Anda di halaman 1dari 23

Nama : Muhammad Arief

No bp : 20101154250044
Kelas : Ti-2

Latihan 1
Pilihlah cara penulisan yang tepat!
1. a. Dr. Abdul Rahman, M.A. b. Dr. Abdul Rahman M.A.
2. a. nonpribumi b. non-pribumi
3. a. kwalitas b. kualitas
4. a. hipotesa b. hipotesis
5. a. sistem b. sistim
6. a. ekstrakurikuler b. ekstra-kurikuler
7. a. di sana b. disana
8. a. ke 25 b. ke-25
9. a. tunawisma b. tuna wisma
10. a. pra-sangka b. prasangka
11. a. se tanah air b. setanah air
12. a. digaris bawahi b. digarisbwahi
13. a. RP. 25,00 b. RP 25,00
14. a. 60-an b. 60an
15. a. enampuluhan b. enam puluhan
16. a. SIM b. Sim
17. a. Posyandu b. POSYANDU
18. a. Jakarta, 12 Apri 2015 b. Jakarta 12 April 2015
19. a. soto betawi b. Soto Betawi
20. a. antar kota b. antarkota
21. a. tritunggal b. tri tunggal
22. a. si belang b. sibelang
23. a. sang kancil b. sangkancil
24. a. non-SMA b. nonSMA
25. a. pensilku b. pensil ku
26. a. rumahnya b. rumah nya
27. a. dari padang b. daripadang
28. a. kepada b. ke pada
29. a. pergilah b. pergi lah
30. a. merekapun b. mereka pun
31. a. terus menerus b. terus-menerus
32. a. Gubernur Arman b. gubernur Arman
33. a. danau Singkarak b. Danau Singkarak
34. a. 10.30 WIB b. 10:30 WIB
35. a. diperlukan b. di perlukan
36. a. anda b. Anda
37. a. Haji Amir b. haji Amir
38. a. Akabri b. AKABRI
39. a. perkilogram b. per kilogram
40. a. sepuluh ribu b. sepuluhribu

Latihan 2
Perhatikanlah kalimat-kalimat di bawah ini dengan seksama. Berilah huruf S pada akhir kalimat
bila Anda menemukan ada kesalah ejaan di dalam kalimat tersebut. Kemudian, berilah garis
bawah apa yang Anda anggap salah. Bila kalimat itu Anda anggap betul berilah huruf B!

1. Silakan duduk, Mas! B


2. Bendungan itu di gunakan untuk mengailri sawah. S (mengairi)
3. Pada tahun 1970-an model celana ini sudah dipakai anak muda. B
4. Namanya adalah Prof. Dr Fajar Gunawan M.Pd S (Prof. Dr Fajar Gunawan, M.Pd)
5. Semi, Atar. 2010. Menulis Efektif. Bandung: Angkasa Raya. B
6. Saya tidak keberatan menerimanya. B
7. Kata Bupati M.Nur: “Lingkungan harus selalu bersih”. S (M Nur)
8. Tutuplah pintu itu, Dik! B
9. Gitarpun dipakainya dalam membaca puisi. S (Gitar pun)
10. Kata orang pisang Ambon tidak dijumpai di Ambon. S (Kata orang, pisang)
11. Kapal itu menuju Eropa melalui Terusan Suez. B
12. Hal itu tidak tercantum dalam daftar Acara rapat hari ini. S (acara)
13. Pada abad IX telepon seluler mengalami perkembangan luar biasa. S (abad-IX)
14. Kita harus membaca bab ke-V dari buku itu. B
15. Menjelang lebaran kami mendapatkan dua ratus lembar uang 500an S (500-an.)
16. Pemerintah telah mengirimkan dua puluh ribu pasukan untuk mengatasi bencana. B
17. Kongres ditutup pukul 16.30 waktu setempat. B
18. Presiden Republik Indonesia, Jokowi telah berangkat ke Jambi. B
19. Nama ilmiah padi adalah oryza sativa. S (Oryza Sativa)
20. Duduklah di sisni.S (disini)
21. Dia datang ke Rsud Pariaman untuk berobat. S ( Dia datang dari RSUD Pariaman )
22. Beras itu dijual seharga RP 15.000,00 per kilogram. B
23. Mereka tinggal di jalan Sudirman Padang. B
24. Gedung perkantoran Pemko Padang akan segera dibangun S (dibangun.)
25. Oleh karena itu buku itu harus dipahami dengan baik. B
26. Orang percaya bahwa Presiden Reagan akan mengambil tindakan tegas terhadap teroris. S
(bahwa, Presiden)
27. Rumah itu bukan milik saya, melainkan milik anak saya. B
28. Karena banyak peserta yang tidak hadir, rapat pada hari ini dibatalkan. S ( hadir, maka rapat)
29. Pada tahun ini PLN merugi sekitar ratusanjuta. S (ratus-an juta)
30. Negara Indonesia terdiri dari beberapa Pulau. B

