SEMANTIK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Problematika Berbahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd
oleh :
Kelompok 3
1. Hendri Ristiawan
(K7113096)
2. Laurensius Dimas P
(K7113124)
(K7113132)
4. Mariana
(K7113136)
(K7113139)
(K7113149)
7. Nia Octavia
(K7113151)
(K7113154)
(K7113160)
(K7113167)
(K7113174)
(K7113181)
Kelas 7C
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Problematika Berbahasa
Indonesia dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa Sintaksis dan Semantik.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW.
Penulis tidak memungkiri bahwa tugas yang penulis buat ini masih banyak
kekurangan. Akan tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Menyadari hal di atas, untuk melengkapi makalah yang masih kurang dan
mengurangi yang berlebihan, penulis sangat mengharapkan masukan dari
pembaca agar makalah selanjutnya yang akan penulis buat dapat lebih baik dari
sebelumnya. Sehingga, kita semua tetap menjadi lebih baik dari hari kemarin
dengan saling memperingatkan.
PenulisDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Kesalahan Sintaksis
1. Kesalahan Bidang Frasa ................................................................
13
20
20
23
24
B. Saran ....................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan
hubungan dan kerja sama. Hampir seluruh aktivitas kegiatan manusia
berhubungan dengan bahasa, manusia dapat mengekspresikan pikiran dan
perasaannya. Dalam berkomunikasi dengan bahasa itu pasti membuat
kesalahan. Kesalahan itu ada yang sistematis dan ada yang tidak sistematis.
Pengertian dari Analisis Kesalahan Berbahasa itu sendiri adalah suatu
teknik
untuk
mengidentifikasikan,
mengklasifikasikan,
dan
menggunakan
teori-teori
dan
prosedur-prosedur
berdasarkan
2.
C. Tujuan
Melalui penulisan makalah ini, mahasiswa diharapkan mendapat
gambaran tentang:
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Kesalahan Sintaksis
Kalau fonologi membahas tentang bunyi-bunyi bahasa, sedang
morfologi membahas tentang morfem dan kata, maka sintaksis membahas
tentang apa? Tarigan (1984) mengemukakan bahwa sintaksis adalah salah
satu cabang dari tata bahasa yang membicarakan struktur kalimat,klausa dan
frasa. Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagianbagiannya; ilmu tata kalimat (tim penyusun Kamus, 1996; 946). Ramlan
(1987 : 21) mendefenisikan sintaksis sebagai bagian atau cabang dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase;
berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem.
Oleh Kridalaksana (1982) kalimat merupakan satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan
potensial terdiri dari klausa, misalnya saya makan nasi. Sedang klausa adalah
satuan bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat. Lalu apa yang
dimaksud frasa? Frasa adalah satuan tata bahasa yang tidak melampaui batas
fungsi subjek atau predikat (Ramlan,1978).
Kaitannya dengan hal tersebut, Tarigan dan Sulistyaningsih (1979)
dan Semi (1990) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang
sintaksis meliputi : kesalahan frasa,kesalahan klausa, dan kesalahan kalimat.
Adapun rincian kesalahan setiap aspek tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.
b.
c.
d.
Misalnya:
-
e.
situasi
pembicaraan
yang
resmi,
kadang-kadang
3.
a.
b.
c.
sama. Semestinya subjek yang kedua dihilangkan dan hal itu tidak
mempengaruhi makna kalimat. Dengan demikian, kalimat tersebut
dapat diperbaiki menjadi Ety membeli ikan ketika akan makan
malam.
Contoh lain:
-
Ali menulis drama saat Ali telah membaca buku Rendra tentang
drama.
Seharusnya:
d.
Seharusnya:
Meskipun sedang sakit kepala, Alimuddin tetap pergi ke
sekolah.
-
Seharusnya:
Walaupun sibuk sekali, Rudi dan Indrawan selalu hadir di
acara sederhana ini.
e. Penggunaan kalimat yang tidak logis
Buku itu membahas peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar.
Kalimat tersebut tidak logis karena tidak mungkin buku mempunyai
kemampuan membahas peningkatan mutu pendidikan SD. Oleh
karena itu, kalimat tersebut perlu diperbaiki menjadi Dalam buku itu
dibahas tentang peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar.
Atau Dalam buku itu, pengarang membahas peningkatan mutu
pendidikan di Sekolah Dasar.
f.
10
g.
Kitab yang kami bersama-sama cukup jelas karena contohcontohnya jelas pula.
11
h.
i.
12
pada
b.
13
c.
pasangan yang terancukan, contoh : sah dan syah ( Alwi, 1991: 2122).
