Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG FOTO RONTGEN

Dosen Mata Ajar : Ns. Edi Gunawan.,M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1) Fadia Fassa (22025)


2) Khairunisa Alifah (22030)
3) Muhammad Arvy (22040)
4) Nada Fathiyah Asmeldi (22046)
5) Najib Maula Salam (22048)
6) Pitria Rahmadayani (22054)

TINGKAT 2B

PRODI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN HERMINA MANGGALA HUSADA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
Hidayah Nya, sehingga makalah yang berjudul “Pemeriksaan Penunjang Foto
Rontgen” ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya
makalah tersebut kami harap dapat menambah pengetahuan kami lebih mendalam
tentang “Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen” serta sebagai salah satu pemenuhan
tugas kami. Dan untuk para pembaca agar menambah pengetahuan. Kami menyadari
bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Kami sampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ns. Musripah, M.Kep, selaku Direktur Akademi Keperawatan Hermina


Manggala Husada
2. Ns. Nadia Oktifanny Putri, M.Kep selaku dosen Koordinator dan Dosen Mata
Ajar Mata Kuliah Metodologi Keperawatan
3. Ns. Edi Gunawan,M.Kep selaku dosen Mata Ajar Mata Kuliah Metodologi
Keperawatan

Kami membuat makalah ini dengan sejujur-jujurnya. Oleh sebab itu, kami
harapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
memberikan kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua pihak.

Jakarta, 16 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
Rumusan Masalah.......................................................................................................1
Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI........................................................................................................3
2.1 Definisi Foto Rontgen...........................................................................................3
2.2 Fungsi Foto Rontgen.............................................................................................4
2.3 Jenis – Jenis Foto Rontgen....................................................................................5
2.4 Prosedur Foto Rontgen.................................................................................................8
2.5 Persiapan Sebelum Prosedur Foto Rontgen........................................................10
2.6 Hasil Pemeriksaan Foto Rontgen........................................................................12
2.7 Bahaya Rontgen Terlalu Sering...........................................................................17
BAB III.........................................................................................................................19
PENUTUP.....................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................19
3.2 Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Untuk menilai seorang pasien, petugas kesehatan tidak hanya melakukan


dengan fisiknya, akan tetapi juga memerlukan data dari pemeriksaan lainnya, antara
lain pemeriksaan radiologi (foto thoraks/ rontgen). Informasi yang diperoleh dari foto
thoraks menjadi penting, karena perawat sebagai petugas kesehatan yang
mendampingi pasien juga perlu mengetahui pemeriksaan ini, selain pemeriksaan fisik.
Apabila perawat dapat memahami dan mengerti mengenai foto rontgen
Maka perawat dapat mengenali sedini mungkin kelainan yang terjadi pada
pasien sehingga keadaan yang lebih lanjut bahkan kematian dapat diatasi dengan
cepat.
Sejarah Pemeriksaan Rontgen :
1. Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu.
2. Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan
Jerman, Conrad Rontgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang
kemudian diberi label X.
3. Sinar ini mampu menembus bagian bagian tubuh manusia, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk memotret bagian – bagian dalam tubuh.
4. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan, hingga ia
mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901.
5. Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film
agar bisa dilihat hasilnya.
6. Seiring dengan kemajuan teknologi,kini foto Rontgen juga sudah bisa diproses
secara digital tanpa film.
7. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke
berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan foto rontgen?


2. Apa saja fungsi dari foto rontgen?

iv
3. Apa saja jenis-jenis dari foto rontgen?
4. Bagaimana prosedur foto rontgen?
5. Apa saja persiapan sebelum prosedur Foto Rontgen?
6. Bagaimana hasil pemeriksaan Foto Rontgen?
7. Apa saja bahaya rontgen yang terlalu sering?

