Disusun Oleh :
Ana Sri Wahyuni (P1337430120023)
Rifail Yarangga (P1337430120036)
Muhammad Rizky (P1337430120053)
Aprilina Prue Gus Triani (P1337430120086)
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya
berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah
bertema Patofisiologi Panca Indera. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan
penghargan setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
tugas ini.
Meskipun begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak, kami harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi
pembaca lain pada umum.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5
C. TUJUAN...............................................................................................................................5
A. Mata......................................................................................................................................8
B. Hidung................................................................................................................................16
C. Telinga................................................................................................................................19
D. Lidah...................................................................................................................................23
E. Kulit....................................................................................................................................26
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................32
A. KESIMPULAN...................................................................................................................32
B. SARAN...............................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karenaalam sangat penting
untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiapmakhluk hidup, khususnyamanusia harus
dapat menjaga keseimbangan alam.Untuk dapat menjaga keseimbangan alamdan untuk dapat
dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhlukhidup,memiliki sel-sel reseptor
khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untukmengenali perubahan lingkungan yang
terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor inidibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon,ligamentum, sendi, dinding
pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, danlain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali
berbagai perubahan yang adadidalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar
seperti suara.
4
3. Indera peraba (kulit), inderaini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkunganseperti
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia
sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra
pendengar (telinga), indra pembau atau pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra
peraba (kulit).
A. Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan mata yaitu alis,
kelopak mata, dan bulu mata. Alat tambahan mata ini berfungsi melindungi mata dari
gangguan lingkungan. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari keringat, kelopak
mata melindungi mata dari benturan dan bulu mata melindungi mata dari cahaya yang
B. Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran. Telinga
bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar (martil, andasan dan
sanggurdi) dan saluran eustachius. Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan
tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput
(koklea).
C. Dalam praktek desain interior, bau jarang mendapat perhatian. Padahal sebenarnya, bau
memiliki hubungan yang kuat dengan kegiatan perasaan dan pengaruh masyarakat. Bau
merupakan pengingat memori yang kuat. Bau merupakan faktor motivasi utama dalam
perilaku manusia memainkan peran penting dalam pola perilaku. Bau mempengaruhi area
otak yang berhubungan dengan emosi, perasaan, memori dan motivasi, yang dapat
6
karakter ke objek dan tempat, membuat objek dan tempat tersebut berbeda, lebih mudah
D. Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap intil-
bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan
letaknya pada lidah. Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa
asin dan asam serta ujung lidah dapat mengecap rasa manis.
7
BAB III
ISI
A. Mata
1. ialah indera yang yang fungsinya untuk dapat/bisa melihat lingkungan sekitarnya
dalam bentuk gambar, sehingga dengan mata tersebut dapat mengenali benda-benda
yang ada di sekitaranya dengan cepat. Jika pada mata/ sistem penglihatan terjadi
Ada berbagai macam gangguan penglihatan, mulai dari yang ringan sampai yang
sangat parah yaitu hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Kebutaan merupakan
puncak dari kelainan-kelainan yang terjadi pada mata. Beberapa penyakit pada mata
2. Katarak
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan.
Gejala yang dialami oleh penderita yaitu: Pandangan kabur,Warna di sekitar terlihat
8
3. Glaukoma
intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat
makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.
4. Konjungtivitis
9
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, yaitu selaput bening yang berada
di permukaan dalam kelopak mata yang mengelilingi bola mata bagian luar.
alergi terhadap serbuk sari, debu, atau asap,Reaksi terhadap obat tetes mata,iritan
di satu atau kedua mata,Mata juga sering terasa gatal dan seperti ada pasir, Mata
dapat mengeluarkan cairan kental yang membentuk kerak pada malam hari, sehingga
menyulitkan kamu membuka mata di pagi hari, Dapat juga ditemukan pembesaran
5. Kelainan refreksi
Kelainan refraksi, atau dalam bahasa medis disebut ametropia, merupakan kondisi
saat bayangan yang terbentuk di retina mata tidak tajam maupun tegas. Hal ini
10
Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh, tetapi
penglihatan dekat tetap baik. Gejala miopia adalah penglihatan tampak kabur saat
Pasien dengan hipermetropia akan sukar untuk melihat dari jarak dekat.
