Anda di halaman 1dari 35

TUGAS MAKALAH

PATOFISIOLOGI PANCA INDERA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester II Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu : Ary Kurniawati, S.ST., M.Si

Disusun Oleh :
Ana Sri Wahyuni (P1337430120023)
Rifail Yarangga (P1337430120036)
Muhammad Rizky (P1337430120053)
Aprilina Prue Gus Triani (P1337430120086)

PRODI DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPJURUSAN TEKNIK


RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya
berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah
bertema Patofisiologi Panca Indera. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan
penghargan setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
tugas ini.
Meskipun begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak, kami harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi
pembaca lain pada umum.

Semarang, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5

C. TUJUAN...............................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6

BAB III ISI......................................................................................................................................8

A. Mata......................................................................................................................................8

B. Hidung................................................................................................................................16

C. Telinga................................................................................................................................19

D. Lidah...................................................................................................................................23

E. Kulit....................................................................................................................................26

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................32

A. KESIMPULAN...................................................................................................................32

B. SARAN...............................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karenaalam sangat penting

untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiapmakhluk hidup, khususnyamanusia harus

dapat menjaga keseimbangan alam.Untuk dapat menjaga keseimbangan alamdan untuk dapat

mengenaliperubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan inderakepada setiapmakhluk

hidup.Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahanlingkungan, baik yangterjadi di

dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhlukhidup,memiliki sel-sel reseptor

khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untukmengenali perubahan lingkungan yang

terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor inidibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan

eksoreseptor.Interoreseptor ini berfungsi untukmengenali perubahan-perubahan yang terjadidi

dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon,ligamentum, sendi, dinding

pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, danlain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali

berbagai perubahan yang adadidalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar

oksigen menurun, kadarglukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.Eksoreseptor

adalah kebalikan dariinteroreseptor, eksoreseptor berfungsiuntuk mengenali perubahan-

perubahan lingkunganyang terjadi di luar tubuh.Yang termasuk eksoreseptor yaitu:

1. Indera penglihat (mata), indera iniberfungsi untuk mengenali perubahan

lingkunganseperti sinar, warna dan lainsebagainya.

2. Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untukmengenali perubahanlingkungan

seperti suara.

4
3. Indera peraba (kulit), inderaini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkunganseperti

panas, dingin danlain sebagainya.

4. Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untukmengenal perubahan

lingkunganseperti mengecap rasa manis, pahit dan lainsebagainya.

5. Indera penciuman (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahanlingkungan

seperti mengenali/mencium bau.

Kelimaindera ini biasa kita kenal dengansebutan panca indera.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja penyakit yang ada di mata?

2. Apa saja penyakit yang ada di telinga?

3. Apa saja penyakit yang ada di kulit?

4. Apa saja penyakit yang ada di lidah?

5. Apa saja penyakit yang ada di hidung?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa saja penyakit yang ada pada mata?

2. Mengetahui apa saja penyakit yang ada pada telinga?

3. Mengetahui apa saja penyakit yang ada pada kulit?

4. Mengetahui apa saja penyakit yang ada pada lidah?

5. Mengetahui apa saja penyakit yang ada pada hidung?

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Alat indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia

sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra

pendengar (telinga), indra pembau atau pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra

peraba (kulit).

A. Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan mata yaitu alis,

kelopak mata, dan bulu mata. Alat tambahan mata ini berfungsi melindungi mata dari

gangguan lingkungan. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari keringat, kelopak

mata melindungi mata dari benturan dan bulu mata melindungi mata dari cahaya yang

kuat, debu dan kotoran.

B. Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran. Telinga

bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar (martil, andasan dan

sanggurdi) dan saluran eustachius. Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan

tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput

(koklea).