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi foto rontgen


2. Untuk mengetahui apa saja fungsi foto rontgen
3. Untuk mengetahui jenis-jenis foto rontgen
4. Untuk mengetahui prosedur foto rontgen
5. Untuk mengetahui persiapan sebelum prosedur foto rontgen
6. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan foto rontgen
7. Untuk mengetahui bahaya rontgen terlalu sering

v
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Foto Rontgen

Rontgen atau X-ray adalah proses pemeriksaan menggunakan radiasi


elektromagnetik dalam jumlah kecil untuk mendapakan gambaran struktur tubuh
bagian dalam tanpa melakukan pembedahan. Pemeriksaan menggunakan sinar X
disebut juga sebagai pemeriksaan radiografi. Tindakan ini sebagian besar digunakan
untuk mendiagnosis masalah kesehatan dan untuk mengawasi penyakit yang sudah ada
sebelumnya. Selain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ini merupakan salah satu
pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menentukan diagnosis. Penggunaan
rontgen yang paling umum adalah untuk memeriksa patah tulang (patah tulang), tetapi
terdapat jenis rontgen lain yang juga digunakan untuk mengidentifikasi gangguan lain.
Misalnya, rontgen dada dapat mendeteksi pneumonia atau mammogram menggunakan
sinar-X untuk mencari kanker payudara.

Hasil gambar sinar-X akan menunjukkan bagian-bagian tubuh dalam hitam dan
putih. Ini karena setiap jaringan dan organ akan menyerap jumlah radiasi yang
berbeda. Kalsium dalam tulang paling banyak menyerap sinar-x, sehingga tulang akan
terlihat putih. Lemak dan jaringan lunak lainnya menyerap lebih sedikit sehingga
terlihat abu-abu. Sementara itu, udara menyerap paling sedikit, sehingga paru-paru
terlihat hitam.

Foto rontgen pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Jerman bernama
Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun 1895. Pada saat itu, Roentgen sedang
melakukan penelitian pada katode berongga, yang memancarkan cahaya ketika
ditembakkan dengan arus listrik. Ia mengamati bahwa sejenis sinar tak terlihat juga
dipancarkan dari katode berongga ini dan dapat melewati bahan seperti kertas dan
kayu. Sinar ini kemudian dinamakan "sinar-X" atau "X-ray," dengan "X" mengacu
pada sifat misteriusnya.

vi
Sinar-X atau sinar Rontgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100
pikometer (sama dengan frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30 exahertz) dan
memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 Kev. Sinar-X umumnya digunakan dalam
diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi
ion dan dapat berbahaya. Roentgen dalam penyelidikan selanjutnya segera
menemukan hampir semua sifat sinar Roentgen, yaitu sifat-sifat fisika dan kimianya.
Namun ada satu sifat yang tidak sampai diketahuinya, yaitu sifat biologi yang dapat
merusak sel-sel hidup. Sifat yang ditemukan Roentgen antara lain bahwa sinar ini
bergerak dalam garis lurus, tidak dipengaruhi oleh lapangan magnetik dan mempunyai
daya tembus yang semakin kuat apabila tegangan listrik yang digunakan semakin
tinggi, sedangkan di antara sifat-sifat lainnya adalah bahwa sinar ini menghitamkan
kertas potret. Selain foto tangan istrinya, terdapat juga foto-foto pertama yang berhasil
dibuat oleh Roentgen ialah benda-benda logam di dalam kotak kayu, diantaranya
sebuah pistol dan Kompas.

Foto rontgen telah menjadi salah satu alat paling penting dalam diagnosis medis. Ini
digunakan untuk:

 Mengidentifikasi patah tulang dan cedera.

 Mendeteksi dan memantau perkembangan tumor.

 Mendiagnosis infeksi seperti pneumonia atau tuberculosis.

 Memantau perkembangan penyakit kronis seperti osteoporosis.

 Mendukung prosedur bedah dengan pandangan internal yang akurat.

2.2 Fungsi Foto Rontgen

1. Diagnosis Medis yang Akurat

Salah satu fungsi utama dari foto rontgen adalah untuk membantu dalam diagnosis
medis. Foto rontgen memungkinkan dokter untuk melihat struktur internal tubuh,

vii
seperti tulang, organ, dan jaringan. Ini sangat penting dalam membuat diagnosis yang
akurat untuk berbagai kondisi medis, termasuk patah tulang, tumor, infeksi, penyakit
jantung, dan banyak lagi.

2. Pemantauan Perkembangan Penyakit

Foto rontgen juga digunakan untuk memantau perkembangan penyakit dan respons
terhadap perawatan. Misalnya, gambar rontgen dada digunakan untuk memantau
perkembangan penyakit paru-paru seperti pneumonia atau fibrosis kistik.

