Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Akuntansi Pemerintahan Asepma Hygi Prihastuti, SE,M.Ak,Ak,CA

KASUS KORUPSI DANA HIBAH KONI YANG MELIBATKAN MENPORA IMAM


NAHRAWI

Disusun oleh:
Almualif

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
1441 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat
meningkatkan wawasan pemahaman para pembaca tentang masalah yang ditulis dalam
makalah ini.
Makalah ini telah berusaha penulis susun dengan maksimal, namun penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
kedepannya penulis dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun
informasi kepada para pembaca.

Pekanbaru, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kronologis Kasus...................................................................................................2
B. Analisis Kasus........................................................................................................3
C. Saran Sebagai Mahasiswa .....................................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................5
B. Saran ......................................................................................................................5
DAFTAR REFERENSI.....................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permasalahan korupsi di Indonesia termasuk hal yang cukup meresahkan. Budaya
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ini telah ada sejak dulu kala. Bisa dikatakan bahwa ini
adalah warisan dari kolonialisme belanda kepada Indonesia. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah demi memberantas korupsi namun, belum memberikan hasil
yang maksimal.
Salah satu kasus yang cukup menjadi sorotan adalah kasus Dana Hibah KONI yang
mencapai 17 T. Kasus ini terjadi akibat dari kesepakatan antara pihak koni dan
kemenpora terkait proposal dana hibah. Sehingga terjadilah tindak pidana kasus korupsi
dalam hal ini.
Penulis memilih kasus ini untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis.
Sekaligus penulis ingin menganalisis bagaimana kasus ini bisa terjadi, siapa saja yang
terlibat dan berapa kerugian negara. Penulis juga memberikan saran kepada pemerintah
terkait kasus ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang masalah diatas
yaitu:
1. Bagaimana Kronologi Kasus ?
2. Bagaimana Analisis Kasus ?
3. Apa Saran Sebagai Mahasiswa ?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kronologis kasus.
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis kasus.
3. Untuk mengetahui apa saran mahasiswa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kronologis Kasus Korupsi Oleh Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga
Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga
2014-2019, IMR dan asistennya, MIU sebagai tersangka dalam dugaan suap terkait
penyaluran pembiayaan dengan skema bantuan pemerintah melalui Kemenpora pada
KONI Tahun Anggaran 2018. Dana hibah dari Kemenpora untuk KONI yang
dialokasikan adalah sebesar Rp 17,9 miliar. Dalam perkara tersebut, diduga KONI
pada tahap awal mengajukan proposal kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga
untuk mendapatkan dana hibah tersebut.
Pengajuan dan penyaluran dana hibah tersebut diduga sebagai akal-akalan dan
tidak didasari kondisi yang sebenarnya. Sebelum proposal diajukan, diduga telah ada
kesepakatan antara pihak Kemenpora dan KONI untuk mengalokasikan fee sebesar
19.13% dari total dana hibah Rp17,9 miliar, yaitu sejumlah Rp 3,4 miliar.
Dalam rentang 2014 – 2018, IMR selaku Menpora melalui MIU selaku asisten
pribadi Menpora diduga telah menerima uang sejumlah Rp14,7 miliar. Selain
penerimaan uang tersebut, dalam rentang waktu 2016-2018, IMR selaku Menpora
diduga juga meminta uang sejumlah total Rp11,8 miliar, hingga total dugaan
penerimaan Rp26,5 miliar tersebut diduga merupakan commitment fee atas
pengurusan proposal hibah yang diajukan oleh pihak KONI kepada Kemenpora TA
2018, penerimaan terkait Ketua Dewan Pengarah Satlak Prima dan penerimaan lain
yang berhubungan dengan jabatan IMR selaku Menpora. Uang tersebut diduga
digunakan untuk kepentingan pribadi Menpora dan pihak lain yang terkait.
Para tersangka diduga melanggar pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 12 B
atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.
Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Perkara ini berawal dari peristiwa tangkap tangan yang dilakukan KPK pada
18 Desember 2018 terkait dengan penyaluran bantuan dari pemerintah melalui
Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) Tahun Anggaran 2018. Dalam kegiatan tangkap tangan tersebut, KPK
mengamankan uang tunai di kantor KONI sebesar Rp7,4 miliar dan menetapkan lima
orang sebagai tersangka.

2
Praktik penerimaan suap, gratifikasi yang dianggap suap, dan ketidakpatuhan
melaporkan penerimaan gratifikasi oleh para penyelenggara negara sangat
mengganggu upaya pemerintah dalam mencapai tujuannya. Kali ini dalam bidang
kepemudaan dan olahraga yang sangat krusial mengingat pada tahun 2045 Indonesia
akan mengalami bonus demografi. Jika anggaran-anggaran yang seharusnya
digunakan untuk memajukan prestasi atlet dan meningkatkan kapasitas pemuda-
pemuda Indonesia malah dikorupsi, dampaknya akan sangat buruk untuk masa depan
bangsa. Apalagi kali ini dilakukan oleh pucuk pimpinan teratas dalam sebuah
kementerian yang dipercaya mengurus atlet dan pemuda Indonesia.

