Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ H-NMR ”. Karya tulis ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kimia
Analisis Organik
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka
disusunlah makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini
diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu
syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat
dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan
dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun makalah ini penulis telah
berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah dan penulis berharap semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
Latar Belakang ………………………………………………………… 1
Rumusan Masalah ……………………………………………………... 2
Tujuan …………………………………………………………………. 2
I. 2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1 Bagaimana sejarah spectrophotometry proton nuclear magnetic resonance
(h-nmr)?
2 Bagaimanakah teori dasar serta prinsip kerja spectrophotometrynuclear
magnetic resonance (nmr)?
3 Apa saja komponen-komponen pada alat spektrofotometer H-NMR ?
4 Apakah yang mempengaruhi pergeseran kimia pada spektra H-NMR ?
5 Bagaimana cara interspretasi data spektra H-NMR ?
I. 3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah spectrophotometry proton nuclear magnetic resonance
(nmr)
2. Mengetahui teori dasar serta prinsip kerja spectrophotometryproton nuclear
magnetic resonance (nmr)
3. Mengetahui komponen-komponen pada alat spektrofotometer H-NMR
4. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi pergeseran kimia pada spektra H-
NMR
5. Mengetahui cara menginterpretasikan data spektra H-NM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
d. Osilator FR
Signal dari osilator FR masuk ke dalam sepasang kumparan
yang letaknya tegak lurus dengan medan magnet. Osilator digunakan
dengan frekuensi tertentu misalnya 60, 90, atau 100 MHz. Pada
spektrometer NMR resolusi tinggi, frekuensi harus konstan. Output
dari osilator FR lebih kecil dari 1 watt dan harus tetap konstan sampai
1% selama jangka waktu tertentu.
e. Detektor FR
Tegak lurus dengan kumparan osilator FR adalah kumparan
detektor FR. Bila radiasi diserap maka putaran inti akan menghasilkan
signal dengan frekuensi radio (FR) pada kumparan detektor FR. Signal
FR yang dihasilkan biasanya kecil dan harus diperkuat dengan faktor
105 atau lebih sebelum dicatat atau direkam pada rekorder.
f. Amplifier
Berfungsi sebagai penguat sinyal listrik, karena sinyal yang
diterima detektor sangat kecil, umumnya perbesarannya mencapai 105
kali.
g. Rekorder
Respon yang dihasilkan pada detektor dicatat atau direkam
sebagai signal resonansi atau puncak. Kertas rekorder bergerak dari
kiri ke kanan sesuai dengan kenaikan kekuatan medan magnet.
Oleh karenanya
Karena VTMS = 0,
Parameter lain yang kerap kali digunakan untuk menuliskan
pergeseran kimia dari suatu proton adalah T, yang mempunyai hubungan
dengan seperti yang ditunjukkan pada persamaan 10.
(gambar 1.0)
Rapatan elektron suatu ikatan kovalen karbon-hidrogen dipengaruhi
oleh elektronegatifitas atom atom lain terikat pada karbon itu.
Perhatikan suatu contoh yang spesifik ikatan C-F dan CH3-F bersifat
polar, atom fluor mengemban muatan negative parsial dan atom
karbon karbon mengemban muatan positif parsial. Karena karbon itu
mempunyai muatan positif parsial, maka elektron-elektron dalam tiap
ikatan sigma CH akan tertarik kearah karbon dan menjauhi atom
hidrogen. Dalam pembahasan mengenai stabilitas karbokation,
polarisasi ikatan iktan melalui pusat pusat positif atau negatif disebut
efek induktif. Geseran dalam rapatan elektron kearah satu unsur yang
elektronegatif ini merupakan suatu contoh lain mengenai efek induktif.
Dalam hal ini, akibat efek penarikan elektron oleh F iyalah bahwa
disekitar F rapatan electron membesar dan disekitar atom hidrogen
rapatan electron mengecil. Proton-proton CH3-F menjadi tak terperisai
dan menyerap bawah medan dibandingkan dengan proton-proton CH4.
(gambar 4.26)
Senyawa aromatik
Pada senyawa aromatik, elektron terdelokalisasi diseputar
cincin aromatik. Putaran elektron dengan adanya medan magnet H0
(B0) menghasilkan arus listrik yang kuat disebut dengan arus cincin.