C. Dalam praktek desain interior, bau jarang mendapat perhatian. Padahal sebenarnya, bau

memiliki hubungan yang kuat dengan kegiatan perasaan dan pengaruh masyarakat. Bau

merupakan pengingat memori yang kuat. Bau merupakan faktor motivasi utama dalam

perilaku manusia memainkan peran penting dalam pola perilaku. Bau mempengaruhi area

otak yang berhubungan dengan emosi, perasaan, memori dan motivasi, yang dapat

menyebabkan respon perilaku tertentu. Tuan menyarankan bahwa bau meminjamkan

6
karakter ke objek dan tempat, membuat objek dan tempat tersebut berbeda, lebih mudah

untuk mengidentifikasi dan mengingatnya.

D. Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap intil-

bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan

letaknya pada lidah. Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa

asin dan asam serta ujung lidah dapat mengecap rasa manis.

E. Dengan kulit kita dapat merasakan sentuhan. Bagian indra

7
BAB III

ISI

A. Mata

1. ialah indera yang yang fungsinya untuk dapat/bisa melihat lingkungan sekitarnya

dalam bentuk gambar, sehingga dengan mata tersebut dapat mengenali benda-benda

yang ada di sekitaranya dengan cepat. Jika pada mata/ sistem penglihatan terjadi

gangguan fungsi, maka akibatnya akan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari.

Ada berbagai macam gangguan penglihatan, mulai dari yang ringan sampai yang

sangat parah yaitu hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Kebutaan merupakan

puncak dari kelainan-kelainan yang terjadi pada mata. Beberapa penyakit pada mata

yaitu: katarak, glaukoma, konjungtivitis,kelainan refraksi,keratitis,degenerasi

makula,hordeolum,sclearitis, Retinopati Diabetika (Retinopati DM)

2. Katarak

Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan.

Penyebab katarak paling sering adalah penuaan dan trauma yang menyebabkan

perubahan pada jaringan mata.

Gejala yang dialami oleh penderita yaitu: Pandangan kabur,Warna di sekitar terlihat

memudar,Rasa silau saat melihat cahaya,Melihat lingkarang di sekeliling cahaya

(halo),Pandangan ganda,Penurunan penglihatan di malam hari.

8
3. Glaukoma

Glaukoma adalah jenis gangguan penglihatan yang ditandai dengan terjadinya

kerusakan saraf mata.

Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan

intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat

terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut.

gejala yang dialami penderita glaukoma yang umumnya dialami pengidap:Nyeri

pada mata,Sakit kepala,Melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya,Mata

memerah,Mual atau muntah,Mata berkabut (khususnya pada bayi),Penglihatan yang

makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

4. Konjungtivitis

9
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, yaitu selaput bening yang berada

di permukaan dalam kelopak mata yang mengelilingi bola mata bagian luar.

penyebab di balik konjungtivitis, antara lain:Infeksi oleh virus atau bakteri,Reaksi

alergi terhadap serbuk sari, debu, atau asap,Reaksi terhadap obat tetes mata,iritan

terhadap shampoo, kotoran, asap, dan klorin,Jamur, amuba, dan parasit

Secara umum, gejala-gejala yang dialami penderita konjungtivitis adalah:Mata merah

di satu atau kedua mata,Mata juga sering terasa gatal dan seperti ada pasir, Mata

dapat mengeluarkan cairan kental yang membentuk kerak pada malam hari, sehingga

menyulitkan kamu membuka mata di pagi hari, Dapat juga ditemukan pembesaran

kelenjar getah bening.

5. Kelainan refreksi

Kelainan refraksi, atau dalam bahasa medis disebut ametropia, merupakan kondisi

saat bayangan yang terbentuk di retina mata tidak tajam maupun tegas. Hal ini

mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.

Kelainan refraksi dapat dibagi menjadi empat, seperti:

 Miopia (rabun jauh)

10
Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh, tetapi

penglihatan dekat tetap baik. Gejala miopia adalah penglihatan tampak kabur saat

melihat jauh, dan hanya jelas pada jarak relatif dekat.

 Hipermetropia (rabun dekat)

Hipermetropia adalah keadaan mata yang bayangannya terfokus di belakang retina.