Latihan 3
1. Bahwa komunikasi bukan hanya sekedar menyampaikan pesan, tapi juga untuk mengubah
tingkah laku orang.
2. Di tempat yang sama, bertanding Persija melawan Persib.
3. Rumah yang dulu pernah saya tinggali baru-baru ini dibongkar oleh petugas yang berwajib.
4. Dia tidak datang ke acara itu, karena tidak diundang.
5. Para petani telah mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
6. Dosen perlu memahami bagaimana memori bekerja, disegarkan, dan diberdayakan.
7. Tujuan halaman tersebut untuk menyugesti mahasiswa agar lebih tertarik membaca buku
ajar.
8. Tujuan disusun langkah-langkah tersebut, supaya proses belajar yang jelas dari awal sampai
akhir pembelajaran.
9. Jadi, pendekatan akselerasi yang dimaksud adalah mempercepat dan mengoptimalkan hasil
belajar siswa dengan upaya normal dengan memanfaatkan gaya belajar sendiri dibarengi
pemberian kesan yang penuh kegembiraan.
10. Arman adalah murid paling nakal di kelasnya.
11. Tahap akhir penyelesaian gedung rektorat adalah pengecatan dinding, pemasangan instalasi
listrik, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruangan.
12. Program studi banding ini sudah lama diusulkan, tapi dekan belum menyetujuinya.

Latihan 4

1. Buatlah lima buah contoh kalimat majemuk setara!


a) Ibu menyapu lantai rumah sebelum aku mengepel lantai.
b) Sari merupakan anak yang pandai bahkan dia juga merupakan bintang kelas.
c) Jimmy membereskan tempat tidurnya, kemudian dia menyapu halaman di pagi hari.
d) Petani membajak sawahnya lalu mereka menanan padi di atasnya.
e) Aku tertidur pulas di kamar ketika seseorang mengetuk pintu rumahku.

2. Buatlah lima buah contoh kalimat majemuk bertingkat!


a) Kehidupannya berubah drastis, sejak ia menjadi pengedar dan pecandu narkoba.
b) Anak tukang becak itu menjadi terkenal, sejak ia menjuarai lomba matematika di tingkat
nasional.
c) Suasana pesta itu mendadak riuh, ketika pak gubernur datang menyalami tamu undangan.
d) Kakek rajin berolah raga agar tubuhnya tetap segar bugar.
e) Ibu membawakannya payung agar ia tidak kehujanan.

3. Buatlah lima buah contoh kalimat tunggal!

a) Devina sedang membaca buku.


b) Ayah sedang membaca koran.
c) Pak Irawan adalah guru di sekolah ku.
d) Kotak itu tempat menyimpan kunci.
e) Rumah itu dibangun dua tahun yang lalu.
MAKALAH
PENYUSUNAN PARAGRAF DAN KARANGAN

DOSEN PENGAMPU

Noni Febriana, M.Pd


1019028801

KELOMPOK 7

MUHAMMAD ARIEF 20101154250044


MUHAMMAD FADJRI 20101154250045
RAHMAD FAUZAN 20101154250046
ARGO GARZELO 20101154250047

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA


YPT PADANG
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir.
Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran
pikiran, kehalusan perasaan dan kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua
kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan
adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis
dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut kemampuan


berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan
materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan
tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis,
yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga
keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu
komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah.Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat.Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan
ilmiah.Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,
logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah
penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan
kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku
dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami rumuskan masalah dalam makalah ini
adalah
1. Apa Hakikat Paragraf ?
2. Apa Kegunaan Paragraf ?
3. Apa saja Jenis-Jenis Paragraf?
4. Apa Saja yang menjadi Syarat - Syarat Paragraf ?
5. Apa Saja Struktur pada Paragraf ?
6. Apa Teknik Pengembangan Paragraf ?
7. Apa saja Jenis-Jenis Karangan ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan maslah tersebut, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui mengenai paragraf secara umum yang sering di
gunakan dalam kegiatan karya tulis.
2. Untuk mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan paragraf itu
sendiri, mulai dari pengertian paragraf , Struktur paragraf, unsure Syarat sebuah paragraf
,tehnik pengembangan paragraf dan macam – macam paragraf.

D. Manfaat Penulisan

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti
paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi
pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang
lebih kecil dan
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa
variabel.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Paragraf

Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada umumnya
diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan bagian dari
suatu karangan (wacana) karena suatu paragraf secara bersama-sama dengan paragraf lain
mendukung penyajian topik karangan (wacana) itu. Paragraf selalu mendukung penyajian topik
karangan. Paragraf yang menyajikan suatu pikiran itu selalu berkaitan dengan topik karangan
(wacana) tersebut.

