Anda di halaman 1dari 25

LITERATURE REVIEW

ORAL RADIOLOGY

Kelompok 5 :
Dita Noviyanti J520160006
Amelia Rizky Hutami J520160014
Nuzulia Chairunnisa J520160020
Farah Rahmah A.P J520160026
Ferdian Ilham K. J520160033
Chiara Azra C.P J520160042
Ieka Nurfitria J520160049
Ghinna Yulia Indarti J520160056
Muhammad Ilham A. J520160062

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT atas segala karunia nikmat yang
begitu besar sehingga kelompk 5 dapat menyelesaikan literatur review yang berjudul “Oral
Radiology” ini tanpa hambatan berarti. Penyusun bersyukur karena penyusunan literatur
review ini dapat selesai dengan tepat waktu. Hal itu tidak lepas dari support, bantuan dan
kontribusi dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terimaksih.
Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa literatur review ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya kami mengharap kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Penyusun sangat berharap agar literatur review ini menjadi sarana pemantik bagi para
mahasiswa untuk lebih mempelajari ilmu dari berbagai literatur.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga dapat menambah wawasan
pengetahuan dari para pembaca.

Surakarta, 15 September 2018


Penyusun,

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 1
C. TUJUAN .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3


A. RADIATION PHYSICS AND BIOLOGY .................................................... 3
B. TEKNIK RADIOGRAFI ................................................................................. 6
C. KONSEP DASAR RADIOLOGI INTERPRETATIF ...................................... 10
D. INTERPRETASI RADIOLOGI ....................................................................... 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 19


A. ILUSTRASI ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Radiologi Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika pertama kali
menemukan sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan
sinar katoda yang disebutnya sinar baru atau sinar-X. Penemuan Roentgen ini
merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena ternyata dengan hasil
penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak
pernah dapat dicapai dengan caracara pemeriksaan konvensional (Rasad, 2000).
Pemeriksaan radiografik telah menjadi salah satu alat bantu diagnosis utama di
bidang kedokteran gigi untuk menentukan keadaan penyakit dan merencanakan
perawatan yang tepat (Williamson, 2010). Gambaran radiografik memegang peranan
penting dalam menegakkan diagnosis sebelum perawatan dan pengobatan, dalam masa
perawatan serta untuk mengevaluasi hasil perawatan, dan untuk menunjang peranan
tersebut maka diperlukan radiografi dengan teknik yang tepat (Margono,
2012).Radiograf digunakan untuk mendiagnosis dan memantau penyakit mulut, serta
untuk memantau perkembangan dentofasial dan kemajuannya atau prognosis terapi
(American Dental Association, 2012). Kualitas radiograf ditentukan oleh beberapa
komponen antara lain : densitas, kontras, ketajaman dan detail (Setiyono et al, 2009).
Kualitas gambar juga tergantung pada beberapa faktor seperti geometri gambar,
karakteristik dari X-ray beam, dan resolusi gambar (Whaites, 2009).
Pemeriksaan radiograf secara konvensional terbagi menjadi pemeriksaan
radiografik proyeksi intraoral seperti periapikal yang terdiri dari paralel dan bisekting,
oklusal, bitewing, dan ektraoral seperti panoramik, lateral sefalometri dan Postero
Anterior (PA) sefalometri (Miles, dkk, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme radiografi dihasilkan ?
2. Bagaimana proses ketika sinar x mengenai organ atau jaringan ?
3. Apa saja teknik radiografi ?
4. Mengapa terjadi kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam radiografi ?
5. Bagaimana operator mengontrol penyebaran radiasi ?
6. Apa saja indikasi dilakukannya radiografi ?
7. Bagaimana cara menginterpretasikan hasil radiografi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme radiografi dihasilkan.
2. Untuk mengetahui proses ketika sinar x mengenai organ atau jaringan.

1
3. Untuk mengetahui macam-macam teknik radiografi.
4. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam radiografi.
5. Untuk mengetahui cara mengkontrol penyebaran radiasi.
6. Untuk mengetahui indikasi dilakukannya radiografi.
7. Untuk mengetahui cara menginterpretasi hasil radiografi.

A. RADIATION PHYSICS AND BIOLOGY


1. Bagaimana sinar x dihasilkan?
Sinar X dihasilkan dari elektron yang “Dipanaskan" dari filamen (katoda) dan
kecepatan elektron pada anoda. Kecepatan sinar X diperlambat oleh material target.
Karakteristik sinar X yaitu dihasilkan ketika elektron datang menembus elektron kulit
dalam K dan L sebagai target dan elektron dari kulit L atau M jatuh mengisi
kekosongan.
2. Pada energi yang biasanya digunakan dalam radiografi dental, bagaimana
interaksi sinar X dengan jaringan?
X rays mengalami tiga interaksi dengan jaringan: penyebaran elastic,
penyebaran compton, dan absorpsi potoelektrik.
3. Interaksi mana yang penting untuk dosis pasien?
Dalam proses potoelektrik, adanya sinar X mengirim semua energi pada
jaringan. oleh karena itu sangat berperan penting dalam dosis pasien.
4. Mengapa filter diperlukan?
Filter digunakan untuk mengurangi low-energy sinar X, dimana berperan
penting untuk proses interaksi potoelektrik dan dosis pasien. Mengurangi sinar X ini
meningkatkan energi rata-rata dari sinar dan mengurangi kemungkinan interaksi
potoelektrik, dengan demikian dapat mengurangi dosis pasien.

2
5. Mengapa intensifying screen digunakan dalam radiografi extraoral? Bagaimana
cara kerjanya?
Intensifying screen, digunakan untuk mengurangi dosis pasien dengan
mengubah sinar X menjadi lebih ringan. Karena satu sinar X menghasilkan banyak
cahaya foton,beberapa sinar X dibutuhkan untuk memproduksi massa jenis yang sama
pada film.
6. Organ apa yang sensitif dalam penyinaran sinar X?
Tiroid adalah organ radiosensitif, termasuk jaringan limfe dan sumsum tulang
yang terekspose
7. Bukti apa yang menunjukkan karsinogenesis dari radiasi level rendah dalam
dentistry?
Tidak ada penelitian khusus yang membuktikan adanya hubungan antara
karsinogenesis dengan paparan sinar X yang digunakan dalam dentistry. Banyak
penelitian yang mengamati pasien yang terekspos dengan level tinggi memberikan
bukti. Populasi tersebut sudah diteliti termasuk survivor dalam bom di Hiroshima dan
nagasaki, pelukis jam tangan radium, pasien yang terekspose fluorscopies untuk
tuberculosis, dan lainnya.
8. Apa satuan yang digunakan untuk menjelaskan paparan radiasi dan dosis?
Bagaimana cara mengukurnya?
Ø Rontgen (R) adalah satuan dasar paparan radiasi sinar X dan gamma. Hal ini
berdasarkan jumlah dari ionisasi yang dihasilkan dalam udara.
Ø The rad (rontgen absorbed dose) adalah ukuran dari jumlah energi yang di
absorbsi oleh jaringan atau organ.
Ø The rem (rontgen equivalent man or mammal) adalah ukuran dari derajat
penyebab kerusakan pada organ atau jaringan. Organ atau jaringan yang
berbeda menunjukkan perbedaan jumlah kerusakan ketika terabsorbsi jumlah
radiasi yang sama. Satuan internasional yaitu coulomb/kilogram , the gray,
dan the sivert untuk rontgen, rad, dan rem, masing-masing.
9. Apa efek radiasi terhadap sel?
Radiasi yangbmerusak sel terbagi menjadi direct dan indirect. Direct efek terjadi
ketika radiasi berinteraksi langsung dengan molekul biologi untuk merusak:
1) RHàRH+ + e-
2) RHà R+ + H+
Indirect efek terjadi ketika interaksi radiasi dengan molekul nonbiologi, kemudian
dengan molekul biologi dan menghasilkan kerusakan pada sel:
1) H20à H2O+ + e-
2) H20à H+ + OH-
3) RH + OH- à R + H2O
10. Apa perbedaan density dan contrast?
Density artinya derajat keseluruhan dari kehitaman film. Contrast artinya
perbedaan densitas antara area yang berdekatan pada film.
11. Apa teknik untuk mengontrol densitas film?
Film yang lama terekspose , akan lebih gelap, karenanya waktu paparan dapat
mengontrol densitas. miliAmpere mengukur seberapa panas yang diperoleh filamen.