B. Analisis Kasus
Dari kasus di atas dapat penulis analisis bahwa terjadi kesepakatan antara
KONI dengan Kemenpora terkait proposal dana hibah. Sehingga terjadi
penyelewengan dana yang berakibat pada tindak pidana korupsi. Dalam kasus ini
KPK menangkap 9 tersangka termasuk menteri pemuda dan olahraga Imam Nahrawi.
Setelah kasus ini bergulir Imam Nahrawi langsung mengundurkan diri dari
jabatannya.
Kasus suap dana hibah KONI berawal dari operasi tangkap tangan KPK
terhadap sembilan orang di Kementerian Pemuda dan Olahraga pada Desember 2018.
Mereka terdiri dari pengurus KONI dan pejabat Kemenpora, termasuk Deputi Bidang
Peningkatan Prestasi Olahraga, Mulyana. Dalam operasi tersebut, KPK juga menyita
uang sebesar Rp300 juta serta kartu ATM berisi ratusan juta rupiah.
KPK menduga ada "kickback" ke sejumlah pengurus KONI dalam setiap
pencairan dana hibah Kemenpora ke badan olahraga tersebut. Dalam penyelidikan
kasus ini, KPK sempat menyegel tiga ruangan di Kemenpora. KPK kemudian
menetapkan lima orang dari OTT tersebut sebagai tersangka kasus suap: Deputi IV
Kemenpora Mulyana serta dua staf Kemenpora Adhi Purnomo dan Eko Triyanto
sebagai terduga penerima suap, dan Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy serta
Bendahara Umum KONI Johnny E. Awuy sebagai pemberi suap. Wakil Ketua KPK
Saut Situmorang mengatakan lembaga antirasuah itu menduga telah terjadi
kesepakatan antara pihak Kemenpora dan KONI untuk mengalokasikan fee sebesar
19,13 persen dari total dana hibah Rp 17,9 miliar, yaitu sejumlah Rp 3,4 miliar.

3
C. Saran Sebagai Mahasiswa
Beginilah yang akan terjadi jika ilmu pengetahuan tidak dibarengi dengan
akhlak yang baik. Banyak orang Indonesia yang pintar namun, sedikit yang berkahlak
baik sehingga banyak orang pintar di negeri ini yang menggunakan kepintarannya
untuk kepentingan pribadinya bukan kepentingan umum.
Untuk itu perlu perbaikan moral sejak dini agar generasi masa depan yang
menjadi penerus bangsa ini tidak bertinda semena mena apalagi sampai korupsi. Lalu
bagaimana solusi jika sudah terlanjur terjadi seperti kasus Imam Nahrawi di atas.
Maka agar hal seperti ini tidak terjadi lagi harus ada hukum yang memberikan efek
jera pada para pelaku Korupsi. Dimana menurut saya hukuman yang sekarang belum
memberikan efek jera.
Hukuman yang diberikan sebaiknya lebih memberikan dampak pada pelaku
agar hal ini memberikan efek pada calon pelaku lainnya. Jika sekarang adalah
hukuman kurungan, maka sebaiknya kedepan adalah hukuman dimiskinkan. Pelaku
korupsi disita seluruh hartanya sampai miskin sehingga dapat merasakan bagaimana
jika haknya diambil. Atau kita bisa memakai cara negara lain seperti tiongkok, arab
saudi yaitu dengan hukuman mati. Tetapi saya tetap menyarankan hukuman
dimiskinkan.
Kemudian langkah yang bisa diambil adalah dengan memberikan kekuatan
penuh pada KPK selaku lembaga independen yang mengawasi korupsi. Jangan malah
membuat peraturan yang melemahkan KPK. Sehingga KPK dapat memberantas
korupsi sampai satuan paling bawah dalam pemerintahan.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus dana hibah KONI terjadi karena ada kesepakatan antara KONI dengan
Kemenpora yang merugikan negara. Untuk itu perlu pengawasan lebih baik lagi agar
hal seperti ini tidak terjadi lagi. Karena jelas jika hal seperti terus berlanjut akan
merugikan negara.

B. Saran
KPK sebagai lembaga yang menangani setiap kasus tindak pidana korupsi
harus diperkuat bukan diperlemah. Kerjasama antar semua lembaga harus terus di
tingkatkan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi.

5
DAFTAR REFERENSI
KPK, 2019, KPK Tetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Sebagai Tersangka.
https://www.kpk.go.id

BBC Indonesia, 2019, Tersangka Kasus Suap KONI, Menpora Imam Nahrawi Sampaikan
Surat Pengunduran Diri, https://www.bbc.com/indonesia

Anda mungkin juga menyukai