Pengertian paragraf menurut beberapa pakar linguistik dijelaskan sebagaiberikut:


1. Arifin & Tasai (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
2. Kridalaksana (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) menjelaskan paragraf adalah satuan
bahasa yang mengandung satu tema.
3. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134)
menjelaskan paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung satu
ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru dan disebut juga dengan alinea.
4. Akhadiah, dkk (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf merupakan
inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan; dalam paragraf terkandung satu unit buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal,
kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kepada kalimat simpulan.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk
5. Widjono HS (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf adalah satuan
bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap, runtut, dan padu;
paragraf juga berarti bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya.
6. Semi (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf adalah kalimat
atau seperangkat kalimat mengacu kepada satu topik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf yakni sebagai
berikut: (1) dilihat dari bentuknya, paragraf pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat
(paragraf sempurna) namun sebagian kecil terdiri atas satu atau dua kalimat (paragraf sederhana),
(2) dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan menjorokkan awal kalimat ke bagian
dalam tulisan atau ditulis sejajar namun dipisahkan dengan memberi jarak dari paragraf yang lain
dan (3) dilihat dari segi isinya, paragraf membicarakan satu topik pemikiran sederhana yang
mendukung topik subbab atau topik bab atau topik karangan/wacana (Ermanto & Emidar,
2012:134-135).

B. Kegunaan Paragraf

Keberadaan suatu paragraf dalam suatu tulisan sangat berguna bagi penulis untuk beberapa hal
berikut ini:

1. Memudahkan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat yang


tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.

2. Memudahkan penataan topik-topik paragraf sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu karangan.

3. Memudahkan pengembangan topik karangan (topik subbab, topik bab) menjadi topik-topik
sederhana (topik paragraf).

4. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema lainnya.

5. Memisahkan dan menegaskan pergantian suatu topik paragraf dengan topik paragraf lainnya
secara formal.

Bagi pembaca, paragraf juga berguna untuk untuk beberapa hal berikut ini:

1. Menandai pergantian topik paragraf yang satu dengan topik paragraf yang telah disajikan dan
topik paragraf yang akan disajikan.

2. Memudahkan pemahaman suatu topik paragraf karena secara formal telah dipisahkan dengan
topik paragraf yang telah disajikan dan topik paragraf yang akan disajikan.

C. Jenis Paragraf

Jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek yakni:

1. Berdasarkan Kelengkapannya

Berdasarkan aspek kelengkapannya terdiri atas:

a. Paragraf Sederhana

Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat. Paragraf
sederhana ini dapat ditemukan dalam buku atau karangan ilmiah, berita jurnalistik, dan surat.
Dalam buku atau karangan ilmiah, paragraf sederhana berisi pengantar/pembuka suatu topik
bahasan, atau penghubung/peralihan topik bahasan, atau penutup topik bahasan. Dalam berita
jurnalistik, paragraf sederhana adalah seperti paragraf teras dan tubuh berita. Dalam surat,
paragraf sederhana adalah seperti pada paragraf pembuka atau paragraf penutup.

Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf pengantar/pembuka suatu topik bahasan
terdapat pada pembuka subbab atau pembuka bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:

Contoh 1
Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan yaitu perkembangan kosakata bahasa
Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Perkembangan dan pengembangan
menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat dari proses kejadiannya, tetapi apabila dilihat
dari hasilnya merupakan dua hal yang sama.

Contoh 2
Dalam pembentukan istilah, untuk mendapatkan bentuk kata yang dapat mewadahi sebuah
konsep yang tepat, maka upaya gramatikal dapat dilakukan. Upaya-upaya gramatikal itu
adalahproses konversi, afiksasi, reduplikasi, komposisi, proses abreviasi, dan analogi yang akan
dijelaskan satu per satu berikut ini.

Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penutup suatu topik bahasan terdapat pada
penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah kosakata bahasa Malaysia bisa
menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Indonesia dan sebaliknya, sejumlah kosakata bahasa
Indonesia bisa menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Malaysia.

b. Paragraf Sempurna

Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu atau dua kalimat
menyatakan topik bahasan paragraf sedangkan beberapa kalimat lainnya menjelaskan topik
bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna ini berisi satu topik bahasan paragraf. Paragraf
sempurna adalah paragraf yang berupa paragraf pokok/pengembang. Dalam suatu karangan,
paragraf sempurna inilah yang paling banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan
karangan disajikan dengan paragraf sempurna ini. Berbeda dengan itu, dalam suatu karangan,
paragraf sederhana pada dasarnya digunakan untuk memperlancar penyajian topik bahasan
karangan.

Contoh paragraf sempurna tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang sederhana untuk membuat senjata tidak
bersuara. Bayangkan sebuah balon, apabila kamu menusuk balon dengan peniti, akan
menimbulkan suara yang keras. Akan tetapi, jika kamu membuka balon dan membiarkan
udaranya keluar perlahan suaranya akan sangat pelan. Proses inilah menjadi ide dasar dibalik
peredam senjata.
2. Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan

a. Paragraf Pengantar/Pembuka

Paragraf pengantar/pembuka adalah paragraf yang terdapat di awal suatu karangan. Paragraf
pengantar merupakan paragraf yang berisi pengantar untuk masuk ke suatu topik bahasan subbab,
bab atau karangan. Paragraf pengantar ini tidak selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab
atau karangan. Berbeda dengan paragraf pengantar, paragraf pembuka merupakan paragraf yang
berisi pembuka untuk memulai suatu topik bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf
pembuka ini harus selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab atau karangan.