3
Lebih besar liran filamen , lebih panas filamen dan banyak elektron yang sampai pada
anoda dan menghasilkan sinar X, karenanya mA juga mengontrol densitas.
12. Faktor teknik manakah yang mengontrol kontras film ? Bagaimana faktor-
faktor tersebut dapat mempengaruhi kontras ?

Kontras dikontrol oleh kVp saja. Semakin tinggi kVp, semakin rendah kontras
dan begitu juga sebaliknya. Waktu, mA, dan jarak hanya mempengaruhi densitas
(massa jenis) dan bukan kontras.
13. Asumsikan bahwa anda akan mendevelop x-ray film anda secara manual dan
anda tidak tahu developing time nya. Apakah cara terbaik untuk memastikan
film yang diterima atau acceptable?

Jika anda tidak mengetahui developing time nya, cara terbaik adalah dengan
melihatnya. Ambil film dari developer dari waktu ke waktu kemudian lihat dan
tentukan apakah anda memiliki densitas yang cukup (asumsikan bahwa exposure
sudah tepat). Hati-hati, jangan sampai film terkena cahaya matahari.
14. Asumsikan bahwa anda telah mendevelop film secara manual, berapa lama anda
harus melakukan fix pada film ?

Aturan umumnya adalah melakukan fix pada film setidaknya selama dua kali
developing time. Dengan demikian, anda harus mengetahui berapa lama anda
mengambil filmnya untuk di develop dan kemudian film di fix paling tidak dua kali.
15. Bagaimana cara sebuah gambar latent pada sebuah film x-ray diubah menjadi
sebuah gambar yang terlihat ?

Ketika sebuah film didevelop, kristal halida silver yang terbuka diubah
menjadi metallic silver, yang menghitamkan film dan membuat gambar menjadi
terlihat.
16. Bagaimana anda memecahkan masalah sebuah radiografi gigi yang terlalu gelap
atau terlalu terang?

Perubahan pada kualitas radiografi kebanyakan pada umumnya adalah hasil


dari kesalahan pada processing dan kurang umum tapi tidak jarang dari kesalahan
faktor teknik. Cek faktor exposure (kVp, mAs) untuk memastikan bahwa sudah sesuai
dengan pasien. Cek bahan kimianya untuk memastikan bahwa mereka dalam
temperatur yang tepat, telah diaduk, dan dalam keadaan segar. Jika faktor tersebut
dalam keadaan baik, evaluasi unit x-ray atau film mungkin diperlukan.
17. Apa itu hukum kuadrat terbalik ?

Intensitas atau rata-rata exposure dari radiasi pada jarak tertentu dari sumber
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Contohnya, jika jarak dibuat dua kali dari
sumbernya, maka intensitas radiasi akan berkurang empat kalinya.
18. Bagaimana kita mengontrol penyebaran radiasi ?

Pada radiografi intraoral, kita tidak dapat mnegontrol x-ray yang tersebar
sebagai hasil dari interaksi dari x-ray dan pasien. Namun, kita mencoba, untuk

4
meminimalisir penyebaran dengan menggunakan kerucut panjang berlapis timah. Pada
radiografi ekstraoral, seperti sefalometri, radiasi yang tersebar dikontrol dengan
menggunakan grid yang terletak diantara pasien dengan x-ray film.
19. Apakah arti dari film speed? Bagaimana film speed dikeluarkan atau
diekspresikan ?

Film speed mengacu pada jumlah radiasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
sebuah particular density. Dengan demikian, semakin cepat sebuah film, semakin
sedikit radiasi yang diperlukan untuk menghasilkan density yang sama daripada pada
film yang lebih lambat. Kecepatan film dinyatakan sebagai nilai timbal balik jumlah
rontgen yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah density of one. Jadi, jika 5
rontgen diperlukan untuk menghasilkan sebuah density of one, kecepatan filmnya
adalah 0,20. Jika 8 rontgen dibutuhkan untuk menghasilkan density of one, kecepatan
film adalah 0,125.
20. Apa yang dimaksud dengan istilah sensitifitas, spesifisitas, dan nilai prediktif
ketika diterapkan pada keberhasilan dari pemeriksaan radiografi?

Sensitifitas mengacu pada kemampuan dari sebuah tes, pada kasus ini sebuah
radiograf, untuk mendeteksi penyakit yang diderita pasien. Jadi, sensitifitas adalah
sebuah pengukuran dari frekuensi positif (true-positive rate) dan negatif (false-
negattive rate) hasil pemeriksaan pasien yang memiliki penyakit. Spesifisitas mengacu
pada kemampuan dari sebuah tes untuk menunjukkan pasien yang sebenarnya tidak
memiliki penyakit. Jadi, spesifisitas adalah ukuran frekuensi hasil negatif (true-
negative rate) dan hasil negatif (false-positive) pada pasien tanpa penyakit. Nilai
prediktif dari sebuah radiograf adalah kemungkinan bahwa pasien dengan hasil tes
positif sebenarnya memiliki penyakit (positive predictive value) atau kemungkinan
pasien dengan hasil tes negatif sebenarnya tidak memiliki penyakit (negative
predictive value).
21. Apa teknologi dasar yang ada dibalik Magnetic Resonance Imaging (MRI) ?