Presbiopia adalah suatu keadaan di mana kemampuan untuk melihat dekat perlahan-
lahan berkurang. gejalanya, yaitu mata terasa lelah setelah membaca, membaca
dengan menjauhkan kertas yang dibaca, sering memerlukan sinar yang lebih terang
11
Astigmatisme (mata silinder)
kelengkungan lensa. Gejala pada penderita astigmatisme yaitu: mata lelah, pusing,
pandangan yang kabur saat melihat jauh sedangan melihat dekat lebih baik,
pandangan yang tidak fokus, serta kesulitan melihat gambar secara utuh.
6. Kereatitis
alergi, infeksi dan cedera. Mata merah, berair, penglihatan buram, hingga sensitivitas
12
Penyebab Keratitis dapat terjadi akibat infeksi kuman maupun akibat noninfeksi
(seperti mata kering, trauma, toksisitas obat, iritasi lensa kontak, dan alergi).
Gejala pada penderita keratitis yaitu:Mata merah, nyeri, dan bengkak. Mata gatal atau
terasa seperti terbakar. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya. Mata terus menerus
7. Degenerasi makula
kerusakan pada makula, titik kecil di dekat pusat retina dan bagian mata yang
diperlukan untuk penglihatan sentral yang tajam, yang memungkinkan kita melihat
Penyebab dibagi menjadi dua yaitu:Degenerasi Makula bentuk kering, dimana terjadi
dengan pertumbuhan pembuluh darah abnormal dari lapisan koroid yang kaya akan
13
Gejala utama pada penderita degenerasi makula adalah terjadinya penurunan
8. Hordeolum
mata.
Penyebab mata bintitan biasanya adalah infeksi bakteri. Tanda dan Gejala pada
penderita bintitan biasanya muncul, antara lain: Muncul benjolan kecil di kelopak
mata, baik atas maupun bawah, Benjolan terasa nyeri, kemerahan, dan terasa hangat
ketika disentuh, Mata berair dan sensitif terhadap cahaya, Mata terasa gatal
14
9. Scleritis
Scleritis adalah peradangan yang terjadi pada sklera atau bagian yang berwarna putih
pada bola mata. Scleritis juga bisa disebabkan karena adanya trauma pada mata. Pada
kasus yang jarang, penyakit ini juga bisa disebabkan karena infeksi oleh jamur atau
parasit
Gejala utama yang sering kali muncul pada seseorang dengan scleritis adalah
kemerahan. Selain itu kerap timbul rasa nyeri. Karakteristik nyeri yang dirasakan
adalah nyeri hebat yang bisa menjalar hingga dahi, alis, rahang, atau sinus; dapat
membuat terbangun saat malam hari; nyeri bertambah hebat pada sentuhan; hanya
15
10. Retinopati Diabetika (Retinopati DM)
Retinopati adalah suatu degenerasi atau kelainan retina karena penutupan/sumbatan pembuluh
Penyebabnya antara lain: hipertensi, arteriosklerosis, DM, dan leukemia. Retinopati diabetika
dapat muncul tanpa gejala, serta selanjutnya dapat menimbulkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan, yang biasanya terjadi setelah menderita DM selama 5 – 15 tahun (40 – 50%).
16
D. Hidung
Hidung adalah organ pernapasan yang juga berfungsi untuk indra penciuman. Hidung juga
berfungsi untuk membersihkan dan menyaring udara yang masuk ke tubuh kita melalui hidung.
1. Rinitis
Rinitis didefinisikan sebagain gangguan pada fungsi hidung, hal ini terjadi setelah
Gejala rinitis alergika dapat dicetuskan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
o Alergen : menghirup bulu hewan, tepung sari, dan tungau debu rumah.
2. Polip hidung
Polip hidung adalah massa lunak yang bertangkai dalam rongga hidung yang terjadi
akibat inflamasi mukosa , permukaannya licin , berwarna putih keabu-abuan dan agak
bening karena mengandung banyak cairan. Polip hidung menimbulkan komplikasi yang
mengurangi kualitas hidup dari penderita polip itu sendiri, seperti obstruksi nasi ,
17
Gejala polip hidung yaitu : hidung tersumbat, hidung berair, bersin-bersin, kemampuan
3. Sinusitis
Sinusitis bakterial akut adalah infeksi sinus paranasal dengan gejala ISPA yang menetap
Gejala yang menetap berupa sekret hidung (post nasal discharge), batuk siang hari (yang
dapat makin berat pada malam hari), atau keduanya dalam waktu lebih dari 10 hari.
Gejala yang makin berat ditandai dengan suhu sedikitnya 390 C dan sekret yang kental
(purulent nasal discharge) yang timbul bersamaan selama sedikitnya 3 hari berturut-turut.