Contoh paragraf pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Untuk keperluan pembahasan ini dikutip salah satu definisi yang sederhana, yaitu “Bahasa ialah
sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk
bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”.

b. Paragraf Penghubung/Peralihan

Paragraf penghubung/peralihan adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan yang
lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu topik bahasan dari topik bahasan
sebelumnya. Disebut paragraf penghubung karena paragraf yang digunakan untuk
menghubungkan suatu topik bahasan yang berbeda. Paragraf penghubung ini bermanfaat untuk
memperlancar penyajian dari suatu topik bahasan ke topik bahasan yang lainnya. Disebut
paragraf peralihan karena paragraf ini adalah paragraf yang memperlancar peralihan dari suatu
topik bahasan ketopik bahasan lainnya dalam suatu karangan.

Contoh paragaraf penghubung/peralihan tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Pada uraian di atas telah dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang perlu diketahui ragam
atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut ini.

c. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat diakhir suatu karangan, bab atau subbab.
Paragraf penutup ini lazim berisi suatu peyimpulan topik bahasan, penegasan topik bahasan atau
pengharapan kepada pembaca berkaitan dengan topik bahasan itu.

Contoh paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:Berdasarkan uraian diatas
dapat ditarik simpulan bahwa kebiasan adalah perilaku individu yang dilakukan secara otomatis,
yang ditandai oleh spontanitas, berulang-ulang dan disertai dorongan atau minat.

d. Paragraf Pokok/Pengembang
Paragraf pokok/pengembang adalah paragraf yang terdapat didalam suatu karangan yang berisi
topik-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan topik bahasan karangan (kompleks).
Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf pokok/pengembang inilah yang menunjang
pengembangan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah
paragraf inti yang berisi satu topik bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf
pokok yang lain menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang karena
paragraf ini adalah paragraf yang mengembangkan topik bahasan karangan.

Contoh paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Untuk menembakkan peluru dari senapan, bubuk-bubuk senapan terbakar dibelakang peluru
sehingga menciptakan dentuman gas panas yang keras. Tekanan dari gas mendorong peluru
turun ke laras senapan. Peredam terpasang diujung laras senapan dan volumenya 20-30 kali lebih
besar dibandingkan laras senapan. Dengan peredam berada ditempatnya, gas yang tertekan
dibelakang peluru mempunyai ruangan yang lebih luas untuk mengembang. Jadi, tekanan dan
temperatur gas panas menurun drastis. Ketika peluru keluar dari lubang dalam peredam, tekanan
yang terlepas jauh lebih rendah, mungkin 60 PSI sehingga suara yang dihasilkan senapan itu
tidak begitu terdengar.

3. Berdasarkan Teknik Pemaparannya

a. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran (deskripsi) tentang suatu objek seperti
benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf yang mendeskripsikan atau mengembangkan objek
tersebut adalah paragraf deskripsi. Artinya, paragraf deskripsi selalu berisi gambaran suatu objek.
Jadi, disebut paragraf deskripsi hanya karena dibuat untuk menggambarkan suatu objek dengan
media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).

Penyusunan paragraf deskripsi menggunakan logika ruang. Artinya, untuk mendeskripsikan


suatu objek, dijelaskan bagian-bagian objek itu dengan teratur menggunakan kalimat-kalimat.
Penataan paragraf deskripsi dengan logika ruang itu dapat dipilih sesuai urutan atas-bawah, kiri-
kanan, utara-selatan, timur-barat, bagian besar-bagian kecil, bagian kecil-bagian besar, dan
sebagainya. Penataan seperti ini akan memudahkan pembaca melihat, memandang,
memperhatikan objek yang dideskripsikan secara mudah.

Contoh paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut warna merah nan menor. Sejumlah spanduk
dan umbul-umbul merah terpasang diberbagai ruas jalan dan mulut gang, sedangkan ditiap pojok
terpampang wajah Bung Karno, baik foto maupun lukisan dalam berbagai ukuran. Dibeberapa
pintu masuk kota dari arah Malang, berderet baliho yang bergambar wajah proklamator itu dalam
ukuran besar. Keramaian serupa terlukis di kawasan alun-alun kota, museum Bung Karno dan
sekitar kuburan Soekarno di kawasan Bendogerit.

b. Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita (narasi) tentang suatu kejadian yang dialami
tokoh, baik orang maupun binatang dalam suatu kehidupan. Kadang tokoh-tokoh yang
diceritakan dapat pula berupa tumbuhan atau benda mati yang seolah-olah bisa berbicara seperti
manusia. Paragraf narasi selalu berisi peristiwa kehidupan yang dialami oleh tokoh yang
diceritakan. Jadi, disebut paragraf narasi karena dibuat untuk menceritakan peristiwa kehidupan
suatu tokoh dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).