Atom-atom didalam tubuh beraktivitas seperti bar atau batang magnetik. Pada
prosedur MRI, area yang akan diperiksa menjadi sasaran medan magnet eksternal.
Atom berjajar dengan medan magnet sehingga sumbu panjangnya menunjuk ke arah
yang sama seperti yang ditemukan ketika megnet batang dikenai medan magnet.
Setelah atom menjadi sangat lurus atau selaras, mereka juga menjadi sasaran
gelombang radio. Atom-atom menyerap beberapa energi dari gelombang radio dan
membungkuk. Ketika gelombang radio dimatikan, atom-atom “relax” dan
memancarkan energi yang sudah diserapnya. Energi ini dapat diambil oleh receiver
(penerima) yang sesuai dan diubah menjadi gambar.
22. Apa kecenderungan sehubungan dengan penggunaan apron timbal dan tiroid
collar untuk melindungi pasien dari radiasi?
Meskipun belum ada persetujuan secara umum mengenai masalah ini, ada
kecenderungan yang meningkat untuk tidak menggunakan apron timbal dan tiroid
collar pada radiologi gigi. Perasaannya adalah bahwa dengan mesin modern, sinar
terkolimasi yang baik, dan film yang cepat, penggunaan apron timbal tidak

5
memberikan perlindungan tambahan karena hampir semua dosis pasien adalah hasil
dari radiasi pencar internal. Pengecualian, bahkan di antara mereka yang telah
menghentikan penggunaan apron timbal dan tiroid collar, adalah film oklusal pada
pasien yang lebih muda.

B. TEKNIK RADIOGRAFI
23. Apa keuntungan menggunakan teknik paralel?
Dalam teknik paralel, film ditempatkan sejajar dengan objek atau gigi, dan
sinar pusat diarahkan tegak lurus terhadap objek dan film. Hasilnya adalah gambar
dengan distorsi yang relatif minim. Dalam teknik bisecting, sebaliknya, film tidak
sejajar dengan gigi, dan sinar pusat diarahkan pada 90 ° ke garis imajiner membagi
dua sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi dan film. Hasilnya adalah gambar
yang lebih terdistorsi.
24. Apa keuntungan dari teknik long-cone?
Teknik long-cone memiliki dua manfaat utama. Teknik long-cone mengurangi
dosis pasien dengan mengurangi ukuran bidang. Ini juga meningkatkan jarak target-
film, sehingga mengurangi pembesaran.
25. Mengapa penting untuk mendapatkan pandangan sudut yang benar dari setiap
kelainan radiografi?
Radiografi adalah representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi. Untuk
mendapatkan tampilan tiga dimensi dengan film, seseorang perlu mendapatkan
pandangan pada sudut yang benar antara satu sama lain. Sebagai contoh, sebuah film
periapikal yang menunjukkan kista mandibula harus dilengkapi dengan pandangan
oklusal dan pandangan posteroanterior (PA) dari mandibula.
26. Jika Anda ingin mencabut gigi dengan pembedahan — misalnya, bikuspid kedua
yang terkena dampak — bagaimana Anda dapat menentukan apakah gigi yang
terkena dampak terletak pada buccal atau lingual pada gigi yang erupsi?
Pandangan periapikal hanya menunjukkan lokasi mesiodistal gigi relatif
terhadap gigi lain. Untuk menentukan hubungan buccolingualnya, anda memerlukan
pandangan pada sudut yang tepat ke tampilan periapikal. Pandangan oklusal umumnya
merupakan pandangan paling mudah untuk diambil dan merupakan satu-satunya
pandangan intraoral yang dapat Anda ambil pada 90 ° terhadap pandangan periapikal.
Pada daerah di mana tidak mungkin untuk mendapatkan pandangan oklusal, seperti
wilayah molar ketiga, film mandibula PA dapat menjadi solusi terbaik. Ini, tentu saja,
adalah pandangan ekstraoral. Anda juga dapat menentukan hubungan buccolingual
gigi yang terkena dampak dengan memaparkan pandangan periapikal kedua dengan
tabung yang diposisikan lebih mesial atau jauh dibandingkan dengan paparan
periapikal pertama. dengan menerapkan aturan objek bukal, Anda kemudian dapat
menentukan hubungan buccolingual gigi yang terkena dampak ke gigi yang erupsi.
27. Apa saja indikasi untuk film oklusal?
 Untuk menentukan posisi buccolingual dari gigi yang impaksi
 Untuk menunjukkan korteks (lapisan luar) buccal dan lingual, khususnya di
mandibula
6
 Untuk memvisualisasikan sutura intermaksilaris
 Untuk menunjukkan bentuk lengkungan
 Untuk menggantikan film periapikal pada anak kecil
 Oklusal film juga dapat digunakan ketika seseorang ingin memvisualisasikan
pada satu film lesi yang terlalu besar agar sesuai pada film periapikal tunggal.
28. Kesalahan apa pada operator yang menghasilkan gambar yang di-
foreshortened?
Foreshortening dihasilkan ketika angulasi vertikal dari tabung terlalu besar;
yaitu, tabung miring terlalu tajam. Elongasi, sebaliknya, hasil dari sudut vertikal yang
terlalu dangkal. Cara yang baik untuk mengingat sebab dan akibat adalah dengan
memikirkan matahari dan bayangan Anda. Bayangan terpendek anda di siang hari
yaitu ketika matahari paling tinggi di langit (sudut vertikal yang curam) dan
terpanjang di sore hari ketika matahari rendah di langit (sudut vertikal yang dangkal).
29. Apakah lebih baik melakukan kesalahan di sisi foreshortening atau elongasi?
Mengapa?
Jika seseorang membuat kesalahan, yang lebih baik yaitu foreshorten.
Bayangkan kembali mengenai matahari dan bayangan. Bayang-bayang pendek yang
dihasilkan oleh matahari siang tertinggi memiliki tepi-tepi yang tajam dan terdefinisi
dengan baik, sedangkan bayang-bayang panjang yang dihasilkan oleh matahari sore
yang rendah, lenyap ke kejauhan dengan marjin yang tidak jelas. Lebih baik untuk
memiliki gambar yang di-foreshortened yang lebih tajam daripada gambar ter-elongasi
yang sulit dibaca. Terutama benar ketika seseorang memeriksa area apikal.
30. Bagaimana tampilan radiografi yang dianggap sebagai pandangan utama untuk
mengevaluasi tulang alveolar untuk penyakit periodontal? Apa manifestasi
radiografi penyakit periodontal?
Tampilan bitewing merupakan tampilan yang utama untuk mengevaluasi
perubahan radiografi yang konsisten dengan penyakit periodontal, yang meliputi
hilangnya kortifikasi crestal, perubahan kontur tulang interdental, kehilangan tulang
horizontal dan sudut, dan keterlibatan furkasi. Film bitewing lebih unggul dari film
periapikal karena distorsi, termasuk elongasi atau foreshortening, sedikit. Alasannya
adalah bahwa sudut vertikalnya kecil (sekitar 5 °), dan sinar pusat diarahkan pada
sudut yang tepat ke film.

31. Apakah protokol umum untuk frekuensi evaluasi radiografi pada pasien gigi
dewasa?
Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat, bekerja sama dengan
American Dental Association dan organisasi besar lainnya, telah mengembangkan dan
menyebarluaskan protokol pasien gigi untuk melakukan pemeriksaan x-ray. Protokol
ini memerlukan riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan klinis sebelum dilakukan
pemeriksaan radiografi individual.
32. Bagaimana seharusnya protokol radiografi untuk pasien gigi yang sedang hamil?
Dengan menggunakan proteksi radiasi standar, tidak ada risiko tambahan pada
janin dari paparan sinar-x yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi. Namun karena
kekhawatiran banyak wanita selama kehamilan, disarankan untuk membatasi x-ray
eksposur ke minimum yang diperlukan.

