DOSEN PENGAMPU :
JURUSAN KEPERAWATAN
MATARAM
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pemeriksaan
tanda Kecemas Dan Evaluasi Keb. Rasa Aman Nyaman ” dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterima kasih kepda ini Ni Putu
Sumartini, M. kep. dengan selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang
telah memberikan tugas ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi
siapapun yang membacanya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap ada kritikan saran dan usulan
demi kebaikan makalah yang kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa yang membacanya. Sekiranya
Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu kedaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dan rasa sakit terutama nyeri.
(Purwanto dalam Karendehi, 2015 ). Nyeri adalah suatu sensosi subyektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan yang actual maupun
potensial, atau yang di gambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut ( Meliala &
Suryamiharja, 2007 ).
Menurut Potter & Perry (2006 ), nyeri merupakan pengalaman pribadi yang
diperlihatkan dengan cara berbeda pada setiap individu, setiap individu memiliki
pengalaman nyeri dengan skala tertenru. Nyeri bersifat subyektif dan dipersepsikan
individu berdasarkan pengalaman. Nyeri menjadi alsan paling umum seseorang mencari
perawatan kesehatan karena merasakan terganggu dan menyulitkan mereka. Nyeri secara
serius jika tidak ditangani dapat menyebabkan ketidakmampuan dan imobilisasi pada
individu, sehingga kondisi tersebut akan merusak kemampuan individu untuk melakukan
aktivitas perawatan diri, menyebbkan isolasi sosial, defresi serta perubahan konsep diri (
Potter & Perry,2006 ).
Menurut Smeltzer & Bae (2002). Secara umum nyeri di kategorikan menjadi dua
yaitu nyeri dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa
detik hingga kurang dari enam bulan biasanya dengan awitan tiba-tiba dan umumnya
berkaitan dengan cidera fisik dimana nyeri akut mengidentifikasi adanya kerusakan atau
cidera telah terjadi dan tida ada penyakit sismatik, biasanya menurut sejalan dengan
terjadinya penyembuhan, salah satunya adalah nyeri akibat pendarahan. Nyeri kronik
adalah nyeri kostan attau intermiten yang menetap sepanjang suatu priode waktu dimana
nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang dipikirkan dan sering tidak dapat
dikaitkan dengan penyebab atau cidera spesifik.
4
Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetepakan dengan tepat dan sering sulit
untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan
yang di arahkan pada penyebabnya diaman nyeri ini berlangsung selama enam bulan atau
lebih ( strong, Unruh,Wright & Baxter,2002).
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk menjelaskan pengertian aman dan nyaman
2. Untuk menjeskan gangguan rasa aman dan nyeri
3. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi nyeri
4. Untuk mengetahui perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis
5. Untuk mengetahui pengukuran nyeri
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif
dan sangat bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang
bersifat fisik dan mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan
aktual atau pada fungsi ego seorang individu (Potter dan Perry, 2010).
2. Klasifikasi Nyeri
Secara umum nyeri dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri
kronis. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
erkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset.
6
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
1. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri,
khususnya pada anak- anak dan lansia. Perbedaan perkembangan, yang
ditemukan di antara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana
anak - anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.
2. Jenis Kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
berespons terhadap nyeri. Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi
jenis kelamin (misal: menganggap bahwa seorang anak laki- laki harus
berani dan tidak boleh menangis, sedangkan seorang anak perempuan
boleh menangis dalam situasi yang sama). Akan tetapi, toleransi terhadap
nyeri dipengaruhi oleh faktor- faktor biokimia, dan merupakan hal yang
unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin.
3. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai - nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang
diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi
terhadap nyeri.
7
2.4 Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis
8
POHON MASALAH
Mekanik
1. Kerusakan
Stimulus Nyeri
intergument
2. Trauma jaringan
3. Perubahan
Tumor/kanker Spasme Otot
Impuls Nyeri
Konsus Dorsalis
Medula Spinalis
Thalamus
Korteks Selebri
9
2.6 Pemeriksan Diagnostik
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ yang abnormal.
3. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang.
4. Ct- Scan untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak.
10
6. Stimulasi Kutaneus
Adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri.
Masase, mandi air hangat, kompres menggunakan kantong es, dan stimulasi
saraf elektrik transkutan (TENS) merupakan langkah – langkah sederhana
dalam upaya menurunkan persepsi nyeri.
b. Farmakologi
1. Analgesik Nonnarkotik
Analgesik nonnarkotik tidak bersifat adiktif dan kurang kuat
dibandingkan dengan analgesik narkotik. Obat ini digunakan untuk
mengatasi nyeri yang ringan sampai sedang. Obat ini efektif untuk
nyeri tumpul pada sakit kepala, dismenore, nyeri pada inflamasi,
abrasi minor, nyeri otot, dan arthtritis jaringan sampai sedang.
Kebanyakan dari analgesik menurunkan suhu tubuh yang meningkat,
sehingga mempunyai antipiretik,. Beberapa analgesik seperti aspirin,
mempunyai efek anti inflamasi dan juga efek anti koagulan.
2. Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik, disebut juga Agonis Narkotik, direspon untuk
mengatasi nyeri yang sedang sampai berat. Analgesik narkotik bekerja
terutama pada sistem saraf pusat, sedangkan analgesik nonnarkotik
bekerja pada sistem saraf tepi pada tempat reseptor nyeri. Narkotik
tidak hanya menekan rangsang nyeri tetapi juga menekan pernapasan
dan batuk dengan bekerja pada pusat pernapasan dan batuk pada
medulla di batang otak.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulasi tertentu. Klasifikasi nyeri di bagi menjadi dua
nyeri akut dan nyeri kronis. Faktor yang mempangaruhi nyeri usia, jenis
kelamin, dan kebudayaan.
3.2 SARAN
Diharapkan kepada pembaca khususnya pada mahasiswa keperawatan setelah
Makalah ini dapat benar-benar memahami tetang Pemeriksaan Tanda Kecemas
Evalusia Keb. Aman Dan Nyaman.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, Erb, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &
Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC.
Lippincott dan Williams & Wilkins. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Lynda
Juall Carpenito-Moyet Edisi 8. Jakarta : EGC.
Poeter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses,
dan praktik (4th ed.). EGC
13