3. Panduan Bedah

Sebelum prosedur bedah, dokter foto rontgen dapat memberikan pandangan internal
yang sangat berguna bagi ahli bedah. Ini membantu dalam perencanaan dan
pelaksanaan operasi yang lebih tepat.

4. Identifikasi Pemotongan atau Tubuh Asing

Foto rontgen dapat membantu mengidentifikasi apakah ada benda asing atau pecahan
benda yang tertanam dalam tubuh seseorang, yang bisa membahayakan kesehatan.

5. Deteksi Dini Kondisi Kesehatan

Penggunaan foto rontgen dalam skrining kesehatan dapat membantu mendeteksi


kondisi medis pada tahap awal, seperti kanker payudara (mammografi) atau penyakit
periodontal (foto rontgen gigi).

2.3 Jenis – Jenis Foto Rontgen

Tindakan pemindaian melalui sinar-X ini secara umum dibagi menjadi 4 jenis. Berikut
adalah penjelasan jenis-jenis rontgen.

1) Rontgen Dada

viii
Rontgen dada adalah suatu pemeriksaan pencitraan struktur dengan mengambil
gambar dari jantung, paru-paru, arteri darah, sistem pernapasan, dan kelenjar getah
bening semuanya dapat terlihat pada pemindaian dada. Jenis ini juga dapat
menunjukkan tulang selangka, tulang rusuk, bagian atas tulang belakang, dan tulang
dada menggunakan X-ray. Pemindaian X-ray dada digunakan untuk mendiagnosis
masalah kesehatan yang menimbulkan gejala di daerah dada seperti masalah paru-paru
dan pernapasan, masalah jantung, dan kondisi lain. Dua gambar biasanya diambil
selama rontgen ini, satu dari samping dan satu dari belakang.

Tujuan dari rontgen dada yaitu :

a. Mengevaluasi kondisi paru-paru, jantung, dan dinding dada.


b. Menentukan penyebab sesak napas, batuk lama, demam, nyeri dada, atau
cedera.
c. Mendiagnosis dan memantau efektivitas pengobatan dari beberapa penyakit,
seperti emfisema paru dan kanker.
d. Karena rontgen dada (thoraks) tergolong cepat dan mudah dilakukan, prosedur
ini seringkali diperlukan dalam diagnosis dan penanganan kegawatdaruratan
medis.

2) Rontgen Tulang Belakang

Sinar-X pada tulang belakang akan menghasilkan gambar tulang belakang dan
membantu mengidentifikasi kondisi dan luka yang memengaruhi cakram, sendi, dan
tulang belakang (cakram atau bantalan di antara tulang). Umumnya, rontgen tulang
belakang digunakan untuk mendiagnosis masalah yang berhubungan dengan tulang
belakang.

Jenis ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan,


termasuk patah tulang belakang, kelainan cakram, infeksi, dan dislokasi (pergeseran).
Terdapat beberapa subtipe rontgen tulang belakang tergantung pada bagian tertentu
dari tulang belakang. Pasien mungkin memerlukan rontgen pada leher, toraks (dada),
sakrum atau tulang ekor, atau lumbosakral. Sinar-X tulang belakang juga sering

ix
digunakan untuk mengidentifikasi skoliosis (kelainan bentuk tulang belakang) dan
spina bifida (cacat tabung saraf).

Tujuan dari foto rontgen tulang belakang yaitu :

a. Mengetahui patah di tulang belakang.


b. Melihat ada atau tidaknya dislokasi (pergeseran) pada area tulang belakang.
c. Mengetahui ada atau tidaknya masalah pada diskus.
d. Memeriksa infeksi.
e. Diagnosis kemungkinan adanya tumor.
f. Diagnosis skoliosis (kelainan bentuk tulang belakang) atau spina bifida (cacat
tabung saraf.

3) Rontgen Alat Gerak

Jenis ini berfokus pada anggota gerak badan, seperti tangan, kaki, lutut, tungkai, dan
pinggul. Biasanya, pemindaian ini diperlukan untuk menemukan penyakit dan cedera
termasuk patah tulang dan pergeseran.

Tumor, osteoporosis (keropos tulang), dan radang sendi adalah beberapa contoh
penyakit yang dapat memengaruhi tungkai bawah dan mungkin memerlukan rontgen.