7
33. Pada pasien yang memiliki trismus dan giginya ingin diperiksa, apa alternatif
untuk pemeriksaan bitewing dan periapikal standar yang dapat digunakan?
Di dalam rongga mulut, teknik buccal bitewings dapat digunakan. Untuk
buccal bitewings, masukkan film standar no. 2 ke dalam bukal vestibulum dengan sisi
tabung menghadap gigi. Arahkan kerucut dari sisi yang berlawanan, dan tingkatkan
waktu pemaparan dengan dua langkah. Jika pasien bisa membuka sedikit, teknik
radiografi oklusal juga bisa dilakukan. Film oklusi lateral dapat memberikan
pandangan yang sangat baik dari gigi, termasuk daerah periapikal. Untuk ekstraoral,
film miring lateral dapat diperoleh. Meskipun tidak memberikan informasi rinci
seperti film oklusal, film lateral miring juga menggambarkan gigi dan daerah
periapikal sekitarnya. Film panoramic memiliki resolusi kurang dari film oklusal dan
bahkan kurang dari lateral miring (tergantung pada kombinasi layar-film). Dengan
demikian film panoramic memberikan lebih sedikit detail daripada salah satu dari
keduanya.
34. Apa perbedaan antara standar radiografi intraoral (bitewings dan periapicals)
dan radiografi panoramik?
- Teknik bitewing dan periapikal menggunakan film direct-exposure, sedangkan
- Tampilan radiografi panoramic menggunakan gerakan tabung yang menghasilkan
hilangnya detail
35. Teknik pencitraan apa yang tersedia untuk mengevaluasi jaringan lunak
komponen sendi temporomandibular (TMJs)?
Tiga prosedur pencitraan tersedia untuk evaluasi komponen jaringan lunak
TMJ: arthrography, computed tomography (CT), dan MRI. Studi MRI menjadi lebih
banyak digunakan karena menggambarkan jaringan lunak dengan baik, tidak
menggunakan radiasi pengion, dan non-invasif. Arthrography adalah yang paling
invasif dan melibatkan kontras ke dalam satu atau kedua ruang sendi.
36. Sebutkan sinus paranasal dan gambaran radiografi yang biasa digunakan untuk
mengevaluasi sinus?
Sinus paranasal adalah sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus spheroid, dan
sinus ethmoid. Pandangan yang digunakan untuk mengevaluasi adalah radiografi
Waters (sinus maksilaris), radiografi Caldwell (sinus maksilaris dan frontal), radiografi
lateral (sinus maksilaris dan frontal), dan radiografi submentovertex (spheroid dan
ethmoid sinus). Radiografi panoramic dapat digunakan sebagai tambahan untuk
pandangan ini. Radiografi panoramik menunjukkan sinus maksilaris. Pandangan
pilihan tergantung pada apa yang sedang diperiksa. Sebagai contoh, tampilan
submentovertex memungkinkan visualisasi yang sangat baik dari dinding lateral sinus
maksilaris, sedangkan pandangan Waters menggambarkan batas medis, lateral, dan
inferior sinus maksilaris.
37. Apa teknik radiografi yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan TMJ?
Radiografi transpharyngeal atau Parma memberikan gambaran terutama aspek
lateral kondilus. Radiografi transkranial lateral juga memberikan gambaran terutama
aspek lateral kondilus. Tujuan utamanya adalah untuk menggambarkan hubungan
fossa kondilusoid. Radiografi Zmmer atau trans atau periorbital memberikan gambar
mediolateral kondilus serta leher kondilus. Radiografi terbalik Towne berguna untuk

8
memvisualisasikan leher condylar. Perlu diingat bahwa tomografi memberikan
visualisasi yang lebih baik dari TMJ daripada pandangan film biasa. Namun,
pandangan di atas relatif mudah diambil.
38. Apa indikasi radiografi panoramic?
Tidak ada indikasi khusus untuk radiografi panoramic. Hampir semua struktur
yang digambarkan pada radiografi panoramic dapat ditampilkan oleh tampilan lain,
yang sering memberikan detail yang lebih besar. Sebagai contoh, radiografi panoramik
sering digunakan untuk memvisualisasikan molar ketiga yang impaksi. Radiografi
miring lateral rahang memberikan informasi yang sama dengan lebih detail. Tampilan
Waters memberikan informasi yang lebih besar tentang sinus maksila dan sinus
lainnya daripada film panorama.
39. Radiografi intraoral mana yang terbaik untuk memvisualisasikan foramina
palatine yang lebih besar?
Foramina palatine yang lebih besar tidak dapat divisualisasikan pada setiap
film intraoral. Pada beberapa film oscusal maksilaris, foramen dapat dilihat di area
molar kedua atau ketiga. Foramen ini adalah nasolacrimal canal dan bukan foramen
palatine yang lebih besar.
40. Apa saja nama kelenjar saliva mayor? Bagaimana gambaran radiografinya?
Tiga kelenjar saliva mayor yakni kelenjar parotis, submandibula, dan
sublingual. Karena kelenjar saliva tersusun atas jaringan lunak, maka penampakannya
tidak dapat dilihat di radiografi kecuali dengan menggunakan langkah tertentu agar
membuatnya nampak, yakni sialography. Metode sialography yakni menyuntikkan
pewarna radiopaque melalui duktus ke kelenjar. Bahan yang sering digunakan yakni
iodine. Kalsifikasi dari duktus membuatnya dapat terlihat pada gambaran intraoral
film, terutama kalsifikasi duktus warthon, duktus kelenjar submandibula. Batu atau
sialoliths dapat terlihat pada gambaran film periapikal atau oklusal.
41. Apa kontraindikasi sialography?
Iodine tidak dapat digunakan pada pasien dengan alergi. Pada kasus tersebut,
penggunaan agen kontras yang lain harus digunakan untuk mengganti iodine
42. Apa tipikal pembesaran dari radiografi yang sering digunakan pada kedokteran
gigi?
Perbesaran periapical dan bitewing adalah 4%, cephalometric 10%, dan
panoramic 20-25%
43. Apa indikasi penggunaan MRI dan CT scan?
Tidak ada jawaban yang mudah untuk pertanyaan ini. Pada umumnya, MRI
lebih baik untuk menggambarkan lesi pada jaringan lunak, contohnya tumor pada
lidah, sedangkan CT scan lebih baik untuk menggambarkan tulang, jadi untuk
intraosseus tumor, CT scan adalah pilihan terbaik. Jadi masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan.