Pasien dengan hipermetropia akan sukar untuk melihat dari jarak dekat.

 Presbiopia (mata tua)

Presbiopia adalah suatu keadaan di mana kemampuan untuk melihat dekat perlahan-

lahan berkurang. gejalanya, yaitu mata terasa lelah setelah membaca, membaca

dengan menjauhkan kertas yang dibaca, sering memerlukan sinar yang lebih terang

untuk membaca, serta kesulitan membaca pada malam hari.

11
 Astigmatisme (mata silinder)

Astigmatisme adalah gangguan penglihatan yang diakibatkan kelainan pada

kelengkungan lensa. Gejala pada penderita astigmatisme yaitu: mata lelah, pusing,

pandangan yang kabur saat melihat jauh sedangan melihat dekat lebih baik,

pandangan yang tidak fokus, serta kesulitan melihat gambar secara utuh.

6. Kereatitis

Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang dapat disebabkan oleh reaksi

alergi, infeksi dan cedera. Mata merah, berair, penglihatan buram, hingga sensitivitas

berlebih terhadap cahaya adalah gejala yang bisa ditimbulkan keratitis.

12
Penyebab Keratitis dapat terjadi akibat infeksi kuman maupun akibat noninfeksi

(seperti mata kering, trauma, toksisitas obat, iritasi lensa kontak, dan alergi).

Gejala pada penderita keratitis yaitu:Mata merah, nyeri, dan bengkak. Mata gatal atau

terasa seperti terbakar. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya. Mata terus menerus

mengeluarkan air mata atau kotoran.

7. Degenerasi makula

Degenerasi Makula atau biasa disebut Age-related macular degeneration adalah

kerusakan pada makula, titik kecil di dekat pusat retina dan bagian mata yang

diperlukan untuk penglihatan sentral yang tajam,  yang memungkinkan kita melihat

benda yang lurus ke depan.

Penyebab dibagi menjadi dua yaitu:Degenerasi Makula bentuk kering, dimana terjadi

endapan kuning pada makula yang dapat bertambah jumlahnya sehingga

menyebabkan penglihatan buram. Degenerasi makula bentuk basah, yang ditandai

dengan pertumbuhan pembuluh darah abnormal dari lapisan koroid yang kaya akan

pembuluh darah dibawah makula.

13
Gejala utama pada penderita degenerasi makula adalah terjadinya penurunan

kemampuan penglihatan penderita, terutama bagian tengah ruang pandang.

Penurunan kemampuan penglihatan ini biasanya ditandai dengan munculnya garis-

garis dalam penglihatan dan penglihatan menjadi buram.

8. Hordeolum

Hordeolum adalah benjolan kecil yang sekilas terlihat seperti jerawat di dekat bulu

mata.

Penyebab mata bintitan biasanya adalah infeksi bakteri. Tanda dan Gejala pada

penderita bintitan biasanya muncul, antara lain: Muncul benjolan kecil di kelopak

mata, baik atas maupun bawah, Benjolan terasa nyeri, kemerahan, dan terasa hangat

ketika disentuh, Mata berair dan sensitif terhadap cahaya, Mata terasa gatal

14
9. Scleritis

Scleritis adalah peradangan yang terjadi pada sklera atau bagian yang berwarna putih

pada bola mata. Scleritis juga bisa disebabkan karena adanya trauma pada mata. Pada

kasus yang jarang, penyakit ini juga bisa disebabkan karena infeksi oleh jamur atau

parasit

Gejala utama yang sering kali muncul pada seseorang dengan scleritis adalah

kemerahan. Selain itu kerap timbul rasa nyeri. Karakteristik nyeri yang dirasakan

adalah nyeri hebat yang bisa menjalar hingga dahi, alis, rahang, atau sinus; dapat

membuat terbangun saat malam hari; nyeri bertambah hebat pada sentuhan; hanya

menghilang sementara jika diberikan obat anti-nyeri.