4. Epistaksis
Epistaksis merupakan suatu kondisi klinis yang sering ditemui dan dapat terjadi pada
18
Salah satu faktor risiko yang diduga ikut berperan dalam terjadinya epistaksis adalah
hipertensi.
E. Telinga
Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan merubah bunyi berupa
energi elektris secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti.
terjadi gangguan komunikasi yang berdampak negative terhadap pekerjaan, pendidikan dan
hubungan sosial, hal tersebut dapat menimbulkan depresi. Berikut beberapa contoh patofisiologi
pada telinga :
Otitis Media Akut (OMA) adalah penyakit peradangan telinga tengah. Otitis Media Akut
merupakan inflamasi akut telinga tengah yang diakibatkan oleh virus atau bakteri. Selain
disebabkan oleh virus atau bakteri, Otitis Media Akut dapat disebabkan oleh beberapa
factor, seperti anak-anak usia 6 bulan-12 tahun karena ukuran dan bentuk tuba eustachius
dan system imun yang belum berkembang, akibat paparan asap rokok dan sering berada di
19
Gejala yang dialami oleh penderita Otitis Media Akut, yaitu demam, muntah,
batuk, pilek, nyeri pada telinga, kejang, mual, dan diare. Sedangkan tanda yang dialami
oleh penderita Otitis Media Akut yaitu, keluarnya cairan dari telinga,
2. Otitis Eksterna
Otitis eksterna adlah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh
bakteri yang terlokalisir atau difusi dan menmbulkan rasa sakit. Factor yang
trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk pada kulit, sehingga terjadilah inflamasi
Gejala yang dialami oleh penderita,yaitu gatal, telinga terasa penuh, dan nyeri.
20
3. Timpanosklerosis
gambaran bercak-bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal seluruhnya akibat
timbunan kolagen yang terhialinisai pada bagian tengahnya. Salah satu factor yang dapat
media.
Tanda yang dialami oleh penderita adalah adanya bercak putih yang terdapat pada
membrane timpani.
4. Barotrauma
Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan pada telinga berupa rupturnya membrane
timpani akibat kegagalan tuba eustachius untuk menyamakan tekanan antara telinga
dapat menyebabkan gendang telinga pecah. Gendang telinga pecah adalah kondisi
Gejala yang sering timbul pada barotrauma adalah telinga terasa penuh, sakit,
21
5. Kolesteatom Eksterna
Kolesteatom eksterna adalah suatu penyakit yang berasal dari liang telinga. Kolesteatom
eksterna merupakan suatu penumpukan epidermal pada liang telinga. Kolesteatoma dapat
terjadi akibat infeksi telinga yang berulang, cedera pada gendang telinga, dan factor
Gejala yang dialami oleh penderita adalah suara mendengung, pusing, sakit pada telinga,
telinga terasa penuh dan adanya masalah pendengaran. Sedangkan tanda yang dialami
6. Otosklerosis
Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis
di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan
getaran suara ke labirin dengan baik. Penyebab otosklerosis belum diketahui secara pasti.
22
Gejala yang dialami oleh penderita otosklerosis adalah penurunan pendengaran, telinga
berdengung dan pusing. Sedangkan tanda yang dialami penderita adalah penderita
F. Lidah
Lidah merupakan organ kompak yang terdiri dari otot-otot skeletal yang mempunyai fungsi
penting dalam pengunyahan, penelanan, bicara, dan sebagai indra perasa. Dorsum lidah dilapisi
oleh lapisan protektif berupa epitel gepeng berlapis dan banyak penonjolan mukosa yang
membentuk papila. Empat tipe papila pada dosrsum lidah antara lain: papila filiformis,
fungiformis, circumvallatae, dan foliata. Banyak lesi lidah yang tergantung pada perubahan
epitel , khususnya papila filiformis. Lidah sering terlibat sebagai bagian dari penyakit mukosa
rongga mulut. Terlepas dari keterlibatan ini, terdapat beberapa patofisiologi yang ditemukan
pada lidah.