C. Konsep dasar radiologi interpretetif

9
44. Apa saja fitur dari lesi atau area yang harus diperhatikan dan tergambar dengan
baik?
Lokasi, ukuran, bentuk, penampakan batas, density
45. Ketika area radiografi digambarkan, apa keputusan pertama yang ditentukan
pada area tersebut?
Yang pertama yakni menentukan bahwa area tersebut normal ataupun tidak,
meski terdengar simpel, namun ini adalah tantangan besar yang akan dihadapi dalam
praktek klinik.
46. Apa interpretasi yang paling mungkin dari radiografi bilateral simetris pada
rahang?
Penampakan rahang simetris pada radiografi umumnya diindikasikan normal.
Beberapa kasus yang dapat ditemui adalah cherubism dan kortikal hipertosis
47. Lokasi lesi dapat menjadi petunjuk dari mana lesi tersebut berasal. Apa struktur
anatomis di mandibula yang paling berguna untuk membedakan antara lesi
odontogenik atau non odontogenik?
Kanal mandibula inferior memiliki peran penting dalam hal ini, karena lesi
odontogenik tak dapat kita temukan dibawah kanal.
48. Jaringan apa yang paling mungkin yang menjadi asal dari tumor di kanal
mandibular?
Neural atau vaskular, yang dapat menghasilkan neurolemomma, neurofibroma,
traumatic neuroma, atau hemangioma
49. Apa macam-macam penyakit yang dapat terdiagnosa pada gambaran
radiografi?
Trauma, penyakit metabolik dan nutrisi, kelainan kongenital, lesi iatrogenik,
penyalit neoplastik, inglamasi dan infeksi.
50. Apa ciri atau prinsip radiografi umum yang memungkinkan diagnosis penyebab
sistemik yang mendasari kondisi atau penampilan tertentu?
Ketika penyebab sistemik mendasari suatu masalah, baik rahang atas atau
rahang bawah dapat terpengaruhi. Lalu, rahang biasanyai dipengaruhi secara bilateral,
seringkali simetris. Jika kondisi ini mempengaruhu gigi, maka gigi akan terpengaruh
secara simetris bilateral.
51. Teknik apa yang bisa digunakan untuk menentukan lintasan fistula keluar pada
jaringan lunak yang berdekatan dengan gigi?
Masukkan titik gutta percha ke dalam fistula, dan biarkan hingga
melacaksejauhmungkin. Dapatkan tampilan periapikal dengan titik gutta percha di
tempat.
52. Apa tanda-tanda radiografi pada penyakit radang yang melibatkan sinus
paranasal?
• Penebalan membran mukosa
• Tingkat cairan udara
• Kekeruhan rongga sinus
• Perubahan margin kortikaldari sinus
• Adanya massa jaringan lunak

10
53. Apa tanda-tanda radiografi secaraumum yang membantu membedakan antara
kista, neoplasma jinak, atau neoplasma ganas?
Kista cenderung radiolusen dan berbentuk bulat atau lonjong dan memiliki
margin kortikal yang utuh. Neoplasmarahang yang ganas cenderung agresif,dengan
pinggiran yang kasar,sertabentukdan batasnya yang buruk. Lesi ganas sering tumbuh
dengan cepat, meninggalkan akar gigidan memberikan penampilan akar yang
mengambang. Kista dan neoplasma jinak lebih memungkin untuk menyerap akar
gigidibandingkandenganneoplasmaganas.
54. Kapan sebaiknya teknik bitewing pertama kali dilakukan pada anak?
Bitewing sebaiknya diperoleh setelah pembentukan kontak pada gigi posterior.
55. Bagaimana perbedaangigi sulung dengan gigi permanen secara radiografi?
Bagaimana perbedaan efekdariradiografi karies pada gigi sulung?
Gigi primer lebih kecil dan memiliki ruang pulpa yang relatif lebih besar
dengan tanduk pulpa yang dekat dengan permukaan mahkota. Lapisan emailnyalebih
tipis. Gigi primer sedikit kurang buram pada film karena konten anorganik yang lebih
tinggi. Akibatnya, karies pada gigi sulung cenderung mengalamiperkembangan
yangcepat dari demineralisasipermukaan awal hingga keterlibatan dentin.Jadi
interpretasi yang cermat sangat penting dalam mengevaluasi gigi primer.
56. Apakah hubungan antara histologis dengan perkembangan radiografik dari
karies gigi?
Seharusnyater dapat 30-60% kehilangan pada mineralisasi sebelum karies secara
radiografi terbukti dengan film intraoral D-dan E-kecepatan standar. Oleh karena
itu,kemajuan histologis atau klinis dari lesi karies lebih maju secara signifikan,
dibandingkan dengan kemajuan radiografi.
57. Apa 3 aturan untuk penilaian radiografi perkembangan gigi permanen?
Diperlukan waktu sekitar 3 tahun untuk benih gigi permanen mengapur setelah
pembentukan matriks selesai, lalusekitar 3 tahun lagi gigi erupsisetelah kalsifikasi
selesai, dan sekitar 3 tahun lagi setelah erupsi awal untuk rootformasi menjadi
lengkap.
58. Apa perbedaan dalam perkembangan karies pit dan fisura serta karies
permukaan proksimal atau halus pada radiografi?
Karies permukaan halus pada enamel, dasar dari segitiga berada di permukaan,
sedangkan apex berada di cabang amelodentinal. Setelah karies permukaan
halusmenembus, lalu menyebar cepat di sepanjang cabang amelodentinal sehingga
pangkal segitiga sekarang di persimpangan amelodentinal dan puncak diarahkan
mendingindentin. Karies pit dan fissure biasanya tidak terlihat secara radiografis
sampai karies telah mencapai dentin. Karies pit atau fissure kemudian memiliki
segitigapenampilan dengan pangkal segitiga pada sambungan amelodentinal dan apeks
mengarah ke permukaan gigi yang lebih dalam.

59. Dalam patologi rahang atas, ciri apa yang paling berguna dalam menentukan
patologi yang muncul di dalam atau diluar sinus?
Dasar sinus adalah ciri yang paling berguna. Jika patologi muncul di dalam
sinus, dasar sinus tetap utuh dan dalam posisi normal atau mungkin tertekan kebawah.