15
10. Retinopati Diabetika (Retinopati DM)

Retinopati adalah suatu degenerasi atau kelainan retina karena penutupan/sumbatan pembuluh

darah, sehingga mengakibatkan gangguan nutrisi pada retina.

Penyebabnya antara lain: hipertensi, arteriosklerosis, DM, dan leukemia. Retinopati diabetika

dapat muncul tanpa gejala, serta selanjutnya dapat menimbulkan gangguan penglihatan sampai

kebutaan, yang biasanya terjadi setelah menderita DM selama 5 – 15 tahun (40 – 50%).

16
D. Hidung

Hidung adalah organ pernapasan yang juga berfungsi untuk indra penciuman. Hidung juga

berfungsi untuk membersihkan dan menyaring udara yang masuk ke tubuh kita melalui hidung.

Macam-macam penyakit yang bisa terjadi pada hidung antara lain :

1. Rinitis

Rinitis didefinisikan sebagain gangguan pada fungsi hidung, hal ini terjadi setelah

paparan allergen melalui peradangan mukosa hidung yang diperantarai IgE.

Gejala rinitis alergika dapat dicetuskan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:

o Alergen : menghirup bulu hewan, tepung sari, dan tungau debu rumah.

o Polutan : akibat dari epidemiologi

o Aspirin : aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid

2. Polip hidung

Polip hidung adalah massa lunak yang bertangkai dalam rongga hidung yang terjadi

akibat inflamasi mukosa , permukaannya licin , berwarna putih keabu-abuan dan agak

bening karena mengandung banyak cairan. Polip hidung menimbulkan komplikasi yang

mengurangi kualitas hidup dari penderita polip itu sendiri, seperti obstruksi nasi ,

sinusisitis, dan Infeksi saluran napas akut.

17
Gejala polip hidung yaitu : hidung tersumbat, hidung berair, bersin-bersin, kemampuan

indra penciuman berkurang, sakit kepala, dan mendengkur.

3. Sinusitis

Sinusitis bakterial akut adalah infeksi sinus paranasal dengan gejala ISPA yang menetap

atau makin berat dalam waktu kurang dari 30 hari.

Gejala yang menetap berupa sekret hidung (post nasal discharge), batuk siang hari (yang

dapat makin berat pada malam hari), atau keduanya dalam waktu lebih dari 10 hari.

Gejala yang makin berat ditandai dengan suhu sedikitnya 390 C dan sekret yang kental

(purulent nasal discharge) yang timbul bersamaan selama sedikitnya 3 hari berturut-turut.

4. Epistaksis

Epistaksis merupakan suatu kondisi klinis yang sering ditemui dan dapat terjadi pada

semua umur dengan banyak variasi penyebabnya.

18
Salah satu faktor risiko yang diduga ikut berperan dalam terjadinya epistaksis adalah

hipertensi.

E. Telinga

Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan merubah bunyi berupa

energi elektris secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti.

Gangguan pendengaran mengakibatkan seseorang kesulitan mendengar pembicaraan sehingga

terjadi gangguan komunikasi yang berdampak negative terhadap pekerjaan, pendidikan dan

hubungan sosial, hal tersebut dapat menimbulkan depresi. Berikut beberapa contoh patofisiologi

pada telinga :

1. Otitis Media Akut (OMA)

Otitis Media Akut (OMA) adalah penyakit peradangan telinga tengah. Otitis Media Akut

merupakan inflamasi akut telinga tengah yang diakibatkan oleh virus atau bakteri. Selain

disebabkan oleh virus atau bakteri, Otitis Media Akut dapat disebabkan oleh beberapa

factor, seperti anak-anak usia 6 bulan-12 tahun karena ukuran dan bentuk tuba eustachius

dan system imun yang belum berkembang, akibat paparan asap rokok dan sering berada di

tempat dengan banyak polusi.