4) Rontgen Gigi

Rontgen gigi adalah suatu tindakan medis yang dapat membantu dokter gigi
memvisualisasikan penyakit gigi dan jaringan di sekitarnya yang tidak dapat dilihat
dengan pemeriksaan mulut sederhana. Tindakan ini juga membantu dokter gigi
menemukan dan mengobati masalah gigi sejak dini, mengurangi ketidaknyamanan
pengidap, dan lebih menghemat waktu prosedur. Rontgen ini akan menggunakan
sinar-X dengan radiasi tingkat rendah untuk menangkap gambar bagian dalam gigi dan
gusi. Hasilnya nanti akan membantu dokter gigi mengidentifikasi masalah, seperti gigi
berlubang, kerusakan gigi, dan gigi impaksi. Rontgen gigi memiliki dua jenis umum,
yaitu intraoral dan ekstraoral.

a. Intraoral

x
Ini adalah jenis rontgen gigi yang paling umum dilakukan. Jenis ini memberikan
banyak detail dan memudahkan dokter gigi menemukan gigi berlubang, memeriksa
kesehatan akar gigi dan tulang di sekitar gigi, memeriksa status perkembangan gigi,
dan memantau kesehatan umum gigi dan tulang rahang. Terdapat 3 jenis sinar-X yang
dipakai untuk intraoral rontgen, yaitu bitewing X-rays, periapical X-rays, dan occlusal
X-rays.

b. Ekstraoral

Ini merupakan jenis rontgen gigi tetapi fokus utamanya adalah rahang dan tengkorak.
Jenis ini tidak memberikan detail sebanyak jenis intraoral. Oleh karena itu, ekstraoral
tidak digunakan untuk mendeteksi gigi berlubang atau untuk mengidentifikasi masalah
pada masing-masing gigi secara detail. Sebagai gantinya, jenis ekstraoral digunakan
untuk memeriksa gigi impaksi, memantau pertumbuhan dan perkembangan rahang
yang berkaitan dengan gigi, dan untuk mengidentifikasi potensi masalah antara gigi
dan rahang serta sendi temporomandibular atau tulang wajah lainnya.

Sedangkan untuk jenis sinar-X yang dipakai untuk rontgen ekstraoral, antara lain
panoramic X-rays, tomograms, cephalometric projections, sialography, computed
tomography.

Tujuan dari foro rontgen gigi yaitu :

a. Gigi berlubang.
b. Kerusakan gigi.
c. Gigi impaksi.
d. Kelainan gigi.
e. Gigi bungsu yang baru saja tumbuh.
f. Pemeriksaan jaringan lunak dan otot di sekitar gigi dan mulut.
g. Pembengkakan atau gusi lainnya.
h. Penilaian struktur tulang dan gigi.
i. Pemeriksaan kista, tumor, dan abses di mulut.

xi
2.4 Prosedur Foto Rontgen

a. Sebelum prosedur dimulai, pasien akan mendapatkan instruksi tentang apa


yang harus dilakukan. Ini mungkin termasuk mengganti pakaian dengan gaun
atau mantel pelindung yang diberikan oleh fasilitas rontgen. Pasien juga
mungkin diminta untuk melepaskan semua perhiasan dan benda logam lainnya
yang bisa mengganggu gambar rontgen

b. Dokter meminta pasien untuk berdiri atau berbaring dan melakukan posisi
tertentu sesuai bagian tubuh yang akan di-rontgen, Pasien harus berada dalam
posisi yang tepat dan tetap diam selama pengambilan gambar.

c. Dokter meletakkan plat pada bagian tubuh yang akan difoto. Film tersebut
nantinya akan menjadi gambar foto rontgen

d. Dokter mengarahkan alat rontgen yang bentuknya seperti tabung dan


dilengkapi cahaya pada bagian tubuh yang akan di-rontgen. Alat rontgen
tersebut berguna untuk memproduksi sinar-X guna mengambil gambar

e. Pasien diminta tidak bergerak dan menahan napas saat pengambilan foto
rontgen supaya hasil gambarnya tidak kabur. kecuali jika diinstruksikan untuk
mengubah posisi. Kamu tidak akan merasakan apa-apa selama pemeriksaan.
Pada pasien anak-anak, pengambilan foto rontgen biasanya menggunakan
bantuan alat penyangga untuk menahan posisi anak supaya tidak banyak
bergerak

f. Pasien tidak akan merasakan apa pun saat di-rontgen. Namun, pada kasus
tertentu seperti patah tulang, pasien dapat merasakan nyeri karena harus
memindah-mindahkan posisi tubuh.