11
Jika patologi muncul di luar sinus, dasar sinus masih utuh dan dalam posisi normal
atau dipindahkan dengan didorong ke superior. Jika dasar sinus telah hancur, maka
tidak mungkin untuk menentukan apakah patologi muncul dari atau dalam sinus.
60. Foramina dapat ditumpangkan di atas apeks gigi, meniru kehadiran penyakit
periapikal. Apa fitur radiografi yang paling berguna dalam membedakan antara
struktur normal dan patologi apical?
Jika lucency terjadi karena superimposisi foramen, ruang ligamen periodontal
dan lamina dura di sekitar gigi masih utuh. Paparan radiografi kedua, dengan tabung
dalam posisi yang berbeda dari paparan pertama, juga sering berguna. Jika lucency
bergerak relatif terhadap puncak gigimakalucency tidak terkait dengan gigi dan bukan
karena patologi periapikal.
61. Disebut apa secara normal radiolusensi mengelilingi mahkota pada gigi yang
erupsi?
Daerah radiolusen disebut ruang folikel
62. Apakah mungkin seorang pasien mengalami sakit akut sebagai akibat dari abses
periapikal padahal periapikalnya normal?
Penemuan ini tidaklah biasa karena 30-60% mineralisasi pasti hilang sebelum
detruksi tulang dibuktikan secara radiografi. pada situasi akut, destruksi tulang tidak
memiliki waktu yang cukup. Hal yang sama mungkin merupakan fase penyembuhan.
Seorang pasien mungkin secara klinis sudah membaik namun masih mennunjukkan
tanda radiografi dari patologi.
63. Apakah ruang ligament periodontal yang melebar pada apeks gigi selalu
mengindikasikan patologi?
Tidak. Ketika radiolusensi seperti foramen mental atau kanalis mandibula
mengalami superimpose terhadap ruang ligament periodontal, ruang ligament muncul
menjadi melebar. Ruang ligament periodontal juga muncul lebih lebar pada servikal
giginya. Jika lamina dura normal pada area ini, ligament peridontal melebar mungkin
merupaka variasi normal.
64. Bisakah pasien menolak pemeriksaan x-ray yang seharusnya dibutuhkan,
memberikan tanda dan gejala dan menandakan munculnya pertanggung jawban
grafik?
Seorang pasien dapat secara legal menolak pemeriksaan radiografi. seperti
pasien mungkin mengabaikan hak mereka untuk mengetahui kelainan yang bisa
dideteksi menggunakan radiografi. keputusan pasien untuk menolak pemeriksaan
radiografi merupakan masalah inforn consent.
65. Apa manifestasi radiografi pada rahang pasien yang mengalami HIV?
Tidak ada ke khasan manifestasi radiografi oral atau maksilofasial ada infeksi
HIV, meskipun pasien yang terinfeksi secara signifikan memiliki risiko tinggi terhadap
penyakit periodontal.
66. Apa keberhasilan radiografi kedokteran gigi?
Study dari radiografi kedokteran gigi yang standar (bitewing, periapikal, dan
panoramik) menunjukkan berbagai variasi kemampuan untuk mendeteksi penyakit
dental yang pada umumnya seperti karies, penyakit periodontal, dan periodontitis

12
apikal. Radiografi akan sangat berarti ketika dikombinasikan dengan pemeriksaan
riwayat dan pemeriksaan klinis.

D. Interpretasi Radiografi
67. Apa tanda awal radiografil dari penyakit periapikal pada ujung pulpa?
Tanda awal radiografi menunjukkan pelebaran ruang ligamen periodontal
disekitar apeks gigi.
68. Apa tanda sekunder radiografi yang paling umum dari penyakit periapikal pada
ujung pulpa?
Tanda sekunder radiografik yang paling umum adalah hilangnya lamina dura
di sekitar apeks gigi
69. Deskripsikan perbedaan-perbedaan radiografik yang menunjukkan perbedaan
abses periapikal, granuloma, kista radikuler, dan apical surgical scar.
Lesi lesi ini bersifat radiolusen dengan batas yang jelas, abses memiliki batas
yang tidak jelas disbanding kista radikuler. Apical surgical scar sendiri secara
radiografi dapat dibedakan dari ketiga lesi tersebut jika terdapat bukti radiografi
pembedahan seperti retrograde amalgam.
70. Bagaimana perbedaan penampakan radiografi dari patologi pulpa yang meluas
untuk melibatkan tulang pada gigi decidui posterior dan gigi permanen
posterior?
Pada gigi permanen , perluasan ruang ligament periodontal tampak di sekitar
apeks gigi. Pada gigi decidui , infeksi menunjukkan adanya perluasan ruang ligament
periodontal atau suatu daerah yang lusen pada area furkasi.
71. Adakah tanda radiografi yang merujuk pada diagnosis non vital pada gigi?
Sering dinyatakan bahwa vitalitas gigi tidak dapat ditentukan oleh radiografi
saja. Adanya saluran akar yang memberikan bukti konklusif dari gigi non vital, seperti
halnya adanya pengisian retrograde, biasanya amalgam
72. Kadang-kadang mungkin sangat sulit untuk membedakan antara
hypercementosis dan kondensasi atau sclerosis osteitis disekitar akar gigi.Apa
fitur radiografi yang memungkinkan diagnosis definitif ketika seseorang
dihadapkan dengan dilema ini?
Jika hypersemenetosis terlihat, di space ligament periodontal terlihat ada
penambahan sementum, itu adalah sementum yang terkandung di dalam dan
dikelilingi oleh space ligament periodontal.sebaliknya, condensing osteitis terletak di
luar spase ligament periodontal.
73. Apa tanda radiografi pada gigi ankylosis?
Tanda radiografi pada gigi ankylosis adalah hilangnya space ligament
periodontal dan lamina dura.
74. Apa tanda awal radiografi untuk penyakit periodontal?
Tanda awal radiografi untuk penyakit periodontal adalah hilangnya kepadatan
kristal kortex, yang dimana biasanya terlihat di bagian poterior. Pada bagian anterior
mulut, puncak alveolar kehilangan ketajamannya dan menjadi tumpul. Pada bigian

13
posterio mulut, puncak alveolar menyentuk lamina dura pada bagian kanan angle.
Pada penyakit periodontal, angle ini akan menjadi bulat
75. Apa tanda awal radiografi pada keterlibatan furkasi pada penyakit periodontal?
Pada penyakit periodontal, dilihat dari kehilangan cortical plate, baik itu antara
bukal atau lingual plate pada intra oral film. Plate bisa jadi hilang puncak posisi
apikalke furkasi. Perluasan jarak ligament periodontal pada area furkasi merupakan
tanda awal radiografi dari keterlibatan furkasi.
76. Apa diagnosis banding radiografi dari radiolusensi akar pada jaringan
periodontal gigi yang sehat?
Resorpsi internal, resorpsi eksternal dan super impose adalah penyebab secara
umum. Catatlah bahwa pertanyaan ini merujuk ke kesehatan periodontal gigi. Jika
kehilangan tulang menyebabkan akar yang timbul, karies dan abrasi
77. Bagaimana bisa kamu membandingkan diantara radiolusensi diatas pada akar
gigi?
Dalam resorpsi internal, saluran melebar, sedangkan tidak dipengaruhi oleh
resorpsi eksternal. Jika resorpsi mulai di bawah tingkat tulang, maka harus resorpsi
internal karena tanpa tulang yang berdekatan, osteoklas di daerah tersebut
menyebabkan resorpsi eksternal. Tentu saja, jika resorpsi internal atau eksternal
melibatkan saluran dan struktur gigi lainnya, tidak mungkin membedakan antara
kedua kondisi tersebut. Radiolusensi yang superimposed bergerak relatif ke akar jika
pandangan lain diperoleh dengan tabung dalam posisi yang berbeda. Lumen yang
paling umum adalah anatomi normal, seperti foramen, sinus, saluran mandibula, dan
aksesori atau foramen nutrisi atau kanal. Artefak seperti burnout serviks juga dapat
menghasilkan lucency pada akar di persimpangan enamel dan sementum.
78. Apakah diagnosis banding radiografi radiolusen pada mahkota gigi?
Karies, resorpsi internal, restorasi, lecet, erosi, dan hypophisia email adalah
salah satu kemungkinan yang lebih umum. Karies biasanya memiliki margin tidak
teratur; mereka mungkin juga memiliki bentuk khas, seperti tampilan karies
interproksimal berbentuk segitiga. Resorpsi internal memiliki margin yang halus dan
terdefinisi dengan baik. Hal yang sama berlaku untuk restorasi radiolusen, yang sering
dapat dikenali oleh bentuknya dan kadang-kadang dengan adanya basis buram, seperti
kalsium hidroksida, melapisi dasar dari persiapan. Abrasi, terutama pada margin
serviks, sering memiliki penampilan berbentuk V. Abrasi lain, seperti yang disebabkan
oleh gesper pada gigi palsu, biasanya memiliki batas yang jelas dan garis lurus, tidak
seperti kebanyakan fenomena yang terjadi secara alami. Erosi juga memiliki batas
yang jelas, dan bentuknya biasanya bulat atau oval. Hipoplasia biasanya bukan satu
lucency pada gigi tetapi lebih banyak lucencies kecil.
79. Apa diagnosis banding dari akar yang tampak pendek pada radiograf?
Akar yang muncul pendek mungkin menunjukkan gigi yang belum terbentuk,
yang mungkin vital dan masih berkembang atau nonvital; akar yang pendek tetapi
berakar normal (akarnya mungkin kurang atau kurang berkembang karena kondisi
yang didapat seperti radiasi); resorpsi akar; foreshortening; operasi, seperti
apicoectomy; atau penyebab iatrogenik, seperti perawatan ortodontik. Pada kondisi
tertentu, seperti dentinogenesis imperfecta, gigi juga memiliki akar yang pendek.