19
Gejala yang dialami oleh penderita Otitis Media Akut, yaitu demam, muntah,

batuk, pilek, nyeri pada telinga, kejang, mual, dan diare. Sedangkan tanda yang dialami

oleh penderita Otitis Media Akut yaitu, keluarnya cairan dari telinga,

2. Otitis Eksterna

Otitis eksterna adlah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh

bakteri yang terlokalisir atau difusi dan menmbulkan rasa sakit. Factor yang

menyebabkan otitis eksterna adalah kelembaban, penyumbatan liang telinga tengah,

trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk pada kulit, sehingga terjadilah inflamasi

dan menimbulkan eksudat.

Gejala yang dialami oleh penderita,yaitu gatal, telinga terasa penuh, dan nyeri.

Sedanggkan tanda yang dialami penderita adalah telinga memerah.

20
3. Timpanosklerosis

Timpanosklerosis merupakan penyakit pada membrane timpani yang menunjukkan

gambaran bercak-bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal seluruhnya akibat

timbunan kolagen yang terhialinisai pada bagian tengahnya. Salah satu factor yang dapat

menyebabkan timpanosklerosis adalah pasien yang awalnya sudah menderita otitis

media.

Tanda yang dialami oleh penderita adalah adanya bercak putih yang terdapat pada

membrane timpani.

4. Barotrauma

Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan pada telinga berupa rupturnya membrane

timpani akibat kegagalan tuba eustachius untuk menyamakan tekanan antara telinga

tengah dengan lingkungan. Factor yang mempengaruhi timbulnya barotrauma adalah

kebiasaan berenang tanpa memperhatikan aspek K3. Barotrauma yang berkelanjutan

dapat menyebabkan gendang telinga pecah. Gendang telinga pecah adalah kondisi

dimana terdapat lubang atau robekan pada membrane timpani.

Gejala yang sering timbul pada barotrauma adalah telinga terasa penuh, sakit,

berdengung, pusing dan penurunan pendengaran.

21
5. Kolesteatom Eksterna

Kolesteatom eksterna adalah suatu penyakit yang berasal dari liang telinga. Kolesteatom

eksterna merupakan suatu penumpukan epidermal pada liang telinga. Kolesteatoma dapat

terjadi akibat infeksi telinga yang berulang, cedera pada gendang telinga, dan factor

genetic, yaitu lahir dengan tulang wajah yang kaku.

Gejala yang dialami oleh penderita adalah suara mendengung, pusing, sakit pada telinga,

telinga terasa penuh dan adanya masalah pendengaran. Sedangkan tanda yang dialami

adalah keluar cairan yang berbau busuk dari telinga.

6. Otosklerosis

Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis

di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan

getaran suara ke labirin dengan baik. Penyebab otosklerosis belum diketahui secara pasti.

22
Gejala yang dialami oleh penderita otosklerosis adalah penurunan pendengaran, telinga

berdengung dan pusing. Sedangkan tanda yang dialami penderita adalah penderita

berbicara pelan dan monoton.

F. Lidah

Lidah merupakan organ kompak yang terdiri dari otot-otot skeletal yang mempunyai fungsi

penting dalam pengunyahan, penelanan, bicara, dan sebagai indra perasa. Dorsum lidah dilapisi

oleh lapisan protektif berupa epitel gepeng berlapis dan banyak penonjolan mukosa yang

membentuk papila. Empat tipe papila pada dosrsum lidah antara lain: papila filiformis,

fungiformis, circumvallatae, dan foliata. Banyak lesi lidah yang tergantung pada perubahan

epitel , khususnya papila filiformis. Lidah sering terlibat sebagai bagian dari penyakit mukosa

rongga mulut. Terlepas dari keterlibatan ini, terdapat beberapa patofisiologi yang ditemukan

pada lidah.