Penyusunan paragraf narasi menggunakan logika urutan waktu (kronologis). Untuk penceritaan
suatu peristiwa, dikemukakan penggalan-penggalan kejadian dengan teratur sesuai dengan urutan
waktu kejadian (menggunakan kalimat-kalimat). Penataan paragraf narasi dengan logika urutan
waktu (kronologis) itu dapat dipilih sesuai dengan urutan kejadian sebelumnya-sekarang atau
sekarang-sebelumnya.

Contoh paragraf narasi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Aku tahu, ia sengaja memalingkan wajah dari sorotan lampu itu agar rautnya tak terbaca olehku.
Aku juga tahu, sejak sejam lalu ia berusaha keras menahan bulir-bulir air itu meluncur jatuh dari
pelupuk matanya. Diambilnya sebatang rokok kretek dari bungkusnya. Namun, ia menolak
ketika tangan ku terulur dengan geretan menyala. Ia memilih mengambil korek api dari tas
punggung yang tergeletak didekat kakinya. Ia tetap diam. Kami sama-sama diam. Hanya
terdengar riak-riak ombak dan suara cengkih dari rokok yang terbakar.

c. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan informasi (ekspos) tentang suatu
persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan kepada orang lain. Jika dibandingkan dengan paragraf
deskripsi yang menggambarkan suatu objek, paragraf eksposisi adalah menjelaskan atau
mengemukakan suatu persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan. Target paragraf eksposisi
hanyalah penginformasian persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan tersebut. Harapan penulis
adalah pembaca paham tentang persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan yang disajikan dalam
paragraf eksposisi itu.

Penyusunan paragraf eksposisi ini menggunakan logika ilmiah (pemikiran). Artinya, untuk
penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti umum-khusus (deduktif),
khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi) sebab-akibat, pemerian contoh dan
pengelompokan (klasifikasi). Penataan paragraf eksposisi dengan logika ilmiah itu dapat dipilih
sesuai dengan topik bahasan paragraf yang dijelaskan tersebut.

Contoh paragraf eksposisi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:


Banyak tokoh besar membuat penemuan pada abad ini. Para tokoh besar yang muncul pada abad
ke-20 ini juga ada yang ada membuat mesin yang bisa terbang, seperti yang dilakukan Wright
bersaudara. Selain itu, ada pula penemuan molekul pembentuk basis kehidupan (DNA) oleh
Watson dan Crick atau yang membuat dunia gemetar dengan seruan ‘Heil!’ oleh Hitler. Temuan
lain adalah mengubah alam semesta dengan sebuah persamaan, seperti yang dilakukan oleh
Einstein.

d. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi penjelasan untuk meyakinkan pembaca tentang
suatu gagasan, pemikiran, temuan atau keyakinan dengan pemberian alasan, data atau fakta. Jika
dibandingkan dengan paragraf eksposisi yang menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan,
gagasan, pemikiran, temuan, paragraf argumentasi adalah paragraf untuk meyakinkan orang lain
tentang suatu hal dengan pemberian argumentasi. Target paragraf argumentasi adalah pemberian
keyakinan tentang suatu hal kebenaran. Harapan penulis adalah pembaca dapat meyakini suatu
kebenaran yang disampaikan.

Contoh paragraf argumentasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Pelajaran bahasa indonesia termasuk kelompok ilmu pengetahuan yang selalu berkembang. Oleh
karena itu, guru bahasa Indonesia dituntut mengikuti perkembangan bahasa Indonesia dan
pengajarannya. Kualifikasi ijazah tampaknya mempunyai kontribusi yang baik terhadap kualitas
pengajaran termasuk persepsi terhadap buku pelajaran yang digunakan. Tampak dari hasil
penelitian bahwa 90% mengikuti program penyetaraan DII PGSD berarti mereka memiliki
kesempatan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan bahasa
Indonesia termasuk kajian terhadap buku teks bahasa Indonesia.

e. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa usaha untuk membujuk atau mempengaruhi
orang lain tentang suatu hal. Paragraf persuasi ini sering ditemukan dalam karangan-karangan
yang berwujud iklan, promosi, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan paragraf argumentasi
yang berisi penjelasan untuk meyakinkan orang lain tentang suatu hal dengan pemberian
argumentasi, paragraf persuasi ini berisi bujukan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti
hal yang diinginkan penulis. Target paragraf persuasi adalah pembaca mengikuti sesuatu yang
diharapkan oleh penulis.

Penyusunan paragraf persuasi ini lazim menggunakan logika yang disertai daya persuasif
terhadap pembaca. Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan penjelasan-
penjelasan yang bisa mendesak pembaca untuk mengikuti sesuatu yang diinginkan penulis.
Singkatnya, hal yang sangat penting hanyalah paragraf persuasi selalu berisi usaha untuk
membujuk dan mempengaruhi sikap dan keyakinan pembaca untuk mengikuti sesuatu yang
diharapkan penulisnya.
Contoh paragraf persuasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Dengan alat ini, anda tidak lagi harus membuang ampas atau serat makanan. Hal ini karena
semuannya akan menjadi halus. Seratus persen buah atau sayuran dapat diminum langsung
bersama seratnya yang halus.

