Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERAN FISIKA DALAM BIDANG KESEHATAN

NAMA: TRIE MULIA HANUMSARI

NIM : P07120120037

TINGKAT/KELAS: 1/A

PRODI: D-III KEPERAWATAN MATARAM

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “peran fisika dalam bidang kesehatan”.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar di
poltekkes mataram.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Mataram, 15 desember 2020

Trie mulia hanumsari


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................


Daftar isi ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
• Latar Belakang ....................................................................................... 1
• Rumusan Masalah .................................................................................. 1
• Tujuan Penulisan Makalah ..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
• Fisika Dalam Ilmu Kesehatan ................................................................ 2
• Alat Kesehatan dan Cara Kerja Alat Medis............................................ 2
• CARDIOTOCOGRAPHY..........................................................
• Pengertian cardiotocography.......................................................
• Kegunaan cardiotocography........................................................
• Pemeriksaan cardiotocography...................................................
• Cara Kerja cardiotocography......................................................
• Infant radiant warme
• Pengertian infant radiant warmer................................................
• Cara kerja infant radiant warmer.................................................
• Tensi meter .
• Pengertian tensi meter ................................................................
• Cara kerja tensi meter
• stetoskop ...............................................................................................
• Pengertian stetoskop....................................................................
• Cara kerja stetoskop ...................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
• Kesimpulan ........................................................................................... 7
Daftar Pustaka .................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT
(Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai
macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT
adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan
teknologi yang menggunakan prinsip ilmu fisika untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas
di dunia kesehatan. 

Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi,
termasuk disiplin ilmu dan teknologi kesehatan. Terobosan penting dalam bidang ilmu fisika dan
teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai
penyakit termasuk penyakit-penyakit yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai
konsekuensi logis dari pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu fisika kesehatan?


2. Apa saja alat-alat kesehatan medis yang menggunakan ilmu fisika?
3. Bagaimana cara kerja alat-alat kesehatan medis ?

C.TUJUAN

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui definisi ilmu fisika kesehatan


2. Untuk mengetahui alat-alat kesehatan yang menggunakan ilmu fisika
3. Untuk mengetahui cara kerja alat-alat tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

A.FISIKA DALAM ILMU KESEHATAN

Ilmu fisika kesehatan atau disebut dengan medical physics adalah ilmu yang
menggabungkan dua bidang kajian yang sangat luas, yaitu ilmu fisika dan ilmu kesehatan serta
keterkaitanya. Fisika kesehatan mengacu pada dua bidang kajian utama,yaitu: penerapan fungsi
ilmu fisika pada tubuh manusia dan penerapannya untuk mengatasi penyakit yang di alami tubuh
dan yang kedua penerapan ilmu fisika pada kegiatan teknik pemeriksaan medis.bagian pertama
sering disebut physics of physiology, sementara bagian yang kedua melibatkan seluruh
pemahaman tentang konsep dasar dan cara kerja instrument-instrument (peralatan) kedokteran
yang di gunakan untuk mendiagnosa para pasien

Kemajuan di dalam fisika memerlukan suatu imaginasi dan kreativitas. Hal ini
kebanyakan merupakan hasil kerjasama antar fisikawan dengan ilmuwan berbagai latar belakang
yang berbeda dan dapat juga melibatkan pertukaran ide dan teknik-teknik dengan ilmuwan dari
luar fisika. Di dalam fisika sendiri terdapat tiga kelompok besar aktivitas yaitu eksperimental,
komputasional dan teoritikal, walaupun ada yang memperluas lagi dengan fisika terapan dan lain
sebagainya.