14
80. Bagaimana seseorang dapat membedakan di antara berbagai kemungkinan
terhadap suatu akar yang muncul secara radiografis?
Pada akar normal, saluran akar tidak terlihat secara radiografi ke puncak dan
tampaknya berakhir tepat sebelum puncak. Dalam kasus akar normal foreshortened,
kanal tidak terbuka di puncak. Foreshortening dapat dibedakan dari akar pendek
normal oleh fakta bahwa struktur lain di radiograf menunjuk ke angulasi curam dari
tabung. Pada gigi yang masih berkembang, ujung saluran akan menyimpang
(blunderbuss), sedangkan di resorpsi dinding saluran berkumpul. Intervensi bedah
biasanya mudah terlihat dengan adanya retrograde amalgam. Keterlibatan banyak gigi
dengan akar-akar pendek mengarah pada suatu kondisi seperti ketidaksempurnaan
dentinogenesis. Riwayat perawatan ortodontik menegaskan penyebab latrogenik.
81. Apa diagnosis banding untuk gigi dengan pulpa yang mengalami penurunan
ukuran?
Pada dentinogenesis imperfecta semua gigi dengan pulpa yang tereduksi dapat
terlihat pada Amelogenesis imperfecta. Pada umumnya, penyebab penurunan ukuran
pulpa pada gigi mungkin idiopatik. Hal yang sama berlaku untuk semua kamar pulpa
karena atrisi atau trauma. Akhirnya, ruang pulpa kecil bisa menjadi varian normal.
82. Kondisi umum apa yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding dari
ruang pulpa yang besar?
Dalam kondisi apa pun, hasil dari pulpa gigi yang membesar bisa redisme
dalam ruang pulpa, termasuk rickets vitamin D, hypophosphatasia, cystinosis, dan
hipoparatiroidisme.
83. Apa tanda-tanda radiografi osteomielitis?
Tanda klasik ostheomyelitis adalah reaksi periosteal atau periostitis, yang
biasanya terlihat pada mandibula. Periosteum akan menghasilkan tulang baru, yang
dikenal sebagai pembentukan involusrum. Cloacae, yang merupakan saluran drainase
untuk bahan purulen, dapat terlihat pada radiografi. Sequstra, yang merupakan daerah
yang terpisah dari tulang yang berdekatan.
84. Apa fitur radiografi yang membantu membedakan lesi ganas dari osteomielitis?
Lesi ganas bisa menghancurkan tulang secara seragam. Pada osteomielitis, area
tulang yang tampak normal secara radiografi sering terlihat di antara area-area
kerusakan. Sequestra tidak nampak pada lesi ganas.
85. Ciri-ciri apa dari reaksi periosteal yang membantu membedakan antara
periostitis infeksi dan reaksi periosteal karena penyakit ganas?
Reaksi periosteal sendiri tidak memungkinkan apakah termasuk
dalamdiagnosis definitif dari infeksi atau penyakit ganas.
86. Massa jaringan cair dan lunak nampak sebagai opasitas sinus maksilaris pada
pandangan air. Bagaimana seseorang membedakan antara radiografi keduanya?
Ambillah pandangan kedua dengan kepala pasien miring ke atas, ke bawah.
karena tingkat cairan berubah ketika kepala dimiringkan. Teknik ini, tentu saja, tidak
bekerja ketika opasitas sinus selesai. Seseorang tidak dapat membedakan antara cairan
atau jaringan lunak di sinus berdasarkan tingkat opasitas pada film polos.

15
87. Kadang-kadang sulit untuk membedakan gigi atau bagian dari gigi yang
tertanam di tulang dari opasitas di sinus. Apa fitur radiografi yang membantu
dalam kesulitan ini?
Opasitas yang dikelilingi oleh zona radiolusen yang tipis dan relatif seragam,
yang dikelilingi oleh garis radiopak tipis atau korteks. Zona radiolusen dan korteks
memberikan bukti konklusif bahwa opasitas tidak ada dalam sinus. Zona seragam
adalah sugestif dari ruang ligamen periodontal, sedangkan korteks adalah sugestif dari
aura lamina. Penampilan umum ini mengingatkan pada gigi. Kehadiran kanal dalam
opacity juga berguna. Apakah opasitas adalah gigi atau bukan, tergantungpada
kepadatan dan keseragaman opacity serta pada bentuk dan ukurannya. Misalnya
odontoma, memiliki fitur umum dari zona radiolusen seragam, dikelilingi oleh
korteks, namun itu adalah tumor jinak. Seseorang mungkin tidak dapat menentukan
dengan pasti dari pandangan visual saja apakah itu opacity di dalam atau di luar sinus.
Tampilan Waters membantu untuk memperjelas situasi.
88. Daftar tanda-tanda radiografi dari patah tulang.
Tanda-tanda radiografi inklusi fraktur adalah garis fraktur radiolusen yang
dapat ditunjukkan, perpindahan kontur tulang, dan peningkatan densitas.
89. Tanda radiografi apa yang membantu membedakan antara fraktur baru dan
fraktur yang lebih tua?
Tepi fraktur yang lebih tua biasanya bulat, sedangkan tepi fraktur baru lebih
tajam
90. Film apa yang digunakan untuk mengevaluasi fraktur rahang?
Waters view, adalah film yang tepat untuk melihat maksila. Arcus zygomaticus
terlihat dengan pandangan basal atau submentovertex. PA film mandibula sangat
membantu lateral obliq film, oklusal view diperlukan pada maksila maupun
mandibula. Periapical film membantu melihat dengan detail fraktur.proyeksi kebalikan
menunjukan leher Condylar dan condilus transorbital atau periorbital .
91. Apa radiorgafi utama yang digunakan untuk membedakan antara kista
radicular dari incicivus central maksila dengan kista nasopalatinus atau kista
kanal incicivus?
Jika lesi melewati midline, lebih seperti nasopalatinus dengan lamina dura utuh
di sekitar gigi maka dapat disebut gigi yang vital dan bukan kista radikular. Adanya
restorasi yang besar pada incisor sentral dapat mendukung diagnosis dari kista
radikular, tetapi ciri ini dianti dengan utuhnya lamina dura.