D. Persyaratan Paragraf yang Baik

Persyaratan paragraf yang baik adalah sebagai berikut:


1. Kesatuan topik bahasan (kohesi).
2. Kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi).
3. Ketuntasan pengembangan.
4. Keruntutan penyusunan.

E. Struktur Paragraf

Dilihat dari keberadaan kalimat topik, paragraf terbagi dua:


1. Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik
a. Kalimat Topik di Awal (Paragraf Deduktif)
Contoh:
Valentine day dalam kosakata bahasa kita diterjemahkan sebagai hari kasih sayang
yang berawal dari kebudayaan Romawi (sekarang Italia). Asal muasalnya, sedikitnya ada dua
versi. Versi pertama, hari yang diperingati untuk “memuji-muji” kasih sayang itu ada korelasinya
dengan kematian atau pemakaman Santo Valentine. Versi kedua, berasal dari tradisi Lupercalia
yang merupakan upacara untuk menghormati Faunus, Sang Dewa Pertanian, di masa Romawi
Kuno.
b. Kalimat Topik di Akhir (Paragraf Induktif)
Contoh:
Teknik nuklir dapat digunakan untuk mengradiasi benih tanaman agar diperoleh
mutan yang memiliki sifat lebih baik, misalnya teknik ini telah dilakukan terhadap benih padi
sehingga diperoleh benih padi yang lebih tahan terhadap hama. Dalam rangka program
intensifikasi untuk meningkatkan produksi padi, penggunaan varietas unggulan dapat menjadi
salah satu andalan. Jadi, teknik nuklir juga bermanfaat dalam bidang pertanian.
c. Kalimat Topik di Awal dan di Akhir
Contoh:
Manfaat teknik nuklir telah dinikmati banyak pasien, antara lain untuk pemeriksaan
adanya keretakan atau patah tulang karena kecelakaan, juga dalam pemeriksaan penyakit paru-
paru atau diagnosis organ-organ tubuh tanpa melakukan operasi. Proses sterilisasi alat-alat
kedokteran dengan menggunakan radiasi gamma sudah banyak dilakukan. Selain untuk
diagnosis, unsur radio aktif (radioisotop) banyak dimanfaatkan untuk maksud terapi, misalnya
pengobatam kanker tulang, prostat, rahim dan payudara yang pada saat ini di Indonesia sedang
dikembangkan. Untuk analisis berbagai enzim dan zat renik lainnya dalam darah manusia,
metode nuklir yang dikenal dengan radioimmuna-assay (RIA) memberikan kontribusi yang
cukup besar. Hal itu menunjukkan bahwa teknik nuklir bermanfaat dalam bidang kedokteran
atau medis.

2.Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Paragraf yang tidak memiliki kalimat topikumumnya berbentuk paragraf deskripsi atau paragraf
narasi.

Contoh 1:

Di depan pembaringan ada sebuah kursi kayu empat segi. Ukurannyaagak kecil. Masih ada kursi
lainnya. Sebuah kursi rotan berbalut plastik. Plastiknya sudah putus dibeberapa bagian. Itulah isi
ruangan serba guna itu. Ruangan tidur yang merangkap sebagai ruangan makan dan meski sejak
setahun mereka tinggal di sana belum ada tamu yang berkunjung tapi ruang tidur dan ruang
makan itu juga akan berfungsi sebagai ruang tamu, yaitu kalau kelak ada tamu yang tersesat
bertandang ke rumah mereka.

Contoh 2:

“Dur, San! kalian mau ikut patroli, nggak?” lamunanku buyar. Mas Pur, prajurit angkatan
lautasal Surabaya, memanggil-manggil dari speed boat yang di parkir di dekat gudang
perlengkapan, tempat aku dan kawan-kawan lainnya biasa numpang tidur. Logat Jawanya sangat
kentara. Maklum, ia lahir dan tumbuh besar di Surabaya sebelum menjadi marinir. “Tidak, Mas!
Matur nuwun!” jawab ku berteriak dalam bahasa Jawa yang aku pelajari beberapa waktu lalu.

F. Teknik Pengembangan Paragraf

Khusus dalam paragraf yang tidak memiliki kalimat topik, pengembangan paragraf merupakan
cara menyajikan topik bahasan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas. Pengembangan paragraf
ini dapat pula dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengembangan Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik

Pengembangan paragraf yang memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang pengembangan
paragraf eksposisi, argumentasi dan persuasi. Beberapa teknik pengembangan paragraf:

a. Teknik Penguraian Gagasan

Pengembangan paragraf dengan teknik penguraian gagasan digunakan jika


topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa definisi konsep, penjelasan ide,
pikiran dan pendapat. Kalimat topik seperti ini perlu dijelaskan dan diuraikan dengan lebih rinci.
Penjelasan dan penguraian itu diwujudkan dalam beberapa kalimat penjelas.

b. Teknik Perbandingan/Pertentangan

Pengembangan paragraf dengan teknik perbandingan/pertentangan digunakan


jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa perbandingan/pertentangan
dua hal. Hal ini lazim digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang harus diperbandingkan atau
dipertentangkan dengan hal yang lain.

