Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
PEMANFAATAN TEKNOLOGI MRI (MAGNETIC RESONANCE
IMAGING)

Disusun oleh:

Sri Arwini Bahrun (21308251003)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Pemanfaat Teknologi MRI
(Magnetic Resonance Imaging)” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat oleh pihak penulis
untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai kegunaan dan manfaat dari teknologi
MRI (Magnetic Resonance Imaging) .
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini dan terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua, keluarga,
dan teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Olehnya itu, saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan dalam menyempurnakan makalah
ini agar lebih baik lagi. Harapannya semoga makalah ini bermanfaat dan menambahkan hasanah
ilmu khususnya di bidang filsafat ilmu. Aamiin Allahumma Aamiin...

Yogyakarta, 12 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................................................2
D. Manfaat .................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian MRI......................................................................................................................4
B. Prinsip atau Cara Kerja MRI.................................................................................................5
C. Diagram Blok Proses MRI.....................................................................................................6
D. Kelebihan dan Kekurangan MRI...........................................................................................7
E. Macam-macam MRI..............................................................................................................7
F. Aplikasi MRI Di Dunia Kedokteran......................................................................................8
G. Instrumen MRI.......................................................................................................................8
H. Perkembangan MRI...............................................................................................................10
I. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Penggunaan MRI.........................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................16
B. Saran......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. MRI (Magnetic Resonance Imaging) ..............................................................................4


Gambar 2. Alat MRI..........................................................................................................................4
Gambar 3. Komposisi Dasar Sistem MRI.........................................................................................6
Gambar 4. MRI dengan magnet tetap...................................................................................................9
Gambar 5. Meroda MRI dengan magnet resistif....................................................................................9
Gambar 6. Gejala superkonduktif......................................................................................................9
Gambar 7. Radio-wave (RF) shield...................................................................................................10
Gambar 8. Felix Bloch dan Edward Purcell......................................................................................11
Gambar 9. Raymond Vahan Damadian, MD.....................................................................................12
Gambar 10. Dr. Paul Christian Lauterbur..........................................................................................12
Gambar 11. Dr. Peter Mansfield........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom
bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil
penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic Resonance
(NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja. Setelah lebih dari
sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR Spectometer, maka pada
tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien. Pada tahun 1979,
The University of Nottingham Group memproduksi gambaran potongan coronal dan
sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR. Selanjutnya karena kekaburan istilah
yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka
atas saran dari American College of Radiologi (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi
kemudahan bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan
jenis pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut adalah penggunaan
alat MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan pencitraan diagnosa penyakit
pasien. MRI(Magnetic Resonance Imaging) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir
untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang
besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan
radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul- molekul dalam tubuh
bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal- sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh
antena dan dikirimkan ke computer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor
menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan
lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama
otak,.sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray
biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot,
ligament, tendon, tulang rawan, ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun
cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi
anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara, organ organ dalam perut, payudara,

1
pembuluh darah, dan jantung. Oleh sebab itu, kami disini akan membuat sebuah makalah
yang bertemakan tentang cara kerja MRI dan kelebihan-kelebihan apa saja yang dimiliki
oleh MRI ini dalam dunia medik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut;
1. Apa pengertian dari MRI?
2. Bagaimana prinsip atau cara kerja dari MRI?
3. Bagaimana diagram blok proses dari MRI?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari MRI?
5. Apa saja macam-macam dari MRI?
6. Bagaimana aplikasi dari MRI didunia kedokteran?
7. Apa saja instrument dari MRI?
8. Bagaimana perkembangan MRI?
9. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam penggunaan MRI?

C. Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui;
1. Pengertian dari MRI
2. Prinsip atau cara kerja MRI
3. Diagram blok proses dari MRI
4. Kelebihan dan kekurangan dari MRI
5. Macam-macam dari MRI
6. Aplikasi dari MRI didunia kedokteran
7. Instrument dari MRI
8. Perkembangan MRI
9. Nilai-nilai yang terkandung dalam penggunaan MRI

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca mengenai
pemanfaatan teknologi MRI
2. Untuk bekal bagi para mahasiswa dalam pembelajaran mereka.