B. ALAT KESEHATAN DAN CARA KERJANYA

1. CARDIOTOCOGRAPHY

a. Pengertian cardiotocography
Cardiotocography ( CTG ) adalah alat teknis untuk merekam detak jantung
janin dan kontraksi uterus selama kehamilan . Mesin yang digunakan untuk melakukan
pemantauan disebut kardiotokograf , lebih dikenal sebagai monitor janin
elektronik ( EFM ). Pemantauan janin ditemukan oleh Dokter Alan Bradfield, Orvan
Hess dan Edward Hon . Versi halus (antepartal, non-invasif, beat-to-beat)
(kardiotokograf) kemudian dikembangkan untuk Hewlett Packard oleh Konrad
Hammacher .

b. Kegunaan cardiotocography
Pemantauan CTG banyak digunakan untuk menilai kesejahteraan janin.Sebuah tinjauan
menemukan bahwa pada periode antenatal (sebelum persalinan) tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa memantau wanita dengan kehamilan berisiko tinggi bermanfaat bagi
ibu atau bayinya meskipun penelitian mengenai hal ini sudah lama dan harus ditafsirkan
dengan hati-hati.Tinjauan yang sama menemukan bahwa mesin CTG yang
terkomputerisasi menghasilkan angka kematian bayi yang lebih rendah daripada mesin
CTG tradisional. Penelitian yang lebih mutakhir diperlukan untuk memberikan lebih
banyak informasi seputar praktik ini. Pemantauan CTG terkadang dapat mengarah pada
intervensi medis yang tidak selalu diperlukan. Stimulasi vibroacoustic janin (suara yang
diputar ke bayi yang belum lahir melalui perut ibu) telah digunakan untuk memancing
bayi agar lebih aktif.Ini dapat meningkatkan pemantauan CTG sehingga sang ibu tidak
perlu dipantau terlalu lama. Namun keamanan teknik ini belum sepenuhnya
dinilai; gangguan pendengaran, reaksi stres dan efek lain harus diselidiki sebelum teknik
ini digunakan secara luas

c. Pemeriksaan cardiotocography
Tata cara pemeriksaan cardiotocography:
1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan
2) Waktu pemeriksaan selama 20 menit
3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tidak menyakitkan ibu
maupun bayinya
4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan
pertolongan yang sesuai
5) Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

d. Cara kerja cardiotocography

Cara kerja:

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan


dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh
dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
2)  Kosongkan kandung kencing.
3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
4) Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu
tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan punktum
maksimum DJJ
6) Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi
berakhir..
7)  Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum
maksimum.
8)  Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel
yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama
perekaman KTG.
9) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
10)  Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang ingin
dicapai).
11) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
12) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
13) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
14) Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik membantu
membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter.
15) PARAMEDIK (BIDAN) DILARANG MEMBERIKAN INTERPRETASI HASIL CTG
KEPADA PASIEN.
2.INFANT RADIANT WARMER

a) Pengertian
Infant radiant Warmer berasal dari bahasa inggris yaitu “infant” “radiant” dan “Warmer”.
Infant berarti bayi, sedangkan Warmer yaitu penghangat dan radiant berarti radiasi atau
cahaya , jadi Infant radiant Warmer mempunyai arti yaitu alat penghangat yang
digunakan tenaga cahaya untuk menghangatkan bayi

b) Cara kerja:

1) Hubungkan kabel dengan stop kontak PLN


2) Tekan tombol POWER SWICTH untuk menghidupkan alat ( di belakang mesin)
3) Tekan tombol POWER ( di bagian kontrol utama)
4) Diamkan alat selama 30 menit untuk pemanasan awal
5) Tekan tombol KEYPAD LOCK
6) Pilih mode yang akan digunakan dengan menekan tombol MODE
7) Atur suhu yang diinginkan dengan menekan tombol atau jika pengaturan suhu
sudah berkedap – kedip ( jika belum berkedap – kedip tekan tombol KEYPAD LOCK
8) Jika suhu sudah di atur tekan tombol KEYPAD LOCK lagi
9) Tunggu beberapa saat sampai suhu yang di inginkan tercapai , lalu letakan bayi
10) Pasang sensor kulit pada bayi
11) Untuk menyalakan lampu tindakan tekan tombol LAMP
12) Untuk mengukur waktu APGAR tekan tombol TIMER atau tombol APGAR
13) Untuk mengatur derajar kemiringan matras tarik tuas yang berada di bawah matras dan
posisikan sesuai dengan keinginan
14) Untuk mematikan alat tekan tombol POWER (didepan alat) dan POWER SWICTH
( dibelakang alat)
3.TENSIMETER

A.PENGERTIAN

Tensimeter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah.
Dengan mengetahui berapa tekanan darah kita, kita dapat menilai apakah tekanan darah/tensi
darah kita normal atau tidak. Tensi darah normal manusia dewasa adalah 100-130 mmHg untuk
tekanan sistolik dan 60-90 mmHg untuk tekanan diastolik. Tekanan darah ini menjadi syarat
yang paling umum dilakukan terutama jika anda ingin melakukan operasi.