1. Coated tongue

Coated tongue yaitu tertutupnya bagian dorsum lidah oleh suatu lapisan yang berwarna

putih kekuningan/kecoklatan yang mengandung debris/sisa makanan, ataupun

mikroorganisme/flora normal mulut yang didukung oleh kebiasaan mengkonsumsi

makanan lunak (karena telah mengalami kehilangan gigi), dipengaruhi pula oleh

perubahan . siologis rongga mulut, seperti berkurangnya produksi saliva ataupun akibat

23
konsumsi obat-obatan yang secara tidak langsung berpengaruh pada produksi saliva dan

ekosistem rongga mulut.

2. Fissured tongue

fissured tongue, yaitu lidah yang memiliki celah pada bagian dorsum lidah. Sesuai

perkembangan usia, fisur meningkat dalam jumlah, lebar, dan kedalaman.

3. Geographic tongue

24
Geographic tongue merupakan sebuah kelainan pada lidah yang muncul berupa lesi

asimptomatik yang jarang diketahui keberadaannya, oleh karena itu prevalensi dari

kelainan ini cenderung kecil. Kelainan ini diduga kuat dipengaruhi oleh faktor genetik

dan faktor predisposisi lainnya, ditandai dengan bentuk tidak beraturan berwarna merah

akibat depapilasi dan penipisan epitel/ atrofi. bagian dorsum lidah, dan dikelilingi oleh

bagian tepi berwarna lebih putih.

4. Fordyce granule

fordyce granule, yaitu kondisi akibat kelainan perkembangan yang ditandai oleh koleksi

heterotrofik kelenjar sebasea pada berbagai lokasi dalam rongga mulut

25
G. Kulit

Kulit merupakan organ tubuh pada manusia yang sangat penting karena terletak pada bagian luar

tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan seperti sentuhan, rasa sakit dan pengaruh

lainnya dari luar.

Kulit yang tidak terjaga kesehatannya dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit, penyakit ini

sangat mengganggu penampilan dan aktivitas penderita. Penyakit kulit sering dianggap remeh

karena sifatnya yang cenderung tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kematian. Namun

faktanya jika penyakit kulit terus dibiarkan dapat menyebabkan penyakit tersebut ssemakin

menyebar dan sulit untuk mengobatinya.

Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja dan pada bagian tubuh manapun. Penyakit kulit dapat

terjadi akibat adanya jamur, kuman, parasite, virus dan infeksi. Berikut beberapa contoh

patofisiologi pada kulit :

1. Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis yang menyebabkan kulit

memerah dan gatal.

Gejala yang dirasakan oleh penderita dermatitis, yaitu gatal, perih, serta rasa kering dan

panas di kulit. Tanda yang dialami oleh penderita dermatitis yaitu, alergi, kulit melepuh,

keluar nanah, dan muncul kemerahan di kulit.

26
2. Abses

Abses merupakan sebuah penimbunan nanah yang terakumulasi akibat infeksi bakteri.

Penyebab penyakit abses adalah infeksi bakteri dengan cara bakteri masuk ke bawah kulit

akibat luka.

Gejala yang dirasakan oleh penderita, yaitu gatal pada kulit yang terinfeksi, nyeri apabila

ditekan, kulit meradang serta demam. Sedangkan tanda yang dialami, yaitu timbulnya

benjolan kecil dengan warna kemerahan, keluar nanah dan bengkak.

3. Scabies

Scabies merupakan penyakit infeksi kulit menular dengan rasa gatal pada lesi yang

disebabkan oleh tungau. Factor berkembangnya penyakit scabies antara lain, kebersihan

27
yang kurang, sosial ekonomi yang rendah dan hubungan seksual dengan bergonta-ganti

pasangan.

Gejala yang dialami oleh penderita, yaitu gatal, kulit meradang, kulit terasa panas dan

perih. Sedangkan tanda yang dialami oleh penderita, yaitu adanya bintik merah dan

keluar nanah.

4. Herpes

Herpes merupakan penyakit radang kulit yang disebabkan oleh virus. Herpes dapat

menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat.

Gejala yang dialami oleh penderita antara lain, gatal, demam, nyeri kepala, nyeri tekan,

kulit meradang dan perih. Sedangkan tanda yang dialami, yaitu munculnya bintik yang

berisi cairan pada bagian kulit tertentu dan kulit meradang.

