Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

“TANGGUNG JAWAB”

DOSEN PENGAMPU Dr. AYIP ROSIDI,MA

DISUSUN OLEH:

NAMA: TRIE MULIA HANUMSARI

NIM: P07120120037

PRODI: D-III KEPERAWATAN

TINGKAT/KELAS: 1/A

POLTEKKES KEMEMKES MATARAM

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “TANGGUNG JAWAB”. Penulisan makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di poltekkes mataram.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

MATARAM,26 OKTOBER 2020

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.............................................................................................. 1

DAFTAR ISI................................................................................................. 2

BAB I........................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 3

1.2 Perumusan Masalah...............................................................................3

1.3 Tujuan....................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................... 5

2.1 Pengertian tanggung jawab.................................................................. 5

2.2 tanggung jawab orang tua terhadap anak..............................................7

2.3 tanggung jawab anak terhadap orang tua..............................................9

BAB III........................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Telah disinggung perihal tanggung jawab para pendidik dalam mendidik


anak, baik yang berkenaan dengan pendidikan keimanan, moral, akal, fisik,
psikologis, maupun pendidikan sosial kemasyarakatan. Jelas, bahwa
tanggung jawab yang telah dijabarkan di atas merupakan bagian dari
sejumlah tanggung jawab strategis mendidik dan mempersiapkan anak.
Tetapi apakah cukup bila seorang pendidik hanya melaksanakan semua
tanggung jawab ini, sementara ia mengira bahwa dirinya telah menunaikan
tugas dan kesungguhan? Atau, apakah ia harus mengembangkan metode-
metode lain dan terus berupaya mencapai kesempurnaan dan keutamaan?
Seorang oendidik yang sadar akan selalu berusaha mencari metode-metode
yang lebih efektifdan mencari pedoman-pedoman pendidikan yang
berpengaruh dalam upaya mempersiapkan anak secara mental, moral,
saitifikal, spiritual, dan sosial ehingga anak tersebut mampu meraih puncak
kesempurnaan, kedewasaan, dan kematangan berpikir

Keluarga adalah salah satu tri pusat pendidikan selain lingkungan


masyarakat dan sekolah. Ia merupakan lingkungan pertama dan utama yang
memegang tanggungjawab dalam pendidikan anak. Dalam Islam, pendidikan
tersebut harus telah dimulai sejak anak masih kecil, bahkan sejak mereka
berada dalam kandungan ibunya.

II. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam makalah ini,dapat


dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari tanggung jawab


2. Bagaimana tanggung jawab orang tua terhadap anak
3. Bagaimana tanggung jawab anak terhadap orang tuanya
III. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari tanggung jawab


2. Mengetahui apa saja tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
3. Untuk mengetahui apa saja tanggung jawab anak terhadap orang tua
BAB II

ISI

I. Pengertian tangggung jawab

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.


sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan
kewajibannya akan tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun
yang tidak disengaja karena adanya kesadaran atas segala perbuatan dan
akibatnya atas kepentingan pihak lain. tanggung jawab timbul karena
manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam yang
mengharuskan untuk tidak berbuat semaunya agar terciptanya suatu
keselarasan,keseimbangan, keserasian antara manusia dengan tuhan,
manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.

Tanggung jawab bersifat kodrati, sifat yang telah menjadi bagian atau telah
mendasar dalam diri atau kehidupan manusia. Setiap individu memiliki sifat
ini. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan
tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian
dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab
masing-masing individu berbeda.

1. MenurutKBBI
Tanggung Jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
adalah keadaan wajib untuk menanggung segala sesuatu. Sehingga
bisa diartikan berkewajiban menanggung atau memikul segala sesuatu
atau juga memberikan jawaban dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia atas tingkah lakunya
dan perbuatan yang di sengaja maupun yang tidak sengaja
2. Menurut Schiller dan Bryan (2002)
Menurut Schiller dan Bryan, pengertian tanggung jawab ialah perilaku
yang bisa menentukan bagaiman bereaksi kepada situasi setiap hari
dan memerlukan keputusan yang bersifat moral.
3. Menurut Mudjiono (2012)
Menurut Mudjiono, pengertian tanggung jawab ialah sikap yang terkait
dengan janji atau tuntutan tetrhadap hak, kewajiban, tugas yang
sesuai dengan aturan, nilai, norma serta adat istiadat yang ada di
dalam masyarakat.
4. Menurut Burhanudin (2000)
Menurut Burhanudin, definisi tanggung jawab ialah kesanggupan
dalam menetapkan sikap kepada sebuah perbuatan yang dipikul dan
kesanggupan untuk menanggung risiko attas perbuatan yang
dilakukan.
5. Menurut Mustari (2014: 19)
Menurut Mustari, definisi tanggung jawab ialah sikap dan perilaku
seseorang dalam menjalankan tugas serta kewajibannya
sebagaimana yang seharusnya diterapkan terhadap diri sendiri,,
masyarakat, lingkungan dan negara serta tuhan.