g. Setelah gambar rontgen diambil, gambar tersebut akan diproses menggunakan


perangkat lunak khusus. Ini memungkinkan teknisi atau radiologis untuk
melihat gambar dalam format digital.

xii
h. Proses rontgen dilakukan dalam waktu hitungan menit. Tetapi jika
menggunakan kontras, prosesnya bisa lebih lama, yakni sekitar 60 menit atau
lebih.

i. Radiologis akan mengevaluasi dan menginterpretasi gambar rontgen untuk


mencari tanda-tanda penyakit, cedera, atau kondisi medis lainnya. Hasil
interpretasi ini akan digunakan untuk diagnosis

j. Hasil dari evaluasi gambar rontgen akan dilaporkan kepada dokter yang
merujuk pasien untuk pemeriksaan tersebut. Dokter akan memberikan
diagnosis dan rekomendasi perawatan selanjutnya berdasarkan hasil rontgen.

k. Setelah foto rontgen selesai, pasien boleh langsung pulang dan dapat
beraktivitas seperti biasanya. Apabila selama prosedur foto rontgen
menggunakan kontras, pasien disarankan untuk banyak minum air putih
setelahnya.

2.5 Persiapan Sebelum Prosedur Foto Rontgen

1. Radiografi konvensional tanpa persiapan

Pasien dapat langsung difoto saat datang, biasanya untuk pemeriksaan tulang atau
thoraks.

2. Radiografi konvensional dengan persiapan

a. Pemeriksaan organ abdomen (perut)

Sebelum pelaksanaan, pasien diminta puasa beberapa jam atau hanya makan makanan
tertentu agar usus dapat tergambar dengan jelas tanpa adanya penutupan dari feses

b. Pemeriksaan organ saluran kemih

Pasien akan diminta berbaring telentang dengan tangan menjauh dari tubuh. Sebelum
pelaksanaan, pasien akan diminta untuk meminum banyak air atau menahan kencing
agar dapat terlihat gambaran yang bagus pada buli-buli (kandung kemih)

xiii
c. Pemeriksaan tengkorak

Pasien diminta untuk melepaskan penjepit atau hiasan rambut, kacamata, dan gigi
palsu

d. Konsultasi dengan dokter

Konsultasi dengan dokter penting untuk menentukan apakah foto rontgen diperlukan
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan. Dokter akan menilai gejala, riwayat medis,
dan pemeriksaan fisik sebelum memutuskan apakah foto rontgen perlu dilakukan.
Selama konsultasi, berbicaralah secara terbuka dengan dokter tentang kondisi
kesehatan. Berikan informasi tentang gejala yang dialami, riwayat penyakit atau
cedera sebelumnya, riwayat alergi, riwayat keluarga yang relevan, dan obat-obatan
yang dikonsumsi. Jika diperlukan untuk pemerikaan lebih lanjut menggunakan foto
rontgen, maka dokter akan menjelaskan tujuan pemeriksaan foto rontgen dan mengapa
ia merasa itu diperlukan. Ini dapat berkaitan dengan diagnosis, pemantauan penyakit,
atau evaluasi cedera

e. Penutupan

Biasanya, akan diminta untuk mengganti pakaian khusus untuk digunakan selama
pemeriksaan yang diberikan oleh fasilitas rontgen. Ini memungkinkan teknisi untuk
mendapatkan gambar yang jelas tanpa gangguan dari pakaian.

f. Penghilangan logam dan perhiasan

Dokter mungkin akan meminta untuk melepas semua perhiasan, kancing, jam tangan,
atau benda logam lainnya yang bisa mengganggu gambar rontgen. Benda-benda ini
dapat memantulkan sinar-X dan menghasilkan bayangan yang salah pada gambar. Dan
jika pasien memiliki implan dari operasi sebelumnya jangan lupa beri tahu dokter
sebab implan dapat memblokir sinar-X.

g. Posisi tubuh

xiv
Teknisi rontgen akan memberi Anda petunjuk tentang posisi tubuh yang diperlukan
untuk prosedur tertentu. Penting untuk mengikuti instruksi dengan cermat agar gambar
yang dihasilkan akurat.