2
3. Untuk menambah minat banyak masyarakat mempelajari tentang teknologi MRI.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknik diagnostik yang
menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar rinci
jaringan lunak tubuh dan tulang. MRI membuat pencitraan tulang dengan
menggunakan magnet yang terbentuk disekitar tubuh untuk merangsang atom
hidrogen. Setelah atom kembali ke tingkat rangsang normal, mereka memancarkan
energi yang terdeteksi pada scanner. MRI scan umumnya dianggap sebagai studi
pencitraan yang terbaik.
Alat tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan coronal,
sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila pemilihan
parameternya tepat, kualitas gambaran detil tubuh manusia akan tampak jelas,
sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti. Untuk itu
perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan prosedur tehnik MRI dan tindakan
penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.

Gambar 1. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Gambar 2. Alat MRI

4
B. Prinsip atau Cara Kerja MRI
Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu
MRI adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan
kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random),
ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini
akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen
tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika
mendapatkan energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini
menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction
Decay (FID).
Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk kedalam daerah
medan magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi ketika di dalam
medan magnet tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang frekuensinya
dapat diubah-ubah sehingga dengan peristiwa tersebut dapat dihasilkan signal FID
yang akan dirubah kedalam bentuk pencitraan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai


berikut: Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti
hidrogen tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila
signal frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan
menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata
lain mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-
inti tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap
dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer
dalam bentuk radiograf.

5
Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar.
Penderita berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet.
Magnet akan menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-
proton atom hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan menggerakkan
proton-proton dalam tubuh dan menghasilkan sinyal yang diterima akan diproses oleh
komputer guna menghasilkan gambaran struktur tubuh yang diperiksa.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.

C. Diagram Blok Proses MRI

Gambar 3. Komposisi Dasar Sistem MRI

6
D. Kelebihan dan Kekurangan MRI
Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh MRI adalah kemampuannya
membuat potongan koronal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh
pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostic jaringan lunak. Kualitas gambar MRI
dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras,
sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Selain itu jika dibandingkan dengan CT scan kelebihan MRI sebagai berikut:
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak
seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi
dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa
merubah posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Adapun kekurangan dari MRI sebagai berikut:
1. Biaya relatif mahal
2. Tidak mampu menunjukkan klasifikasi dengan akurat
3. Lebih sulit ditoleransi oleh pasien karena waktu pemeriksaan yang lama dan
suara mesin yang gaduh
4. Citra kurang baik pada lapangan paru
5. Pasien yang mengandung metal tidak dapat diperiksa terutama alat pacu jantung,
sedangkan pasien dengan wire stent maupun pen boleh diperiksa.

E. Macam-macam MRI
Macam-macam MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
1. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang luas
2. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Macam– macam MRI bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
1. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T
2. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T
3. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla tinggi karena
alat tersebut dapat digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu suatu teknik yang

7
memungkinkan 1 gambar irisan penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga
kita dapat membuat banyak irisan penampang yang bervariasi dalam waktu yang
sangat singkat. Dengan banyaknya variasi gambar membuat suatu lesi menjadi lebih
spesifik.

F. Aplikasi MRI Di Dunia Kedokteran


Dalam dunia medis, perkembangan teknologi MRI merupakan hal yang sangat
penting. Dokter, ilmuwan, dan peneliti kini dapat memeriksa bagian dalam tubuh
manusia dengan sangat detail tanpa perlu melakukan pembedahan. Pemeriksaan MRI
antara lain berguna untuk memeriksa:
1. Anomali otak dan sumsum tulang belakang
2. Tumor, kista, dan anomali lain di berbagai bagian tubuh
3. Risiko kanker payudara pada wanita
4. Cedera atau kelainan pada persendian, seperti punggung dan lutut
5. Jenis masalah jantung tertentu
6. Penyakit hati dan organ perut lainnya
7. Risiko penyakit pada bagian panggul wanita
8. Kondisi rahim wanita yang mengalami gangguan kehamilan
Terdapat satu jenis pemeriksaan MRI yang bisa digunakan untuk mengamati
struktur otak dan menentukan bagian otak mana yang bermasalah, yakni MRI
fungsional atau fMRI. Pemeriksaan MRI ini digunakan untuk mengetahui kinerja otak
dan menilai status neurologis serta risiko bedah saraf.
Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi,
ukuran, bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat
diperoleh dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh akial,
sagittal, koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan
patologinya. Adapun jenis pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat,
misalnya :
1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang
telinga dalam , rongga mata , sinus ;
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak,
pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti
aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi;

8
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor,
infeksi, trauma, kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan
tangan, pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon,
ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain ;
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,
pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli
6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru-paru, jantung

G. Instrumen pada MRI


Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan
koil, yaitu :
1. Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal
2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal
3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial
c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio
frekuensi serta mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan urutan pulsa, mengontrol
semua komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra. Sistem
pencetakan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film Rongent atau
untuk menyimpan citra.

Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis.
Berikut adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:

1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)


2. Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)
3. Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)

9
Gambar 4. MRI dengan magnet tetap Gambar 5. Meroda MRI dengan magnet resistif

Gambar 6. Gejala superkonduktif

Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:


1. MRI dipengaruhi oleh noise radio
Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi yang
sama dengan siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung
(shield), maka akan terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar
(image) yang dihasilkan. Untuk menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang
MRI harus diberi pelindung.
2. MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar terhadap system MRI)
Jika ada suatu benda dari bahan magnet di sekeliling MRI, akan mengganggu
uniformity dari medan magnet yang menyebabkan mutu gambar menjadi
rendah. Pelindung magnet tidak diperlukan karena kasus ini tergantung pada
kondisi sekeliling.

Gambar 7. Radio-wave (RF) shield

H. Perkembangan MRI

10
Awal kelahirannya, MRI bukanlah satu alat yang serta merta dibuat oleh satu
orang atau satu vendor besar tertentu. Namun ada beberapa alat yang di buat
kemudian dikembangkan.
Pada periode 1990 an MRI merupakan alat diagnostic yang Ekslusif dan
sangat sulit dicari, serta menjadi indikator rumah sakit dengan pelayanan radiologi
termodern. Dewasa ini kita dapat dengan cukup mudah menemukan rumah sakit yang
menyediakan pelayanan MRI dengan tenaga teknis seorang radiografer tertentu yang
diperbolehkan untuk mengoperasikannya.
Periode 1940-an adalah masa keemasan bagi fisika quantum. Dengan demikan
banyak para ahli yang melakukan penelitian pada fisika quantum, akses dunia
terhadap segala hal tentang apa yang membentuk material dan apa yang menjadi unit
terkecil dari material terbuka lebar. Dunia memasuki jaman atom, substansi penting
yang menjadi tulang punggung pencitraan MRI. Dan titik paling awal dari
perkembangan MRI yang sangat cepat dewasa ini terjadi pada tahun 1946.

Berikut ini beberapa nama yang hadir dalam kelahiran dan pengembangan dari MRI

1. Felix Bloch (Stanford University) dan Edward Purcell (Harvard University)

Gambar 8. Felix Bloch dan Edward Purcell


Pada tahun 1946, dua fisikawan asal amerika serikat ini secara independent
melakukan penelitian dan mengemukakan teori tentang “precission” yang secara
umum menyatakan inti atom (proton) berputar dan menghasilkan momen
magnetic. Teori ini kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan “Persamaan
Bloch” mengenai momentum magnetic yang merupakan sebuah teori yang didapat
dari penelitian dan studi mendalam mengenai atom. Atas hal ini, kedua ahli
tersebut saling berbagi penghargaan nobel pada tahun 1952 untuk kategori ilmu
fisika. Namun pada kenyataannya pada saat disampaikan teori tersebut belum
dapat dibuktikan secara empiris, baru sebatas teori dan persamaan matematis.
Awal periode 1950-an teori Bloch diuji dan dapat dibuktikan secara
eksperimen dan mengantarkan bloch dan Purcell meraih nobel fisika 1952.
Semenjak periode tersebut, mulailah dilakukan penelitian terhadap NMR
(Nuclear Magnetic Resonance = sifat magnetivitas inti atom) secara massif , hal
yang menjadi cikal bakal dari MRI.
Seiring dengan perkembangan penelitian terhadap NMR, pada tahun 1960
dunia sains memperkenalkan NMR spectrometer untuk keperluan analisis dan
11
penelitian inti atom. Alat ini menghasilkan gambaran spectrum-spektrum NMR
dari molekul pembentuk material, sehingga pada periode 1960 – 1970 NMR
spectrometer telah digunakan secara luas untuk penelitian mengenai konfigurasi
dan susunan molekul dari sebuah material. Penelitian mengenai spectrum NMR
dengan spectrometer telah menorehkan satu langkah paling maju dalam
perkembangan MRI.