Medan yang dihasilkan adalah diamagnetic (berlawan arah terhadap H 0
) pada pusat cincin, tetapi paramagnetic diluar cincin. Proton disekitar
bagian tepi cincin mengalami medan yang lebih besar sehingga proton
mengalami resonansi pada harga yang lebih besar.
Gambar 4.28 menunjukan spektrum HNMR suau senyawa p-metoksi
benzaldehid, perhatikan proton aromatic muncul pada 7-8ppm,
diakibatkan adanya efek anisotropic.
Senyawa karbonil
Proton aldehid tergeser ke medan lemah oleh efek anisotropic
maupun efek induksi dari oksigeng karbonil sehingga menghasilkan
serapan pada daerah medan lemah (9-10ppm) sehingga berada di luar
range normal untuk spektrum HNMR dan seringkali dibuat perluasan
range.
Efek mesomere
Adanya konyugasi (delokalisasi electron ) pada suatu molekul
akan menyebabkan terperisai atau tidak terperisai suatu proton atau
karbon pada molekul tersebut, substituent yang bersifat menarik
electron menyebabkan tak terperisainya proton pada orto dan para.
Substituent yang bersifat pendorong electron menyebabkan
terperisainya proton pada posisi orto dan para.
2. Faktor intermolekuler
Ikatan hidrogen
Adanya ikatan hydrogen akan mempengaruhi pergeseran pada suatu
gugus fungsi yang terikat oleh ikatan hydrogen seperti O-H, N-H dan
S-H. sebagai contoh asam karboksilat dalam larutan dapat membentuk
iktan hydrogen membentuk biner. Jika gugus karboksil terikat pada
hydrogen, proton 0-H akan beresonansi pada medan lemah (H9-
13ppm). Hal yang sama terjadi pula dalam bentuk enon pada
asetofenon yang beresonansi pada H15.4ppm.
Pada umunya gugus 0-H, N-H dan S-H menghasilkan puncak lebar
(broad singlet) yang karakteristik. Puncak lebar lebih banyak terlihat
pada proton N-H karena N mempunyai spin inti dan bekerja seperti
quadropol listrik, sehingga puncak N-H yang lebar disebabkan oleh
hasil relaksasi quadropol. Jika pada spektrum HNMR diduga dari
proton O-H, N-H dan S-H, maka larutan sampel D 2O dan spektrum
diulang. Atom hydrogen aktif akan diganti oleh deuterium sehingga
tidak muncul puncak tersebut.
Temperatur
Posisi resonansi proton yang terikat pada C-H sedikit erpengaruhi
dengan temperature tapi O-H, N-H dan S-H yang terikat oleh ikatan
hydrogen akan mengalami pergesaran ke medan kuat dengan kenaikan
temperature, hal ini diakibatkan oleh puusnya ikatan hydrogen.
Pelarut
Proton yang terikat pada karbon C-H sedikit terpengaruh pada
pergeseran kimianya (±0.1ppm) dengan perubahan pelarut dari CCl4 ke
CDCl3. Perubahan dari CCl4 (dianggap sebagai pelarut inert karena
interaksi intermolecular dengan zat terlarut sangat lemah) pelarut yang
lebih polar dengan konstanta dielektrik yang lebih besar dapat
menimbulkan perbedaan yang cukup besar pada pergeseran kimia
(±0.3ppm). perubahan dari CCl4 (atau CDCl3) ke benzene-d6
menyebabkan perubahan yang cukup besar (±0.1ppm). pergeran
kimia ini disebabkan oleh electron molekul benzene sangat lemah
tersolvasi pada beberapa area densitas electron rendah pada zat
terlarut, karena molekul benzene mempunyai efek anisotropic yang
kuat.
