meatus yang merupakan
rongga. Konka nasalis superior berdekatan dengan daerah olfaktorius. Ganglion
sfenopalatina merupakan ganglion yang menerima serabut saraf sensoris.
b. Bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung menginvasi
jaringan mukosa pada saluran pernapasan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
reaksi inflamasi seperti merah-merah, panas, demam, bahkan bengkak atau nyeri.
Inflamasi ini bisa menimbulkan sekresi mucus maupun pembengkakkan pada saluran
pernapasan.
d. Gejala dan tanda pada penderita meliputi, batuk, serak, demam lebih dari 37
derajat C, pilek. Dan apabila telah memasuki akut atau kronis akan menimbulkan
gejala yaitu munculnya bercak-bercak campak, telinga sakit, saat bernafas bunyi, bibir
atau kulit bahkan berwarna biru.
2.4 Lidah
2.4.1 Penjelasan umum mengenai lidah
Merupakan indera pengecap yang terdiri dari sejumlah bagian dan memiliki
berbagai macam fungsi dengan fungsi utamanya yaitu sebagai pengecap ,lidah juga
memiliki beberapa fungsi utama, antara lain membantu kita berkomunikasi,
mengunyah, dan menelan makanan.
Gambar 2.4.2
b. Penderita leukoplakia dapat terjadi pada semua rentang usia, tetapi kondisi ini
lebih sering terjadi kepada orang dewasa yang biasanya sering merokok.
Gambar 2.4.3
2.5 Kulit
2.5.1 Penjelasan umum mengenai kulit
Merupakan organ tubuh terbesar yang menutupi seluruh permukaannya. Kulit
berfungsi sebagai pelindung tubuh dari cedera dan patogen. Kulit juga mengatur suhu
tubuh, mengendalikan kehilangan cairan yang tak terasa (insensible fluid loss), serta
menyimpan vitamin D, lemak, dan air. Kulit merupakan barier penting untuk
mencegah mikroorganisme dan agen perusak lain masuk ke dalam jaringan yang lebih
dalam.
a. Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari epitel berlapis
bertanduk, mengandung sel malonosit, Langerhans dan merkel. Lapisan ini terdiri dari
sel skuamosa atau keratinosit, yang menghasilkan keratin. Fungsi utama keratinosit
adalah melindungi tubuh dari kerusakan kulit akibat panas, kehilangan cairan, virus,
jamur, bakteri, dan parasit. Setiap bagian tubuh memiliki ketebalan epidermis yang
berbeda-beda, paling tebal di telapak kaki dan tangan, sedangkan paling tipis di
kelopak mata (sekitar 0.05 mm).
c. Herpes simplek dapat terjadi karena adanya virus yang menginfeksi sebuah
jaringan kulit yang berada di leher,mulut, dan ruam melepuh. Ini dikarenakan daya
tahan tubuh seseorang tidaklah kuat. Jika daya tahan tubuh tidak kuat maka herpes
akan menyebabkan luka yang kemudian memerah,gatal, dan berair.
d. Gejala pada penderita meliputi adanya ruam dikulit yang akan lama kelamaan
menjadi gatal. Kemudian dalam beberapa kasus akan terjadi demam karena adanya
infeksi di bagian tubuh yang terkena herpes tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan
warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk
otot-otot penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan bulu mata. Cara kerja mata
manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus
lensa. Ada berbagai macam kelainan pada mata, seperti: presbiopi, hipermetropi,
miopi, astigmatisma, katarak, imeralopi, xeroftalxni, keratomealasi, dan lain
sebagainya.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan tubuh. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telingaluar, telinga tengah, dan telinga dalam. Ada berbagai kelainan pada telinga,
seperti: tuli, congek, otitis eksterna, perikondritis, eksim, cidera, tumor, kanker, dan
lain sebagainya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Teknik Pemeriksaan Sternum Dan Costae. Scribd. Published 2021. Accessed January 23,
2021. https://id.scribd.com/document/370876659/Teknik-Pemeriksaan-Sternum-Dan-Costae
Bequet,Angga Y, Lutfi Rusyadi, dan Fatimah F. 2020. Nilai Contrast to Noise Ratio (CNR)
Radiograf Thorax PA antara menggunakan Grid dengan tanpa Menggunakan Grid. Jurnal
Imejing Diagnostik (JImeD). https://doi.org/10.31983/jimed.v6i2.5653
Labora Jessica R, Erwin G. Kristanto, dan James F. Siwu. 2015. Pola Cedera Toraks pada
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian di bagian forensik dan Medikolegal
RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU Periode Januari 2013- Januari 2014. Jurnal Biomedik
(JBM).;
Amonkar D, Mervyn Correia , Amey pednekar , 2014. Osborne vaz. Bilateral first rib
fractures: A case report. Medical Journal of Dr DY Patil University.
Bruce, W. long, Jeannean, H. R., & Barbara, J. S. (2012). Merrills Atlas of Radiographic
Positioning & Procedures. Volume one
Bruce, W. long, Jeannean, H. R., & Barbara, J. S. Merrills Pocket Guide To Radiography
Emmy S. Sjamsoe Daili, Sri Linuwih Menaldi, I Made Wisnu. 2005. PENYAKIT KULIT
YANG UMUM DI INONESIA. Jakarta Pusat: PT MEDICAL MULTIMEDIA INDONESIA.