h. Kehamilan dan ibu menyusui

Jika pasien sedang hamil atau menyusui, wajib beri tahu dokter atau teknisi rontgen
sebelumnya. Dalam beberapa kasus, foto rontgen mungkin perlu ditunda atau alternatif
yang lebih aman akan dipertimbangkan seperti ultrasound atau MRI, untuk diagnosis
medis selama kehamilan, ini adalah teknik pencitraan non-ionisasi yang biasanya
dianggap lebih aman untuk ibu hamil. Sinar-X dapat memberikan paparan radiasi
ionisasi, yang memiliki potensi untuk merusak sel-sel tubuh dan memengaruhi
perkembangan janin. Risiko paparan radiasi tergantung pada usia kehamilan dan
tingkat paparan. Untuk mengurangi risiko, teknisi rontgen akan menggunakan perisai
pelindung atau menghindari penggunaan sinar-X jika memungkinkan.

i. Pemberian zat kontras

Dalam beberapa jenis foto rontgen seperti CT scan atau angiografi, teknisi rontgen
dapat memberikan penelanan atau penyuntikan zat kontras melalui vena untuk
meningkatkan visualisasi organ atau pembuluh darah agar pada foto dareah yang ingin
dilihat dapat tergambar dengan jelas. Kontras yang biasa digunakan adalah jenis iodine
yang beberapa orang dapat menyebabkan alergi, reaksi alergi yang dapat terjadi adalah
kemerahan pada kulit, gatal, dan mual. Maka Informasikan kepada staf medis jika
memiliki riwayat alergi terhadap bahan kontras.

2.6 Hasil Pemeriksaan Foto Rontgen

1. Foto Rontgen dada

Foto rontgen normal

xv
 Elemen dalam tubuh bisa dideteksi melalui warna. Misalnya udara tampak
berwarna hitam, lemak berwarna abu-abu, jaringan lunak dan air menyerupai
bayangan terang berwarna abu-abu, dan tulang serta logam berwarna putih.
Semakin padat jaringan itu, semakin pucat warnanya pada hasil tes rontgen.
Jaringan yang padat berwarna buram pucat pada film, sedangkan jaringan yang
kurang padat warnanya menyerupai transparan dan gelap pada film.

 Dalam mengambil foto rontgen, maka harus dilakukan saat pasien tengah
mengambil napas. Sebab saat seseorang menarik napas, udara akan masuk ke
paru-paru dan kemudian mendorong tulang iga maju. Lalu, film akan semakin
tertekan. Kualitas foto rontgen yang baik adalah foto yang dapat
memperlihatkan 10 tulang iga

Foto rontgen dada bermasalah

xvi
2. Foto Rontgen tulang belakang

Foto rontgen tulang belakang normal

xvii
Foto rontgen tulang belakang bermasalah

xviii
3. Foto Rontgen alat gerak

alat gerak atas

xix
alat gerak bawah

4. Foto rontgen gigi

2.7 Bahaya Rontgen Terlalu Sering

xx
1. Menyebabkan Penurunan Produksi Sel Darah

Bahaya pertama yang dapat ditimbulkan oleh terlalu sering melakukan rontgen adalah
radiasi dari sinar x yang digunakan pada rontgen dapat menyebabkan menurunnya
produksi sel daarah di dalam tubuh. Hal ini merupakan salah satu dampak dan bahaya
langsung yang dapat dirasakan ketika tubuh terlalu sering terkena radiasi dari sinar x,
yang salah satunya disebabkan oleh rontgen.

Dengan produksi sel darah yang menurun, sudah pasti hal ini akan berdampak bagi
kesehatan kita. Sel darah yang menjadi lebih sedikit dapat menyebabkan anemia, yang
memiliki gejala utama seperti tubuh yang menjadi terasa lemas, mudah lelah, letih,
dan juga mudah terserang penyakit. Selain itu, hal ini juga kemungkinan dapat
berpengaruh pada proses penyembuhan luka pada diri pasien.