Sehingga banyaknya kata yang mempunyai kemiripan menuntut
banyak ketelitian. Menurut penulis, dari tiga jenis kemiripan tersebut,
yang berkaitan dengan makna yang berbeda terdapat pada jenis pasangan
yang seasal dan pasangan yang terancukan
a. Kesalahan karena Pasangan yang Seasal
Pasangan yang seasal adalah pasangan kata yang memiliki bentuk
asal yang sama dan maknanya pun berdekatan (Alwi, 1991 : 21).
Dalam hal ini kita tidak menentukan bentuk mana yang benar, tetapi
bentuk mana yang maknanya tepat untuk menyatakan gagasan kita.
Dengan kata lain, masing- masing adalah bentuk yang benar. Kita
dapat mengamati contoh-contoh pemakaian pasangan yang seasal.
Contohnya:
1) Penggunaan Kata Korban dan Kurban
Bentuk Tidak Baku
-
menerimanya
-
dipastikan.
Makna kata qurban adalah persembahan kepada Tuhan
(seperti kambing, sapi, dan unta yang disembelih pada hari
Lebaran haji) . Makna kata korban adalah orang atau binatang
yang menderita atau mati akibat suatu kejadian, perbuatan jahat,
dan sebagainya.
Bentuk Baku
-
14
Kata lolos dan lulus merupakan dua kata yang hampir sama
dalam segi bentuk maupun makna. Dari segi bentuk kedua kata
tersebut dibedakan oleh vokal yang membentuknya, yaitu
vokal
/o/
pada
[lolos]
dan
vokal
/u/
pada
[lulus].
kesalahan.
Pemakaian
yang
salah
dapat
15
yang
salah. Contoh-
contoh kesalahan
yang
tidak
cermat,
sering
mengacaukan
16
17
18
sanksi dan sangsi sama, akan tetpi ejaan dan arti dari kedua
kata tersebut berbeda. Sanksi berarti hukuman, sedangka
sangsi
berarti
ragu-ragu.
Jika
kedua
kata
tersebut
19
20
yang hampir sama, tetapi jika diteliti lebih seksama lagi akan tampaklah
bahwa masing-masing kata itu memiliki perbedaan. Pilihan kata yang
terbaik adalah yang memenuhi syarat antara lain : (a) ketepatan, (b)
kebenaran, dan (c)kelaziman (Alwi dkk, 1992: 11).
Contoh:
a. Pengunaan Kata pukul dan jam
Sering kita temukan pemakaian kalimat- kalimat berikut ini.
Bentuk Tidak Baku
-
Hari ini akan kita bicarakan masalah kaa majemuk dalam bahasa
Indonesia hingga kira-kira jam 14.00.
untuk
menyatakan
waktu
digunakan
kata
pukul.
Hari ini akan kita bicarakan masalah kaa majemuk dalam bahasa
Indonesia hingga kira-kira pukul 14.00.
21
22
Seharusnya:
-
4. Adanya Ambiguitas
Kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata,
gabungan kata, atau kalimat.
Contoh:
a. Tipe afiks
beruang
(ber+uang : mempunyai uang ; ber+ruang : mempunyai ruang)
beribu
(ber+ribu : Banyak ribu ; ber+ibu : mempunyai ibu)
mengukur
(me+ukur : melakukan pengukuran ; me+kukur: melakukan tindakan
kukur)
b. Tipe idiomatik
angkat topi; artinya, salut
gulung tikar; artinya, bangkrut
angkat tangan; artinya, menyerah
membuka lembaran baru; artinya memulai hidup baru dan melupakan
masa lalu
c. Tipe referensi dan substitusi
Ali bersahabat karib dengan Badu, dia sangat mencintai istrinya.
(dia tidak jelas ditujukan pada Ali atau Badu)
d.
23
(tidak jelas uang yang diterima berupa uang dua puluh lima ribu
atau uang lima ribuan yang berjumlah dua puluh)
-
A. Kesimpulan
Kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis meliputi : (1) kesalahan
frasa, (2) kesalahan klausa, dan (3) kesalahan kalimat. Sedangkan kesalahan
berbahasa yang mungkin terjadi di bidang semantik yaitu : (1) adanya
penerapan gejala hiperkorek, (2) adanya penerapan gejala pleonasme, (3)
adanya kesalahan pilihan kata atau diksi, dan (4) adanya ambiguitas.
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi khazanah pengetahuan
khususnya bagi penulis dan juga kita semua.
24
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Slamet, St. Y. 2012. Problematika Berbahasa Indonesia dan Pembelajarannya.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan
Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.
http://andinijs.blogspot.co.id/2014/05/analisis-kesalahan-berbahasaindonesia.html
http://davidfebrians.blogspot.co.id/2014/11/analisis-kesalahan-berbahasatataran_19.html
http://redhoparami.blogspot.co.id/2014/05/makalah-analisis-kesalahan-berbahsa1.html
http://zemiresti.blogspot.co.id/2014/11/analisis-kesalahan-berbahasapada_76.html
25