2. Raymond Vahan Damadian, MD

Gambar 9. Raymond Vahan Damadian, MD


Seorang dokter keturunan Armenia berkebangsaan Amerika ini, melakukan
penelitian mengenai pemanfaatan NMR untuk bidang Medis. Pada tahun 1971,
Damadian menyatakan dalam jurnal ilmiahnya, bahwa jaringan kanker
menghasilkan spectrum NMR yang berbeda dengan jaringan normal, sehingga hal
ini dapat dijadikan sebuah metode untuk mendeteksi kanker. Walaupun Teori
karakterisasi jaringan ini kemudian terbukti, namun saat itu terlalu sulit untuk
diaplikasikan dalam bidang medis, karena gambaran hanya berupa spectrum-
spektrum NMR yang terlalu variabel untuk ditafsirkan guna keperluan diagnosa
medis.

3. Dr. Paul Christian Lauterbur

Gambar 10. Dr. Paul Christian Lauterbur

Peneliti dari University of Illinois ini mendesain sebuah spectrometer NMR


yang dapat menghasilkan gambaran tomogram dari material dan bukan lagi
berbentuk spectrum. Hal ini merupakan tindak lanjut dari langkah yang telah
diambil oleh Damadian yang kemudian mendorong seorang Lauterbur
mengenalkan konsep gradient yang disisipkan pada medan magnetic spectrometer

12
sehingga dimungkinkan untuk menghasilkan informasi spasial melalui pancaran
gelombang Radio Frekuensi ke dan dari obyek. Konsep yang didesain oleh
Lauterbur ini kemudian menghasilkan gambaran 2 dimensi dari obyek
percobaannya 2 buah tabung berisi air, dan konsep Lauterbur ini walaupun
berhasil dibuktikan namun pada prosesnya dibutuhkan waktu berjam-jam untuk
menghasilkan sebuah gambaran tomogram.
Mengikuti konsep yang dibuat oleh Lauterbur, Damadian kemudian
merancang alat NMR untuk membuktikan teorinya. NMR dapat digunakan untuk
mendeteksi kanker karena jaringan kanker menghasilkan spectrum yang berbeda
dengan jaringan normal. Dan pada tahun 1974, gambaran NMR dari makhluk
hidup yang pertama dihasilkan oleh Damadian, yaitu berupa gambaran jaringan
tubuh dari tikus percobaan yang menderita tumor. Hal ini membuat Damadian
mendapatkan patennya yang pertama pada tahun yang sama untuk “konsep NMR
bagi pencitraan tubuh manusia”.

4. Dr. Larry Minkoff dan Dr. Michael Goldsmith


Berangkat dari keberhasilan Lauterbur, Damadian dan teamnya ini kemudian
merancang sebuah proyek ambisius. Sebuah Mesin NMR yang diperuntukkan
bagi manusia. NMR Super konduktor rancangan Damadian dan teamnya ini
dinamakan Indomitable, nama ini dipilih untuk mengingatkan damadian et.al.
tentang perjuangan tak kenal lelah dalam membalikkan persepsi public tentang
kemustahilan penggunaan NMR bagi bidang medis dan diujicobakan untuk
pertamakalinya guna menggambarkan tubuh manusia.
Percobaan ini memakan waktu 5 jam dan berhasil menghasilkan gambaran
NMR cross sectional dari tubuh manusia yang pertama kalinya. Walaupun
gambaran ini dibandingkan dengan MRI sekarang hanya berupa perbedaan
grayscale dan kontras terang-gelap, namun gambaran ini telah menjadi bukti
paling otentik bahwa NMR terbukti dapat digunakan bagi keperluan diagnosa
medis.

5. Dr. Peter Mansfield

Gambar 11. Dr. Peter Mansfield

Keberhasilan Damadian dan Lauterbur, kemudian disempurnakan oleh Dr.