2. Menyebabkan infeksi dan iritasi pada kulit

Bahaya rontgen yang kemungkinan dapat muncul yakni dapat menyebabkan


munculnya iritasi dan juga infeksi pada bagian kulit. Terutama bagian kulit yang
menerima paparan langsung dari sinar x yang dihasilkan. Paparan dan juga radiasi dari
sinar x ini dapat menyebabkan munculnya iritasi pada kulit, dapat dilihat dari kondisi
kulit yang memerah, muncul ruam, bintik-bintik serta kulit yang terasa gatal. Selain
itu, berbagai macam penyakit kulit juga dapat muncul, seperti kondisi kulit yang terasa
panas dan juga perih. Kondisi ini bisa sampai kepada kanker.

3. Memiliki dampak buruk bagi mata

Rontgen juga dapat menjadi sangat berbahaya, terutama ketika dilakukan pada organ
dan juga bagian tubuh yang berdekatan dengan mata. Ketika rontgen dilakukan pada
bagian tubuh yang berdekatan dengan mata dan pasien tidak menggunakan
perlindungan yang standar. Maka hal ini akan menimbulkan kemunculan gangguan
pada bagian mata pasien, seperti salah satunya adalah dapat menyebabkan iritasi dan
juga penurunan fungsi penglihatan.

4. Mempengaruhi penurunan produksi sperma dan kemandulan

xxi
Bahaya lainnya yang dapat muncul karena penggunaan teknologi rontgen yang terlalu
sering adalah dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi dari organ reproduksi.
Hal ini erat sekali kaitannya dengan kemandulan dan juga penurunan kualitas
dari sperma yang dimiliki oleh pria. Selain itu, radiasi dari sinar x yang ditembakkan
ketika melakukan pemeriksaan rontgen dan juga dapat menyebabkan munculnya
gangguan pada organ reproduksi.

5. Pneumonitis dan gangguan paru-paru

Bahaya lainnya yang dapat muncul sebagai akibat dari penggunaan teknologi rontgen
yang terlalu sering adalah dapat menyebabkan munculnya pneumonia dan gangguan
paru-paru. Hal ini dapat terjadi terutama ketika pasien terlalu sering melakukan
rontgen pada bagian dada. Tentunya radiasi dari sinar x ini dapat menyebabkan
berbagai macam gangguan pada paru-paru, seperti menyebabkan penyebab dada sesak
napas, asma dan juga kemungkinan pneumonia.

6. Gangguan pencernaan pada bagian usus halus

Usus halus juga merupakan salah satu organ yang sensitive terhadap radiasi dari sinar
X. Bahaya rontgen yang terlalu sering maka sinar x akan menyebabkan gangguan pada
bagian usus halus. Dimana gangguan pada usus halus ini dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan ini dapat menyebabkan
sembelit, wasir, dan juga buang air besar yang terganggu dan juga tidak lancar.

xxii
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dengan penemuan yang sangat luar biasa yang dilalkukan oleh Wilhelm Conard
Roentgen. Dunia kedokteran tak bisa terlepas dari alat tesebut, tanpa alat tersebut para
ahli radiologi tidak mampu mendiagnosa penyakit tertentu pada pasien. Rontgen
memiliki banyak manfaat yang berguna bagi para dokter dan juga radiologis, dalam
bidang ini dokter dan juga radiologis dapat mengambil gambar dalam tubuh manusia
untuk proses pengobatan. Walaupun demikian, rontgen memiliki efek samping yang
dapat membahayakan tubuh manusia yang diantaranya infeksi dan iritasi pada kulit
sapai kepada kanker

3.2 Saran

Kita sebagai tenaga kesehatan hendaknya juga dapat menguasai tentang proses
pemeriksaan penunjang tidak hanya terbatas pada pemeriksaan fisik semata. Agar
tidak tertinggal tentang perkembangan pengetahuan di masa modern. Dan Ketika
melakukan pemeriksaan foto rontgen diharapkan untuk tetap waspada akan radiasi
sinar-X, terlebih pada wanita hamil.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA
Eko, N dan Ardiani, S. (2010). KDPK Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Uliyah, M dan Aziz, A.A.H. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika
https://www.alodokter.com/foto-rontgen-ini-yang-harus-anda-ketahui
https://www.medicalogy.com/blog/persiapan-melakukan-rontgen/
https://www.honestdocs.id/foto-rontgen:-prosedur-risiko-efek-samping-dll
https://www.halodoc.com/kesehatan/rontgen
https://www.ciputramedicalcenter.com/kenali-pemeriksaan-x-ray-begini-prosedur-
dan-cara-kerjanya/

xxiv

Anda mungkin juga menyukai