28
5. Urtikaria

Urtikaria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit superfisial

setempat dengan ukuran bervariasi sering dikelilingi oleh halo eritem yang disertai

dengan tasa gatal atau panas. Urtikaria dapat disebabkan oleh alergi, seperti alergi pada

makanan, obat, infeksi, trauma fisik atau pada cuaca tertentu.

Gejala yang dialami oleh penderita yaitu gatal dan panas. Sedangkan tanda yang dialami

penderita adalah adanya penonjolan pada kulit dan memerah.

6. Pioderma

Pioderma merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bacterial kulit. Factor lain

yang menyebabkan pioderma antara lain, cuaca yang panas, lembab, kurangnya sanitasi

dan kebersihan.

Gejala yang dialami oleh penderita, yaitu gatal dan demam. Sedangkan tanda yang

dialami penderita adalah terdapat benjolan merah pada kulit, bernanah, dan kulit

meradang.

29
7. Jerawat

Jerawat adalah suatu keadaan dimana pofolikel rambut tersumbat oleh sel minyak dan

kulit mati. Factor-faktor yang mempengaruhi timbulnya jerawat antara lain, genetika,

endoktrin, factor makanan, keaktifan, factor psikis infeksi bakteri dan kosmetika.

Gejala yang dialami oleh penderita, yaitu nyeri tekan, panas, dan gatal. Sedangkan tanda

yang dialami oleh penderita yaitu diawali dengan munculnya bintik atau benjolan

berwarna merah atau kuning.

8. Panu

Panu adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur. Factor lain yang menyebabkan

panu adalah kurangnya kebersihan.

Gejala yang timbul oleh penderita adalah adanya rasa gatal dan panas. Sedangkan tanda

yang dialami oleh penderita adalah perubahan warna kulit menjadi lebih terang.

30
9. Melanoma

Melanoma adalah tumor ganas yang dari sel melanosit dan terutama terjadi di kulit.

Factor yang paling umum adalah akibat paparan sinar UV.

Gejala yang dialami penderita adalah gatal. Sedangkan tanda yang dialami oleh penderita

adalah munculnya tahi lalat.

31
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan


warna.Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan bulu mata. Cara kerja mata manusia pada
dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Ada berbagai
macam kelainan pada mata, seperti: presbiopi, hipermetropi, miopi,astigmatisma, katarak,
imeralopi, xeroftalxni, keratomealasi, dan lain sebagainya.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untukkeseimbangan
tubuh. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telingaluar, telinga tengah, dan
telinga dalam. Ada berbagai kelainan pada telinga, seperti: tuli,congek, otitis eksterna,
perikondritis, eksim, cidera, tumor, kanker, dan lain sebagainya.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermisdan lapisan dalam
yang disebut lapisan dermis. Kelainan-kelainan yang ada pada kulityaitu: jerawat, panu, kadas,
skabies, eksim, biang keringat, dan lain sebagainya.