c. Teknik Pemberian Contoh

Pengembangan paragraf dengan teknik pemberian contoh digunakan jika


topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu dirasakan akan lebih jelas dengan cara
mengemukakan contohnya. Teknik pemberian contoh ini lazim digunakan untuk
mengkonkretkan suatu topik bahasan (paragraf). Agar topik bahasan itu menjadi nyata,
pemberian contoh sangat perlu digunakan.

d. Teknik Pemberian Argumentasi

Pengembangan paragraf dengan teknik argumentasi (alasan) digunakan jika


topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pendapat, gagasan atau keyakinan yang
memerlukan alasan agar diterima orang lain. Teknik pemberian alasan ini lazim digunakan untuk
meyakinkan orang lain terhadap pendapat, gagasan atau keyakinan penulis. Agar topik bahasan
diterima orang lain, pemberian alasan sangat perlu digunakan.

e. Teknik Perincian Sebab

Pengembangan paragraf dengan teknik perincian sebab digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang disebabkan oleh hal yang lain.
Rincian sebab itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa akibat itu. Kalimat-
kalimat penjelas itu adalah rincian sebab-sebab terjadinya hal yang dikemukakan dalam kalimat
topik.

f. Teknik Perincian Akibat

Pengembangan paragraf dengan teknik perincian akibat digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang diakibatkan oleh hal yang lain.
Rincian akibat itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa sebab itu. Kalimat-
kalimat penjelas itu adalah rincian akibat-akibat dari persoalan yang dikemukakan dalam kalimat
topik.

g. Teknik Pengklasifikasian
Pengembangan paragraf dengan teknik pengklasifikasian ini digunakan jika
topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pengklasifikasian atau pengelompokan
suatu hal. Keseluruhan hasil klasifikasi itu perlu dikemukakan untuk menjelaskan topik bahasan
yang berupa pengklasifikasian atau pengelompokan itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah
penjelasan klasifikasi dari persoalan yang dikemukakan dalam kalimat topik. Semua hasil
klasifikasi itu harus muncul atau terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas.

2. Pengembangan Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Pengembangan paragraf yang tidak memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang
pengembangan paragraf deskripsi dan narasi. Beberapa teknik pengembangan paragraf:

a. Teknik Urutan Ruang

Teknik urutan ruang ini digunakan untuk mengembangkan paragraf deskripsi. Artinya,
pengembangan paragraf dengan teknik urutan ruang ini digunakan jika topik bahasan paragraf
adalah berupa objek yang harus dideskripsikan. Untuk itu, kalimat-kalimat penjelas adalah
bagian-bagian dari suatu objek yang diungkapkan satu demi satu secara teratur. Keteraturan
pengungkapan bagian-bagian objek itu akan memudahkan pembaca menggambarkan objek itu
dalam pikirannya.

b. Teknik Urutan Waktu

Teknik urutan waktu itu digunakan pula untuk mengembangkan paragraf narasi. Artinya,
pengembangan paragraf dengan teknik urutan waktu ini digunakan jika topik bahasan paragraf
adalah berupa bagian-bagian peristiwa, perbuatan, tindakan dan kejadian yang harus diceritakan.
Untuk itu pula, kalimat-kalimat penjelas adalah urutan terjadinya peristiwa kehidupan yang
diungkapkan satu demi satu secara teratur. Keteraturan pengungkapan urutan terjadinya
peristiwa kehidupan itu akan memudahkan pembaca memahaminya.

G. Jenis Karangan

Jenis karangan terbagi lima yaitu:

1. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau mendeskripsikan suatu objek, benda
atau alam. Objek tersebut digambarkan dengan menggunakan kata-kata berdasarkan aspek ruang
dan aspek kebendaan. Dalam karangan ini, penulis berusaha memunculkan kesan yang kuat
kepada pembaca dengan cara merangsang seluruh indra pembaca sehingga pembaca betul-betul
menyaksikan objek, benda atau alam tersebut. Malalui karangan deskripsi ini, penulis
menggambarkan suatu objek dengan beberapa paragraf deskripsi.

Karangan deskripsi disusun dengan menggunakan sejumlah paragraf deskripsi. Dapat pula
dikatakan bahwa karangan deskripsi didominasi oleh paragraf deskripsi. Artinya, beberapa
paragraf deskripsi yang saling berkaitan menggambarkan objek yang ditampilkan itu. Namun
demikian, didalam karangan deskripsi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil jenis
paragraf yang lain.

2. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa, kejadian, perbuatan atau
tingkah laku. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa karangan narasi adalah karangan yang berupa
cerita. Peristiwa itu dirangkai melalui rentetan kronologis (rentetan waktu) yang dialami oleh
tokoh cerita. Artinya, urutan peristiwa dijalin oleh perilaku tokoh secara kronologis.