1. Coated tongue
Coated tongue yaitu tertutupnya bagian dorsum lidah oleh suatu lapisan yang berwarna
makanan lunak (karena telah mengalami kehilangan gigi), dipengaruhi pula oleh
perubahan . siologis rongga mulut, seperti berkurangnya produksi saliva ataupun akibat
23
konsumsi obat-obatan yang secara tidak langsung berpengaruh pada produksi saliva dan
2. Fissured tongue
fissured tongue, yaitu lidah yang memiliki celah pada bagian dorsum lidah. Sesuai
3. Geographic tongue
24
Geographic tongue merupakan sebuah kelainan pada lidah yang muncul berupa lesi
asimptomatik yang jarang diketahui keberadaannya, oleh karena itu prevalensi dari
kelainan ini cenderung kecil. Kelainan ini diduga kuat dipengaruhi oleh faktor genetik
dan faktor predisposisi lainnya, ditandai dengan bentuk tidak beraturan berwarna merah
akibat depapilasi dan penipisan epitel/ atrofi. bagian dorsum lidah, dan dikelilingi oleh
4. Fordyce granule
fordyce granule, yaitu kondisi akibat kelainan perkembangan yang ditandai oleh koleksi
25
G. Kulit
Kulit merupakan organ tubuh pada manusia yang sangat penting karena terletak pada bagian luar
tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan seperti sentuhan, rasa sakit dan pengaruh
Kulit yang tidak terjaga kesehatannya dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit, penyakit ini
sangat mengganggu penampilan dan aktivitas penderita. Penyakit kulit sering dianggap remeh
karena sifatnya yang cenderung tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kematian. Namun
faktanya jika penyakit kulit terus dibiarkan dapat menyebabkan penyakit tersebut ssemakin
Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja dan pada bagian tubuh manapun. Penyakit kulit dapat
terjadi akibat adanya jamur, kuman, parasite, virus dan infeksi. Berikut beberapa contoh
1. Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis yang menyebabkan kulit
Gejala yang dirasakan oleh penderita dermatitis, yaitu gatal, perih, serta rasa kering dan
panas di kulit. Tanda yang dialami oleh penderita dermatitis yaitu, alergi, kulit melepuh,
26
2. Abses
Abses merupakan sebuah penimbunan nanah yang terakumulasi akibat infeksi bakteri.
Penyebab penyakit abses adalah infeksi bakteri dengan cara bakteri masuk ke bawah kulit
akibat luka.
Gejala yang dirasakan oleh penderita, yaitu gatal pada kulit yang terinfeksi, nyeri apabila
ditekan, kulit meradang serta demam. Sedangkan tanda yang dialami, yaitu timbulnya
3. Scabies
Scabies merupakan penyakit infeksi kulit menular dengan rasa gatal pada lesi yang
disebabkan oleh tungau. Factor berkembangnya penyakit scabies antara lain, kebersihan
27
yang kurang, sosial ekonomi yang rendah dan hubungan seksual dengan bergonta-ganti
pasangan.
Gejala yang dialami oleh penderita, yaitu gatal, kulit meradang, kulit terasa panas dan
perih. Sedangkan tanda yang dialami oleh penderita, yaitu adanya bintik merah dan
keluar nanah.
4. Herpes
Herpes merupakan penyakit radang kulit yang disebabkan oleh virus. Herpes dapat
menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat.
Gejala yang dialami oleh penderita antara lain, gatal, demam, nyeri kepala, nyeri tekan,
kulit meradang dan perih. Sedangkan tanda yang dialami, yaitu munculnya bintik yang
28
5. Urtikaria
Urtikaria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit superfisial
setempat dengan ukuran bervariasi sering dikelilingi oleh halo eritem yang disertai
dengan tasa gatal atau panas. Urtikaria dapat disebabkan oleh alergi, seperti alergi pada
Gejala yang dialami oleh penderita yaitu gatal dan panas. Sedangkan tanda yang dialami
6. Pioderma
Pioderma merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bacterial kulit. Factor lain
yang menyebabkan pioderma antara lain, cuaca yang panas, lembab, kurangnya sanitasi
dan kebersihan.
Gejala yang dialami oleh penderita, yaitu gatal dan demam. Sedangkan tanda yang
dialami penderita adalah terdapat benjolan merah pada kulit, bernanah, dan kulit
meradang.
29
7. Jerawat
Jerawat adalah suatu keadaan dimana pofolikel rambut tersumbat oleh sel minyak dan
kulit mati. Factor-faktor yang mempengaruhi timbulnya jerawat antara lain, genetika,
endoktrin, factor makanan, keaktifan, factor psikis infeksi bakteri dan kosmetika.
Gejala yang dialami oleh penderita, yaitu nyeri tekan, panas, dan gatal. Sedangkan tanda
yang dialami oleh penderita yaitu diawali dengan munculnya bintik atau benjolan
8. Panu
Panu adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur. Factor lain yang menyebabkan
Gejala yang timbul oleh penderita adalah adanya rasa gatal dan panas. Sedangkan tanda
yang dialami oleh penderita adalah perubahan warna kulit menjadi lebih terang.