III. 5 Interpretasi Data Spektra H-NMR
Senyawa 1 C7H8O2
Spektrum IR senyawa C7H8O2
Data spektrum IR
3400 cm-1 - OH
2900 cm-1 - C – H alifatik
1600 cm-1 -C=C–
1100 cm-1 -C–O–
600 - 800 cm-1 ada 2 puncak (benzen tersubsitusi mono / meta)
Senyawa 2 C6H6NBr
Spektrum IR senyawa C6H6NBr
Spektrum 1H NMR senyawa C6H6NBr
Jawaban :
Harga DBE = ½ (2C + 2 - H - X + N)
= ½ (2.6 + 2 - 6 - 1 + 1)
= ½ (14 - 6)
=4
Data spektrum IR
3200-3500 cm-1 - NH2 (ada 3 puncak)
3010 cm-1 = C – H aromatik
1600 cm-1 -C=C–
600 - 800 cm-1 ada 2 puncak (benzen tersubsitusi mono / meta)
Data spektrum 1H NMR
3,6 ppm 2H (br s) - NH2
6,6 – 7,3 ppm 4H (m) = C – H (benzen disubstitusi)
Data spektrum IR
3340 cm-1 - OH (melebar)
3020 - 3080 cm-1 = C – H aromatik
2850 - 2950 cm-1 - C – H alifatik
1600 cm-1 -C=C–
1047 cm-1 -C–O-
700 - 750 cm-1 ada 2 puncak (benzen monosubsitusi)
Data spektrum 1H NMR
2,4 ppm 1H (s) - OH
2,8 ppm 2H (t) - CH2 (memiliki tetangga 2H)
3,8 ppm 2H (t) - CH2 (memiliki tetangga 2H)
7,2 – 7,4 ppm 5H (m) - C-H (H aromatik)
Solusi : Cobalah mengukur spectrum pada suhu yang lebih tinggi, untuk
meningkatkan ikatan rotasi pada skala waktu NMR.
Masalah : Meskipun saya sangat berhati-hati dengan sampel, spectrum
saya tetap memiliki peak air yang besar.
Solusi : Hal ini dapat disebabkan oleh tabung NMR yang masih
mengandung sisa aseton di dalamnya. Anehnya, setelah NMR tabung
dibersihkan, dibutuhkan 2-3 jam untuk sisa aseton menghilang dari
tabung, bahkan jika dilakukan dalam oven.
Masalah : Spektrum saya memiliki peak yang sangat luas.
Solusi : Sejumlah factor dapat menyebabkan melebarnya peak,
diantaranya: kocokan kurang kuat, sampel yang tidak homogen ( dapat
disebabkan oleh kelarutan senyawa Anda), atau konsentrasi sampel yang
terlalu besar. Jika bukan karena hal di atas, maka mesin membutuhkan
penyetelan.
Masalah : NMR kasar Anda tampak mengerikan. Tak satu pun dari
peak-peak yang Anda harapkan terlihat, dan banyak peak yang tidak
diharapkan berserakan pada spektrum.
BAB IV
PENUTUP
IV. 1 Kesimpulan
Bedasarkan hail pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan :
1
1. H NMR spektroskopi dimulai pada tahun 1945 ketika dua kelompok
fisikawan, Bloch, Hansen dan Packardl di Stanford dan Purcell, Torrey
dan Pound di Harvard, pertama kali terdeteksi sinyal frekuensi radio
dari inti atom ketika ditempatkan dalam medan magnet. Dan pada
tahun-tahun berikutnya kemajuan besar dalam instrumentasi, seperti
cryomagnets dan fasilitas komputasi yang luas, menyebabkan
perkembangan dari Fourier Transform-(FT) NMR spektrometer serta
teknik multidimensi.
2. Metode spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan energi oleh
partikel yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat.
Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada pada
daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz
3. Komponen utama pada spektroskopi H-NMR ialah Magnet ; Tempat
Sampel dan Probe Sampel; Generator FR; Osilator FR; Detektor FR;
Amplifier; Rekorder
4. Secara garis besar ada dua hal yang mempengaruhi pergeseran kimia
yakni Faktor intramolekuler dan Faktor intermolekuler
IV. 2 Saran
Dalam penulisan ini menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna
meskipun menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal inidikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
IV. 3 Daftar Pustaka
1. Abraham, R.J dan M Mboli. 2008. Modelling 1H-NMR Spectra of
Organic Compounds. Inggris : WILEY
2. Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
3. Hart. 2003. Organical Chemistry. United States : Mac Graw Hill.
4. Keenan R. 1992. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
5. Khopkar, S.M., 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
6. M.S, Sudjadi. 1985. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta Timur.
7. Muija Muhammad, H dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental.
Surabaya : Airlangga University Press.
8. Sastrohamidjojo, H. 1994. Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti
( Nuclear Magnetic Resonance, NMR ). Yogyakarta : Liberty
9. Supratman, Unang. 2010. Elusidasi Struktur Senyawa Organik.
Bandung : ITB