Karangan narasi ini dapat berbentuk cerita nyata dan dapat pula berbentuk cerita fiktif. Karangan
narasi yang berupa cerita nyata adalah dalam bentuk karangan biografi, autobiografi dan sejarah.
Karangan narasi yang berbentuk fiktif adalah dalam bentuk novel dan cerpen. Kekhasan
karangan narasi jenis ini terletak pada urutan cerita, waktu ceita yang diatur melalui plot (alur).

Karangan narasi disusun dengan menggunakan sejumlah pargraf narasi. Artinya, dapat pula
dikatakan bahwa karangan narasi tentu didominasi oleh pargraf narasi. Dalam karangan narasi,
beberapa paragraf narasi yang saling berkaitan menjelaskan peristiwa yang ditampilkan. Namun,
di dalam karangan narasi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil jenis paragraf yang lain
seperti paragraf deskripsi atau paragraf eksposisi.

3. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan permasalahan yang dibahas dengan cara
menguraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya secara detail. Karangan eksposisi ini
menjelaskan suatu persoalan sehingga pembaca akan memahami persoalan yang dikemukakan
tersebut dengan baik. Karangan eksposisi ini seperti buku, artikel populer dalam media massa.

Karangan eksposisi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf eksposisi. Karangan
eksposisi tentu pula didominasi oleh paragraf eksposisi. Dalam karangan eksposisi, beberapa
paragraf eksposisi yang saling berkaitan menjelaskan atau memaparkan gagasan atau persoalan
yang disajikan. Seperti dua karangan terdahulu, di dalam karangan eksposisi ini dimungkinkan
pula terdapat seabagian kecil jenis paragraf yang lain seperti paragraf deskripsi atau paragraf
narasi.

4. Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang memaparkan permasalahan dan membahas
permasalahan itu dengan dukungan data dan fakta. Dapat dikatakan pula, paragraf argumentasi
ini adalah pengembangan dari paragraf eksposisi dengan cara penggunaan argumen atau alasan.
Dalam karangan argumentasi ini, penulis berusahan meyakinkan pembaca untuk memahami dan
menerima pembahasan masalah itu. Karangan argumentasi ini menjelaskan suatu permasalahan
sehinnga pembaca dapat meyakini, memahami dan menerima pendapat atau kebenaran bahasan
yang dikemukakan penulis dalam karangan itu. Karangan argumentasi ini adalah seperti artikel
ilmiah, laporan penelitian dan artikel ilmiah populer.

Karangan argumentasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf argumentasi.


Karangan argumentasi tentu pula didominasi oleh paragraf argumentasi. Dalam karangan
argumentasi, beberapa paragraf argumentasi yang saling berkaitan membahas persoalan yang
disajiakan. Seperti beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam karangan argumentasi ini
dimungkinkan pula terdapat jenis paragraf yang lain, seperti paragraf deskripsi, paragraf narasi
dan paragraf eksposisi.

5. Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang memaparkan suatu gagasan dan keinginan dengan
tujuan membujuk dan mempengaruhi pembaca. Dapat dikatakan pula, paragaraf persuasi ini
adalah pengembangan dari paragraf argumentasi. Karena merupakan pengembangan karangan
argumentasi, karangan persuasi ini telah jauh berkembang sehingga menjadi karangan yang
berusaha membujuk atau mempengaruhi sikap pembaca agar mengikuti keinginan dan harapan
penulis. Artinya, dalam karangan persuasi ini, penulis berusaha membujuk dan mempengaruhi
sikap pembaca agar mempercayai atau mengikuti keinginan dan harapan penulis tersebut.
Karangan persuasi ini adalah seperti iklan, dan bentuk promosi lainnya.

Karangan persuasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf persuasi. Artinya,
karangan persuasi didominasi oleh paragraf persuasi. Dalam karangan persuasi, beberapa
paragraf persuasi yang saling berkaitan membujuk dan mempengaruhi pembaca. Seperti
beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam karangan persuasi ini dimungkinkan pula terdapat
jenis paragraf yang lain, seperti paragraf deskripsi, paragraf narasi, paragraf eksposisi dan
paragraf argumentasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf (Alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan
lebih luas dari pada kalimat atau Alinea merupakan kumpulan kalimat tetapi kalimat yang
bukan sekedar berkumpul melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam
ssatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat .

B. Kritik dan Saran

Dalam membuat suatu paragraph yang terdiri dari beberapa kalimat harus mengetahi
dahulu kalimat yang akan disusun yang akan menjadi paragraph tersebut,harus memiliki
hubungan yang erat dan memenuhi syarat- syarat yang telah penulis uraikan di bab
sebelumnya.

Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas, tentunya banyak kekurang dan
kelemahan karana terbatasnya materi dan referensi yang kami peroleh. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalh ini dapat
diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/11/tugas-makalah-bahasa-indonesia-p.html (10:30/23-
11-15)

https://khusnul05.wordpress.com/2013/11/19/makalah-bahasa-indonesia-tentang-paragraf/
(09:15/25-11-15)

http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahasa-
indonesia-paragraf_28.html (11:00/28-11-15)

Anda mungkin juga menyukai