II. Bagaimana tanggung jawab orang tua terhadap anak

 Dalam keluarga, orang tua (ibu dan bapak) merupakan orang yang paling
bertannggungjawab dalam pendidikan anak-anaknya. Syaikh Abu Hamid Al
Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orang tua dalam pendidikan
mengatakan:
 "Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya.
Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan
dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja
yang disodorkan kepadanya Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan
tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari
akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan
dibiarkan sebagai mana binatang temak, niscaya akan menjadi jahat dan
binasa. Dosanya pun ditanggung oleh guru dan walinya. Maka hendaklah ia
memelihara, mendidik, dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik,
menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-
senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan
menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa."[2]

 Dalam QS. Al-Tahrim Allah SWT. berfirman:


‫ا‬DD‫ون هَّللا َ َم‬ ُ ْ‫دَا ٌد اَل َيع‬D‫ظ ِش‬
َ D‫ص‬ ٌ ‫ارةُ َعلَ ْي َها َماَل ِئ َك ٌة غِ اَل‬
َ ‫ِين َآ َم ُنوا قُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأهْ لِي ُك ْم َنارً ا َوقُو ُد َها ال َّناسُ َو ْالح َِج‬
َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ون َما يُْؤ َمر‬
‫ُون‬ َ ُ‫َم َر ُه ْم َو َي ْف َعل‬ ‫َأ‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, dijaga oleh
malaikat yang bengis lagi kejam, mereka tidak durhaka kepada Allah tentang
apa yang telah diperintahkan kepada mereka, dan mengerjakan apa yang
diperintahkan.(QS. Al-Tahrim:   ).
Al-Thabari, ketika manafsirkan “ ً‫ ُقوا َأ ْن ُف َس ُك ْم َوَأهْ لِي ُك ْم َنار‬  “ , ia memaknainya dengan
“  ‫ار‬DD‫هم من الن‬DD‫ أنفس‬.‫ه‬DD‫ون ب‬DD‫ا يق‬DD‫ة هللا م‬DD‫ل بطاع‬DD‫وا أهليكم من العم‬DD‫وعلم‬  “ (ajarilah keluargamu
dengan amal (yang membawanya) taat kepada Allah yang akan
menjauhkannya dari (azab) api neraka).. [3] Dengan demikian, mengajarkan
ibadah kepada anak merupakan salah satu rangkaian pendidikan yang
sangat penting yang harus dilakukan oleh orang tua. Rukun Islam dan
seluruh aspeknya (sesudah mengucapkan dua kalimat sahadat ada shalat,
puasa, membayar zakat dan menunaikan ibadah haji ke baitullah) merupakan
bentuk-bentuk ibadah yang harus diajarkan, dipelajari, dan diamalkan setiap
hamba sebagai bentuk pengabdianya kepada-Nya.
Shalat merupakan ibadah yang paling utama dalam rangkain ibadah seorang
hamba terhadap Khaliqnya. Rasul menyebutnya sebagai tiang Agama (Islam)
dan merupakan ibadah  pertama kali yang akan dihisap pada yaum al-
akhir .Maka tidak heran, jika di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang
memerintahkan umat Muslim untuk mendirikan sholat dan mengajarkannya
kepada keluarga dan orang lain. Seperti dalam QS. Thaha Allah berfirma:
َّ ‫ِإ َّننِي َأ َنا هَّللا ُ اَل ِإلَ َه ِإاَّل َأ َنا َفاعْ ب ُْدنِي َوَأق ِِم ال‬
‫صاَل َة لِذ ِْك ِري‬
Artinya: Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku maka
beribadahlah kepada Ku, dan dirikanlah shalat untuk mengingatku.(QS.
Thoha : 14)

Dalam ayat lain dalam QS. Thaha juga Allah berfirman:


‫ك َو ْال َعاقِ َب ُة لِل َّت ْق َوى‬ َ ُ‫صاَل ِة َواصْ َط ِبرْ َعلَ ْي َها اَل َنسْ َأل‬
َ ُ‫ك ِر ْز ًقا َنحْ نُ َنرْ ُزق‬ َ َ‫َوْأمُرْ َأهْ ل‬
َّ ‫ك ِبال‬
Artinya: Suruhlah keluargamu untuk (mendirikan) shalat dan bersabat
terhadapnya, Kami tidak meminta rizki kepadamu tetapi Kamilah yang
member rizki kepadamu, dan sebaik baik akibat adalah bagi (orang) yang
bertaqwa. (Thoha : 132)

Dalam QS. Lukman Allah Swt. juga berfirman:


‫ُأْل‬ َ ِ‫ك ِإنَّ َذل‬ َ ‫صاَل َة َوْأمُرْ ِب ْال َمعْ رُوفِ َوا ْن َه َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َواصْ ِبرْ َعلَى َما َأ‬
َّ ‫َيا ُب َنيَّ َأق ِِم ال‬
ِ ‫ك مِنْ َع ْز ِم ا م‬
‫ُور‬ َ ‫صا َب‬
Artinya: Hai anakku dirikanlah shalat (laksanakan) amar ma’ruf nahi munkar,
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesuangguhnya hal tersebut
adalah hal yang penting (QS. Lukman:17).