30
9. Melanoma
Melanoma adalah tumor ganas yang dari sel melanosit dan terutama terjadi di kulit.
Gejala yang dialami penderita adalah gatal. Sedangkan tanda yang dialami oleh penderita
31
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
32
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia.Permukaan lidah
dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjarlendir, dan reseptor
pengecap berupa tunas pengecap. Lidah berfungsi sebagai pengecaprasa dan sebagai pembantu
dalam tindakan berbicara. Kelainan yang ada pada lidahyaitu: oral candidosis, atropic glossitis,
geografic tongue, fissured tongue, glossopyrosis,dan lain sebagainya.Indra pembau berupa
kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
Kelainan-kelainan yang ada pada hidung yaitu:angiofibroma juvenil, papiloma juvenil, rhinitis
allergica, sinusitis, salesma daninfluensa, anosmia, dan lain sebagainya
H. SARAN
Pada sistem indra ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baikkarena bawaan
maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsimakanan. Untuk itu
jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Puguh Nugroho dan HMS Wiyadi. 2009, Anatomi dan Fisiologi Pendengaran Perifer.
Surabaya: Universitas Airlangga
Kennedy, Fatrianda Putri. 2015, Otitis Externa In 23 Years Old Woman. Lampung : Universitas
Lampung
Israr, Yayan Akhhyar. 2009, Timpanosklerosis. Riau : Universitas Riau
Navisah, Siti Fatimatun, Isa Ma’rufi, Anita Dewi Prahastuti Sujoso. 2016, Faktor Resiko
Barotrauma Telinga Nelayan Penyelam di Dusun Watu Ulo Desa Sumberejo Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember. Jember : Universitas Jember
Lestari, Rizka Dewi, Zulhafis Mandala dan Marni. 2018, Distibusi Usia dan Jenis Kelamin pada
Angka Kejadian Otitis Media Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2016. Bandar Lampung: Universitas Malahayati
Edward, Yan dan Deni Amri.2010, Penatalaksanaan Kolesteotom Eksterna. Padang :
Universitas Andalas
Salima, Jeanna, Mukhlis Imanto, Khairani. 2016, Tuli Konduktif e.c Suspek Otosklerosis Auris
Sinistra pada Pasien Laki-Laki berusia 49 Tahun. Lampung : Universitas Lampung
33
Dyanmita, Dyan, M.Tanzil Furqon dan Rizal Setya Perdana. 2018, klasifikasi Penyakit Kulit
Pada Manusia Menggunakan Metode Binary Decision Tree Support Vector Machine
(BDTSVM). Malang : Universitas Brawijaya
Fitria. 2013, Aspek Etiologi Pada Urtikaria dan Angioedema. Banda Aceh : Universitas Syiah
Kuala
Sampelan, Meiching G, Damayanti Pangemanan dan Rian M. Kundre. 2017, Hubungan
Timbulnya Acne Vulgaris Dengan Tingkat Kecemasan Pada Remaja di SMP N 1 Likupang
Timur. Manado : Universitas Sam Ratulangi
Miranda, Caryn. 2020, Skrining dan Diagnosis Melanoma Kulit. Jakarta : Univertitas
Tarumanegara
Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018, 186 -191.
Sari**, N. N. (2016). Profil lesi mulut pada kelompok lanjut usia di Panti Sosial Tresna Wreda. Vol 2 No 2
Secchi MMD, Indolfo MLP, Rabesquine MM, de Castro FB. Epistaxis: Prevailing Factors and Treatment.
Herkner H, Laggner AN, Muller M et al. Hypertension in Patients Presenting with Epistaxis. Annals of
Lasley MV, Saphiro GG. Rhinitis and sinusitis in Children. Immunology on allergy clinics of North America
1999; 19:437-49.
Lopo,C, Gambaran Histopatologi Polip Hidung Alergik dan Non Alergik, Tesis, Bagian Telinga Hidung
Mangunkusumo, E , Penyulit Sinusitis Polip Nasi dan Sinusistis Jamur.In:Kumpulan Naskah Lengkap
Kursus Pelatihan dan Demo Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (10-12 Juni 2000), Bagian Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
Makassar.2000: 96-9.
34
Soegeng Soegijanto, 2016, Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga.
Rapuano CJ, Heng WJ. 2003. Cornea. Dalam Wills Eye Hospital’s Colour Atlas & Synopsis of clinical
Blumenthal M, Kansas P. 2004. Small Incision Manual Cataract Surgery: Mini-Nuc and Fluidics
AAO. 2004 - 2005. Retina and vitreous. BCSC Sec-12. AAO - San Francisco.
35