32
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia.Permukaan lidah
dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjarlendir, dan reseptor
pengecap berupa tunas pengecap. Lidah berfungsi sebagai pengecaprasa dan sebagai pembantu
dalam tindakan berbicara. Kelainan yang ada pada lidahyaitu: oral candidosis, atropic glossitis,
geografic tongue, fissured tongue, glossopyrosis,dan lain sebagainya.Indra pembau berupa
kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
Kelainan-kelainan yang ada pada hidung yaitu:angiofibroma juvenil, papiloma juvenil, rhinitis
allergica, sinusitis, salesma daninfluensa, anosmia, dan lain sebagainya
H. SARAN
Pada sistem indra ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baikkarena bawaan
maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsimakanan. Untuk itu
jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Puguh Nugroho dan HMS Wiyadi. 2009, Anatomi dan Fisiologi Pendengaran Perifer.
Surabaya: Universitas Airlangga
Kennedy, Fatrianda Putri. 2015, Otitis Externa In 23 Years Old Woman. Lampung : Universitas
Lampung
Israr, Yayan Akhhyar. 2009, Timpanosklerosis. Riau : Universitas Riau
Navisah, Siti Fatimatun, Isa Ma’rufi, Anita Dewi Prahastuti Sujoso. 2016, Faktor Resiko
Barotrauma Telinga Nelayan Penyelam di Dusun Watu Ulo Desa Sumberejo Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember. Jember : Universitas Jember
Lestari, Rizka Dewi, Zulhafis Mandala dan Marni. 2018, Distibusi Usia dan Jenis Kelamin pada
Angka Kejadian Otitis Media Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2016. Bandar Lampung: Universitas Malahayati
Edward, Yan dan Deni Amri.2010, Penatalaksanaan Kolesteotom Eksterna. Padang :
Universitas Andalas
Salima, Jeanna, Mukhlis Imanto, Khairani. 2016, Tuli Konduktif e.c Suspek Otosklerosis Auris
Sinistra pada Pasien Laki-Laki berusia 49 Tahun. Lampung : Universitas Lampung

33
Dyanmita, Dyan, M.Tanzil Furqon dan Rizal Setya Perdana. 2018, klasifikasi Penyakit Kulit
Pada Manusia Menggunakan Metode Binary Decision Tree Support Vector Machine
(BDTSVM). Malang : Universitas Brawijaya
Fitria. 2013, Aspek Etiologi Pada Urtikaria dan Angioedema. Banda Aceh : Universitas Syiah
Kuala
Sampelan, Meiching G, Damayanti Pangemanan dan Rian M. Kundre. 2017, Hubungan
Timbulnya Acne Vulgaris Dengan Tingkat Kecemasan Pada Remaja di SMP N 1 Likupang
Timur. Manado : Universitas Sam Ratulangi
Miranda, Caryn. 2020, Skrining dan Diagnosis Melanoma Kulit. Jakarta : Univertitas
Tarumanegara
Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018, 186 -191.

Sari**, N. N. (2016). Profil lesi mulut pada kelompok lanjut usia di Panti Sosial Tresna Wreda. Vol 2 No 2

– Agustus 2016, 74 -79.

Secchi MMD, Indolfo MLP, Rabesquine MM, de Castro FB. Epistaxis: Prevailing Factors and Treatment.

Intl Arch Otorhinolaryngol Sao Paolo Brazil 2009; 13(4): 381-5.

Herkner H, Laggner AN, Muller M et al. Hypertension in Patients Presenting with Epistaxis. Annals of

Emergency Medicine 2000; 35(2): 126-30

Nash D, Wald E. Sinusitis. Pediatrics in review, 2001; 22:1-9

Lasley MV, Saphiro GG. Rhinitis and sinusitis in Children. Immunology on allergy clinics of North America

1999; 19:437-49.

Lopo,C, Gambaran Histopatologi Polip Hidung Alergik dan Non Alergik, Tesis, Bagian Telinga Hidung

Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,2003. : 39-45.

Mangunkusumo, E , Penyulit Sinusitis Polip Nasi dan Sinusistis Jamur.In:Kumpulan Naskah Lengkap

Kursus Pelatihan dan Demo Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (10-12 Juni 2000), Bagian Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,

Makassar.2000: 96-9.

34
Soegeng Soegijanto, 2016, Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga.

Rapuano CJ, Heng WJ. 2003. Cornea. Dalam Wills Eye Hospital’s Colour Atlas & Synopsis of clinical

Ophthalmology Wills Eye Hospital. McGraw-Hill.

Blumenthal M, Kansas P. 2004. Small Incision Manual Cataract Surgery: Mini-Nuc and Fluidics

Phacosection and Viscoexpression. Dalam Highlights of Ophthalmology International.

AAO. 2004 - 2005. Retina and vitreous. BCSC Sec-12. AAO - San Francisco.

35

Anda mungkin juga menyukai