Berdasarkan ayat-ayat di atas, diketahui bahwa orang tua memiliki


tanggungjawab yang besar dalam mengajar dan mendidik anaknya untuk
mampu mendirikan shalat secara sadar dan bertanggungjawab.
Di samping ayat-ayat Al-Quran, terdapat juga hadis-hadis Nabi saw. yang
berbicara tentang kewajiban orang tua untuk mengajarkan anaknya shalat.
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukan berbagai informasi tentang
keberadaan hadis-hadis tersebut dari kitab-kitab hadis al-mu’tabar (kutub al-
tis’ah), kemudian salah satu hadis tersebut akan ditakhrij untuk mengetahui
statusnya, dan terakhir akan dijelaskan syarahnya (fiqh al-hadis) dengan
mengemukan berbagai pendapat para ulama dan tinjauan para ahli.

III. tanggung jawab anak terhadap orang tua

Setiap anak umumnya memiliki orang tua atau wali yang bertanggung jawab
atas dirinya dalam hal membesarkan, mengasuh, memberi nafkah, mendidik,
dan lain-lain. Tanpa orangtua maupun wali, seorang anak akan sangat
kesulitan untuk menjalani hidupnya. Pada dasarnya orangtua / wali sangat
sangat sayang kepada anaknya dan ingin anaknya menjadi orang yang baik,
mandiri, tangguh, cerdas, saleh dan berbagai kebaikan dunia akhirat lainnya.

Dari sebegitu banyaknya kasih sayang dan rasa cinta yang diberikan
orangtua / wali, seorang anak terkadang tidak menyadarinya dan justru
malah membenci orangtua / walinya. Memang tidak semua orang tua mau
memberikan rasa sayang dan perhatiannya dalam bentuk yang disukai
anaknya, karena takut kalau anaknya nanti akan menjadi manja,
ketergantungan, boros, materialistis, cengeng, dan lain sebagainya.

Ada banyak hal yang menjadi tanggung jawab, tugas atau kewajiban seorang
anak kepada orangtua / wali dari dirinya, yaitu :