92. Apakah jumlah dan derajat kalsifikasi dapat menentukan tumor benigna atau
maligna?
Kalsifikasi tidak dapat memprediksi secara signifikan apakah tumor benigna atau
maligna. Tumor benigna (odontoma, tumor adenomotoid odontogenic, dan ossifying
fibroma) dan tumor maligna (osteogenic sarcoma mengandung tulang atau
calsifications. Untuk menentukan tumor benigna atau maligna, harus melihat ciri-ciri
yang lainnya.
93. Lesi manakah yang mungkin muncul dengan penampilan soap-bubble atau
honeycomb?
- Ameloblastoma
16
- Keratocyst
- Primordial cyst
- Aneurysmal bone cyst
- Cherubism
- Giant cell lesions
- Hemangioma
- Calcifying epithelial odontogenic tumor
- Fibrous dysplasia
94. Apa saja ciri-ciri radiografis dari Degenerative Joint Disease (DJD) atau
osteoarthritis yang melibatkan TMJ ?
Perubahan DJD termasuk subchondral sclerosis, perataan pada permukaan
artikular kondilus, dan osteophyte formation. Osteophyte formation terjadi pada tahap
lanjut dari proses penyakit. Erosi kecil, disebut dengan Ely cysts dapat terlihat pada
permukaan artikulasi. Penyempitan ruang sendi (joint space) adalah hal lain yang
umum ditemukan. Eminensia bisa diratakan atau dilubangi dan mungkin juga terlihat
osteophyte formation.
95. Mengapa penting untuk memvisualisasikan kedua TMJ pada radiografi bahkan
ketika seorang pasien memiliki tanda dan gejala hanya pada satu sisi?
Sifat unik dari TMJ — keduanya merupakan bagian umum dari mandibula —
sering menghasilkan gejala fungsional di satu sisi meskipun patologi osseus mungkin
berada di sisi lain. Begitu keputusan untuk membuat radiografi sendi telah dibuat,
kedua sisi harus diperiksa.
96. Kalkilanasi intrakranial umum apa yang dapat diamati pada gambaran
radiografi tengkorak, seperti gambaran pada cephalometric? Kalkilanasi
intrakranial apa yang mewakili patologi dan harus dievaluasi lebih lanjut?
Kalsifikasi fisiologis termasuk kalsifikasi kelenjar pineal, pleksus koroid, aura
(falx cerebri, tentorium, vault), ligamen (petroclinoid, interclinoid), habenular
commissure, ganglia basalis, dan nukleus dentate. Kalsifikasi patologis termasuk
kalsifikasi pada tumor (meningioma, craniopharyngioma, glioma), kista (kista
dermoid), dan infeksi (parasit, seperti pada sistiserkosis; tuberkulosis).

17
BAB III
PENUTUP

ILUSTRASI

Akar. Struktur kecil, bulat, radiopaque terlihat di maxila posterior kiri. Keburaman dikelilingi oleh zona
radiolusen kecil, seragam, yang pada gilirannya dikelilingi oleh garis radiopak tipis atau korteks yang tipis.

18
Radiopasitas ini menunjukkan struktur gigi, zona radiolusen dari ruang ligamen periodontal, dan korteks aura
lamina. Penampilan radiografi ini adalah akar yang tersisa setelah pencabutan gigi.

Kiri, Radiolusensi pada akar gigi.


Radiografi ini menunjukkan contoh Kanan, Tori. Kekeruhan
simetris terlihat
resorpsi ekstemal. di daerah
premolar mandibula.

Pasien dengan keluhan rasa sakit pada maksila posterior kiri.


Penampakan klinis menunjukkan adanya masalah pada
saluran bukal sulkus sekitar gigi 15. Untuk menentukan
darimana masalah tersebut berasal, gutta perca dimasukkan
dan tergambar pada film. Masalahnya muncul dari apex akar
mesiobucal

Aturan objek bukal. Radiografi di atas menggambarkan aturan objek bukal. Bitewing dan periapical
films (A) menunjukkan molar ketiga yang terkena dampak di sisi kiri. Pandangan mandibular
posteroanterior (B)

Cherubism. Radiografi
panoramik di atas
menunjukkan daerah
radiolusen simetris, bilateral,
multilokular di ramus
mandibula.

19
Radiolusensi pada mahkota gigi. Radiografi
menggambarkan berbagai penyebab radiolusen pada
mahkota gigi. Kanal yang melebar pada insisivus sentralis
(A) adalah contoh resorpsi internal. B, Dengan resorpsi
eksternal di impaksi gigi premolar, kanal terlihat di
sepanjang gigi. Beberapa radiolusensi melengkung di
seluruh hasil bikuspid pertama dari abrasi yang disebabkan
oleh gesper gigi tiruan sebagian yang dapat dilepas. Contoh
lain dari abrasi karena cengkeraman gigi tiruan ditunjukkan
pada C. Erosi, karies, restorasi radiolusen, dan hipoplasia
email juga dapat menyebabkan radiolusensi pada mahkota
gigi yang erupsi.

20
Fraktur dan osteomielitis. Kelainan yang paling jelas adalah fraktur di daerah premolar dari
mandibula kiri (A dan B). Juga jelas adalah fraktur tubuh kanan mandibula. Meskipun fraktur tunggal
mandibula memang terjadi, sangat umum untuk lebih dari satu untuk hadir. Pemeriksaan lebih dekat
mengungkapkan bahwa kondilus kiri juga mengalami fraktur (A dan C). Lebih sering, fraktur
unilateral kondilus dikaitkan dengan fraktur sisi berlawanan dari mandibula. Mungkin perhatia
terbesar pada pasien adalah adanya osteomielitas di tubuh kanan (A dan D)

Hypercementosis dan kondensasi


osteitis. Ruang ligamen periodontal
mengelilingi jaringan yang telah
diletakkan, dan aura lamina terlihat
di luar ruang ligamen periodontal.

21
Soket ekstraksi. Munculnya soket ekstraksi yang disembuhkan dapat menimbulkan masalah. Soket
yang ditunjukkan di atas telah dipenuhi dengan tulang yang padat. Dalam beberapa kasus, penampilan
semacam itu mungkin membingungkan dengan akar. Fitur-fitur yang dapat membantu membedakan
antara keduanya termasuk kepadatan soket, ada atau tidak adanya ruang ligamen periodontal.

DAFTAR PUSTAKA

Sonis, Stephen T. 1999. Dental Secret Second Edition. Philadelphia : Hanley & Belfus, Inc.

22

Anda mungkin juga menyukai