Peter Mansfield dari University of Nottingham yang membangun sebuah proses

13
matematis untuk mempercepat proses konversi signal menjadi data gambar,
membuat proses penggambaran berjam-jam seperti yang dilakukan Damadian
menjadi proses yang hanya memakan hitungan menit, sebuah pencapaian luar
biasa untuk saat itu.
Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi
gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan
NMR. Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR serta
NMR dianggap berkonotasi buruk sehubungan dengan pengembangan atom
menjadi senjata pemusnah dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka
atas saran dari American College Of Radiologi (1984), NMR dirubah menjadi
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.
Untuk pekerjaan mereka ini, pada tahun 2003 Lauterbur dan Mansfield
berbagi hadiah nobel bidang ilmu kedokteran atas usaha mereka “membawa” MRI
ke dalam dunia kedokteran, Namun sangat disayangkan Damadian tidak
disertakan dan dicatat sebagai pengkonsep dari MRI oleh organisasi Nobel.
Komersialisasi NMR bagi masyarakat luas dimulai pada tahun 1977, yaitu
pada saat Damadian dan rekan-rekannya mendirikan FONAR Corporation,
perusahaan pertama yang membuat whole body NMR scanner secara komersial
untuk keperluan medis.
Selanjutnya sejak 1980-an pengembangan MRI bergerak dengan kecepatan
yang sangat pesat, semua vendor peralatan medis seolah berlomba untuk
menghasilkan MRI scanner terbaik dipasaran. Hasil dari semua kerja keras
tersebut sekarang dapat kita nikamti dalam bentuk fisik dan aplikasi MRI yang
lebih bersahabat baik itu berupa Open System, Short bore system atau scan dalam
hitungan menit. Seperti halnya teknologi dalam bidang apa pun, perkembangan ini
belum berhenti sampai disini, selama masih ada ruang bagi pengembangan maka
MRI akan terus berkembang hingga dalam bentuk yang belum atau tidak kita
bayangkan sebelumnya.
Perilaku nuklir atomik adalah hal terpenting bagi teknik ini, akan tetapi
penggunaan istilah nuklir harus dihindari. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan
kebingungan maupun kekhawatiran yang timbul sebagai akibat adanya kaitan antara
perkataan “nuklir” dengan teknologi yang digunakan dalam senjata nuklir dan risiko
bahan radioaktif. Berbeda dengan teknologi senjata nuklir, Prinsip kerja dari MRI
yaitu mengacu pada NMR (Nuklear Magnetik Resonance ) dengan nuclear berarti inti
atau jaringan tubuh manusia, Magnetik yaitu magnet dan Resonance yaitu resonansi,
maka dari prinsip ini MRI aman digunakan untuk pencitraan tubuh manusia.

I. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Penggunaan MRI


Kemajuan teknologi di bidang kedokteran saat ini memberikan kemudahan
bagi para praktisi kedokteran. Salah satu teknologi canggih tersebut adalah
penggunaan MRI yang memiliki nilai teori yaitu manusia yang dulunya memiliki

14
peralatan yang belum canggih saat ini telah mengembangkan teknologi modern dalam
berbagai bidang termasuk bidang medis. Dengan berkembangnya MRI, dokter bisa
mendiagnosis masalah kesehatan dan menentukan jenis pengobatan terhadap pasien
melalui pencitraan yang dihasilkan oleh MRI. MRI memudahkan dokter dalam
menentukan langkah pengobatan dan mengevaluasi efektivitas terapi pada pasien.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Magnetic Resonance Imaging atau yang biasa disebut MRI adalah suatu alat
kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostic radiologi yang mempunyai teknik
penggambaran penampang tuuh berdasarkan prinsip resonansi magnetic inti atom
hydrogen. Teknik Penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang
dihasilkan tergantung banyak parameter. Alat tersebut mempunyai kemampuan
membuat gambaran potongan coronal, sagital, aksial, dan oblik tanpa banyak
memanipulasi tubuh pasien.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan
baik dalam hal isi ataupun dalam hal lain sebagainya. Sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun agar penulis semakin
beproses menjadi lebih baik kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

dr. Michael Andreanus Sundah, S. (n.d.). Primaya Hospital. Retrieved from Primaya
Hospital: https://primayahospital.com/radiologi/pemeriksaan-mri/
Kurnia, F. (2014). Majalah 1000guru. Retrieved from Majalah 1000guru:
http://majalah1000guru.net/2014/04/magnetic-resonance-imaging/
Toshiaki, M. (1998). Artifacts in Clinical MRI. Journal of The Japan Association of
Radiological Technologists.

17

Anda mungkin juga menyukai