1. Sayang Kepada Orangtua / Wali


Setiap anak harus menyayangi kedua orangtua yang telah dengan
segala daya upaya berjuang membesarkan anak-anaknya agar kelak
nanti menjadi orang yang berhasil di dunia dan di akhirat. Bukan
sekedar uang dan harta yang diharapkan para orangtua dari anak-
anaknya, namun yang paling utama adalah kesuksesan dan perhatian
anak-anaknya.
2. Patuh Terhadap Perintah Orangtua / Wali
Orangtua akan sangat senang sekali jika anak-anaknya mau menuruti
segala apa yang diinginkan orangtua. Namun yang jelas anak-anak
tidak wajib menuruti kemauan orangtuanya yang melanggar ajaran
agama dan melanggar hukum seperti perintah untuk meninggalkan
sholat lima waktu, melakukan korupsi, mencontek saat ujian, dan lain-
lain.
3. Menjadi Anak yang Baik
Anak yang baik akan menjadi kebanggaan keluarganya. Anak yang
baik juga akan disukai orang-orang yang ada di sekitarnya baik di
rumah, sekolah, tempat ibadah, keorganisasian, dan lain sebagainya.
Anak yang nakal biasanya tidak disukai oleh orang-orang yang berada
di sekitarnya, dan bahkan bisa dimusuhi warga di lingkungannya jika
perilakunya sudah keterlaluan melampaui batas.
4. Rajin Belajar Menimba Ilmu
Walaupun tidak cerdas dan mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja
di sekolah, anak-anak yang tekun belajar tanpa disuruh-suruh bisa
membuat orangtuanya bangga. Tidak hanya belajar pelajaran sekolah
saja, namun juga ilmu lainnya yang bermanfaat bagi dirinya dan
orang-orang yang berada di sekitarnya.
5. Rajin Ibadah dan Mendoakan Orangtua / Wali
Orangtua akan sangat senang sekali jika anak-anaknya menjadi anak
yang sholeh. Anak-anak yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang
kokoh serta selalu mendoakan kebaikan orangtuanya di mana pun
dirinya berada akan sangat disayang oleh orangtuanya. Doa anak
kepada orangtua adalah hal yang sangat penting yang dapat
mendatangkan rahmat Tuhan pada orangtua.
6. Selalu Siap Membantu Orangtua / Wali
Tanpa diminta, anak yang baik selalu siap sedia memberikan
bantuannya kepada orangtua atau walinya. Berbagai bentuk
pertolongan siap diberikan baik berupa tenaga, uang, waktu, pikiran,
perasaan, dan lain sebagainya. Namun sebaiknya jangan terlalu
dipaksakan jika memang menemui kesulitan dan membantu orangtua
7. Tidak Membuat Marah Orangtua / Wali
Anak yang baik harus bisa memahami perasaan orangtuanya
sehingga bisa menghindari berbagai hal yang dapat membuat
orangtuanya marah. Contoh hal-hal yang dapat membuat orang tua
murka adalah seperti bolos sekolah, berbohong, melakukan
kenakalan, berbuat tindakan kriminal, melanggar perintah agama, dan
lain sebagainya.
8. Berupaya Menjadi Orang yang Mandiri dan Mapan
Setiap orang harus bisa menjadi orang yang mapan dan mandiri ketika
memasuki usia dewasa. Akan jauh lebih baik lagi jika mampu meraih
kemapanan dan kemandirian sebelum mencapai usia dewasa. Dari
mandiri dan mapan seseorang bisa membahagiakan keluarga
kecilnya, orangtua, keluarga besar, dan bahkan orang banyak di luar
keluarganya.
9. Menjaga Nama Baik Keluarga dan Orang Tua / Wali
Rahasia keluarga yang tidak pantas diketahui oleh orang lain harus
dijaga dengan baik agar keluarga tidak malu karena aibnya diketahui
banyak orang. Dalam bersikap dan bertingkahlaku pun juga sangat
penting untuk selalu berhati-hati agar tidak mencoreng nama baik
keluarga. Beberapa contoh perilaku yang menciptakan aib keluarga
yaitu seperti zina, selingkuh, melakukan tindakan kriminal,
mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan lain sebagainya.
10. Memberi Nafkah Orangtua / Wali Ketika Lanjut Usia
Di kala orangtua pensiun atau karena suatu hal tidak sanggup untuk
mencari nafkah bagi dirinya dan keluarganya, maka orangtua akan
sangat mengharapkan kebaikan dari anak-anaknya. Oleh karena itu
seorang anak harus memiliki keinginan untuk mandiri dan mapan saat
dewasa kelak agar bisa menggantikan peran orangtua sebagai tulang
punggung keluarga.
BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian-uraian perihal pendidikan islam tersebut diatas dijelaskan bahwa


islam memiliki sistem minhaj yang sempurna, metode yang istimewa dan
gaya bahasa tersendiri dalam mempersiapkan iman dan akhlak anak serta
dalam mendidik visi dan jiwa kemasyarakatannya, supaya di masa
mendatang ia menjadi manusia yang saleh, berakidah dan berakhlak yang
lurus, dapat mengemban tanggung jawab, dan meraih tujuan puncak yaitu
ridho Allah,keuntungan di surga,dan selamat dari neraka.
Dan diantara hal-hal yang hampir disepakati yaitu melalui kaidah yang
berupa tikhlas,takwa,ilmu,santun dan pemaaf,serta merasa tanggung jawab.
Dan melalui aspek-aspek dari tanggung jawab terhadap anak dalm
pendidikan islam yang meliputi akidah, akhlak, spiritual, pemikiran, dan
sosial.
Menurut Sudani, terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi
tanggung jawab, diantaranya ialah :
1) Kurang menyadari tentang pentingnya untuk melaksanakan hak dan
kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya
2) Tidak mempunyai rasa percaya diri yang kuat terhadap kemampuan
yang dimiliki.
3) Terdapat bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab yang tidak berjalan dengan maksima
DAFTAR PUSTAKA

https://ayoksinau.teknosentrik.com/tanggung-jawab/

Abadi, Abi al-Thayib Muhammad Syams al-Haq al-‘Azhim. t.th.‘Aun al-Ma’bud


Syarh Sunan Abi Daud, Madinah.

http://www.organisasi.org/1970/01/tugas-kewajiban-tanggung-jawab-seorang-anak-
kepada-orangtua-walinya.html#.X6iktWgzbIU

https://anisaamaliaulfa.wordpress.com/2015/06/07/tanggung-jawab-orang-
tua-terhadap-anak-dalam-pendidikan-islam/

https://amrizalhabibie.blogspot.com/2017/03/tanggungjawab-orang-tua-dalam-
mendidik.html

Anda mungkin juga menyukai