Berdasarkan pengertiannya, Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi


kontraksi otot jantung. Tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung sedang relaksasi/
beristirahat. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika tekanan darah/ tensi
darahnya diatas 140/90mmHg dan dikatakan menderita tekanan darah rendah jika tekanan darah/
tensi darahnya di bawah 90/60mmH.

B.CARA KERJA

a) Lilitkan manset di sekitar lengan atas dengan tepi bawah manset berjarak sekitar satu inci
di atas fosa antecubital.
b) Dengan lembut tempatkan stetoskop di atas arteri brakialis tepat di bawah tepi manset.
c) Pompa atau kembangkan manset dengan cepat namun teratur sampai tekanan 180 mmHg
(dewasa).
d) Turunkan tekanan udara pada manset secara perlahan dengan membuka katup pada
pompa. Kecepatan penurunan tekanan adalah sekitar 3 mm/detik.
e) Tetap dengarkan dengan stetoskop. Suara detak (Korotkoff) pertama adalah tekanan
sistolik pasien. Saat suara detak hilang, itulah tekanan diastolik. Contoh: 120/80 mmHg).
4.STETOSKOP

A.PENGERTIAN

Stetoskop adalah alat medis yang fungsinya tidak hanya untuk


mendengar suara detak jantung saja, tetapi juga untuk mendengarkan suara
organ lain yang berada di dalam tubuh. Beberapa organ yang dibisa
didengarkan oleh alat ini di antaranya adalah suara organ pencernaan, paru-
paru, bahkan sampai suara janin yang masih di dalam kandungan pun bisa
didengar detak jantungnya.

Selain untuk mendengar suara-suara di dalam tubuh, dokter juga akan


menggunakan stetoskop untuk  mendengar apakah terdapat sesuatu yang
tidak normal dari suara di dalam tubuh. Dengan begitu, diagnosis suara di
dalam tubuh lewat alat ini bisa membantu dokter memilih tindakan dan
pengobatan yang tepat untuk pasien.

B. CARA KERJA

1) Pasang bagian earpiece pada telinga,pastikan earpiece menutup lubang telinga


2) Buka diafragma stetoskop, dengan cara memutar penghubung tube dengan diafragma lalu
ketuk bagian diafragma,apabila terdengar suara berartidiafragma telah terbuka
3) Letakkan stetoskop di bagian arteri brachialis agar stetoskop tidak terlepas,pasangkan
stetoskop dibawah manset spigmomanometer kemudian pompa manset lalu dengarkan
sistol diastolnya
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peralatan kesehatan masih sangat
erat dengan ilmu fisika dan perkembangan teknologi.karena sebagian besar prinsip kerjanya
menggunakan konsep fisika yang di aplikasikan pada sebuah alat kesehatan yang berteknologi
terkini
DAFTAR PUSTAKA

http://dikamed.com/kardiotokografi-ctg-alat-memantau-kesejahteraan-janin-yang-wajib-dimiliki-
fasilitas-pelayanan-persalinan.html

https://gudangmakalah.blogspot.com/2012/12/makalah-peran-fisika-dalam-bidang.html

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/fungsi-dan-jenis-stetoskop/

https://news.ciptamedika.com/pengertian-tensimeter-dan-penggunaanya/

https://www.academia.edu/16325588/Makalah_Fisika_Kesehatan

https://www.academia.edu/9883179/Alat_kesehatan_yang_berhubungan_dengan_ilmu_fisika

https://www.medkes.com/2018/02/cara-menggunakan-tensimeter-sphygmomanometer.html

Anda mungkin juga menyukai